Cerdas Kelola Keuangan agar Aman dan Tidak Tergoda Pinjol


       
www.maria-g-soemitro.com

Cerdas Kelola Keuangan agar Aman dan Tidak Tergoda Pinjol

Dua hari silam, melalui akun Instagramnya Ridwan Kamil mengutarakan kegelisahan tentang pinjol (pinjaman online). Teror pinjol mengakibatkan seorang perawat di Surabaya memutuskan bunuh diri. (sumber)

Kang Emil, nama panggilan Ridwan Kamil, mempertanyakan alasan seseorang meminjam lewat aplikasi pinjol. Gubernur Jawa Barat tersebut membandingkan pinjol dengan perbankan yang walaupun lebih ribet, pastinya gak akan meneror peminjamnya.

Sontak, ratusan ribu followers Kang Emil me-like postingan tersebut, ribuan diantaranya menjawab, rata-rata berkisah tentang kejamnya pelaku pinjol.

Sungguh aneh! Bukankah praktek pinjol sama saja dengan rentenir/ lintah darat, yang sejak dulu dikenal kekejamannya? Mengapa harus meminjam pada pinjol jika sudah tau kekejaman mereka?

Namun ada pertanyaan yang lebih penting, mengapa harus meminjam ke pinjol? Apakah tidak punya pos biaya darurat?

Baca juga:
5 Komitmen Agar Bebas Finansial di Usia Dini!

Ghibahin Shiba Inu yang Diprediksi Bakal Meroket

Daftar Isi:

  • Mengapa harus pinjam ke pinjol?
  • Muara Makarim, dan Jangan Alergi Terhadap Perubahan
  • Mada Aryanugraha dan Alasan Mengutamakan Keamanan Finansial
  • FWD Press Play, Karena Kita Butuh Bahagia

Pertanyaan tersebut muncul setelah  saya mengikuti talkshow FWD Bebas Berbagi pada 14 September silam yang berjudul  “It’s time to Press Play to your dreams, life, and good money management”. Hadir sebagai narasumber adalah:

  • Muara Makarim, Self Love – Purpose Life Coach
  • Mada Aryanugraha, Financial Consultant, Co-founder & CEO @Sipundi.id

Kedua narasumber memberi materi yang sangat bermanfaat, untuk lebih memaknai hidup. Bagaimana menjalani kehidupan yang hanya sejenak ini, dan bagaimana mengendalikan keuangan agar kita bisa menikmati hidup.

Dalam pemaparannya Muara Markarim menjelaskan tentang resolusi atau tujuan hidup, sedangkan Mada Aryanugraha mengupas cara mengelola keuangan agar berhasil meraih tujuan hidup.

Seseorang yang tahu tujuan hidupnya gak akan mudah terseret rayuan oknum tak bertanggung jawab. Dia akan menghitung baik buruk dan fokus pada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup.

Contoh kasus,  A adalah pekerja administrasi di sebuah perusahaan. A menetapkan 3 tahun kemudian harus menjadi manager, minimal asisten manager. Untuk menuju ke sana A harus mengumpulkan uang agar bisa membiayai berbagai ketrampilan. Baik kuliah lagi atau ketrampilan via online yang kini marak.

Dalam perjalanan mencapai target, pastinya banyak rayuan untuk membeli skincare, baju dan tas bermerk, smartphone canggih serta barang konsumtif lainnya. Semua bisa dibeli dengan cicilan nol persen, dan pembayaran pay later.

Namun A tidak tergoda karena A punya tujuan serta memiliki keyakinan, barang-barang bermakna sekunder tersebut bisa dibayar tunai setelah A mencapai tujuan.

   

Maria-g-soemitro.com


Muara Makarim, dan Jangan Alergi Terhadap Perubahan

Saya punya kisah pilu. Seorang teman yang kebetulan anaknya sebaya dengan anak saya, mengalami kesulitan keuangan, beberapa toserba yang dimiliki terpaksa ditutup karena tidak mampu membayar gaji karyawan. Berhektar-hektar tanah yang dimiliki harus dijual dengan harga murah demi membayar tagihan yang konon jumlahnya miliaran rupiah.

Anehnya, ditengah terror tagihan kartu kredit dan kondisi keuangan yang morat marit, dia masih mempertahankan pendidikan anaknya di sekolah internasional yang uang sekolahnya mencapai 3 jutaan rupiah/bulan . Sementara uang sekolah anak saya di Taruna Bakti, salah satu sekolah swasta favorit di Bandung, kala itu hanya sekitar 3 ratusan ribu rupiah/bulan.

Mungkin kasus semacam inilah yang dimaksud Muara Makarim, bahwa kita harus punya tujuan sekaligus tidak alergi apabila tujuan harus diselaraskan. Karena kehidupan selalu dinamis, berubah seiring perubahan intern maupun eksternal diri kita.

Dalam penjelasannya, Maura menganalogikan manusia tanpa tujuan seperti orang yang berbaju bagus, kemudian naik kendaraan, tapi gak tau mau kemana. Aneh kan?

Untuk mencapai tujuan, Muara Makarim memberi saran agar membaginya menjadi 2 yaitu:

  • Long Term Goal
  • 3 Yearly Goal

Sebelum menentukan tujuan, lakukan beberapa langkah ini:

Buat Prioritas Tujuan

Tulis sebanyak mungkin goal yang diinginkan, tapi harus terukur ya? Jangan punya goal ingin menjadi istrinya Lee Min Ho, misalnya. Sesudah itu susun goal berdasarkan prioritasnya.

Perhatikan Perubahan

Ini nyambung banget dengan kisah teman saya di atas. Dia bersikukuh enggan berubah, sementara kondisi keuangan keluarga sudah tidak mendukung.

Karena itu Maura menganjurkan agar dilakukan evaluasi setiap 6 bulan atau setahun sekali, agar goal bisa tetap tercapai.

 

www. maria-g-soemitro.com

Mada Aryanugraha dan Alasan Mengutamakan Keamanan Finansial

“Berapa jumlah aplikasi marketplace dalam smartphone-mu?” tanya Mada Aryanugraha. Co-Founder @sipundi.id & @cariilmu.co.id. Mada mengingatkan agar waspada terhadap pemborosan jika menginstal lebih dari 2 aplikasi marketplace. Berbagai program ‘sale’, ‘promo’ dan ‘ongkir gratis’ akan membuat kita tergelincir membeli produk demi kenyamanan dan mengabaikan keamanan.

Piramida keuangan yang ditampilkan Mada Aryanugraha, sesuai dengan hierarki kebutuhan yang disusun Abraham Maslow seorang psikolog dan filsuf Amerika Serikat.

Menurut Maslow, setiap orang harus terpenuhi kebutuhan akan rasa aman, sebelum mencari pemenuhan rasa nyaman.

Untuk memenuhi kebutuhan rasa aman, kemudian baru rasa nyaman, Mada mengutarakan strateginya sebagai berikut:

  • Buat minimal 2 rekening, satu untuk kebutuhan sehari-hari (arus kas positif dan dana darurat), satu lagi untuk proteksi asuransi dan managemen resiko. Mada sendiri punya 3 rekening, rekening yang ke-3 untuk cicilan KPR.
  • Setiap ada pemasukan, segera pisahkan sesuai peruntukannya. Agar tidak tergoda menggunakan semua penghasilan hanya untuk kenyamanan hari ini.
  • Bagi pendapatan dalam 4 pos dan disiplin menerapkannya, yaitu: 40 persen kebutuhan  hidup, 10 persen gaya hidup, 30 persen cicilan utang dan 20 persen investasi dan proteksi. Ingat persentase untuk gaya hidup harus ada, karena kita mahluk sosial.
  • Selalu evaluasi, untuk mengetahui apakah kita terlalu boros? Apakah ada pengeluaran diluar pos yang harus segera ditutup agar target akhir bisa tercapai?

   
maria-g-soemitro.com
sumber: fwd.com


FWD Press Play, Karena Kita Butuh Bahagia

Perubahan adalah keniscayaan, manusia berubah sesuai perubahan lingkungan, usia serta berbagai factor yang terjadi dari dalam maupun dari luar dirinya.

Penjelasan Maura Makarim dan Mada Aryanugraha agar kita bisa luwes terhadap perubahan, rupanya merupakan semangat #FWDPressPlay, agar kita mengambil momen jeda, merenungkan kembali kembali kehidupan, tujuan hidup serta impian dan hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang yang dicintai.

Kemudian  lakukan press play, walau untuk itu harus mengambil risiko dengan mengubah karir. Mengapa tidak? Banyak ulama dan filsuf mengatakan bahwa tugas manusia adalah hidup sebagai manusia yang baik, karena Allah SWT telah mencukupi semua kebutuhan. Hanya diperlukan kebijakan agar semua kebutuhan tersebut cukup.

Namun ada risiko hidup yang tidak dapat kita hindari, yaitu:  kematian, sakit dan kecelakaan. Sebagai bukti tanggung jawab kepada keluarga, kita harus memproteksi diri dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, agar keberlangsungan hidup anggota keluarga tidak terganggu. 

Kembali ke kisah di atas, saya ikut menyumbang pendapat pada akun Instagram Kang Emil, yaitu tentang rendahnya literasi keuangan, sehingga banyak yang tergelincir membeli kenyamanan dengan meminjam uang pada pinjol.

Jadi yuk teman-teman, perbanyak tulisan tentang literasi keuangan. Kita press play dengan tulisan-tulisan bermanfaat yang mengingatkan tentang prioritas hidup. Dan kita bahagia karena telah melakukannya. 💗💗

Baca juga:
Self Love, Karena Anda Sangat Berharga!

Ini Rahasia Menjadi ‘Menteri Keuangan’ yang Sukses!

27 comments

  1. Ambu, makasih sharingnya. Yang terjadi pada temanmu itu banyak terjadi. Sayangnya tersadar ketika semua roda keuangan sudah macet. Karena memilih sekolah anak juga sejakan dengan perputaran keuangan kita. Semua disesuaikan agar semua jalan berimbang.

    ReplyDelete
  2. Auto manggut² baca penjelasan yg detaiiilll banget d postingan inii

    Saya jg uninstall bbrp app market place, dan saya juga kurangi acara jalan² dgn teman yg hobi bgt nge-mall 🐱🐱🐱

    ReplyDelete
  3. Iya, bijak mengelola keuangan itu harus dilakukan sejak muda ya Ambu
    Bahaya banget kalau sampai terjerat pinjol

    ReplyDelete
  4. Saat ini memang kurangnya edukasi literasi keuangan, sehingga banyak yang pinjam jalan pintas yaitu pinjol, padahal kalau diterliti pinjol itu sangat meresahkan kita bagi para ibu ibu yang mudah tergiur

    ReplyDelete
  5. Aku jadi ingat cerita temanku yang mau pinjam uang ke aku ambu untuk membayar hutang & bunga pinjol. Aku tanya untuk apa pinjol? duh alasannya gak masuk akal ganti motor baru. Parah'kan padahal motor yang ada masih sangat layak. Gaya hidup konsumtif. Thanks ya ambu sharingnya bermanfaat

    ReplyDelete
  6. banyaknya iklan pinjol di medsos dan gampangnya syarat meminjam uang ke sana, memang sangat menggoda iman yaa, apalagi bila iklan tersebut dilihat oleh orang yang sedang butuh uang, tanpa pikir panjang langsung deh meminjam uang ke pinjol

    ReplyDelete
  7. Saatnya mewujudkan impian dengan manage keuangan ya mba.. jangan smp Kita terlalu boros aplg dg bnyaknya aplikasi e-commerce di hp

    ReplyDelete
  8. Menerapkan pengaturan keuangan dalam keluarga ini memang menjadi tidak simple ketika banyaknya keinginan yang tidak sebanding dengan pendapatan.
    Tetap bisa optimis dan belajar untuk kelola keuangan dengan berbagai variasi perputaran keuangan untuk investasi yang sehat.

    ReplyDelete
  9. Waah bner bgt Ambu harus tetep melek sama prubahan, krn terkadang gak bisa nyelesein hal baru tapi dengan cara yang lama. Sadar diri klo dunia kini sdh berubah

    ReplyDelete
  10. Benar banget, harus sesuaikan dengan tujuan biar keuangan juga nggak morat-marit. Kalau misal kondisi finansial udah gak mendukung ya udah sesuaikan juga dengan kemampuan jangan paksakan untuk pake "baju bagus" hanya karena gengsi misalkan. Jntuk itu mengelola keuangan dengan baik sangat penting ya Ambu, setidaknya kalau bisa jangan sampai terlibat dengan pinjol

    ReplyDelete
  11. Semoga tidak sampai tergoda pinjol lah ya, jadi mulai sekarang kudu rajin belajar manajemen keuangan

    ReplyDelete
  12. Duh aku punya dua aplikasi marketplace tapi seringnya cuma satu si yang dipake, cuma suka membandingkan harga aja si. Tapi emang kalau ada aplikasi marketplace jadi gatel pengen belanja belum notifnya yang suka muncul. Perlu banget si belajar biar nggak boros dan dikit dikit belanja tergoda sale.

    ReplyDelete
  13. Setuju nih Ambu rencana keuangan dimasa depan harus dibuat ketika kita mendapatkan pendapatan supaya bisa atur keuangan dan ga tergoda pinjol

    ReplyDelete
  14. Waduh, goal jadi istri Lee Min Ho, nggak boleh ditawar ya Ambu? wkwkwkwkwk
    Btw betul banget nih Ambu, sedih banget di Surabaya lagi trend bunuh diri.
    Mostly karena terlilit hutang.

    Doa dan harapan saya banget ini, untuk gimanapun tantangan hidup ini, semoga dijauhkan dari hutang apalagi ke pinjol.
    Butuh banget emang ya perencanaan keuangan, biar keuangan selalu aman, setidaknya terkendali

    ReplyDelete
  15. Managemen keuangan keluarga memang penting untuk dipelajari oleh sepasang suami istri, bahkan menjadi salah satu hal yang dibahas dlm perjanjian pra nikah. Saya ingat betul awal2 berumah tangga, saat saya masih menempuh pendidikan dokter spesialis. Saya bersama istri bikin budgeting yang benar2 konsisten dilaksanakan.

    ReplyDelete
  16. Forum yang sangat menarik dan inspiratif nih, Kak. Jadi makin yakin dan termotivasi untuk terus memperbaiki pengelolaan keuangan agar bisa lebih rapih, tertata, dan tentunya terrencana.

    ReplyDelete
  17. Huwaaa aku di gawai ada 3 aplikasi marketplace tapi hanya 2 yg sering digunakan, itu pun dipake nya klo bener2 butuh mbak. Soalnya udah pernah kemakan dg sale atopun promo eh malah nyesel belakangan gegara ga terlalu dibutuhkn barangnya

    Perlu banget memang ya mbak evaluasi goals yg sudah tertulis dalam jangka waktu tertentu

    Noted sih ini mbak berguna utk atur keuangan demi masa depan

    ReplyDelete
  18. Ya Allah semoga dijauhkan dari sifat hedon. Insyaallah smpe detik ini belum pernah pake CC dan berhubungan dengan hutang.
    Smoga yg terjerat hutang segera mendapat jalan keluar...

    ReplyDelete
  19. Ngeri banget kalau udah ke pinjol, tapi aku tahu jika mereka tidak punya pilihan lain. Memiliki asuransi penting banget buat kondisi seperti ini ya ibaratnya kita jaga-jaga diri.

    ReplyDelete
  20. Terima kasih banget artikel literasinya, Ambu.
    Apalagi untuk kondisi sekarang, harus benar-benar bisa memanajemen keinginan dan kesehatan finansial. Jangan sampai untuk menurutkan gaya hidup dgn berhutang.

    ReplyDelete
  21. Saya merinding banget pas lihat berita tentang bunuh diri karena pinjol itu Mbak. Ya Allah. Terlepas dari terdesaknya korban akan kebutuhan uang, kita bisa mengambil banyak pelajaran dari peristiwa itu. Setidaknya jangan sampai hidup kita lebih besar pasak daripada tiang.

    Semoga dengan kehadiran literasi keuangan seperti yang diorganisir FWD ini, kita jadi banyak menimba ilmu tentang mengatur keuangan keluarga sebijak mungkin. Agar tentu saja tidak terjebak dalam utang yang membelit hidup kita dan terdorong untuk hidup sederhana sesuai dengan kemampuan.

    ReplyDelete
  22. Kunci pokoknya adalah bagaimana mengatur pos-pos keuangan ya Ambu.
    Kalau kelola finansial nya ini baik, maka apapun godaan keuangan di depan mata tidak akan tergiur.

    ReplyDelete
  23. Hehehe... aplikasi marketplace di hp saya cuma 1. Tapi kalau aplikasi OTA di hp saya ada 3, buat membandingkan harga kalau harus dinas luar dan ngurus beli tiket dan cari hotel sendiri.

    Memang betul, dengan tujuan yang terukur, membuat langkah jadi terarah. Tiap kali godaan datang dan hampir goyah, lalu ingat tujuan yang hendak di raih.

    Perubahan pasti ada ya, dan ada orang yang bisa dengan segera menyesuaikan tujuannya tersebut dengan perubahan, ada juga yang tetap kekeuh dengan tujuan awalnya

    ReplyDelete
  24. Bila keuangan sudah diatur dengan rapi, insyaallah kita gak bakalan tergoda untuk melakukan pinjaman yaa. Tapi harus saya akui, iklan pinjol ini memang marak banget muncul di hape kita, kalo gak kuat iman bakalan rentan banget untuk tergoda

    ReplyDelete
  25. Rasanya ketika ada di posisi memilih antara apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus dilepaskan demi tetap mencukupi kebutuhan sehari-hari, biasanya adalah memilih untuk berjuang. Cara yang paling mudah adalah pinjaman online.

    Semoga mekipun dalam posisi meminjam, tidak dengan bunga yang mencekik dan terjamin di OJK, sehingga bisa sama-sama nyaman dan kembali membangun mimpi dengan finansial planning yang lebih baik.

    ReplyDelete
  26. Antarase sedih dan kasihan pada para korban pinjol. Di satu sisi mungkin mereka kepepet bgt krn butuh uang. Tapi bunga pinjol itu emang gila2an.

    ReplyDelete
  27. Bener banget, pentingnya disiplin dan komitmen mengatur keuangan by pos.
    Agar kita tetap pada alur keuangan yang aman dan nggak mudah tergiur dengan iklan dan diskon-diskon yang beredar.

    ReplyDelete