Story Telling 5 Blogger ini Keren Banget!

source: marketeers.com


“Saya marah!”, kata Editor at Large di Tirto.ID, Zen RS.

“Itu story telling yang salah”, lanjut Zen. Dalam suatu pelatihan cara menulis,  Zen RS menerangkan bahwa ada 3 cara penyampaian topik dalam menulis yaitu deskriptif, analitik dan story telling atau membicarakan sesuatu dengan bercerita.

Dalam kasus tokoh utama sedang marah. Story telling harus  menuturkan pada pembaca mengenai kemarahan sang tokoh. Alih-alih hanya sekedar bilang: “Saya sedang marah!”

Story telling inilah yang sedang saya pelajari. Bertutur agar pembaca nyaman sejak awal hingga akhir tulisan. Tujuannya agar pesan yang “berat”  dapat disampaikan dengan menyenangkan.  Pembaca tidak perlu mengernyitkan kening.

Nah, di jagad blogging, banyak banget blogger yang piawai dalam story telling. Kali ini  saya hanya mengambil 5, agar tulisan ini ngga kepanjangan. Karena jika menuruti kata hati, saya akan menyantumkan puluhan blogger, pakar story telling.

Dahlan Iskan

source: ngopibareng.id

Siapa yang tak kenal Dahlan Iskan?  Mantan CEO Jawa Pos Grup, mantan Dirut PLN dan mantan Menteri BUMN ini seorang blogger yang piawai dalam story telling.  Silakan  lihat blognya  disway.id, dijamin betah.
Masuknya anak-anak muda ke  Wardah seperti bara yang disiram bensin.
Baranya sudah menganga. Siap menyala. Begitu ditumpahi bensin tahulah hasilnya.
Bu Nurhayati bukan tipe orang tua lama: yang tidak mudah percaya pada anaknya. Yang menganggap anak dewasanya pun masih anak-anak. Yang perlu terus disusuinya.
Bu Nurhayati sebaliknya. Sedoktrin dengan saya.
Percaya pada anak muda. Toh anaknya sendiri.
Tulisannya memiliki ciri khas. Dia ngga terpaku pada aturan bahwa satu paragraf harus terdiri dari sekian kalimat. Tidak itu saja. Kalimat dipenggalnya hingga ada kalimat yang hanya terdiri dari satu kata. Mungkin dimaksudkan sebagai penekanan.

Pesannya jelas. Jika mau menulis, menulislah. Jangan ragu-ragu. Ya iyalah, beliau kan jurnalis. ^_^
Tapi, paling ngga kita bisa mengambil makna. Kisah inspiratif banyak terjadi di sekitar kita. Tulislah, sebelum lupa. Lupakan pakem, apabila itu hanya menghalangimu.

Hasanudin Abdurakhman


Saya mengenal Kang Hasan, nama blognya, ketika sosok ini sering membagikannya di facebook. Seperti Dahlan Iskan, Kang Hasan tidak menulis berdasarkan niche. Apa yang dipikirkannya, segera ditulis.

Mengaku sebagai pakar bukan-bukan. Kang Hasan menulis berbagai topik  dengan cara menarik. Isu  parenting, hukum Islam dan politik ditulis dengan gaya mendongeng , sehingga pembaca larut.

Sayang, kemarin  saya kesulitan mencari blognya. Tapi jangan takut, lembaran notes facebooknya berisi tulisan-tulisan penuh gizi.  Selain itu ada kolom di detik.com berisi kupasan bernas ayah beranak 3 ini.

16 Februari 2010 pukul 11.51
Aku sedang duduk di ruang tamu di sebuah rumah sederhana, yang terletak di gang sempit di pemukiman kumuh. Di depanku duduk si tuan rumah, seorang lelaki berusia sekitar lima pulih tahun lebih. Perawakannya kecil, rambutnya sudah mulai memutih oleh uban. Ia selalu tersenyum. Senyum yang lembut sebenarnya. Tapi di mataku terlihat ada ejekan terkandung di dalam senyum itu.Tuan rumah ini adalah pengurus mayat. Ia memandikan, lalu mengafankan mayat. Bila tak ada ustaz di antara orang-orang yang takziyah, ia sekaligus menjadi imam salat jenazah, serta membaca talkin saat penguburan. Dialah yang mengurus mayat Papa minggu lalu.„Ada yang bisa saya bantu, Dik?“ tanyanya membuka pembicaraan.„Eh...anu, saya anak Pak Satrio yang meninggal minggu lalu.”“Iya, saya tahu. Saya masih ingat, kok.”
Bagaimana?  Paragraf pertamanya mengajak pembaca masuk dalam satu gang sempit, untuk bertemu seorang laki-laki beusia 50 tahunan.

Kalimat-kalimatnya padat, ngga bertele-tele. Membuat pembaca enggan beranjak sejak awal hingga akhir

Yusran Darmawan


SUZANNA memang ikon film horor. Artis kelahiran Bogor yang nama lengkapnya Suzzanna Martha Fredericka van Osch ini tadinya adalah artis untuk film-film serius. Malah ia beberapa kali mendapatkan penghargaan di dunia seni peran.Bintangnya makin terang saat dia mulai bermain dalam film mistik. Di antaranya adalah Bernapas dalam Lumpur, Bumi Makin Panas, Pulau Cinta, dan Ratu Ilmu Hitam. Dia kemudian jadi ikon film horor paling populer. Kisah hidupnya juga penuh dengan cerita mistis, di antaranya sering ke kuburan dan memakan kembang melati.

Kutipan tulisan Yusran berjudul  “Luna Maya, Suzana, dan Profesor Amerika” bertutur tentang merebaknya film horor. Lengkap dengan pernyataan sejumlah profesor Amerika. Yang ditulis dengan renyah tanpa mengurangi substansi. Sangat menarik. Yusran juga piawai mengolah isu -isu terkini tanpa menjadi receh,  bahkan terasa bernas.

Ketika tulisan ini dibuat, blog Yusran Darmawan, www.timur-angin.com, meraup 4.800.896 view. Ngga heran blognya diprotect, ngga bisa dicopas. :D Beruntung, kini Yusran nampaknya bekerja sama dengan  portal Okami.id. Beberapa tulisannya, ada disana.

Sebetulnya saya ingin mengutip  “Musisi Jenius yang Menyayangi Kucing”, tulisan yang berkisah tentang Freddy Mercury. Story tellingnya bagus sekali. Pembaca seolah memasuki dunia pentolan Queen tersebut, dan enggan pergi dari blognya. Seusainya membaca satu tulisan, tanpa sadar akan mengklik judul tulisan lain.

Siapa Yusran Darmawan? Dosen IPB ini  tidak hanya pernah mendapat penghargaan “Kompasianer of The Year 2013”, juga pernah menyabet beberapa penghargaan yang bernilai belasan hingga puluhan juta rupiah. Dalam lomba penulisan Jokowi di pilpres 2015,  Yusran menyabet 21 juta rupiah. Kebayang kan, kerennya?

Gus Nadirsyah Hosen


Dosen tetap di Monash University Faculty of Law ini rajin ngeblog dan ngetweet. Blog Gus Nadir hadir dengan niche khusus kajian Islam, namun tidak dalam tuturan menggurui . Setiap kasus dijelaskan dengan cara mudah tanpa melenceng dari pakem. 

Sering banget saya menggelengkan kepala, bingung,  ketika membuka blog berisi kajian Islam. Tulisan mengenai vaksin misalnya, dipenuhi kutipan ayat Al Quran. Sesudah itu hanya diberi sekalimat penjelasan: “Jadi vaksin dalam Islam  adalah ....”.

Yeay, mana kupaham?

Bandingkan dengan tulisan Cak Nadir dalam nadirhosen.net. Dijamin ngga hanya paham, bahkan mungkin bisa menerangkan pada orang lain. Dan jangan kaget , usai membaca satu tulisan Cak Nadir,  akan membaca tulisan Cak Nadir lainnya yang sangat inspiratif.
Jika najis sudah menjadi abu, tidak dikatakan najis lagi. Garam tidak dikatakan najis lagi, walaupun sebelumnya berasal dari keledai, babi, atau selainnya yang najis. Begitu pula dianggap suci jika najis jatuh ke sumur dan berubah jadi tanah. 
Contoh ekstrem, kotoran sapi yang sudah berubah menjadi tanah liat dan dipakai sebagai bahan batako dinding masjid hukumnya boleh dan tidak najis. Sewaktu masih kotoran sapi berlaku hukum kotoran sapi. Berubah menjadi tanah liat, maka berubah pula hukumnya.
 Carolina Ratri
sourceL tigaserangkai.com
The last but not least, penyematan nama Carra, nama panggilan Carolina Ratri, bukan karena paling buncit. Justru, awalnya dialah yang pertama. Namun kemudian saya kewalahan untuk menyingkat.

Takdir membawa saya mengenal Carra, walau sebatas di grup WA “Rocking Mama”. Waktu itu saya menjadi salah seorang moderator di grup, agar threadnya lebih terarah. Dari situ saya tahu, betapa disiplinnya Carra dalam merangkai kata. Dia ngga akan asal-asalan menyomot kata. Dia juga patuh pada pakem. Walau gaya bertuturnya santai banget.

Walau Rocking Mama dinyatakan tutup dari semua aktivitas. Saya tetap menjadi pengikut tulisan Carra yang setia. 

Menjelaskan problem yang rumit menjadi mudah dipahami. Itulah keahlian Carra. Mungkin karena dia juga menyukai fiksi ya?

“Tambah lagi nggak, Pak?”

Pak Danu yang duduk di kepala meja makan, melambaikan tangan. Bu Danu kembali menyendokkan nasi ke mulut. Sementara Dita dan Dani masih saling beradu argumen ini itu, dan saling mengejek.

“Terus, apa kabar Rio, Dit? Ciyeee, setelah lulus ini jadi pisahan dong.”

“Apaan sih? Memangnya kenapa?”

“Kan kamu pacarnya Rio.” Dani terkekeh-kekeh.

“Enak aja! Rio itu cowok baik, Kak! Tapi pacar? Nggaklah. Kan Bapak bilang nggak boleh pacaran dulu sebelum kuliah. Wek! Kamu kali yang pengin pacaran sama Nia. Ciyeeee … Kak Dani. Ditolak Nia, terus ngejek Dita deh. Wekkk …”

Pak dan Bu Danu cuma tersenyum-senyum. Suara sendok beradu dengan piring masih saja terdengar.

“Bu, tambah, Bu!” Dani menyodorkan piring. Bu Danu beranjak dan menambahkan nasi, sayur serta lauk ke piring Dani. Kibasan tangannya membuat lilin besar yang ada di tengah meja makan agak berkedip. Membuat bayang-bayang ruangan bergerak-gerak dinamis.

Dalam hati Pak Danu berdoa, semoga keluarganya lebih sering bisa menikmati makan malam bersama di meja makan seperti ini.

Tak seperti biasanya, di mana Dita akan makan di kamar sambil nonton Youtube. Atau Dani yang makan di depan televisi sambil main video games.

Pak Danu sungguh bersyukur, malam ini listrik mati.

Gimana?

Keren ngga fiksinya Carra? Flash Fiction, salah satu jenis fiksi yang belum saya kuasai. Sayangnya, dalam fiksi di atas, Carra masih menggunakan kata “dimana” . Kata “dimana” kan  kata tanya. Andai  dihapus ngga akan mengurangi makna.





29 comments

  1. Menyimak sambil nyolong ilmunya hehehe...

    ReplyDelete
  2. Keren banget tema kali ini.
    Aku jadi semakin banyak tahu tentang blogger favorit.
    Hidupku semakin berwarna.
    Terima kasih telah berbagi ya, mba...

    ReplyDelete
  3. Keren banget tema kali ini.
    Aku jadi semakin banyak tahu tentang blogger favorit.
    Hidupku semakin berwarna.
    Terima kasih telah berbagi ya, mba...

    ReplyDelete
  4. Nice share bu. Jadi paham saya apa itu story telling. Kemarin nulis2 bener2 kacau beliau. Mudah2n ke depan bisa seperti mereka

    ReplyDelete
  5. Makasih rekomendasi blogger yg story tellingnya bagus, harus rajin2 mampir ke blog mereka, ah, biar tulisan saya jadi lebih rileks. Makasih Ambu.

    ReplyDelete
  6. Tooosss mbak...

    Aku juga ngefans mbak carra

    ReplyDelete
  7. Saya waktu masih ngeblog di wordpress, sering banget baca tulisan pak Dahlan Iskan dalam catatan dahlan iskan karena blog itu selalu jadi popular post. Tulisannya keren abis.

    ReplyDelete
  8. Saya seneng banget nemuinnya mbak, dan penasaran dengang kelima-limanya. Ya ampun, kemana aja saya, kuper banget. harus sering-sering BW nih

    ReplyDelete
  9. Kereeennn semua rekomendasi bloggernya mbaa...

    ReplyDelete
  10. Baru paham, kalau Pak Dahlan Iskan seorang blogger juga.
    Nice share mbak. Suka dengan story telling mbak juga.

    ReplyDelete
  11. Wah jadi lebih tau nih, iya mba Carra juga idolaque

    ReplyDelete
  12. Pak Dahlan Iskan kalo nulis sekarang pendek2 bgt.
    Trus, suka pakai kata 'nyi' untuk kata ganti org ketiga perempuan, masih agak janggal aja sih buat aku :P

    Tapi memang story telling beliau dan bloggers di artikel ini cihuyyyy banget!
    Kak Maria juga TOP MARKOTOP

    ReplyDelete
  13. Saya sering membaca gus nadir tetapi lewat tweet-tweetnya. Kalau blog belum pernah baca. *meluncur ke blog gus nadir

    ReplyDelete
  14. Sering baca bukunya Gus Nadir krn kbetulan cucunya teman Aku.. awalnya dipinjamin lama2 mkin suka suka sama Gaya story telling nya dn koleksi bbrp bukunya

    ReplyDelete
  15. Dikumpulin jadi satu sama Ambu, malah bikin hati terhenyak. Tulisannya pada dalam tapi bermakna, langsung dapat

    ReplyDelete
  16. Makin cinta dengan nge blog habis baca ini. Daging banget temanya dan jadi inspirasi buat pemula macam saya.

    Gus Hadir di twitter juga kocak, tapi makjleb, saya suka ngikutin twit-nya.

    ReplyDelete
  17. Baca artikel Ambu, aku baru paham apa itu story telling. Jadi masih banyak yg harus di pelajari lagi, makasih ambu sharing nya.

    ReplyDelete
  18. Jadi ingat waktu pertama baca hasil karya Dahlan Iskan. Saya selalu penasaran dengan lanjutan tulisan Dahlan Iskan tentang pengalaman beliau operasi di China. Runut, bikin terus pengen baca. Nah ilmu bikin tulisan seperti itu yang susah didapat ya hehehe

    ReplyDelete
  19. Di antara kelima blogger di atas, aku cuma eungeuh sama Mba Carra. Termasuk yang senang sekali mampir ke tulisan beliau, termasuk colek colek di Twitter, sayang sudah lama sekali nggak lagi.

    Aku baru tau sekali kalau ternyata Pak Dahlan Iskan juga menulis di blog.

    ReplyDelete
  20. Saya suka orang menulis dg gaya bercerita cuman gitu saya masih terus belajar. Karena gaya bercerita ini sama juga dengan presentasi product. Jika baik kita ceritanya, orang ga merasa tertekan kita prospekin kalau dalam tulisan orang merasa terbawah arus.

    Baca ini sih, jadi ingetin ingin belajar menulis dg gaya story telling.

    ReplyDelete
  21. Cuma tulisan Hasanudin Abdurrakhman aja yang belum pernah baca. Suka baca artikel Pak Dahlan, tulisannya kadang menohok gitu bagi yang dituju, tapi jujur sih karyanya itu
    Nah untuk mak Cara itu aku dulu pernah jadi kontributor di Rocking Mama, jaman sebelum ada grup WA, kangen nulis di sana.

    ReplyDelete
  22. Dari daftar di atas, favorit saya tuh Mbak Carolina Ratri. Suka banget deh tulisannya, apalagi yang tentang blogging. Informatif dan mudah dipahami.

    ReplyDelete
  23. Ambu... Ku juga suka banget dengan gaya berceritanya Pak Dahlan Iskan. He is awesome!

    Yg terakhir, Mba Carra, aku juga ngefans loh sama doi. Yg tiga lagi, ku baru tahu dari ulasanmu, trims ya, jadi nambah pengetahuan, nih. 🙏😍

    ReplyDelete
  24. Mbak Carolina Ratri kalau nggak salah nama instagramnya carra artwork ya? Nggak asing gitu sama namanya. Setuju banget, nama-nama di atas memahg story tellingnya memang pada keren banget.

    ReplyDelete
  25. Sampai saat ini saya suka baca disway.id dan timur-angin.com

    Blog ini juga akan jadi rujukan. Terima kasih sudah berbagi. Salam.

    ReplyDelete