Pernah
nonton pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus?
Semua
pejabat tinggi hadir disitu bukan? Mulai dari Wakil Presiden, Ketua DPR, Ketua
MPR, Panglima TNI, Kapolri dan anggota kabinet memenuhi Gedung DPR/MPR.
Bagaimana
jika tiba-tiba BUM!!, terjadi ledakan yang meluluh lantakan gedung beserta
isinya? Semua tewas. Tak ada nyawa tersisa. Ratusan bahkan mungkin ribuan
jumlahnya.
Suasana
pasti chaos.
Namun
negara tidak boleh kehilangan pemimpin. Indonesia memiliki konstitusi yang mengatur bahwa jika presiden dan wakil
presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya, maka akan digantikan oleh trio, Menteri Luar Negeri, Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama.
Tugas
triumvirat tersebut baru berakhir maksimal 30 hari, setelah MPR bersidang dan
memutuskan Presiden serta Wakil Presiden yang baru.
Pertanyaan
berikutnya, bagaimana jika triumvirat:
Menlu, Mendagri dan Menhan turut tewas bersama yang lain?
Wah
nggak tau tuh.
Ah
kok jadi serem. Amit-amit ya?
Sebagai
rakyat, kita percaya aja deh pada yang berwenang. Mereka pasti punya skenario
untuk kepentingan bangsa. Setiap potensi yang membahayakan keamanan bangsa,
pasti sudah diperhitungkan dan ditentukan solusinya.
Seperti
konstitusi yang berlaku di AS dan Korea Selatan, kedua negara ini ternyata
memiliki konstitusi yang menetapkan seorang “designated survivor”, seorang yang
ditunjuk untuk menggantikan kepala negara.
Mungkin
terilhami kondisi tersebut, pekerja drama TV AS membesut "Designated Survivor" yang pertama kali ditayangkan di ABC pada
tahun 2016. Hingga musim ketiga tahun 2019, drama politik yang diperankan Kiefer
Sutherland sebagai Presiden Tom Kirkman mencapai 53 episode.
Pada
2019, Korea Selatan membuat remake nya
dengan tambahan embel-embel 60 days. Karena dalam jangka waktu 60 hari paska
presiden ad interim ditunjuk, Presiden dan Wakil Presiden baru harus sudah
terpilih dan ditetapkan.
Ada
beberapa fakta menarik yang membuat sosok “designated survivor” layak dibuat
film/drama. Yaitu tak ada beban “kontrak politik” yang harus dipenuhi seorang
presiden ad interim, dia juga bisa bukan petugas partai.
Sehingga leluasa
memutuskan masalah lebih adil, lebih memihak rakyat.
Sayangnya,
presiden ad interim bukan sosok yang dipilih rakyat, membuatnya kerap digoyang
bahkan terancam dimakzulkan. Namun yang menyedihkan jika kedudukannya dianggap
boneka, presiden ad interim diharapkan duduk manis, membiarkan para staf
membereskan masalah negara.
Dalam
“Designated Survivor, 60 Days” , situasi
berkembang mengasyikkan ketika Presiden Park, seorang teknokrat yang buta politik, enggan
menjadi “boneka”. Dia membuka semua buku yang berkaitan dengan konstitusi dan
mempelajarinya. Di Indonesia, kitab KUHP mungkin ya?
Tidak
hanya enggan menjadi boneka, Presiden Park juga melakukan banyak gebrakan tak
terduga. Lengkap dengan sorot body languagenya.
Iyalah, sosok awam akan galau
ketika harus memutuskan hidup atau mati. Harus memutuskan negara berperang atau
tidak. Sementara para jendral menunggunya dengan wajah mencemooh.
“Designated
Survivor, 60 Days” menampilkan sosok
presiden yang lebih manusiawi. Ditambah dukungan trio pendamping presiden,
yaitu Cha Young Jin, Jung Soo jung dan Kim Nam Wook. Tugas mereka sebagai
Kepala Staf Blue House, Sekretaris Presiden dan Juru Bicara Blue House, membuat
drama ini lebih humanis, lebih menarik untuk ditonton dan kelanjutan episodenya
selalu ditunggu.
Jika
diibaratkan makanan, “Designated Survivor, 60 Days” serasa sepotong fruit cake
nan lezat. Sedangkan “Designated Survivor” versi aslinya bak setampah kue jajan
pasar, semua ada, membuat penikmat kuliner harus menyantapnya pelan-pelan, ngga
bisa ditonton maraton.
Dengan
seabrek kelebihan, anehnya “Designated Survivor, 60 Days” kurang bergema
dinegaranya. Ratingnya kalah jauh dengan “Hotel Del Luna”. Mungkin penonton
Korsel lebih menyukai penampilan para hantu yang menghibur dibanding akrobatik
para politisi ya?
Nilai
9/10 untuk “Designated Survivor, 60 Days”, tentu saja dari saya, yang tak
teralihkan perhatian selama menonton Ji Jin Hee dkk beraksi. Namun kembali ke
selera masing-masing ya?
Ji Jin Hee
sebagai Park Moo Jin,
profesor kimia/ pakar lingkungan hidup
yang ditunjuk presiden sebagai Menteri Lingkungan Hidup. Tak ada yang menyangka
latar belakang sains yang dimilikinya merupakan keberuntungan.
Salah
satunya ketika muncul ancaman keamanan nasional, Presiden Park harus berhadapan
dengan Dewan Ketahanan Nasional, para jendral yang galak-galak dan gagah, yang
hanya melihat masalah secara hitam putih. Solusinya hanya perang atau damai.
Berkat
kegigihan Presiden Park yang menggunakan data cemaran Lithium, peperangan antar
Korsel – Korut akibat kesalah pahaman, bisa dihindari.
Keluguan dan kejujuran Presiden Park Mo Jin nampak membahayakan, namun justru menjadi kelebihannya.
Jadi ingat sosok Jokowi yang punya citra sebagai presiden sederhana dan lugu, ya?
Sayangnya
Jokowi bukan pakar lingkungan hidup. ^^
Kim Gyu Ri
sebagai Ibu Negara yang
berkelas. Nampaknya penulis skenario “Designated
Survivor, 60 Days” dan versi aslinya, terinspirasi pada sosok, Michelle Obama, First
Lady cantik yang pakar hukum dan selalu
fashionable.
Bedanya,
Alex Kirkman sang First Lady AS nampak menonjol. Dia tidak hanya memberi masukan tapi juga turut
hadir dalam diskusi kasus. Sedangkan Choi Kang-Yeon sebagai istri presiden Park
hanya membantu jika diminta. Dan rasanya lebih etis ya?
Kang Han Na
sebagai Han Na-Kyung,
anggota NIS atau FBI nya Korea Selatan. Seperti Hannah Wells, anggota FBI yang
kekasihnya tewas dalam peristiwa pengeboman di Gedung Capitol, kekasih Han Na
Kyung sesama anggota NIS, juga dinyatakan tewas dalam kasus bom di Gedung
Majelis Nasional.
Bedanya
kekasih Han Na Kyung ternyata masih hidup, dan menjadi saksi kunci pembuka
konspirasi jahat yang menyebabkan ledakan bom di Gedung Majelis Nasional.
Kang
Han Na juga kalah jauh dalam berakting dibandingkan Maggie Q yang cantik,
cerdas dan sexy serta banyak mendominasi scene “Designation Survivor” versi
asli.
Lee Joon Hyuk
sebagai Oh Young-Seok,
sosok yang disiapkan untuk mengambil alih jabatan presiden. Mantan perwira
angkatan laut yang mengundurkan diri karena merasa sakit hati tidak dipedulikan
pemerintah.
Oh
Young Seok menjadi anggota konggres termuda yang ditemukan masih hidup dari
reruntuhan gedung Majelis Nasional. Tampilannya dalam “Designation Survivor, 60
Days” sangat mendominasi dan mengancam kedudukan Presiden Park. Sangat berbeda dengan
sosok Peter MacLeish dalam versi asli, yang dengan mudah dihabisi.
Son Seok Ko
sebagai Cha Young-Jin,
staf Blue House yang diangkat sebagai
kepala staf, paska sang kepala staf dipecat karena tidak patuh pada Presiden
Park.
Cha
Young Jin sangat berambisi menjadikan Park Moo Jin sebagai presiden terpilih
kemudian, sehingga dengan berbagai cara dia membantu Park Moo Jin memenangi suara konstituen.
Kisah asmaranya dengan Jung Soo-Jung, memberi bumbu penyedap pada drama Korea ini.
Choi Yoon
Young sebagai
Jung Soo-Jung, tangan kanan Park Moo Jin Kementerian Lingkungan Hidup yang
didaulat sebagai Sekretaris Presiden.
Berbeda
dengan Emily di versi asli “Designated Survivor” yang sexy dan cerdas hingga
dipercaya untuk terjun ke wilayah konflik. Soo Jung cenderung menjemukan, konservatif
dengan busana kantor dan hanya mengurus pernak pernik administrasi.
Lee Moo Saeng
sebagai Kim Nam-Wook , Juru Bicara Blue House,
seorang pembelot Korea Utara yang direkrut presiden terdahulu, presiden Yang.
Keberadaannya
mirip Seth Wright, warga minoritas AS, jubir White House dalam versi asli, yang acap menimbulkan kontroversi. Namun
keberadaannya sering menguntungkan, karena hanya dialah yang mengenal kondisi
lapangan sesungguhnya.
Sinopsis Plot
oleh Staf AsianWiki ©
Park
Moo-Jin (Ji Jin-Hee), seorang profesor kimia yang memegang posisi sebagai Menteri Lingkungan Hidup. Dia tidak memiliki
ambisi, kepercayaan diri, atau politik sebagai politisi.
Hidupnya
berubah ketika suatu ledakan menewaskan Presiden dan pejabat tinggi lainnya.
Sebagai satu-satunya anggota kabinet yang masih hidup, Park Moo-Jin menjabat
presiden selama 60 hari.
Ternyata
Park Moo-Jin mampu menyelesaikan tugasnya, termasuk mengejar orang/ kelompok yang bertanggung jawab
atas ledakan tersebut.
Review:
Berpenampilan
canggung, serba ragu-ragu dan jauh dari hingar bingar politik, itulah sosok
Park Moo Jin, Menteri Lingkungan Hidup yang berkutat dengan penelitian. Ketika
proposal hanya menyebutkan 50.000 kendaraan
yang berpotensi menambah cemaran debu halus di Korea Selatan, kalkulasi Park
Moo Jin menemukan 1, 5 juta kendaraan. Perbedaan yang jomplang banget.
Namun
nampaknya kejujuran bukan untuk dunia politik. Presiden Yang Jin Man lebih
memilih sekutunya, USA dibanding keamanan hidup rakyatnya. Park Moo Jin dipecat Presiden Yang, dengan status SK akan ditandatangan usai pidato
kenegaraan.
Takdir
berkata lain. Bom meluluh lantakkan gedung tempat presiden Yang berpidato.
Semua orang yang kebetulan berada di Gedung Majelis Nasional meninggal atau
luka-luka.
Tiba-tiba
Park Moo Jin mendapati dirinya sebagai Presiden Korea Selatan. Hanya karena
dia, satu-satunya anggota kabinet yang masih hidup. Konstitusi Korea Selatan
menyatakan presiden ad interim diangkat dari anggota kabinet jika Presiden
mangkat.
Kisahpun
bergulir menarik. Tanpa beban politik Presiden Park Moo jin memimpin selama 60
hari, Penuh kejujuran. Tanpa kebohongan. Serta banyak penyelesaian masalah yang
tak terduga. Termasuk membuat lawan jadi kawan.
Tekadnya
cuma satu, memastikan rakyat Korea Selatan hidup dengan nyaman. Tanpa ketakutan.
Hidup sejahtera. Jauh dari kemiskinan.
Sayang,
hanya terjadi di film/drama. Dalam situasi nyata, sulit dilaksanakan. Presiden
kerap harus berbohong dan melakukan deal politik sesuai janji-janji kampanye.
Profile
Drama: Designated Survivor:
60 Days
Revised romanization: 60Il,
Jijungsaengjonja
Hangul: 60일, 지정생존자
Director: Yoo Jong-Sun
Writer: Kim Tae-Hee
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: July 1 -
August 20, 2019
Runtime: Monday &
Tuesday 21:30
Language: Korean
Country: South Korea
Bunda belum ada waktu nonton drama Korea tapi berdasar review Ambu. Munfkin satu ketika memiliki waktu dan bisa nonton wow keqnya.
ReplyDeleteaku juga nonton ini...menang tanpa mengalahkan...kereenn
ReplyDeletePenuh intrik begini emang ga ngebosenin, Mbak.
ReplyDeleteAku baru namatin Secret Beautique, penuh intrik yang melibatkan elit politik dan pebisnis kelas yang meski aslinya sih lebih ke balas dendam. Tapi, drama-drama macam begini yang tense-nya menaik bikin ga bosen.
Aku sudah nonton film ini saat masih on going. Seru, gak menutup kemungkinan itulah yang terjadi di negara kita.
ReplyDeleteYeayyy, syukaakk banget kalo ada pilem Korea yg nyerempet2 politik gini
ReplyDeletePan kapan daku mau nonton ah
Reviewnya Mantab djiwa!
biasanya nonton film korea cukup drama percintaan, kali ini menambah referensi saya untuk menonton genre lain dari film korea. Nice review mbak!
ReplyDeleteMasya Allah, Ambu suka nonton drama korea juga rupanya. Bahkan saking sukanya sampai ditulis review. Saya kepengen banget nonton drakor tapi selama ini belum ada kesempatannya, makannya baca review ginian aja udah bahagia
ReplyDeleteBelum nonton drama ini, katanya bagus kalau baca dari beberapa review temen termasuk review bu maria ini, jadi penasaran ingin nonton juga deh.
ReplyDeleteSaya lebih suka nonton yang kayakk gini karena lebih humanis. Film tentangh politik setidaknya bikin kita tahu seperti apa dunia pemerintahan.
ReplyDeleteSemoga saja ada presiden yang idealis demi rakyat serta tidak pragmatis klarena deal politik
Saya lebih suka nonton yang kayakk gini karena lebih humanis. Film tentangh politik setidaknya bikin kita tahu seperti apa dunia pemerintahan.
ReplyDeleteSemoga saja ada presiden yang idealis demi rakyat serta tidak pragmatis klarena deal politik
Saya suka dua-dua nya, fruit cake atau jajan pasar.. Hahaha..
ReplyDeleteTengkyu mba, review nya membantu saya memahami plot dan jalan cerita. Sangat dipertimbangkan, untuk ditonton.
Aku hampir engga pernah nonton drakor nih, gimana dong. Tapi temen-temenku pada nonton. Baca reviewnya kayaknya seru nih. Ada actionnya ga ya? Kalau ngomong-ngomong aja, takut ngantuk...
ReplyDeleteReview-nya keren banget, Ambu. Filmnya menarik, nih. Beraroma politik yang penuh intrik. Pasti sensasinya beda dibandingkan menonton film drama yang mengharu biru. Sebagai orang yang belum pernah tertarik nonton drama Korea, kok jadi kepengen nonton, ya? Hahaha ...
ReplyDeleteKalo orang orang di negara +62 sukanya malah sinetron Mba hihihi.
ReplyDeleteAku selalu tertarik nonton film berbau politik karena bakal banyak banget intrik dan kejadian tak terduga yang ditampilkan.
Ya kali, mungkin aja rakyak korea lebih menyukai drakor bertema hantu daripada yang bertema politik kayak gini, hehe. Saya sendiri belun nonton drakor ini, jadi tertarik pengen nonton juga setelah baca ulasan di atas.
ReplyDeleteWah ceritanya menarik ya, aku suka ntn drama drama yg ada unsur politiknya gitu..
ReplyDeleteIni klo pgn ntn apa msh bisa ya mbak? Di dramaqu ada g?
Agak berat ya tema filmnya tapi kayanya bagus deh ini. Menjadi pemimpin negara pasti jadi beban tersendiri karena harus mengutamakan kepentingan negara dan seluruh rakyat. Hal ini patut diterapkan di Indonesia. Kita harus dong mendukung pemerintah. Kalopun mau mengkritik pemerintah ya gunakan jalur yang benar dan harus tetap santun.
ReplyDeleteMaka dari itu para pejabat gak boleh berada di satu tempat ya bun hehe.
ReplyDeleteTapi itu filmnya emang serem banget, gak kebayang jd satu2nya pejabat yang masih hidup dan harus memipin sesisi negara. Ini kyknya agak berat dan bikin mikir ya dramanya :D
Noted! Masuk daftar Drakor wajib nonton nih.. saya suka tema2 seperti ini 😍 apalagi ada aktor favorit saya juga disana ❤️ thank you mbak rekomendasinya 🤗
ReplyDeleteAku suka nonton ini jadi tahu seluk belum presiden tapi dia terlalu bersih buat terlibat politik ya jadi gemes sendiri hehe... endingnya kurang greget sih, pengen dia tetap jadi presiden haha...
ReplyDeleteKayaknya bagus nih film. Tapi saya jarang euy nonton film korea gitu. Biasa nonton film film action hollywood aja. Hehehehe
ReplyDeleteKalau film korea, ga diragukan lagi deh keseruan ceritanya. hampir semua film korea aku suka. nah, kalau yang ini aku blm nonton. bakalan jadi list film drakor aku nih.
ReplyDeleteAda saran ngga, gimana caranya bisa cepat hapal nama-nama Korea?
ReplyDeleteLidah saya keseleo mulu nyebutin namanya. Sedih banget ngga bisa menikmati film korea gara-gara susah inget nama. Mana mukanya sama semua. Huhuhu...
Saya termasuk yang jarang banget nonton drama korea, tapi membaca review nya jadi pingin nonton yang ini, ada intrik-intrik di dalamnya
ReplyDeleteBelum pernah nonton film atau drama korea, tapi dari ulasannya jadi pengen nyoba nonton
ReplyDeletedrma politik terbaik
ReplyDelete