Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us



Siapa  Yoon Eun-Hye, pasti tahu dong ya?  

Debut perdananya:  “Princess Hours” begitu memikat. Nggga hanya chemistry kuat dengan aktor Ju Ji Hoon, juga bibir penuh yang menjadi ciri khas wajah cantik Yoon Eun Hye membuat penonton tak mudah melupakan.

 Termasuk ketika Yoon Eun Hye menambah daftar jam terbangnya dengan berakting dalam  “Coffee Prince”, “Lie To Me” dan “Marry Him If You Dare”  pada tahun 2013. Membuat penonton merindukan penampilannya dalam drama berikutnya.

Sayang, 
it was a wasted comeback of eun hye
kata penggemarnya.

Emang sih, “Fluttering Warning” ngga meledak. Raihan ratingnya pun mengecewakan. Mungkin karena plot cerita yang terlalu biasa-biasa saja untuk aktris sekelas Yoon Eun Hye dan aktor beken,  Chun Jung Myung.

Padahal “Fluttering Warning” diramu dari web novel lho. Judul aslinya "Seolremjoouibo" dan  ditulis 
 Seo Han-Kyeol. Mungkin karena perbedaan selera aja sih ya?

Yuk kita  langsung kenalan dengan peran mereka aja ya.


Yoon Eun Hye berperan sebagai  Yoon Yo Jung, aktris cantik yang penuh sensasi dan mendapat kutukan ngga pernah pacaran lebih dari 100 hari.

Untuk melindungi reputasinya, pihak manajemen Yoon Yo Jung meminta bantuan Cha Woo Hyun, seorang dermatologist untuk berpura-puta menjadi pacar Yoon Yoo-Jung.

Yoon Yoo-Jung memiliki seorang adik bernama Yoon Yoo-Joon yang selalu bersamanya sejak ibu mereka meninggal dalam kebakaran. Yoon Yoo-Jung dan Cha Woo Hyun sama-sama memiliki trauma masa kecil akibat kebakaran. Keduanya terhubung walau penyebab dan tragedi kebakarannya berbeda.



Chun Jung Myung  berperan sebagai  Cha Woo Hyun, seorang dermatologist yang menyembunyikan latar belakang sebagai anak kedua seorang chaebol.

Ayahnya menyiapkan pernikahan bisnis dengan Kang Hye-Joo, anak bungsu Kang Group. Karena enggan menanggapi  perjodohan,  karir Woo Hyun dan Yo Jung dijegal. Kisah cinta keduanya berulang kali mendapat rintangan.


Kang Seo Yeon berperan sebagai Kang Hye-Joo yang jahatnya kaya demit. Amit-amit deh. Semua kemungkinan menghancurkan hubungan Woo Hyun dan Yo Jung dilakukannya tanpa tahu malu dan tanpa harga diri.

Bahkan sesudah diusir Woo Hyun dengan kata-kata:
“Pergilah, cari orang lain saja. Jangan ganggu waktuku”.
Hye Joo tetep ngeyel datang. Minta bantuan ayah dan ibu kandung  Woo Hyun. Kang Hye-Joo bertingkah laku demikian untuk mendapat pengakuan ayahnya, karena dia hanya anak selingkuhan  sang ayah. Senasib dengan Woo Hyun.

Langkah Hye Joo baru terhenti sesudah dia mengusik kakak tiri Woo Hyun, membuat ayah Woo Hyun berang. Keadaan semakin runyam setelah Yo Jung cs melancarkan aksi balas dendam.

Sinopsis Fluttering Warning


Dermatologist, Cha Woo Hyun (Chun Jung Myung) sangat populer di kalangan wanita, tapi dia tidak tertarik untuk berkencan. Yoon Yo Jung (Yoon Eun Hye) adalah seorang aktris terkenal, yang belum bisa berkencan dengan pria lain sejak rumor mulai menyebar 15 tahun yang lalu. Secara kebetulan, mereka memutuskan untuk membuat kontrak di mana mereka memutuskan untuk "berpura-pura" kepada orang lain bahwa mereka berpacaran dan jatuh cinta satu sama lain.( dramawiki)

Review Fluttering Warning


Drama Korea yang manis dan simple. Penonton nggak harus mengernyit sewaktu menonton “Fluttering Warning”, karena plot ceritanya begitu sederhana.

Saking sederhananya, keberadaan pemeran antagonis menjadi terasa kuat. Andaikan panganan seblak, Kang Hye-Joo si trouble maker adalah rasa pedas yang bikin bibir dower. Sedangkan Yoon Yoo-Jung dan Cha Woo Hyun  adalah rasa kencur dan gulanya. Saling berkaitan dan saling melengkapi. “Fluttering Warning” menjadi terasa kurang menggigit ketika peran Kang Hye-Joo dilucuti di beberapa episode akhir.

Padahal ada banyak  cerita yang bisa dieksplor. Kisah bekas luka bakar di punggung Yoo-Jung yang konon sama dengan luka bakar  Woo-Hyun . Juga tentang kalung yang sama banget. Rasanya kok jadi mengada-ada karena dihapus pun tak mengurangi keseluruhan kisah.

Yang aneh adalah kisah masa kecil Yoo-Jung. Ibunya meninggal akibat kebakaran ketika usia Yoo Jung masih 8 tahun. Membuat Yoo Jung  membenci dan menyalahkan ayahnya. Saking bencinya dia ngga mau ketemu sang ayah. Lha trus sesudah peristiwa kebakaran, siapa  yang ngurusin Yoo-Jung? Dia kan masih piyik banget. Mana ngurusin adiknya pula.

Tapi selebihnya masuk ekspektasi, seperti kehidupan di belakang layar sang aktris, Yoon Yoo-Jung. Yang harus mati-matian menjaga tubuh karena aslinya doyan makan.

Oh ya, iklan suplemen dan kosmetik di drakor ini juga terasa kebanyakan dan kentara banget. Maklum Yoon Eun Hye, bintang papan atas Korea yang terkenal kecantikannya. Juga parade busananya yang memanjakan mata penikmat fashion Korea.



Profile
Drama: Fluttering Warning (literal title)
Revised romanization: Seolremjoouibo
Hangul: 설렘주의보
Director: Jo Chang-Wan
Writer: Seo Han-Kyeol (web novel), Kim Shin-Hye
Network: MBN
Episodes: 16
Release Date: October 31 - December 20, 2018
Runtime: Wednesdays & Thursdays 23:00
Language: Korean
Country: South Korea





Merupakan salah satu kota terkecil di Jawa Barat, kota Sukabumi pernah beken lho, bahkan tercantum di buku pelajaran siswa Sekolah Dasar. Penyebabnya AKABRI Kepolisian, perguruan tinggi untuk jenjang perwira polisi, dulu berada di kota yang berudara sejuk ini.

Sekitar tahun 1970-an AKABRI Kepolisian pindah ke Semarang. Dengan alasan agar berdekatan dengan AKABRI Darat (Magelang), AKABRI Udara (Yogyakarta) dan AKABRI Laut (Surabaya). Emang agak aneh ya,  Surabaya tempat AKABRI  Laut kan ngga deket-deket amat. Tapi mungkin aksesnya lebih  mudah dibanding ke Kota Sukabumi  yang terjepit diantara Kota jakarta dan Kota Bandung.

Akses, menjadi problem utama bagi mereka yang mau berwisata ke Kota Sukabumi karena jalan yang sempit, terjal dengan tikungan tajam. Tapii..., semua itu terbayarkan. Banyak destinasi di kota mungil nan sejuk ini. Sebutlah Selabintana, Situ Gunung hingga lokasi terjauh yaitu Pelabuhan Ratu.
Jadi daripada bete ketika naik  kendaraan pribadi dan bus antar kota,  klik aja pegipegi.com . Agar bisa menikmati perjalanan dengan kereta api yang pastinya lebih nyaman.

Bagaimana dengan menginap? Apakah ada hotel berbintang di kota kecil Sukabumi? Ih menghina, ada dong. Buka deh pegipegi.com, dan silakan  pilih penginapan yang dekat dengan tujuan wisata. Ada 26  hotel di sekitar Kota Sukabumi dan 14 lainnya di area Pelabuhan Ratu. 

Jika memilih Kota Sukabumi, bisa banget berkeliling naik delman. Sambil menikmati udara yang sejuk, banyak peninggalan era penjajahan Belanda yang bisa dipelajari. Termasuk bangunan bekas AKABRI Kepolisian seperti kisah  di atas. Bahkan rumah penduduknya khas, karena bangsa Belanda rupanya tahu bagaimana membuat bangunan di kawasan rawan gempa.

Sepulang berwisata rasanya ngga lengkap jika tanpa oleh-oleh kan ya? Sukabumi punya banyak, diantaranya yang paling terkenal: mochi!


source: covesia.com
Mochi
Seperti Yogya yang punya bakpia, Sukabumi juga punya oleh-oleh  makanan wajib beli yaitu mochi. Makanan bulat empuk berisi olahan kacang ini memang ngangenin. Rasanya pun semakin berevolusi. Jika dulu hanya rasa plain dan pandan,  sekarang ada rasa durian, pisang ambon, vanila dan masih banyak lagi.

Bakpia punya kisah kegenda, mochi juga. Kisah etnis Tionghoa yang dulu termarjinalkan hingga kesulitan mencari nafkah. Adalah  Tan Swat Giok, perempuan Tionghoa yang  memproduksi mochi pada tahun 1964. Memasarkan secara door to door dan  menerima pesanan dari kenalan serta  kerabat dekatnya.

“Nenek membuat mochi dari tahun 1964. Dulu 'kan warga keturunan harus diam di luar kota, usaha susah, ema' dan engkong saya keturunan dari China, mencoba membuat mochi, lalu di jual, buat makan”, kata Kokoy Gandhi generasi ketiga pembuat  mochi Garuda atau Mochi 39, yang diyakini sebagai produsen mochi pertama di Sukabumi.

Sempat mengalami pembakaran dan penjarahan, keluarga Kokoy Gandhi pindah dari Gang Elita, ke lokasi sekarang,  yaitu Jalan Otista no. 39. Karena itulah pelanggan lebih akrab dengan “Mochi 39” dibanding “Mochi Garuda”

Selain “Mochi 39” juga mumcul merk lain yaitu Lampion (sejak 1983), Bakat Jaya (sejak 2006), Putra Mandiri dan Kharisma, yang bermarkas di gang Kaswari Sukabumi.


source: yuzarpurnama.blogspot.com


Batik Sukabumi
Batik Sukabumi? Walah kirain batik cuma berasal dari Cirebon, Pekalongan, Solo serta Jogja. Eh ternyata, Sukabumi juga punya. Pastinya  dengan corak khas yaitu kendi, buah pala, bunga wijayakusuma, manuk julang,  daun pisang, penyu, ikan,  kenari dan air

Ada kisah legenda dibalik  motif batik kendi dan bunga wijayakusuma.  Di era  penjajahan bangsa Belanda, ada dua buah kendi yang berada di depan masjid Agung Sukabumi.  Para pejuang dimandikan dengan air kendi sebelum berangkat ke medan perang, dan diciprat menggunakan bunga wijayakusuma.

Sedangkan motif air, erat hubungannya dengan wilayah Sukabumi yang memiliki banyak sumber air, pesawahan serta berbagai aliran sungai yang jernih.

Motif lainnya adalah manuk julang. Dikenal sebagai makhluk yang memiliki semangat kerja yang tinggi. Manuk julang akan terus mencari makan dan  air , tidak akan berhenti sebelum mendapatkannya. Ngga heran motif manuk julang diresmikan sebagai motif baju batik khas Sukabumi, dengan harapan pemakainya akan memiliki etos kerja yang sama.

Yang menarik, ada perbedaan cara membatik di Sukabumi dengan batik Jawa Tengah. Apabila budaya jawa menggunakan wax alias lilin untuk membantu proses penghambatan warna, urang Sunda  menggunakan ketan. 

Pewarna alam juga digunakan di beberapa produksi batik Sukabumi. Daun pala, daun melinjo, daun alpukat, dan  jengkol digunakan sebagai pewarna batik Sukabumi. Hasilnya? Warna-warna yang kalm dan teduh.

Berapa harga batik Sukabumi? Tergantung  tingkat kesu;itan dan lama pengerjaan. Namun umumnya hampir sama dengan batik di kota lain yaitu berkisar Rp 50.000  hingga jutaan rupiah.


source : instagram.com/silvi.makanlagi


Bika ambon
“Ih, jangan-jangan bika ambonnya udah ngga produksi lagi mbak.  Bangkrut”, kata adik sewaktu saya menanyakan bika ambon langganan almarhum ibunda. Adik saya tersebut tinggal di Sukabumi. Berkat dialah saya bisa menelusuri oleh-oleh Sukabumi yang tidak ada duanya.

Salah satunya adalah bika ambon Sukabumi yang taste-nya pas banget dilidah saya. Ngga bikin eneg. Dikemas dalam wadah keranjang bambu/besek yang khas.

Ya, ngga hanya Medan, Sukabumi juga punya bika ambon. Walau menurut sejarah, bika ambon yang pertama dikenal berasal dari Jalan Ambon, Medan. Adapun nama bika berasal dari sebutan kue bingka, kue khas Melayu berbahan baku tepung sagu, terigu, gula pasir, telur, santan dan air kelapa. Karena diberi campuran ragi, kue bika ambon empuk dan berongga.

Merk yang kini terkenal adalah  Sundarasa. Tidak lagi menggunakan bambu, tapi dikemas dalam box cantik berwarna-warni. Bagian atas box ada bulatan yang terbuat dari plastik bening agar pembeli dapat melihat bagian dalam box.

Karena mendapat rempah daun jeruk dan pandan, harum bika ambon sangat khas. Walau konon sekarang ada 9 rasa yaitu: original, pandan, talas, nangka, pisang, green tea, mokka, durian dan starwberry. Saya tetap pilih rasa original. ^_^


source: qupas.id

Sagon bakar
Kuliner asli Sukabumi nih. Jajanan saya sewaktu masih kecil. Dikemas  dalam  bungkusan kertas dengan cara khas, sagon bakar yang saya kenal berbentuk bubuk.  Saya kaget sewaktu jajanan ini berubah menjadi bentuk kue.

Iya sih dengan bentuk kue, sagon bakar lebih mudah dikemas menjadi oleh-oleh kan ya?
Kenapa dinamakan sagon bakar? Sagonnya sendiri kemungkinan besar berasal dari tepung sagu. Disangrai atau dimasak diatas wajan tanpa minyak, tepung sagu,  parutan kelapa dan daun pandan akan menjadi panganan gurih berbau harum.

Panganan ini berevolusi dengan tambahan mentega, telur, gula dan santan hingga bisa dicetak dan dipanggang. Kemudian dikemas menjadi sagon bakar, oleh-oleh khas Sukabumi.

Ah, saya rindu sagon bakar bentuk bubuk yang dulu acap dijajakan di depan Sekolah Dasar Yuwati Bakti Sukabumi. Masih ada ngga ya?


source: instagram.com/bangketjahesmi

Bangket jahe
Bangket jahe menjadi bukti sejarah Kota Sukabumi lainnya. Mirip gingerbread yang menjadi kue khas hari Natal di benua Eropa, mengingatkan di masa pendudukan Belanda,  Sukabumi menjadi kawasan favorit. Bahkan nama Sukabumi diberikan oleh de Wilde, seorang administratur perkebunan kopi dan teh berkebangsaan Belanda yang memiliki lahan di Kepatihan Cikole, salah satu wilayah yang masih ada hingga kini.

Gingerbread ala Eropa beralkuturasi menjadi bangket jahe melalui banyak proses. Bahan bakunya pun bukan lagi tepung terigu, melainkan tepung sagu yang disanggrai.  Hingga teksturnya terasa lumer di lidah.

Demikian juga rasanya. Karena menggunakan gula palem, bangket jahe lebih manis dan gurih dibanding gingerbread yang berbahan baku brown sugar (campuran gula tebu dengan molases).



Gimana? Asyik bukan? Bepergian dan belanja oleh-oleh sambil memahami sejarah yang menjadi latar belakangnya. Terlebih menggunakan aneka diskon dari pegipegi.com. Bikin acara liburan tambah mengasyikkan. Diskon kan artinya tambah uang jajan. Tambah banyak oleh-oleh yang bisa dibeli.

Dan Sukabumi pastinya terlalu menggoda untuk hanya satu kunjungan. Anda akan kangen untuk datang lagi dan lagi. Percaya deh. ^_^




Mural? Apa yang terbayang ketika mendengar kata mural? Pastinya lukisan indah di tembok jalan raya  bukan?

Menurut KBBI, mural merupakan lukisan pada dinding. Jadi bisa dinding mana/apa  saja. Nah,  keindahan coretan mural juga bisa Anda nikmati di de Braga by Artotel.  Bertema botanical art,  bak gallery, keindahan parahyangan tersaji sejak anda menginjakkan kaki  memasuki pelataran Sarinah, jalan Braga Bandung.

Lho kok Sarinah? Yups, Sarinah yang Anda kenal bak ruang tamu yang menyapa pengunjung.  Masih dengan produk dalam negeri berkualitas tinggi seperti busana, asesories hingga pernak pernik peralatan rumah tangga.  Anda pasti terpukau enggan beranjak.



de Braga by Artotel sebagai anggota dari Artotel Group Curated Collections rupanya bertujuan memanjakan siapapun yang datang. Lukisan daun di cabang  yang melingkar memikat pengunjung. Dan nun disana burung elang mengepakkan sayap, diantara dedaunan dan ronanya bunga-bunga.  Sangat setuju dengan apa yang dikatakan MAW Brouwer: “Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum”.

Semua dinding dan sudut  di “de Braga by Artotel” serba instagramable. Pastinya  bakal bingung, mau berfoto dimana, sekaligus heboh.

Menyuguhkan konsep, style dan design yang berbeda di setiap lantainya, 7 artists muralis Indonesia,  unjuk kabisa disini. Mereka adalah:
1.      Addy Debil
2.      Agugn
3.      Argya Dhyaksa
4.      Elfandiary
5.      Erwin Windu Pranata
6.      Radhinal Indra
7.      Riandy Karuniawan


Oke kita mulai dari:




Kunst Bistro yang terhubung dengan Terrace Cafe.
Buka 24 jam, Anda bisa mengadakan beragam aktivitas sosial disini, seperti arisan, reunian atau sekedar pertemuan dengan klien. Anda bakal merasa nyaman karena ruangan bersetting creative, casual dan bright.         
         
Menunya? Wow di waktu weekend tersedia nasi tumpeng  lengkap.

Saya memilih bubur ayam dan ngerasa surprise banget karena buburnya kental, ngga encer seperti bubur yang acap ditemui.  Di Bandung, bubur ayam seperti ini merupakan trade marknya bubur H. Oyo dan bubur H. Amid.  Namun ternyata bubur ayam di “de Braga by Artotel” terinspirasi dari bubur Benteng Tangerang yang terkenal.


“Ngga hanya kental, juga sudah berbumbu. Jadi bisa langsung disantap”, kata chef de Braga by Artotel. Walau bisa langsung disantap,  topping ayam, bawang goreng dan lainnya tetap disediakan. Dan tak ketinggalan pastinya sambel khusus bubur ayam nan sedap.


Karena perut ngga terbiasa menyantap makanan berat, selain bubur ayam, saya memilih thousand island  salad.  Terdiri  buah sayuran, rasanya beruntung banget nemuin potongan mangga.

“Buah yang disajikan selalu kami pilih yang terbaik”, kata Executive Assistant Manager, Reza Farhan. “Sebisa mungkin buah lokal”.

Iya banget, buah lokal kan banyak macamnya. Enak semua. Walau di beberapa kasus sulit untuk disajikan. Buah rambutan misalnya. Jika dibuang bijinya, penampakan buah berambut ini ngga mengundang selera. Tapi disajikan dengan biji, wuah pernah ada tamu yang mengunyah bijinya lho.  Mungkin baru mengenal rambutan, yang dagingnya empuk manis.



Swimming Pool
Dengan design yang unik,  berenang disini bisa refreshing sambil menikmati pemandangan Braga nan tak terlupakan. Wuih ...


Room
Tersedia 112 guest rooms dan 21 suites, menjanjikan suasana relax nan berkelas. Karena setiap kamar berbeda tampilan muralnya. Ada 3 jenis rooms yaitu: studio 215, studio 35 dan de Braga suite.
Setiap kamar mendapat fasilitas:
·         421” LED TV
·         Safe deposit box
·         Mini fridge
·         Free internet connection
·         24 hours in-room service
·         Laundry service
·         Dolce gusto coffee machine



Meetspace
Butuh ruangan untuk seminar atau pertemuan lainnya? de Braga by Artotel memiliki beberapa ruangan dengan keanggunan Braga yang bersejarah, artistik dan cozy.

Access & Travel Information
Terletak di pusat Kota bandung, khususnya di jalan Braga yang berdekatan dengan jalan Asia Afrika yang legendaris, de Braga by Artotel mudah banget aksesnya:

15 minutes by train (Bandung Station)
20 minutes by plane (Husen Sastranegara Airport)
15 minutes (Pasteur Highway Gate)

Jadi ngga bingung lagi kan kalo ke Bandung , membutuhkan ruangan, sekedar hang out atau ingin bersantap lezat dengan suasana cozy. De Braga by Artotel menunggu kedatanganmu.


Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
  • Ashes of Love, Ayah Berulah Anak Kena Tulah
  • Hello? It's Me!, Sosok dari Masa Lalu
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah

Featured Post

Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang

  Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang Media sosial Indonesia geger. Seorang dokter kecantikan berseteru dengan sesoso...

Categories

  • lifestyle 198
  • review 130
  • drama korea 96
  • kuliner 77
  • healthy 54
  • blogging 47
  • finansial 41
  • review kuliner 39
  • Environment 27
  • budaya 21
  • travelling 19
  • beauty 18
  • Zero Waste Lifestyle 16
  • fiksi 14
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (49)
    • ►  April (6)
    • ►  March (14)
    • ►  February (13)
    • ►  January (16)
  • ►  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ▼  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ▼  January (3)
      • Fluttering Warning; Come Back-nya Yoon Eun-Hye
      • Ke Sukabumi? Jangan Lupa Bawa 5 Oleh-oleh yang Nga...
      • Menikmati Keindahan Mural dan Laziznya Bubur Bente...
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
      The King: Eternal Monarch, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah   Percaya bumi itu bulat? Atau bumi itu datar? Bagaimana dengan dunia...
  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
    Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu   Pernah dengar kisah “pakde” di zaman orba? Bernama asli Muhammad Siradjudin, pakde berprof...
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
      The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri Yang Mencuri CD   Tahu arti mimpi digigit ular? Ternyata banyak artinya. Bisa berm...
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
    Akhirnya nonton drama China (lagi) Saya sebut (lagi) karena sebelum kerap menikmati drama Korea, saya biasa mengisi me time deng...
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...
      Sering ikut lomba  di perayaan Hari Kemerdekaan? Kebetulan saya belum pernah ikut. Penyebabnya, rumah kami di kota Sukabumi berjauhan de...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates