Selama puluhan
tahun tinggal di Kota Bandung ada 2 pertanyaan yang amat sangat penasaran ingin saya ketahui
jawabannya, yaitu:
1) Darimana asal nama Kota Bandung?
2) Mengapa Kota Bandung relatif adem ayem ketika kota-kota lain mengalami kerusuhan bahkan terjadi pembakaran dan penjarahan?
Bukannya berharap ada pertumpahan darah lho, aduh amit-amit. Jauh ….jauh …. :) Hanya ingin tahu karena jika merunut karakter etnis, rasanya cuma beda-beda tipis.
1) Darimana asal nama Kota Bandung?
2) Mengapa Kota Bandung relatif adem ayem ketika kota-kota lain mengalami kerusuhan bahkan terjadi pembakaran dan penjarahan?
Bukannya berharap ada pertumpahan darah lho, aduh amit-amit. Jauh ….jauh …. :) Hanya ingin tahu karena jika merunut karakter etnis, rasanya cuma beda-beda tipis.
Ternyata
jawabannya bermuara pada satu legenda yang saling berhubungan. Alkisah begini ceritanya:
Gerah karena
daerahnya kerap dilanda banjir luapan Sungai Citarum, Bupati Bandung RHAA
Wiranatakusumah II yang mendapat julukan Kanjeng Dalem Kaum berniat memindahkan
Krapyak, ibukota kabupaten Bandung. Untuk itu beliau mohon
petunjuk pada Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, pelindung kawasan tatar Sunda.
Sesuai petunjuk
gaib yang diterima, Kanjeng Dalem Kaum menancapkan tongkatnya di sebuah kawasan
yang terletak di pinggir Sungai Cikapundung. Ketika tongkat dicabut, air mengalir
jernih dari lubang yang kelak bernama Sumur Bandung, menandakan bahwa setiap
pembukaan daerah dibutuhkan sumur cikahuripan. Ci artinya air, kahuripan
bermakna bekal kahuripan.
Filosofinya kurang lebih, bukankah sebagai manusia, yang paling kita butuhkan adalah air sebagai bekal kehidupan. Karena itu sumur tidak hanya berarti sebagai pengadaan air bersih tapi juga bernilai filosofis dan memiliki fungsi sakral.
Filosofinya kurang lebih, bukankah sebagai manusia, yang paling kita butuhkan adalah air sebagai bekal kehidupan. Karena itu sumur tidak hanya berarti sebagai pengadaan air bersih tapi juga bernilai filosofis dan memiliki fungsi sakral.
Siapa Dewi
Kentring Manik Mayang Sunda?
Dikaitkan dengan sejarah Tatar Sunda, Dewi Kentring Manik adalah permaisuri Kerajaan Pajajaran, putri dari Prabu Susuk Tunggal yang dinikahi Prabu Siliwangi.
Dikaitkan dengan sejarah Tatar Sunda, Dewi Kentring Manik adalah permaisuri Kerajaan Pajajaran, putri dari Prabu Susuk Tunggal yang dinikahi Prabu Siliwangi.
Konon Dewi Kentring Manik Mayang Sunda kerap mengunjungi daerah-daerah terpencil kerajaan dengan didampingi beberapa orang pengawalnya. Kedatangannya ke daerah-daerah tersebut biasanya berhubungan dengan adanya pembukaan daerah baru. Dan dalam setiap pembukaan daerah baru tersebut ditandai dengan terlebih dahulu mewujudkan sebuah sumur cikahuripan.
Istilah Sumur Bandung sendiri sering pula dikaitkan dengan makna kata bandung yang berarti rahim ibu sebagai sebuah anugerah yang diberikan Sang Maha Pencipta terhadap makhluk bernama wanita. Rahim ibu inilah yang merupakan titik awal keberangkatan kehidupan manusia, maka sudah sepantasnya manusia selalu ingat akan kehadiran seorang ibu dan senantiasa menghormatinya.
Keberadaaan Sumur Bandung adalah bentuk penghormatan kepada eksistensi perempuan dalam konteks setiap pembentukan kawasan baru, maka harus diresmikan oleh ibu negara. Itulah sebabnya, keberadaan Sumur Bandung selalu dikaitkan dengan nama Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, sebagai ibu negara pada masa itu.
Sumur
Bandung dalam perkembangan selanjutnya oleh masyarakat setempat dianggap
sebagai sumur keramat. Karena adanya nilai keramat ini, atau nilai-nilai
sugestif yang berasal dari para leluhurnya, baik dari tokoh sejarah pendirinya
maupun nilai-nilai budaya tradisi yang pernah hidup pada masanya, maka wajar
kemudian muncul upaya pelestarian nilai-nilai budaya tradisi dan penghormatan
kepada tokoh sejarah yang terkandung di dalamnya.
Sumur Bandung di Gedung PLN. |
Tahun kepindahan ibukota Kabupaten Bandung dihitung sebagai tahun berdirinya Kota Bandung. Sumur Bandung sebetulnya ada dua. Lokasi sumur pertama terletak di lantai dasar Gedung PLN Distribusi Jawa Barat, Jalan Asia Afrika Bandung. Warga masyarakat banyak yang mengunjungi Sumur Bandung untuk mengambil airnya karena diyakini air tersebut sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit.
Aula tempat Sumur Bandung berada,
dinamakan Bale Sumur Bandung. Menurut kuncen Sumur Bandung, Kusnadi (52),
semula nama yang disiapkan adalah Graha Sumur Bandung, namun sehari sebelum
diresmikan dewi penunggu sumur membisikkan agar diganti menjadi Bale Sumur
Bandung. “Pesan gaib itu lalu kami sampaikan kepada pimpinan. Dan ternyata
pimpinan menyetujui perubahan nama itu,” tuturnya.
Lokasi Sumur Bandung kedua terletak di
bawah Gedung Miramar yang berjarak kurang lebih 20 meter dari Gedung PLN. Bangunan bekas pertokoan lima lantai ini kini
telah diratakan dengan tanah.
Dulu Pemerintah Kota Bandung pernah menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta untuk dikelola menjadi komplek pertokoan modern. Sebab dilihat dari segi bisnis, lokasi gedung Miramar sangat strategis. Namun, rencana itu tertunda hingga kini. Bahkan setelah berkali-kali ditenderkan, tetap tak ada investor yang mau membuka usaha di situ.
Apa sebab ? Ada keyakinan, gagalnya mengubah gedung Miramar menjadi pertokoan modern, karena adanya Sumur Bandung yang dihuni kekuatan dari dimensi gaib.
Dulu Pemerintah Kota Bandung pernah menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta untuk dikelola menjadi komplek pertokoan modern. Sebab dilihat dari segi bisnis, lokasi gedung Miramar sangat strategis. Namun, rencana itu tertunda hingga kini. Bahkan setelah berkali-kali ditenderkan, tetap tak ada investor yang mau membuka usaha di situ.
Apa sebab ? Ada keyakinan, gagalnya mengubah gedung Miramar menjadi pertokoan modern, karena adanya Sumur Bandung yang dihuni kekuatan dari dimensi gaib.
Keberadaan dewi Kentringmanik
sebagai pelindung Kota Bandung dipercaya berpengaruh dalam menyingkirkan energi
negatif. Sehingga ketika kondisi politik tanah air sedang bergejolak dan
dimana-mana terjadi kerusuhan, Bandung sebagai salah satu dari lima kota
terbesar di tanah air, nyaris tak tersentuh. Rame iya, tapi tetap terkontrol.
Selain itu ada sejarah lain. Menurut almahum Haryoto Kunto dalam buku Semerbak Bandung, sebelum kota Bandung berubah rupa seperti saat ini, dahulu ditemukan banyak kuburan.
“Orang Bandung tempo dulu, mengubur anggota keluarganya yang meninggal di halaman rumah,” tuturnya dalam buku itu. Penduduk Bandung baheula, katanya, sangat meyakini falsafah kuburan sebagai tempat yang tenang dan damai.
Tidak heran bila setiap halaman rumah
selalu ada kuburannya. Kondisi itu bertahan hingga tahun 1906, ketika kemudian
pemerintah Belanda mengeluarkan larangan mengubur mayat di halaman rumah. Jadi
sebenarnya, di tengah hiruk pikuk Bandung, di bawahnya merupakan
kuburan-kuburan penduduk Bandung tempo dulu. Selain karena keberadaan dewi
Kentringmanik, keadaan itu pula yang menyebabkan Bandung terasa sejuk dan adem
ayem. Wallahualam bishawab.
wah, apa cuma orang bandung tempo dulu yang mengubur keluarga di halaman rumah? mungkin hampir semua orang zaman dulu begitu ya
ReplyDeletenampaknya iya, kan dulu belum ada aturan terpusat.
ReplyDeletebahkan setahu saya, awalnya hanya orang2 elit yang dikuburkan di tempat tertentu seperti kerkoff tempat pemakaman orang belanda dan pemakaman kaum bangsawan :)
orang bandung emang dari dulu cantik2 ya
ReplyDeletesetahu saya iya, karena itu banyak artis berasal dari kota Bandung ya?
ReplyDeleteWaah...mashaAllah,
ReplyDeleteSejarah kota Bandung.
Wah ambu suka sejarah juga yah. Mudah-mudahan bandung adem ayem selamanya yah
ReplyDeleteWaw... nuhun ceritanya ambu, keren bangettt. Selalu suka sama cerita2 legenda gitu, yang kadang2 kepikiran benarkah ada, tapi kalo ngga ada, kok efeknya nyata, hihihi
ReplyDeleteternya ini yang membuat gadis bandung terkenal dengan kecantikannya...
ReplyDeleteMusyrik..!
ReplyDeleteDi wilayah kami juga ada sumur Bandung sumur Bandung yang pertama menceritakan ratu kembang yang kedua menceritakan nyai centring manik Mayang sunda yang ketiga menceritakan tempat minumnya semua harimau Siliwangi
ReplyDeleteDan di sebelah Utara nya ada kerajaan Siliwangi di ranca Mayang.