Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us
source: essentialparent.com


Pernah dengar atau baca kasus tentang anak berkelamin ganda?  Memiliki organ vital perempuan, tapi kok ya punya penis? Seperti kasus AR disini, yang pipis dari organ perempuan tapi mempunyai organ mirip penis.

Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai mahluk hermaprodit. Karena itu kromosom AR harus diperiksa, untuk memperjelas statusnya dan penanganan selanjutnya. Apakah harus dididik sebagai perempuan atau laki-laki?

Kelainan yang menimpa AR termasuk rare disease atau penyakit langka yang dibahas pada workshop dalam\ rangka ulang tahun Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)  ke 100 yang berlangsung di Istora Senayan pada tanggal 21- 22 Desember 2019.

Paska Prof. DR.dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K), dan Dr Dina Muktiarti, SpA(K), membawakan materinya,  Dr. Frida Soesanti, SpA(K) mengupas tuntas Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) di depan para petugas medis dengan atraktif.

Pastinya berhamburan bahasa dewa. Istilah kedokteran yang tak saya ketahui. Dari honestdocs.id saya mendapat penjelasan bagi orang awam sebagai berikut:

 CAH disebut juga Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) merupakan kelainan bawaan bayi yang baru lahir. Terjadi pada 1 dari 15.000 kelahiran. Pada CAH, kelenjar adrenal sang bayi kurang mampu memproduksi hormon kortisol dan aldosteron, tapi malah membuat terlalu banyak hormon androgen.
 
penjelasan CAH oleh dr Frida
Kelenjar adrenal memproduksi hormon-hormon penting dalam tubuh. Jika terjadi kelainan maka akan terjadi gangguan pada produksi satu atau lebih dari tiga hormon seperti:
  • Penurunanan Hormon Kortisol (Hormon yang berfungsi untuk mengatur respon tubuh terhadap penyakit atau stress)
  • Penurunan Hormon Aldosteron (berfungsi untuk mengendalikan kadar natrium dan kalium)
  • Peningkatan Hormon Androgen (berfungsi sebagai Hormon Seks). 

Kematian mengintai penderitanya. Bayi perempuan yang baru lahir dengan gangguan ini akan mengalami pembengkakan pada klitoris. 

Sedangkan bayi laki-laki  umumnya tidak memiliki perubahan yang jelas. Namun bisa terjadi sejak usia 2-3 tahun, sang bayi mengalami pubertas. Kurangnya Aldosteron juga menyebabkan anak kehilangan sejumlah besar garam dalam urin.
dr. Frida di #HUTRSCM100

Penyakit Langka di Indonesia
Penyakit langka atau Imunodefisiensi Primer (IDP) tidak hanya CAH. Berikut ini beberapa penyakit langka lainnya di Indonesia:

1.  PKU atau Fenilketonuria, 
kelainan metabolik bawaan yang menyebabkan pasien tidak bisa memetabolisme asam amino fenilalanin.

Selengkapnya baca : Life With PKU, Penyakit Langka yang Mengancam Jiwa

pasien gaucher (sumber : parkcrescent.blog)




2. Gaucher
Penyakit Gaucher menyebabkan penumpukan zat lemak kompleks yaitu glucocerebroside, akibat defisiensi enzim glucocerebrosidase. Manifestasi penumpukan terjadi secara kronis pada berbagai organ tubuh terutama hati, limpa dan sumsum tulang.

Prevalensi penyakit Gaucher 1 diantara 40.000 bayi. Dapat muncul pada masa bayi, anak-anak, dewasa bahkan orang tua, gejala penyakit Gaucher sebagai berikut:
  • Tipe I tidak melibatkan kelainan susunan saraf.
  • Tipe II dan III umumnya disertai gejala neurologi yang ringan sampai berat. Sering juga dijumpai pembesaran hati, pembesaran limpa, nyeri tulang, anemia dan menurunnya jumlah trombosit yang disertai pendarahan.
pasien IVA (sumber aphl.blog.org)
3. Isovaleric Acidemia (IVA)

Penderita IVA tidak mampu memecah leusin akibat kekurangan enzim isovaleryl- CoA dehydrogenase. leusin merupakan salah satu asam amino esensial yang harus dipenuhi dari makanan.

Bayi laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama, prevalensi penyakit IVA terjadi pada 1/250.000 bayi. Pada kasus yang berat, gejala IVA timbul pada beberapa hari kehidupan. Bayi mengalami penurunan asupan, muntah, kejang, letargis. Tanpa pengobatan, penderita IVA bisa mengalami koma hingga kematian.

Salah satu tanda khas penderita IVA adalah bau yang khas seoerti “kaki yang berkeringat” yang disebabkan penumpukan asam isovaleric.

pasien sindrom Hunter (sumber : kompas.com)
4. Sindrom Hunter
Dinamakan juga mukopolisakaridosis tipe II atau lysasomal storage disease yang disebabkan defisiensi enzim iduronate-2-sulfatase (I2S), enzim yang berfungsi memecah zat makanan kompleks, yaitu glikosaminoglikans.

Terjadi pada 1/100.000 – 170.000 bayi laki-laki, hunter syndrome merupakan penyakit yang diturunkan secara resesif X-linked sehingga hampir seluruh penderita adalah laki-laki.

Terlihat normal sewaktu lahir, perubahan fisik biasanya terjadi pada wajah, tubuh serta disabilitas intelektual pada usia 2 – 4 tahun. Lingkar kepala membesar, hidung besar, lidah besar, pipi membulat dan keras, bibir tebal, hati dan limpa membesar, kekakuan pada sendi-sendi yang menyebabkan pasien kesulitan berjalan, mudah terkena infeksi saluran napas, kemampuan pendengaran berkurang, hidrosefalus, kelainan katup jantung dan hernia umbilikalis.

pasien MSUD (sumber: dailymail.co.uk)

5. Maple Syrup Urine Disease (MSUD)
Dinamakan demikian karena air seni penderita berbau manis seperti “sirup maple”. Maple Syrup Urine Disease, merupakan penyakit bawaan langka yang menyebabkan kelainan metabolisme berupa asam amino tertentu, yaitu leusin, isoleusin dan valin akibat defisiensi enzim alpha-keto acid dehydrogenase complex (BKCDC).

Terjadi pada prevalensi 1/185.000 bayi, bayi perempuan maupun lelaki memiliki risiko yang sama. Tanda dan gejala yang dialami adalah letargis (penurunan kesadaran), keterlambatan pengembangan, muntah dan penurunan asupan. Tanpa pengobatan, pesien dapat mengalami kondisi yang fatal yaitu kejang, koma dan kematian.

pasien Tyrosinemia (sumber: newbornscreening.on.ca)

6. Tirosinemia
Merupakan penyakit langka yang menyebabkan tubuh tidak mampu memecah zat tirosin dari makanan. Sebagian besar manusia memiliki enzim fumarylacetoacetate hydrolase atau FAH yang berfungsi memecah tirosin, suatu asam amino yang berperan membentuk protein. Penderita tirosinemia tidak dapat membentuk enzim tersebut.

Akibatnya, setelah makan protein, tirosin akan menumpuk di darah dan diubah menjadi zat berbahaya, yaitu suksinil aseton, yang menimbulkan gangguan ginjal, hati dan susunan saraf pusat.

Dialami 1 di antara 100.000 bayi lelaki maupun perempuan yang baru lahir, gejala tirosinemia baru muncul setelah beberapa bulan pertama kehidupan. Umumnya berupa berat badan tidak bertambah, rewel, demam, diare, muntah, pembesaran hati, kuning, memar di kulit, dan pendarahan. Jika tak segera ditangani, pasien akan mengalami gagal hati, hingga kematian.
penderita sindrom Morquio (sumber: globalgenes.org)

7. Sindrom Morquio A
Merupakan penyakit lysosomal storage disorder (LSD) yang diturunkan. Sindrom ini disebabkan defisiensi enzim N-acetylgalactosamine-6-sulfatase (GALNS) akibat mutasi gen.

Terjadi pada 1/40.000 – 1/200.000 kelahiran bayi lelaki maupun perempuan, penderita tampak normal pada saat lahir. Setelah mengalami akumulasi storage material pada jaringan dan organ tubuh, terjadilah gangguan fungsi sel.

Gangguan fungsi sel tersebut berupa kelainan tulang dan sendi, gangguan saluran napas, kompresi saraf tulang belakang, penyakit jantung, gangguan penglihatan, kehilangan pendengaran, masalah gigi dan pembesaran hati ringan.

Ke-8 penyakit langka tersebut di atas (termasuk CAH), sudah dapat di tata laksana di Indonesia.
source: pregnancybabybirth.org

Kepedulian Pemerintah Republik Indonesia

Rare disease/penyakit langka nyata adanya di Indonesia. Penyebabnya bukan kelalaian yang bisa dihindari. Tetapi takdir kelainan genetik yang harus diterima.

Takdir kelainan genetik yang menyebabkan pasien dan keluarganya mengalami ujian yang berat. Tidak saja masyarakat yang menghakimi dengan sebutan aib, karma dan sebutan menyakitkan lain.  Ancaman kehidupan bagi penderitapun teramat berat. Antara kesakitan sepanjang hidup, disabilitas intelektual, hingga kematian.

Sayang belum ada keberpihakan dari pemerintah berupa layanan kesehatan yang memadai. Padahal seperti yang diutarakan Prof. DR.dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K), negara Vietnam yang tidak termasuk negara maju, telah memberikan layanan khusus bagi penderita penyakit langka.

Apa saja yang dibutuhkan agar penyakit langka bisa diselamatkan dan hidup seperti saudaranya yang non rare disease?

Kewajiban Screening Pada Bayi Baru Lahir
Pemberian vaksin BCG pada bayi baru lahir telah umum dilakukan. Vaksin untuk melindungi bayi terhadap tuberkulosis telah tersedia hingga pelosok Indonesia. Para orang tuapun sudah memahami pentingnya vaksinasi.

Beda halnya dengan screening yang hanya ada di kota-kota besar.  Itupun tak dipahami setiap orang tua. Dalam kasus bayi kembar Cynthia Lamusu, Bima, anak lelakinya, terhindar dari kebutaan setelah menjalani screening.

Baca juga: Anak Lahir Prematur, Apa kata Cynthia Lamusu?

Melalui proses screening, dapat terdeteksi dan diintervensi secara dini sejumlah gangguan sejak lahir agar anak bisa tumbuh kembang secara optimal.

Dukungan Pemerintah Melalui BPJS
Pemerintah berkilah bahwa pasien akibat infeksi lebih banyak dibanding jumlah penderita penyakit langka, sehingga harus lebih diperhatikan. Pemerintah lupa bahwa apabila melakukan pola hidup sehat, infeksi karena bakteri dan virus bisa dihindari.

Berbeda halnya dengan penderita penyakit langka yang harus diterima sebagai takdir. Jumlah merekapun hanya sedikit. Alangkah bijaknya jika BPJS mau menyediakan layanan berikut.
  • Terapi sulih enzim untuk penderita sindrom Hunter, Gaucher, dan sindrom Morquito  
  • Orphan Food untuk penderita Tirosinema, MSUD Disease, Isovaleric Acidemia, PKU

serta rangkaian terapi lainnya yang dibutuhkan, seperti kasus CAH agar potensi mereka sebagai anak bangsa tidak hilang begitu saja. Sehingga mereka tidak berkutat dengan rasa sakit dan ketidak pastian, namun percaya diri menyongsong kehidupan, membangun bangsa.




Caroline (source:  babyfirsttest.org)


Orang tua mana yang tak bahagia ketika anak pertama mereka lahir sehat dan lengkap anggota tubuhnya?  Seperti halnya Amy dan Steve yang segera memeriksa sekujur tubuh Caroline. Lengkap. Sempurna. "10 jari dan 10 jari kaki," kata Amy berseri-seri bangga.

Sayang, 3 hari kemudian kegembiraan mereka lenyap. Hasil screening menemukan bahwa Caroline memiliki PKU (Phenylketonuria), atau kelainan metabolisme langka yang bisa menyebabkan keterbelakangan parah jika tidak dirawat sejak lahir.

Gejala akan muncul setelah beberapa bulan pertama kehidupan, antara lain keterlambatan perkembangan, gangguan perilaku, tremor, kejang, warna rambut dan kulit menjadi lebik terang. Jika tidak segera ditangani/ditata laksana, pasien akan mengalami disabilitas intelektual karena pada 1000 HPK tidak mendapat asupan gizi yang cukup.

“Tidak ada seorang pun di keluarga kami yang memiliki kelainan ini.  Baik keponakan laki-laki maupun perempuan”, kata Amy yang diamini Steve. Seperti pasutri awam lainnya, mereka hanya tahu bahwa bayi sehat berarti lahir cukup umur, dengan panjang dan berat tubuh yang sesuai.

Mereka baru mengetahui bahwa setiap bayi yang baru lahir bisa jadi memiliki penyakit langka. Salah satunya adalah PKU. PKU termasuk ke dalam rare diseases atau penyakit langka atau imunodefisiensi primer (IDP)

Sassy dan sang mama

Definisi IDP:
Sekelompok besar gangguan yang terjadi akibat beberapa komponen sistem imun (terutama sel-sel dan protein) tidak bekerja dengan baik.
Akibat sistem imun tidak dapat bekerja dengan baik, pasien IDP rentan terhadap infeksi. Infeksi yang terjadi biasanya tidak lazim, gejalanya lebih berat atau sulit diatasi karena disebabkan mikroorganisme yang tidak biasa atau umum. Infeksi ini dapat terjadi sepanjang tahun. 

Penjelasan IDP lainnya adalah:

  • IDP disebabkan gangguan sistem imun secara gerediter atau genetik.
  • IDP tidak berhubungan dengan AIDS yang disebabkan infeksi virus HIV
  • IDP tidak menular – tidak dapat ditularkan pada orang lain.
Karina Astari, orang tua anak berpenyakit langka
Penderita Penyakit Langka di Indonesia

Pada ulang tahun Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)  ke 100 yang berlangsung di Istora Senayan pada tanggal 21- 22 Desember 2019, saya beruntung bisa mengikuti workshop Rare Disease – Mengenal Penyakit Langka di Indonesia.

Workshop terbagi 2 sesi, dengan pemateri  Prof. DR.dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K), Dr Dina Muktiarti, SpA(K), Dr. Frida Soesanti, SpA(K), sesi pertama ditujukan untuk para dokter yang bertugas di seluruh puskesmas DKI Jakarta. Agar mereka dapat segera mengenali pasien berpenyakit langka. Karena Indonesia masih belum menerapkan sistem screening bagi bayi yang baru lahir.

Sedangkan sesi kedua untuk media, blogger dan masyarakat awam. Pemateri sesi ini adalah:

  1. Prof. DR.Dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K), Peni Utami, Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Dokter Spesialis Anak Penyakit Metabolik
  2. Peni Utami, Ketua Yayasan MPS dan Penyakit Langka Indonesia
  3. Karina Astari, orang tua dari anak berpenyakit langka dan ahli hukum.
serta Sassy dan orang tuanya, anak berpenyakit langka yang bisa hidup seperti anak non PKU.

Karena panjangnya pembahasan mengenai penyakit langka, sekaligus berbobot dan informatif, saya membagi materi workshop dalam 2 tulisan. 
Tulisan kali ini agak spesifik ke penyakit PKU, penyakit langka yang diderita Sassy, gadis cantik berusia 12 tahun yang datang dengan orang tuanya.

Baca juga: Penyakit Langka di Indonesia, Antara Ada dan Tiada

Sassy beruntung lahir di Amerika Serikat, negara yang memberlakukan screening pada bayi baru lahir sehingga kelainan bisa ditangani dan berpeluang hidup normal. Seperti kasus Caroline pada paragraf awal.

Keberuntungan gadis berumur 12 tahun yang fasih 5 bahasa ini terhenti ketika ayahnya harus pulang ke Indonesia. Berbeda dengan Amerika Serikat, atau negara lain seperti Singapura dan Vietnam, Indonesia tidak memberikan pelayanan khusus bagi penderita penyakit langka. Sehingga secara periodik, orang tua Sassy harus membeli orphan food, makanan khusus penderita PKU dari luar negeri.

Anak-anak Karina Astari tidak seberuntung Sassy. Anak pertama Karina, meninggal dunia akibat penyakit langka. Terlambat diketahui sehingga tidak dapat segera ditangani menjadi penyebabnya.

Telah menyiapkan diri ketika hamil anak kedua, Dewa, Karina tidak hanya berkonsultasi dengan dokter kandungan, tapi juga dengan dokter anak, Prof. DR.Dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K). Seperti kasus Caroline pada prolog, Dewa lahir normal,  panjang 48 cm, berat 2,8 kg.  Anak pertama Karina juga lahir normal.

Kuat dugaan penyebab anak-anak Karina berpenyakit langka adalah genetik. Tidak langsung diturunkan. Dari silsilah ayah ibu Karina dan suaminya tidak ada yang berpenyakit langka. Tapi mungkin dari kakek atau nenek yang kesekian, yang menurunkan gen pemicunya pada Karina dan suami.

Paska kasus anak pertamanya, Karina telah menyiapkan diri ketika Dewa, anak laki-lakinya yang montok sehat ternyata menderita penyakit langka. Yang berarti harus tergantung pada orphan food seumur hidupnya.

Yang berarti juga harus menyiapkan diri ketika Dewa mengalami stunting akibat terlambat mendapat nutrisi. Tidak hanya stunting, Dewa juga mengalami kelainan pada indra pendengaran.

Seperti yang dikatakan dr Damayanti, mimpi buruk penderita stunting adalah disabilitas intelektual, akibat otak tidak mendapat nutrisi yang cukup pada 1000 HPK. Sedihnya, bukan karena orang tua tidak well educated, tapi disebabkan makanan/orphan food yang tidak tersedia Indonesia.


sumber: chad.co.uk

Orphan Food Sang Penyelamat

Sebuah obat atau makanan dikategorikan sebagai ophan, jika dalam kondisi pemasaran normal, obat atau makanan tersebut sulit untuk ditemukan. Karena orphan food hanya diproduksi  untuk sejumlah kecil pasien yang menderita penyakit langka.

Biasa dikemas dalam bentuk susu khusus, orphan food selain  berfungsi sebagai obat juga makanan bagi anak yang menderita penyakit langka. Kandungan dari orphan food disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Dalam kasus PKU, penderita mengalami kelainan bawaan yang menyebabkan  tidak dapat memproses fenilalanin (atau acap disebut  phe ).  Phe merupakan bagian tertentu dari protein yang ada di sebagian besar makanan. Tanpa diet ketat, fenilalanin/phe akan menumpuk di aliran darah yang menyebabkan kerusakan otak parah.

Seperti diketahui  protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Agar penderita PKU bisa mendapat asupan protein, diberikan formula berprotein yang bebas phe.

Jumlah orphan food yang diberikan harus sesuai diagnosa dokter. Tidak seperti anak tanpa penyakit langka yang bisa bebas mengonsumsi berbagai nutrisi.

Penderita PKU juga harus minum orphan food sepanjang hidup mereka untuk terus mendapatkan protein yang mereka butuhkan. Mereka harus menjauhi daging, biji-bijian, tepung, produk kedelai, ikan, susu, dan kacang-kacangan.

Aspartame, pemanis buatan yang biasa dijual dengan brand NutraSweet dan Equal, juga dilarang karena mengandung phe dosis tinggi. Sehingga tidak ada soda diet untuk penderita PKU. Diet PKU sebagian besar buah-buahan dan sayuran, yang harus  ditimbang dengan hati-hati.

Ibunda Caroline, Amy berkisah, biaya makanan penderita PKU sangat tinggi.
 “Kotak pasta 8,8 ons harganya $ 11. Paket tiga pizza kecilnya adalah $ 20. Sebagai perbandingan, satu kotak pasta biasanya 16 ons dan harganya di bawah $ 5 tergantung pada mereknya."

Jika Amy mengeluh, padahal keluarga penderita PKU di Amerika Serikat mendapat support kesehatan dari negara. Bagaimana nasib orang tua Indonesia yang anak-anaknya menderita PKU? Pastinya lebih menyayat hati.

“Saya harus bekerja di 2 perusahaan, sedangkan suami di 3 perusahaan sekaligus, demi bisa membiayai hidup Dewa”, kata Karina. Biaya hidup penderita penyakit langka memang mahal kata Peni Utami, bisa mencapai Rp 6 milyar per tahun dan berlaku seumur hidup.


Prof. DR.Dr. Damayanti R. Sjarif , SpA(K) di HUT RSCM 100 tahun

Kepedulian Pemerintah Republik Indonesia

“Berharap BPJS menyediakan/membiayai kebutuhan penderita penyakit langka”, kata dr. Damayanti yang telah bergelut dalam kasus penyakit langka selama 13 tahun.

Suatu penyakit masuk kategori langka  jika jumlahnya di suatu negara kurang dari 2000 orang di suatu negara. Indonesia memiliki penderita penyakit langka sebanyak kurang lebih hanya 200 orang. Mereka harus mendapat perawatan semestinya,  karena tidak hanya pertumbuhan yang terganggu, jiwa merekapun terancam

“Jumlah penderita penyakit langka hanya 200 orang anak, masa sih pemerintah ngga mau menganggarkan untuk mereka?”, lanjut dr. Damayanti.

“Kecerdasan mereka sama dengan anak non PKU. Dan yang harus digaris bawahi, mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak non PKU, yaitu pelayanan kesehatan selengkap mungkin”.

sumber:
Life With PKU : babyfirsttest.org



“Ih kok beli hamburger sih? Ham kan daging babi”.

Dulu, pastinya saya bingung sewaktu ada yang bilang bahwa ham adalah daging babi. Bingung ngejelasin! Beda dengan sekarang. Cukup buka smartphone, ketik kata “hamburger” maka bertaburanlah informasi mengenai makanannya orang bule ini.

Menyusul fried chickennya Colonel Sanders, yang di Bandung pertama kali membuka gerai di Superindo (dulu Gelael) Dago pada sekitar tahun 1980-an. Hamburger di Bandung pertama kali diperkenalkan oleh McDonald’s. Tepatnya berlokasi di Bandung Indah Plaza pada tahun 1990-an. Tempat yang paling empuk terkena demo rasis. #hiks

Sekarang, keberadaan hamburger pastinya ngga jadi polemik lagi. Penjual burger bermunculan, mulai dari pedagang kaki lima, hingga resto yang membandrol dengan harga selangit. Silakan pilih, tergantung selera, dan pastinya tergantung isi kantong.

Dan kemarin, saya menjajal burger unik, rasanya mewah namun seharga fast food. Asyiknya lagi Got Beef?, nama sang burger, dinikmati di lokasi yang strategis namun cozy nan sejuk. Pepohonan merindangi resto, tempat burger bisa dinikmati.

Sebelum mengupas tuntas burger tersebut, yuk kita cari tahu mengenai makanan impor ini. Agar lebih nikmat menyantapnya karena sudah tahu filosofi dan sejarahnya.


Asal Mula Hamburger

Mengutip literatur karya Prof. Giovanni Ballarini berjudul The Origin of Hamburgers and Ketchup, dikisahkan para imigran Eropa  tiba di Amerika menggunakan kapal-kapal Hamburg Lines dari Jerman pada akhir 1800-an. Mereka biasa menyantap daging dalam bentuk patty yang dipanggang sebentar lantas disajikan dengan tumpukkan roti.

Yang dimaksud patty adalah daging giling dari berbagai produk hewani (sapi/ayam/babi), yang dipipihkan dan dicetak. Biasanya dalam bentuk bulat.

Mungkin karena para imigran ini kerap menggunakan daging babi, maka hamburger dianggap daging babi ya?

Padahal pemberian nama hamburger ya gara-gara yang bawa adalah imigran Eropa berasal dari kota Hamburg Jerman, datang dengan menggunakan kapal Hamburg Lines. Sesimple itu.^_^

Untuk memudahkan para imigran yang harus menempuh perjalanan jauh via jalur laut,  umumnya daging burger hanya diolah dengan cara digarami dan terkadang dibakar. Remah-remah roti dan bawang ditambahkan pada daging cincang untuk menekan budget. Jadi jangan dibalik ya?

Juga jangan heran jika di beberapa resto yang mengusung tema “hamburger original” tidak menambahkan saus tomat, mayonaise, daun selada, irisan tomat terlebih saus sambal. Itu sih hamburger ala Indonesia. Karena aslinya ya hanya daging cincang asap dan roti.

Seiring waktu, muncul hamburger khusus untuk pegiat gaya hidup vegan. Patty yang biasanya terbuat dari daging cincang  diganti menjadi daging nabati, biasanya berasal dari kedelai.


Burger bertagline “ Quality Up in Our Grill”

Usai berolah raga di GOR Siliwangi Kota Bandung , ingin mengisi perut?
Atau sedang pingin hang out asyik di seputaran jalan Aceh? Bisa banget mampir di Got Beef? yang terletak kurang lebih 50 meter dari perempatan jalan Aceh, jalan Cihapit dan jalan Menado.

Tepatnya di jalan Menado 37, pengunjung akan disergap suasana adem dari pepohonan rindang. Beberapa meja kursi berdesign unik nan nyaman, seolah memanggil untuk ditempati. Kemudian membuka laptop atau gadget lainnya. Ditemani setangkup burger dan ditemani segelas healthy drink. Duh bakal terlupakan deh semua caruk maruk dunia. 
Terlebih Got Beef? menyediakan wifi, agar kamu tetap membumi.

Mengusung konsep “ Quality Up in Our Grill”, burger Got Beef? ingin pengunjung menikmati burger premium dengan harga burger franchise biasa. Untuk mempertegas rasa, tidak disediakan saus tomat dan sambal. Jika pengunjung ingin menambahkan, bisa ambil sendiri saus tomat dan sambal dalam kemasan sachet yang terletak di meja dekat kasir.

Kok diberi nama Got Beef? sih?

Urban Dictionary bilang, kata Got Beef digunakan ketika ada orang bermasalah dengan kamu.  Sambil membawa sepiring daging, kamu mendatangi orang tersebut dan berujar:  “Got Beef?” Pertanda kamu punya nyali.

Saya mendapat kesan, apa lu ... apa lu ... Tanpa berniat kasar pastinya. Seperti umumnya berlaku di lingkup pergaulan. Macho, feminist, sekaligus nature.

Yang pasti karena ketiga owner Got Beef? , yaitu Abed, Diki dan Seto sudah malang melintang di dunia burger, maka konsepnya berbeda dengan burger biasa. Super tasty, unik, harga terjangkau yang disajikan dengan suasana pikabetaheun, kata Urang Sunda. Atau bikin betah kata Orang Betawi.

Ada beberapa jenis burger yang bisa dipilih, namun dalam soft launchingnya, 4 Desember 2019, baru ada 5 menu burger, yaitu:
  1. The Og GotBeef (35K) original gotbeef burger, yang terdiri dari   burger bun, beef patty, mixed sauce, onion + cheese.
  2. Dope Smoke (50 K) burger & smoked brisket, yanng terdiri dari burger bun, beef patty, smoked brisket, mixed sauce, onion + cheese.
  3. Pastrami Punch (50 K) burger & beef pastrami,  yang terdiri dari burger bun, beef patty,  beef pastrami, mixed sauce, onion + cheese.
  4. You Got Roasted (50 K), burger & roast beef yang terdiri dari burger bun, beef patty, roasted beef, mixed sauce, onion + cheese.
  5. Laid Bac (50K), burger & beef bacon yang terdiri dari burger bun, beef patty, beef bacon, mixed sauce, onion + cheese.

Saya memesan Dope Smoke, menu yang direkomendasikan. Untuk menghasilkan rasa prima brisket beef diasap selama 12 jam, sehingga cita rasa beef diikat dan terperangkap di dalamnya.

Gimana rasanya?

Hummm.....yummy, rasanya pingin beli untuk dibawa pulang. Sayang panggilan diet sedang kenceng-kencengnya.

Namun sensasi menyantap burger super tasty di bawah kerindangan pohon emang membuat mager. Di pusat Kota Bandung yang sedang parah macet dan panasnya gitu lho. Keberadaan Got Beef serasa oase yang bikin hati adem.


Detox Drink nan Yummy
Selain menu burger, disini kamu bisa memesan healthy drink. Abed berkisah bahwa komposisi healthy drink di Got Beef? merupakan racikan istrinya untuk tujuan detox. Nggak heran, walau tanpa gula, rasanya tetap manis.

Dalam acara soft launching Got Beef? baru menghadirkan 2 jenis healthy drink, yaitu:


R For Semangka, tercecap manis buah semangka, minuman berwarna merah tanpa campuran gula. Rasanya segar, terlebih jika kamu meneguknya pelan, menikmati sensasi rasa semangka.


Tropical Sunshine. Berwarna kuning, minuman ini berbahan belimbing, jeruk sunkist dan nenas. Rasa manis legitnya berasal dari perpaduan ke-3 buah tersebut. Setiap cecap akan meninggalkan sensasi berbeda. Kamu harus coba.

Karena healthy drink sesungguhnya, tanpa pemanis gula terlebih pemanis buatan, harga healthy drink di Got Beef? dibandrol dengan harga Rp 25.000, sangat sesuai dengan khasiatnya.

Seperti diketahui sangat banyak manfaat detox drink, yaitu:
  • Mengandung banyak gizi, mulai dari vitamin, mineral, dan lainnya yang dibutuhkan tubuh.
  • Membuang berbagai jenis racun dalam tubuh.
  • Meningkatkan energi, dan imunitas sehingga tidak mudah jatuh sakit.

Jadi pas banget ya jika seusai berolah raga di seputar GOR Siliwangi, kemudian mencecap segelas healthy drink dari Got Beef? Terlebih Abed berjanji akan menambah menu healthy drink. Jam bukanya pun akan dimulai lebih pagi, yaitu pukul 07.00 pagi.

Hihihi jadi inget, saya kerap berolah raga ke GOR Pajajaran. Seputaran GOR Pajajaran bak pasar kuliner, pengunjung bisa dengan mudah menambah kalori yang telah berhasil dihilangkan di jogging track. 

Makanan berlemak namun laziz bukan main, seperti bakmi Tasik,  bubur seafood, mie kocok, mie bakso, cakwe, duh sebut aja, semua ada.
Di tulisan berikutnya saya ulas yaaa ....

Janji melulu nih, #tutupmuka  :D








instagram.com/@takdos

Ganteng, berkaca mata, pemuda berusia 29 tahun itu berpenampilan khas mahasiswa. Anak mahasiswa di era milenial yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk hangout. Yang masih menadahkan tangan pada orang tua untuk mencukupi biaya hidup.

Tak ada yang menyangka, faktanya sangat jauh berbeda. Mohamad Takdis adalah pemilik rangkaian bisnis. Bisnis dengan kontrak bernilai dollar, bukan rupiah.  Silakan tebak berapa omzet dan jumlah kekayaannya, karena dari bisnisnya Takdis mampu membeli rumah non KPR.  Serta, pastinya kepemilikan kendaraan roda empat.

Hebatnya lagi, semua asset tersebut diperoleh Takdis dari hobinya. Dengan cerdik Takdis, menyalurkan hobi sekaligus membangun bisnis di dunia pariwisata. Walau terpaksa harus drop out dari sekolah. Selalu ada harga yang harus dibayar bukan?

Sekelumit kisah Mohamad Takdis tersebut menjadi inspirasi peserta talk show Funancial #YangKamuMau bertajuk:  “ Financial Tips for Turning Your Hobby into a Business” yang diselenggarakan perusahaan pembiayaan, Home Credit Indonesia pada tanggal 7 Desember 2019 di Paberik Upnormal Coffee Roasters Bandung.

Selain menampilkan Mohamad Takdis, hadir pula pakar keuangan Dipa Andika Nurprasetyo untuk memberikan tips keuangan dan pembiayaan. Serta dipandu Ucita Pohan sebagai moderator yang super heboh.

Bisa ditebak, selain bersenang-senang, peserta mendapat banyak panduan mengelola keuangan. Secara garis besar berikut ini tips yang diberikan Dipa jika ingin mengikuti jejak Takdis yang bisa kaya raya di usia muda. 

7 Cara Cerdas Kaya Raya di Usia Muda 

 
source: slideshare.net

1. Jangan Terlalu Banyak Rencana

Punya rencana? Jika punya banyak rencana, tetapkan satu saja agar fokus. Karena terlalu banyak rencana sama buruknya dengan tidak punya rencana. Berpotensi gagal dan patah arang.

Misalnya seperti rencana salah seorang peserta, Dyah Prameswari yang ingin mendirikan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Padahal mungkin dia juga ingin punya toko kue, melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Nah tetapkan satu financial goal untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Agar bisa mengukur kemampuan dan mewujudkan rencana. Jika financial goal pertama telah sukses, lanjutkan financial goal berikutnya.
source: bottshoppe.com

2. Mulai Dari Small Business

Baik Dipa maupun Takdis sepakat bahwa sebaiknya bisnis dimulai dari small business atau bisnis berskala kecil karena risikonya kecil, jumlah modal yang dibutuhkan juga nggak banyak.

Trial and error juga lebih mudah dilakukan dalam bisnis kecil. Sehingga ketika akhirnya mengambil keputusan untuk mengembangkan bisnis dengan bekerja sama pihak luar, perusahaan sudah bisa mengukur kemampuannya.

source: financialexpress.com

3. Disiplin Mengelola Keuangan

Penyakit akut yang kerap menimpa UMKM hingga bangkrut dan tak pernah naik kelas adalah abai/malas mengelola keuangan. Mungkin belum terbiasa, terasa ribet dan disepelekan sehingga perusahaan yang berprospek bagus harus gulung tikar.

Langkah abai yang kerap dilakukan,  adalah:
  • Tidak memisah keuangan perusahaan dengan pengeluaran pribadi, sehingga sulit mengetahui berapa banyak keuntungan/kerugian dalam suatu periode.
  • Tidak melakukan pencatatan. Hanya mengandalkan ingatan. Padahal seperti diketahui, umumnya manusia memiliki kemampuan menyerap dan mengingat hanya  20 menit pertama. Dengan mencatat dan menyimpan tanda bukti penerimaan/pengeluaran juga memudahkan untuk memeriksa transaksi, merekapitulasi dan auditing keuangan.

Dengan mengelola keuangan, pemilik perusahaan bisa mengetahui aliran penghasilan dan biaya operasional. Sehingga bisa menetapkan persentase pengeluaran pribadi, investasi dan asuransi.

Serta dapat menghitung kemungkinan mengembangkan perusahaan dengan mengambil pembiayaan dari luar perusahaan. Karena kemampuan jumlah pembayaran setiap periodenya langsung terlihat.

Salah satu perusahaan pembiayaan yang disarankan adalah Home Credit Indonesia. 
Merupakan perusahaan pembiayaan asal Belanda, Home credit B.V.  (HCBV),  yang berkomitmen mengubah cara dunia berbelanja, Home Credit Indonesia mulai berdiri di Indonesia sejak tahun 2013, di Jakarta.

Kini, Home Credit Indonesia melayani pelanggan di toko, sehingga pelanggan bisa langsung membeli produk yang dibutuhkan seperti furnitur, produk elektronik, alat rumah tangga,dan hand phone, dengan pembiayaan non tunai.

Serta pembiayaan mutiguna seperti renovasi rumah, biaya pendidikan, bahkan berlibur. Layanan Home Credit Indonesia dapat dengan mudah ditemukan di kota-kota Bandung, Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Denpasar, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Manado, dan Balikpapan.


Atau lebih mudahnya, silakan klik websitenya: homecredit.co.id , bisa juga unduh aplikasi My Home Credit Indonesia melalui Google Playstore. Dalam sekejap pembiayaan cara mudah dan no ribet akan membantu. Asyik banget kan?


4. Tetapkan Anggaran


Salah satu manfaat pencatatan dan pengelolaan keuangan adalah kemampuan menetapkan anggaran keuangan. Anggaran keuangan berfungsi mengukur efisiensi dan efektivitas aliran uang masuk. Sehingga biaya yang dikeluarkan tidak boleh melebihi anggaran.

Perlu diketahui definisi biaya adalah
Pengorbanan yang harus dilakukan untuk proses produksi barang/jasa, yang dinyatakan dengan satuan uang dengan harga pasar yang berlaku, dapat diduga dan dapat diukur secara kuantitatif.
Dari definisi tersebut, pemilik perusahaan bisa mengetahui dengan jelas, biaya (cost) yang dibutuhkan untuk operasional dan pengembangan perusahaan. Serta dapat terhindar dari pengeluaran yang tidak semestinya.


5. Latte Factor  yang Sering Disepelekan


Diperkenalkan pertama kali oleh pakar keuangan, David Bach. 
Latte Factor berarti berbagai pengeluaran kecil lain yang tidak disadari tetapi rutin dilakukan. 

Misalnya jajan air mineral, padahal bisa membawa air minum dalam tumbler. Jajan kopi Starbucks padahal bisa bikin sendiri. Jajan cemilan. Hingga biaya transfer antar bank dan biaya top-up uang elektronik, yang sebetulnya bisa dihindari.

Latte factor nampaknya terjadi karena kemalasan, menyepelekan dan gengsi semata ya? Pengeluaran kecil sehari-hari ini tidak begitu penting tetapi sudah jadi kebiasaan, jadi cukup sulit dihilangkan.

Perihal latte factor, Dipa membuat ilustrasi bagus yang membuat peserta terhenyak. Ya ampun ternyata jika dikumpulkan bisa segitu banyaknya ya?

Menurut survey, 9 dari 10 orang rata-rata mengeluarkan latte factor sebesar Rp 900.000/bulan. Jika dikalikan 12 bulan kemudian ditabung akan diperoleh jumlah Rp 119.447.694. 
Sedangkan jika disimpan dalam bentuk reksadana saham akan menjadi sejumlah Rp 207.034.824, uang yang disia-siakan. Fantastis bukan?

Jawaban Takdis untuk terhindar belanja yang tidak perlu, ternyata sangat mencengangkan. Dia memilih untuk tidak banyak keluar rumah dan main game. Jawaban khas anak milenial ya?


6. Mengapa Harus Investasi?


Pastinya pernah merasakan betapa besarnya nilai uang Rp 100.000? Dengan uang Rp 100.000 bisa belanja banyak barang/jasa.

Tapi sekarang? Duh, mungkin uang Rp 100.000 nggak cukup untuk jajan sekeluarga membeli ayam goreng di KFC atau hamburger di Mc Donald/Burger King.

Ada kisah menarik mengenai besarnya inflasi ini. Beberapa waktu lalu saya kulineran mi kocok legendaris yang pastinya terkenal enak, di GOR Pajajaran. Namanya mi kocok Cepay. Sewaktu saya tanya, “Mengapa namanya Cepay?”

Penjualnya menjawab: “Dulu,  pertama berjualan, harga semangkoknya cepe atau Rp 100”. Jawaban yang membuat saya melongo. Tersadar betapa besarnya inflasi. Dulu uang Rp 100 bisa untuk membeli semangkok mi kocok. Sedangkan sekarang? Uang logam Rp 100 sulit didapat.

Karena itu, jika ingin kaya raya seperti Takdis, maka wajib hukumnya untuk berinvestasi. dalam bentuk apapun, bisa emas, tanah dan saham. Sehingga ketika saatnya pensiun, tersedia dana yang cukup untuk beraktivitas normal. Tanpa harus meminta pada anak. Anak kan bukan ATM. Problem keuangan yang mereka hadapi akan lebih sulit.



7. Mengapa Harus Asuransi?


Dari 4 karakter, Bart Simpson, Fred Flintstone, Batman dan Spiderman, siapakah yang paling membutuhkan polis asuransi?

Refleks, saya menjawab Spiderman, karena aktivitasnya yang membahayakan nyawa.

Ternyata salah!

Tidak langsung menyalahkan, Dipa mengulas satu persatu. Spiderman yang jomblo jelas nggak membutuhkan asuransi. Apalagi Batman, pemilik Gotham City yang kaya raya. Juga Bart Simpson.

Tokoh yang harus mengasuransikan dirinya adalah Fred Flintstone. Sebagai kepala keluarga, dia memiliki istri, anak dan dinosaurus yang menjadi tanggung jawabnya. Mengasuransikan diri adalah bukti bertanggung jawab pada keluarga yang dicintai, karena manusia hanya bisa berencana. Allah SWT yang menentukan umur. 

Sedangkan Takdis, sebagai pemilik perusahaan pastinya memikul tanggung jawab yang besar. Jangan sampai musibah seperti kematian, kecelakaan dan sakit kronis mengganggu keberlangsungan perusahaan. Termasuk jika Takdis harus menanggung biaya hidup orang tuanya. Serta kelak bertanggung jawab pada istri serta anaknya.

Bagaimana?

Mudah dipraktekkan bukan? Seluruh peserta yang hadir pada event Funancial berdecak kagum dan merasa tercerahkan. Seluruh materi diterangkan dengan gamblang dan serasa ingin segara dipraktekkan.

Saya sangat bersyukur terpilih menjadi bagian komunitas Indonesian Female Bloggers yang bisa mengikuti talk show dengan tagline #YangKamuMau. Serta berharap akan ada lagi event Home Credit Indonesia bermateri penuh manfaat dan sangat inspiratif seperti kali ini.


Newer Posts Older Posts Home

Pageviews last month

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
  • Dating in the Kitchen, Saat Paman Jatuh Cinta Pada Keponakan
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!

Featured Post

Roti Susu Kental Manis, Gampang Bikinnya Legit Rasanya

    Saya sedang mengudap roti susu kental manis (SKM), lho. Sambil ngetik tulisan ini, ada secangkir kopi kental dan seloyang roti sisir...

Categories

  • lifestyle 193
  • review 111
  • drama korea 78
  • kuliner 74
  • healthy 53
  • blogging 49
  • review kuliner 37
  • finansial 35
  • budaya 26
  • travelling 19
  • Environment 17
  • beauty 14
  • fiksi 14
  • Zero Waste Lifestyle 13
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (8)
    • ►  January (8)
  • ►  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ▼  2019 (112)
    • ▼  December (7)
      • Penyakit Langka di Indonesia, Antara Ada dan Tiada
      • Life With PKU, Penyakit Langka yang Mengancam Jiwa
      • Got Beef? Burger Dengan Sensasi Rasa Mewah yang Nagih
      • Ingin Kaya Raya di Usia Muda? Ini 7 Cara Cerdasnya!
      • Hentikan Stigma Pada Penderita Epilepsi, Kami Manu...
      • Secangkir Kopi Bersama De Laras, Penulis Buku "Aku...
      • Oh, Ini Rasanya Bakso Aci Ganteng?
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
    “Kau adalah kegagalan” “Aku bahkan tak bisa membuangmu” Pernah melihat atau mendengar seorang ibu berkata begitu kejam dengan ...
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
    “Mbak, beli nasi tutug oncomnya ya?” Begitu sapaan Suzy setiap berpapasan di area Taruna Bakti Bandung, lokasi anak-anak saya dan...
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
    “Bakso Bandung enak semua”, kata Azizah Azizah, tetangga sebelah rumah saya di Cigadung.   Baru pulang dari tugasnya berbu...
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
      “Apa yang bisa membuatmu merasa happy?” Jika saya mendapat pertanyaan tersebut, jawabannya adalah ilmu/wawasan baru. Ilmu/wawasan baru...
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
      Rebecca (Becky) Bloomwood dalam novel Confessions of a Shopaholic yang ditulis Sophie Kinsella, mendapat nasehat dari ayahnya: “Berhemat...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates