When The Phone Rings, Kisah Cinta Pernikahan Politik
Pernah dengar tentang “Mutisme selektif”? Saya juga baru dengar setelah menonton drama Korea When The Phone Rings. Drama yang bekisah tentang anak perempuan yang kehilangan kemampuan berbicara sesudah mengalami kecelakaan mobil yang parah.
Dari hasil googling, didapat penjelasan bahwa:
Mutisme selektif adalah gangguan kecemasan di mana anak mampu berbicara dalam situasi tertentu, namun memilih untuk tidak berbicara dalam situasi sosial atau lingkungan tertentu.
Dengan kata lain, anak ini gak bisu/tuna wicara, karena dia bisa berbicara tetapi memilih/tidak mampu berbicara pada situasi tertentu saja
Menurut Google juga, tuna wicara adalah:
Tuna wicara, atau gangguan bicara, adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam memproduksi suara, kata, atau kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Hal ini bisa disebabkan oleh masalah pada organ bicara, seperti lidah, bibir, atau pita suara, atau juga masalah pada otak yang mengontrol bicara.
Jadi, tuna wicara gak bisa bicara di mana pun dia berada, sedangkan anak dengan mutisme selektif mungkin bisa berbicara dengan lancar di rumah dengan keluarganya, tetapi menjadi bisu saat berada di sekolah atau bertemu orang asing.
Mengapa saya penasaran dengan perbedaan antara mutisme selektif dan tuna wicara? Karena dalam drama Korea When The Phone Rings, pemeran utama perempuan didiagnosa mutisme selektif sehingga tidak bisa berbicara selama puluhan tahun.
Tapi sudahlah, namanya juga drama. Suka-suka penulis skenarionya aja deh ya? Terlebih tayangan drama Korea When The Phone Rings disambut dengan antusias. Terlihat dari trending topic di X.com (dulu Twitter) di setiap penayangannya.
Baca juga:
Cinderella at 2AM, Tentang Cinderella yang Pernah Jadi Korban KDRT
Wedding Impossible, Cap Cis Cus Pilih Jodoh
Yoo Yeon-Seok sebagai Paik Sa-Eon
Tampan, cerdas, kompeten, Paik Sa-Eon tidak saja dikenal sebagai juru bicara kepresidenan termuda di Korea yang kerap muncul di televisi. Dia juga punya latar belakang cemerlang, yaitu pernah menjadi wartawan perang, negosiator sandera, dan pembawa berita utama.
Namun latar belakangnya yang prestisiuslah yang kerap menjadi pembicaraan. Ayah ibunya berasal dari keluarga politik yang terpandang. Namanya tambah berkibar sewaktu Paik Ui-Yong, ayahnya sedang mengikuti kontestasi menuju The Blue House.
Kenyataannya ternyata tak seindah itu, Paik Sa-Eon bukan anak kandung Paik Ui-Yong. Sejak kecil hidupnya sangat didikte sang ibu, seperti harus membaca buku tertentu, tak boleh melakukan hal yan disukai, serta tekanan hidup sebagai anak berdarah biru lainnya.
Namun yang paling menakutkan: Ada yang menghendaki nyawanya, dan sialnya Paik Sa-Eon tak tahu siapa orangnya, dan apa penyebabnya.
Chae Soo-Bin sebagai Hong Hee-Joo
“Jangan pernah lagi meremehkan dirimu,” ujar Paik Sa-Eon untuk kesekian kalinya pada Hong Hee-Joo.
Paik Sa-Eon memang sangat mengenal Hong Hee-Joo. Mereka bertetangga sehingga Paik Sa-Eon tahu betapa tertekannya hidup anak kedua pemilik media terbesar di Korea tersebut.
Hong Hee-Joo kecil tak boleh makan sushi kesukaannya. Dia juga harus menahan tangis ketika seekor anjing menggigitnya.
Paik Sa-Eon tak tahu, semua yang dilihatnya belum seberapa. Demi ibunya, Hong Hee-Joo pura-pura bisu. Tak bisa bicara.
Sebagai ibu tunggal, Kim Yeon-Hui menganggap Hong Hee-Joo sebagai alat untuk mengejar materi.
Ketika dalam suatu perjalanan, Hong Hee-Joo selamat dari kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan istri dan anak bungsu konglomerat Hong Il-Kyung meninggal dunia, serta anak sulungnya kehilangan indra pendengaran, Kim Yeon-Hui menyuruh anaknya pura-pura bisu, dan didiagnosa mengalami mutisme selektif.
Tujuannya agar Hong Il-Kyung merasa bersalah dan memperistri dia, sebagai pengganti istrinya yang yang tewas.
Hong Hee-Joo menuruti kemauan ibunya, dia pura-pura bisu dan belajar isyarat. Keterampilan yang mengantarnya menjadi juru bicara bahasa isyarat di televisi dan akhirnya di kantor kepresidenan.
Sinopsis Drama Korea When The Phone Rings
Besok, sesuai rencana, pernikahan akan tetap dilangsungkan
Tetapi ubah mempelainya
Bukan kamu, tapi adikmu
Dan terjadilah, pernikahan politik antara Hong Hee-Joo, anak perempuan Hong Il-Kyung, pemilik media terbesar di Seoul dengan Paik Sa Eon, anak laki-laki Paik Ui Yong yang berasal dari dinasti politik Korea dan sedang berlaga di kontestasi calon presiden.
Sebetulnya yang dijodohkan dengan Paik Sa Eon adalah Hong In-A, kakak perempuan Hong Hee-Joo. Namun mendadak, pada malam sebelum pernikahan, Hong In-A membatalkan secara sepihak.
Dengan berbagai pertimbangan, Paik Sa Eon menyetujui, asalkan pernikahan tetap berlangsung, hanya pengantin perempuan yang berubah, dari Hong In-A menjadi adiknya, Hong Hee-Joo.
Walau bermarga sama, Hong In-A dan Hong Hee-Joo bukan saudara sekandung. Ibu Hong Hee-Joo menikah dengan ayah Hong In-A setelah kecelakaan yang menimpa Hong In-A, ibu kandung dan adik laki-lakinya, serta Hong Hee-Joo
Akibat kecelakaan tersebut, ibu kandung dan adik laki-laki Hong In-A tewas. Hong In-A kehilangan kemampuan mendengar. Hong Hee-Joo selamat, tak kurang suatu apa.
Namun ibu Hong Hee-Joo menyuruhnya pura-pura bisu (mengalami mutisme selektif) agar ayah Hong In-A merasa bersalah dan mau mempersuntingnya sebagai istri menggantikan ibu kandung Hong In-A.
Setelah anak-anak besar, ibu Hong Hee-Joo yang matre berniat menikahkan anaknya dengan anak keluarga Yeonghwa yang disebut “bajingan” karena kerap melanggar moral dan melakukan tindak pidana.
Pernikahan dengan Paik Sa Eon menyelamatkan nasib Hong Hee-Joo dari neraka perkawinan. Meski secara tak terduga, Hong Hee-Joo seperti masuk penjara pernikahan.
Selama 3 tahun pernikahan, Hong Hee-Joo hanya bertatap muka dengan suaminya melalui layar televisi, sesuai profesi sang suami sebagai juru bicara kepresidenan.
Selebihnya, pasangan suami istri ini bak orang asing. Tidak pernah mengobrol dan tatap muka. Saling masuk kamar masing-masing. Dan saling sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Hingga terjadi peristiwa yang menyatukan keduanya. Hong Hee-Joo diculik, disandera dan penculiknya minta tebusan.
Anehnya Hong Hee-Joo sampai di rumah dengan selamat, namun percakapan dengan penculik tetap berlangsung.
Faktanya pasca pembebasan, Hong Hee-Joo lah yang bercakap-cakap dengan Paik Sa Eon. Hong Hee-Joo menggunakan ponsel milik penculik yang telah dimodifikasi, sehingga yang terdengar oleh Paik Sa Eon adalah suara laki-laki.
Bertameng penculik dan menggunakan nomor telepon dengan huruf depan 406, Hong Hee-Joo minta uang tebusan 2 milyar dan dirinya dicerai. Ketika Paik Sa Eon menolak, Hong Hee-Joo menanyakan alasan pria tersebut mengabaikan dirinya selama 3 tahun.
Semula Paik Sa Eon tak curiga bahwa laki-laki diujung telepon adalah istrinya. Karena dia mengenal Hong Hee-Joo sejak kecil mengalami tuna wicara, yang diperkuat dengan profesinya sebagai juru bicara bahasa isyarat.
Ketika akhirnya rahasia terbongkar, pasutri muda ini harus berhadapan dengan masa lalu Paik Sa Eon dan sosok yang ingin membunuhnya.
Review Drama Korea When The Phone Rings
He look extra hot with ring on his finger
Apalagi ditambah dua kancing kemeja yang terbuka. Huhuhu….saya setuju dengan pernyataan fans yang mengunggah gambar scene Yoo Yeon-Seok sedang akting menelepon dan menampakkan cincin melingkar di jarinya.
Kayanya emang baru dalam drama Korea When The Phone Rings, Yoo Yeon-Seok berperan sebagai pangeran berkuda putih. Sebelumnya penonton lebih mengenalnya sebagai dokter yang childish berbaju putih dalam drama Korea Hospital Playlist dan drama korea Dr Romantic (1).
Sementara dalam drama Korea When The Phone Rings, ketampanan Yoo Yeon-Seok nampak menonjol dalam jas hitam jubir kepresidenan. Saking mempesonanya karakter alpha man Yoo Yeon-Seok sampai bermunculan video short yang senada:
Ready to stay single
Until find a man like him
Walah, sungguh karakter yang diperankan Yoo Yeon-Seok bikin meleleh. Bertambah luluh lantak ketika terkuak fakta ML telah mencintai FL sejak masih kecil.
Padahal premis drama Korea When The Phone Rings sederhana banget lho, yaitu tentang pernikahan politik.
Sehingga, tidak saja dibutuhkan konflik yang tersebar dari awal sampai akhir. Juga alur cerita yang yang runut dan apik, sekaligus bikin penonton tak sabar menunggu episode berikutnya.
Writernim Kim Ji-Woon berhasil melakukan dengan mulus, bekerja sama dengan novelis Geoneomulnyeo, yang novelnya "Jigeum Geoshin Jeonhwaneun” (published November 19, 2022 - January 13, 2023 via Kakao) diadaptasi drama ini, penonton diajak memecahkan teka-teki sejak awal episode, dan mulai terkuak di pertengahan hingga akhir drama.
Keunggulan lainnya dari drama Korea When The Phone Rings tentu saja keberhasilan Yoo Yeon-Seok dan Chae Soo-Bin menampilkan karakter yang dibutuhkan, serta berhasil membangun chemistry indah yang meluluh lantakkan jiwa penonton
Gak heran drama Korea When The Phone Rings berhasil menggaet 8,9/10 dari Mydramalist. Penonton Korea juga menyambut baik dengan menghadiahi rating 5.5% (nationwide) serta 5.4% (Seoul). Sumber: AGB Nielson.
Berapa pun ratingnya, serta bagaimana pun menyebalkan episode akhirnya, bisa dipastikan drama Korea When The Phone Rings bikin banyak penonton susah move on.
Setuju? 😊😊
Baca juga:
Red Swan, Gara-gara Ibu Selingkuh dengan Pebinor
Hospital Playlist, Kisah Cinta 5 Sekawan di Dunia Kedokteran
Profile
Drama: When The Phone Rings (English title) / The Number You Have Dialed (literal title)
Revised romanization: Jigeum Geoshin Jeonhwaneun
Hangul: 지금 ê±°ì‹ ì „í™”ëŠ”
Director: Park Sang-Woo
Writer: Geoneomulnyeo (web novel), Kim Ji-Woon
Network: MBC
Episodes: 12
Release Date: November 22 - January 4, 2025
Runtime: Friday & Saturday 21:50
Genre: Mystery / Romance
Language: Korean
Country: South Korea
Saya cukup tertarik dengan fenomena tutup mulut karena trauma yang besar. Ini juga pernah dibahas di beberapa film lainnya sih kak, tetapi rasa-rasanya masih penasaran banget sama When The Phone Rings.
ReplyDeletePantas saja Mbak Maria masih penasaran antara Mutisme selektif dan Tuna Wicara ya. Jadi harusnya pemeran wanita di When the rings ini bisa berbicara di saat-saat tertentu. Kalau sudah puluhan tahun tidak bisa bicara, harusnya didiagnosa Tuna Wicara.
ReplyDeleteDan pernikahan politik ini banyak juga terjadi di Korea ya, demi kepentingan orang tua, anak yang harus dikorbankan. Namun walau tema politik, tetap berhasil pemirsa karena alur yang memikat dan pastinya pesona Yoo Yeon-Seok
Asiik...terima kasih reviewnya. Aku maju mundur mau nonton. Mo nunggu sampai tamat dulu aja. Rada males waktu itu masih on going. Penasaran juga kondisi seseorang dng selective mutism. Jadi sebenernya bisa bicara yah...Tapi beda dengan orang yg pendiam...
ReplyDeletewah ilmu baru lagi, dan istilah baru kudengar ada Mutisme selektif, beberapa anak temanku seperti itu di sekolah sedikit bicara dirumah banyak ngomong, mungkin faktor kenyamanan juga berpengaruh yaa
ReplyDeleteSebagai fans Abang YYS, akutu uda sering banget ngliat sorot matanya yang galack. Huhuhu.. TBL TBL TBL..
ReplyDeleteTapi di sini, meski galack, tapi sayang. Sayang tapi galack.
Sungguh membingungkan!
Hahaha... tetep suka sii..
Meski belum menggeser kebucinan YYS pas di Warm and Cozy sama Kang Sora.
atau mata seremnya di film Architecture 101 pas mau jahatin Suzy.
Dua lagi deeh.. di film Warewolf Boy sama jadi psiko di A Bloody Lucky Day.
Hehhee.. maruuukk kalo uda ngomongin Rita's Daddy iniih...
Kirain pernikahan politik cuma fiksi tapi di kehidupan nyata emang ada juga ya
ReplyDeleteDalam When The Phone Ringan malah makin seru secara sampai akhir sinopsisnya ga ada bocor yg mau melenyapkynyawa sang tokoh ini siapa ...
udah sering liat youtube shorts ttg drakor ini, jadi makin penasaran nonton deh
ReplyDeleteSaya juga sedang menonton drama ini seruu banget mba. Paik Sa-Eon benar-benar tipikal suami idaman haha akhirnya ada drama yang ngebalikin butterfly era saya lagi gak sabar pengen namatin hehe
ReplyDelete