![]() |
source: marketeers.com |
“Saya marah!”, kata Editor
at Large di Tirto.ID, Zen RS.
“Itu story telling yang
salah”, lanjut Zen. Dalam suatu pelatihan cara menulis, Zen RS menerangkan bahwa ada 3 cara
penyampaian topik dalam menulis yaitu deskriptif, analitik dan story telling
atau membicarakan sesuatu dengan bercerita.
Dalam kasus tokoh utama
sedang marah. Story telling harus menuturkan
pada pembaca mengenai kemarahan sang tokoh. Alih-alih hanya sekedar bilang: “Saya
sedang marah!”
Story telling inilah
yang sedang saya pelajari. Bertutur agar pembaca nyaman sejak awal hingga akhir
tulisan. Tujuannya agar pesan yang “berat”
dapat disampaikan dengan menyenangkan. Pembaca tidak perlu mengernyitkan kening.
Nah, di jagad blogging, banyak
banget blogger yang piawai dalam story telling. Kali ini saya hanya mengambil 5, agar tulisan ini ngga
kepanjangan. Karena jika menuruti kata hati, saya akan menyantumkan puluhan
blogger, pakar story telling.
Dahlan
Iskan
![]() |
source: ngopibareng.id |
Siapa yang tak kenal
Dahlan Iskan? Mantan CEO Jawa Pos Grup,
mantan Dirut PLN dan mantan Menteri BUMN ini seorang blogger yang piawai dalam
story telling. Silakan lihat blognya
disway.id, dijamin betah.
Masuknya anak-anak muda ke Wardah seperti bara yang disiram bensin.Baranya sudah menganga. Siap menyala. Begitu ditumpahi bensin tahulah hasilnya.Bu Nurhayati bukan tipe orang tua lama: yang tidak mudah percaya pada anaknya. Yang menganggap anak dewasanya pun masih anak-anak. Yang perlu terus disusuinya.Bu Nurhayati sebaliknya. Sedoktrin dengan saya.Percaya pada anak muda. Toh anaknya sendiri.
Tulisannya memiliki ciri
khas. Dia ngga terpaku pada aturan bahwa satu paragraf harus terdiri dari
sekian kalimat. Tidak itu saja. Kalimat dipenggalnya hingga ada kalimat yang
hanya terdiri dari satu kata. Mungkin dimaksudkan sebagai penekanan.
Pesannya jelas. Jika mau
menulis, menulislah. Jangan ragu-ragu. Ya iyalah, beliau kan jurnalis. ^_^
Tapi, paling ngga kita
bisa mengambil makna. Kisah inspiratif banyak terjadi di sekitar kita.
Tulislah, sebelum lupa. Lupakan pakem, apabila itu hanya menghalangimu.
Hasanudin
Abdurakhman
Saya mengenal Kang
Hasan, nama blognya, ketika sosok ini sering membagikannya di facebook. Seperti
Dahlan Iskan, Kang Hasan tidak menulis berdasarkan niche. Apa yang
dipikirkannya, segera ditulis.
Mengaku sebagai pakar
bukan-bukan. Kang Hasan menulis berbagai topik dengan cara menarik. Isu parenting,
hukum Islam dan politik ditulis dengan gaya mendongeng , sehingga pembaca larut.
Sayang, kemarin saya kesulitan mencari blognya. Tapi jangan
takut, lembaran notes facebooknya berisi tulisan-tulisan penuh gizi. Selain itu ada kolom di detik.com berisi kupasan
bernas ayah beranak 3 ini.
16 Februari 2010 pukul
11.51
Aku sedang duduk di ruang tamu di sebuah rumah sederhana, yang terletak di gang sempit di pemukiman kumuh. Di depanku duduk si tuan rumah, seorang lelaki berusia sekitar lima pulih tahun lebih. Perawakannya kecil, rambutnya sudah mulai memutih oleh uban. Ia selalu tersenyum. Senyum yang lembut sebenarnya. Tapi di mataku terlihat ada ejekan terkandung di dalam senyum itu.Tuan rumah ini adalah pengurus mayat. Ia memandikan, lalu mengafankan mayat. Bila tak ada ustaz di antara orang-orang yang takziyah, ia sekaligus menjadi imam salat jenazah, serta membaca talkin saat penguburan. Dialah yang mengurus mayat Papa minggu lalu.„Ada yang bisa saya bantu, Dik?“ tanyanya membuka pembicaraan.„Eh...anu, saya anak Pak Satrio yang meninggal minggu lalu.”“Iya, saya tahu. Saya masih ingat, kok.”
Bagaimana? Paragraf pertamanya mengajak pembaca masuk dalam
satu gang sempit, untuk bertemu seorang laki-laki beusia 50 tahunan.
Kalimat-kalimatnya
padat, ngga bertele-tele. Membuat pembaca enggan beranjak sejak awal hingga akhir
Yusran
Darmawan
SUZANNA memang ikon film horor. Artis kelahiran Bogor yang nama lengkapnya Suzzanna Martha Fredericka van Osch ini tadinya adalah artis untuk film-film serius. Malah ia beberapa kali mendapatkan penghargaan di dunia seni peran.Bintangnya makin terang saat dia mulai bermain dalam film mistik. Di antaranya adalah Bernapas dalam Lumpur, Bumi Makin Panas, Pulau Cinta, dan Ratu Ilmu Hitam. Dia kemudian jadi ikon film horor paling populer. Kisah hidupnya juga penuh dengan cerita mistis, di antaranya sering ke kuburan dan memakan kembang melati.
Kutipan tulisan Yusran
berjudul “Luna Maya, Suzana, dan
Profesor Amerika” bertutur tentang merebaknya film horor. Lengkap dengan
pernyataan sejumlah profesor Amerika. Yang ditulis dengan renyah tanpa mengurangi
substansi. Sangat menarik. Yusran juga piawai mengolah isu -isu terkini tanpa menjadi receh, bahkan terasa bernas.
Ketika tulisan ini
dibuat, blog Yusran Darmawan, www.timur-angin.com,
meraup 4.800.896 view. Ngga heran blognya diprotect, ngga bisa dicopas. :D
Beruntung, kini Yusran nampaknya bekerja sama dengan portal Okami.id. Beberapa tulisannya, ada disana.
Sebetulnya saya ingin
mengutip “Musisi Jenius yang Menyayangi
Kucing”, tulisan yang berkisah tentang Freddy Mercury. Story tellingnya bagus
sekali. Pembaca seolah memasuki dunia pentolan Queen tersebut, dan enggan pergi dari
blognya. Seusainya membaca satu tulisan, tanpa sadar akan mengklik judul
tulisan lain.
Siapa Yusran Darmawan?
Dosen IPB ini tidak hanya pernah
mendapat penghargaan “Kompasianer of The Year 2013”, juga pernah menyabet
beberapa penghargaan yang bernilai belasan hingga puluhan juta rupiah. Dalam
lomba penulisan Jokowi di pilpres 2015,
Yusran menyabet 21 juta rupiah. Kebayang kan, kerennya?
Gus
Nadirsyah Hosen
Dosen tetap di Monash
University Faculty of Law ini rajin ngeblog dan ngetweet. Blog Gus Nadir hadir dengan niche khusus kajian Islam, namun tidak dalam tuturan menggurui . Setiap kasus dijelaskan dengan cara mudah tanpa melenceng dari pakem.
Sering banget saya
menggelengkan kepala, bingung, ketika membuka blog berisi kajian Islam. Tulisan mengenai vaksin misalnya, dipenuhi kutipan ayat Al Quran. Sesudah itu hanya
diberi sekalimat penjelasan: “Jadi vaksin dalam Islam adalah ....”.
Yeay, mana kupaham?
Bandingkan dengan tulisan Cak Nadir dalam nadirhosen.net. Dijamin ngga hanya paham, bahkan mungkin bisa menerangkan pada orang lain. Dan jangan kaget , usai membaca satu tulisan Cak Nadir, akan membaca tulisan Cak Nadir lainnya yang sangat inspiratif.
Bandingkan dengan tulisan Cak Nadir dalam nadirhosen.net. Dijamin ngga hanya paham, bahkan mungkin bisa menerangkan pada orang lain. Dan jangan kaget , usai membaca satu tulisan Cak Nadir, akan membaca tulisan Cak Nadir lainnya yang sangat inspiratif.
Jika najis sudah menjadi abu, tidak dikatakan najis lagi. Garam tidak dikatakan najis lagi, walaupun sebelumnya berasal dari keledai, babi, atau selainnya yang najis. Begitu pula dianggap suci jika najis jatuh ke sumur dan berubah jadi tanah.
Contoh ekstrem, kotoran sapi yang sudah berubah menjadi tanah liat dan dipakai sebagai bahan batako dinding masjid hukumnya boleh dan tidak najis. Sewaktu masih kotoran sapi berlaku hukum kotoran sapi. Berubah menjadi tanah liat, maka berubah pula hukumnya.
The
last but not least, penyematan nama Carra, nama panggilan Carolina Ratri, bukan
karena paling buncit. Justru, awalnya dialah yang pertama. Namun kemudian saya
kewalahan untuk menyingkat.
Takdir
membawa saya mengenal Carra, walau sebatas di grup WA “Rocking Mama”. Waktu itu
saya menjadi salah seorang moderator di grup, agar threadnya lebih terarah.
Dari situ saya tahu, betapa disiplinnya Carra dalam merangkai kata. Dia ngga
akan asal-asalan menyomot kata. Dia juga patuh pada pakem. Walau gaya
bertuturnya santai banget.
Walau
Rocking Mama dinyatakan tutup dari semua aktivitas. Saya tetap menjadi pengikut
tulisan Carra yang setia.
Menjelaskan
problem yang rumit menjadi mudah dipahami. Itulah keahlian Carra. Mungkin
karena dia juga menyukai fiksi ya?
“Tambah
lagi nggak, Pak?”
Pak
Danu yang duduk di kepala meja makan, melambaikan tangan. Bu Danu kembali
menyendokkan nasi ke mulut. Sementara Dita dan Dani masih saling beradu argumen
ini itu, dan saling mengejek.
“Terus,
apa kabar Rio, Dit? Ciyeee, setelah lulus ini jadi pisahan dong.”
“Apaan
sih? Memangnya kenapa?”
“Kan
kamu pacarnya Rio.” Dani terkekeh-kekeh.
“Enak
aja! Rio itu cowok baik, Kak! Tapi pacar? Nggaklah. Kan Bapak bilang nggak
boleh pacaran dulu sebelum kuliah. Wek! Kamu kali yang pengin pacaran sama Nia.
Ciyeeee … Kak Dani. Ditolak Nia, terus ngejek Dita deh. Wekkk …”
Pak
dan Bu Danu cuma tersenyum-senyum. Suara sendok beradu dengan piring masih saja
terdengar.
“Bu,
tambah, Bu!” Dani menyodorkan piring. Bu Danu beranjak dan menambahkan nasi,
sayur serta lauk ke piring Dani. Kibasan tangannya membuat lilin besar yang ada
di tengah meja makan agak berkedip. Membuat bayang-bayang ruangan
bergerak-gerak dinamis.
Dalam
hati Pak Danu berdoa, semoga keluarganya lebih sering bisa menikmati makan
malam bersama di meja makan seperti ini.
Tak
seperti biasanya, di mana Dita akan makan di kamar sambil nonton Youtube. Atau
Dani yang makan di depan televisi sambil main video games.
Pak
Danu sungguh bersyukur, malam ini listrik mati.
Gimana?
Keren ngga fiksinya Carra?
Flash Fiction, salah satu jenis fiksi yang belum saya kuasai. Sayangnya, dalam
fiksi di atas, Carra masih menggunakan kata “dimana” . Kata “dimana” kan kata tanya. Andai dihapus ngga akan mengurangi makna.
Menyimak sambil nyolong ilmunya hehehe...
ReplyDeleteKeren banget tema kali ini.
ReplyDeleteAku jadi semakin banyak tahu tentang blogger favorit.
Hidupku semakin berwarna.
Terima kasih telah berbagi ya, mba...
Keren banget tema kali ini.
ReplyDeleteAku jadi semakin banyak tahu tentang blogger favorit.
Hidupku semakin berwarna.
Terima kasih telah berbagi ya, mba...
Nice share bu. Jadi paham saya apa itu story telling. Kemarin nulis2 bener2 kacau beliau. Mudah2n ke depan bisa seperti mereka
ReplyDeleteMakasih rekomendasi blogger yg story tellingnya bagus, harus rajin2 mampir ke blog mereka, ah, biar tulisan saya jadi lebih rileks. Makasih Ambu.
ReplyDeleteTooosss mbak...
ReplyDeleteAku juga ngefans mbak carra
toss fansnya mak carra :)
ReplyDeleteSaya juga penggemarnya mba carra
ReplyDeleteSaya waktu masih ngeblog di wordpress, sering banget baca tulisan pak Dahlan Iskan dalam catatan dahlan iskan karena blog itu selalu jadi popular post. Tulisannya keren abis.
ReplyDeleteSaya seneng banget nemuinnya mbak, dan penasaran dengang kelima-limanya. Ya ampun, kemana aja saya, kuper banget. harus sering-sering BW nih
ReplyDeleteKereeennn semua rekomendasi bloggernya mbaa...
ReplyDeleteStiry telling mba juga saya sukaak
ReplyDeleteBaru paham, kalau Pak Dahlan Iskan seorang blogger juga.
ReplyDeleteNice share mbak. Suka dengan story telling mbak juga.
Wah jadi lebih tau nih, iya mba Carra juga idolaque
ReplyDeletePak Dahlan Iskan kalo nulis sekarang pendek2 bgt.
ReplyDeleteTrus, suka pakai kata 'nyi' untuk kata ganti org ketiga perempuan, masih agak janggal aja sih buat aku :P
Tapi memang story telling beliau dan bloggers di artikel ini cihuyyyy banget!
Kak Maria juga TOP MARKOTOP
Saya sering membaca gus nadir tetapi lewat tweet-tweetnya. Kalau blog belum pernah baca. *meluncur ke blog gus nadir
ReplyDeleteSaya juga lho....follower yang ikutin cuitannya.
DeleteSering baca bukunya Gus Nadir krn kbetulan cucunya teman Aku.. awalnya dipinjamin lama2 mkin suka suka sama Gaya story telling nya dn koleksi bbrp bukunya
ReplyDeleteDikumpulin jadi satu sama Ambu, malah bikin hati terhenyak. Tulisannya pada dalam tapi bermakna, langsung dapat
ReplyDeleteMakin cinta dengan nge blog habis baca ini. Daging banget temanya dan jadi inspirasi buat pemula macam saya.
ReplyDeleteGus Hadir di twitter juga kocak, tapi makjleb, saya suka ngikutin twit-nya.
Baca artikel Ambu, aku baru paham apa itu story telling. Jadi masih banyak yg harus di pelajari lagi, makasih ambu sharing nya.
ReplyDeleteJadi ingat waktu pertama baca hasil karya Dahlan Iskan. Saya selalu penasaran dengan lanjutan tulisan Dahlan Iskan tentang pengalaman beliau operasi di China. Runut, bikin terus pengen baca. Nah ilmu bikin tulisan seperti itu yang susah didapat ya hehehe
ReplyDeleteDi antara kelima blogger di atas, aku cuma eungeuh sama Mba Carra. Termasuk yang senang sekali mampir ke tulisan beliau, termasuk colek colek di Twitter, sayang sudah lama sekali nggak lagi.
ReplyDeleteAku baru tau sekali kalau ternyata Pak Dahlan Iskan juga menulis di blog.
Saya suka orang menulis dg gaya bercerita cuman gitu saya masih terus belajar. Karena gaya bercerita ini sama juga dengan presentasi product. Jika baik kita ceritanya, orang ga merasa tertekan kita prospekin kalau dalam tulisan orang merasa terbawah arus.
ReplyDeleteBaca ini sih, jadi ingetin ingin belajar menulis dg gaya story telling.
Cuma tulisan Hasanudin Abdurrakhman aja yang belum pernah baca. Suka baca artikel Pak Dahlan, tulisannya kadang menohok gitu bagi yang dituju, tapi jujur sih karyanya itu
ReplyDeleteNah untuk mak Cara itu aku dulu pernah jadi kontributor di Rocking Mama, jaman sebelum ada grup WA, kangen nulis di sana.
Dari daftar di atas, favorit saya tuh Mbak Carolina Ratri. Suka banget deh tulisannya, apalagi yang tentang blogging. Informatif dan mudah dipahami.
ReplyDeleteAmbu... Ku juga suka banget dengan gaya berceritanya Pak Dahlan Iskan. He is awesome!
ReplyDeleteYg terakhir, Mba Carra, aku juga ngefans loh sama doi. Yg tiga lagi, ku baru tahu dari ulasanmu, trims ya, jadi nambah pengetahuan, nih. 🙏😍
Mbak Carolina Ratri kalau nggak salah nama instagramnya carra artwork ya? Nggak asing gitu sama namanya. Setuju banget, nama-nama di atas memahg story tellingnya memang pada keren banget.
ReplyDeleteSampai saat ini saya suka baca disway.id dan timur-angin.com
ReplyDeleteBlog ini juga akan jadi rujukan. Terima kasih sudah berbagi. Salam.