Sekolah.mu, Cara Hebat Belajar SampahkuTanggung Jawabku

     
freepik.com
Sekolahmu Cara Hebat Belajar "Sampahku Tanggung Jawabku"


“Mah, kulit pisang termasuk sampah organis atau anorganis?”

Saya terpana. Masyaallah anak saya kebingungan memilah sampah, sementara tugas saya  sebagai social worker keluar masuk komunitas dan sekolah, mendampingi mereka mengolah sampah. 

Ironis banget ya?

Sekaligus menjelaskan alasan sulitnya mengajak masyarakat memilah sampah. Lha jangankan mereka yang sudah terlanjur “senior” :😀😀😀,  anak-anak yang relatif lebih fresh dan encerpun kebingungan.

Sejak zaman dahulu kala, masyarakat Indonesia terbiasa dengan slogan “Buanglah Sampah Pada Tempatnya” dan mengamalkannya. Mengubah kebiasaan menjadi “Pilahlah sampahmu”  tidak semudah membalikkan tangan.

Daftar Isi:

  • Kebiasaan Sampahmu Tanggung  Jawabmu, Tidaklah  Mudah
  • Edukasi Sampah, dari Masa ke Masa
  • Belajar Olah Sampah Bareng Sekolah.mu (PAUD)
  • Belajar Olah Sampah Bareng Sekolah.mu (Sekolah Dasar)

Danone Indonesia sangat paham akan masalah tersebut. Karena itu pada 6 Mei, dengan tajuk "AQUA dan Sekolah.mu Ajak Anak Indonesia Kelola Sampah melalui e-Learning Interaktif", diselenggarakan virtual press conference, yang dihadiri narasumber:

  • Najelaa Shihab, Founder Sekolah.mu
  • Intan Ayu Kartika, Danone-AQUA Brand Director
  • Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia
  • Jumeri, S.TP., M.Si, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud

Acara yang dipandu Novita Angie berlangsung seru. Sebab program ini benar-benar hebat. Seperti yang telah saya sebut di atas, sulit sekali menyosialisasikan masyarakat agar bertanggung jawab terhadap sampahnya.

Paradigma masyarakat terlanjur terbentuk bahwa “cukup membayar iuran sampah” maka sampah akan hilang dari pandangan. Padahal sampah hanya berpindah tempat, dari rumahnya berpindah ke TPS, kemudian ke TPA.

Di TPS, sampah menimbulkan masalah, salah satunya menyebabkan kematian petugas sampah. Sedangkan di TPA, tumpukan sampah tidak saja menyebabkan emisi metana, juga berpotensi longsor seperti tragedi TPA Leuwigajah pada tahun 2005, yang menewaskan ratusan orang, serta menimbun 2 kampung.

Baca juga:
Sampahku (Bukan) Tanggung Jawab Petugas Sampah
Ketika Pilah Sampah Harus Menjadi Etika Kekinian

 
freepik.com

Edukasi Sampah, dari Masa ke Masa

Setiap  orang tua pasti mendidik anak-anaknya tentang sampah bukan?

Saya ingat ketika pertama kali mengajari anak sulung yang masih balita, tentang cara membuang sampah. Saya tunjukkan tempat sampah kering di dekat meja makan, kemudian saya masukkan sampah ke dalamnya.

Maka, dengan penuh suka cita, si sulung pun membuang semua barang yang ditemuinya. Nggak hanya sampah, juga kunci rumah, kunci mobil, STNK, hingga buah-buahan yang baru dibeli.😀😀

Di Jawa Barat, organisasi lingkungan hidup Walhi berhasil memasukkan kurikulum pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah. Sayang, penerapannya diserahkan pada sekolah masing-masing. Tanpa modul, tentu saja guru mata pelajaran Lingkungan Hidup menjadi kelimpungan.

Juga tidak ada kriteria khusus dalam penetapan guru mata pelajaran Lingkungan Hidup, siapapun bisa ditunjuk kepala sekolah. Jadi jangan heran jika ada guru olah raga yang merangkap sebagai guru matpel Lingkungan Hidup.

Tidak adanya kisi-kisi mata pelajaran dan syarat kompetensi, membuat aktivitas mata pelajaran ini menjadi “aneh”. Ada yang membawa siswanya jalan-jalan sambil melihat tumbuhan yang semakin langka. Ada lagi yang mengajak siswanya bermain bola di lapangan sekolah, di siang hari saat matahari sedang bersinar garang.😢😢

Untuk membantu mereka, himpunan mahasiswa Teknik Lingkungan ITB pernah membuat modul yang sangat menarik dan mudah diterapkan. Sayang penyebarannya sulit dilakukan. Niat baik ternyata kerap tak sejajar dengan implementasi ya?

sekolah.mu


Belajar Olah Sampah Bareng Sekolah.mu (PAUD)

“Sampah kan kotor,” demikian jawaban anak-anak PAUD di komunitas pengelolaan sampah yang saya dampingi, di Sukajadi Bandung. Penolakan awal ternyata hanya berlangsung sebentar. Bulan berikutnya, dengan semangat mereka mengumpulkan sampah hasil pilahan dari rumah masing-masing di hari yang ditentukan.

Najelaa Shihab, founder Sekolah.mu paham banget pada karakter anak-anak. Di usia dini mereka gemar meniru dan mudah diarahkan. Karena itu, Sekolah.mu berkolaborasi dengan AQUA membuat program  "Sampahku Tanggung Jawabku".

Khusus untuk anak-anak PAUD,  tenaga pendidik dan orang tua diajak untuk memberikan pemahaman kepada anak (usia 4-9 tahun),  tentang pentingnya bertanggung jawab atas lingkungan hidup, melalui program "Sampahku Tanggung Jawabku".

Anak-anak juga mendapat ketrampilan mengelola sampah yang bertujuan jangka panjang, untuk mengurangi dampak sampah Indonesia dan berkontribusi pada Gerakan Indonesia Bersih dan #BijakBerplastik.

Agar anak-anak semangat dan exciting saat mengikuti program, tersedia materi belajar berupa video, buku cerita, aktivitas interaktif, dan berbagai panduan pengelolaan sampah yang dapat diakses selamanya. 

Aksi nyata dan praktek langsung pengetahuan yang didapat menjadi puncak  program "Sampahku Tanggung Jawabku". Anak-anak mendapat kesempatan membuat biopori dan menceritakan proses pembuatan serta manfaatnya.

Hasil akhirnya berupa portofolio berisi dokumentasi seluruh aksi dan karya mereka. Yang tentu saja akan menjadi rekaman tak terlupakan hingga akhir hayat.

Apa saja aktivitas anak-anak PAUD saat mengikuti program "Sampahku Tanggung Jawabku" ?
Ini dia:

  • Program Sampahku Tanggung Jawabku
  • Apa itu sampah?
  • Ke mana perginya sampah?
  • Aksi Kecil
  • Refleksi Program

Merupakan pelaksanaan Pendidikan IPA, Pendidikan dan Kewarganegaraan (PKn) dan IPA Terapan, program ini ditujukan untuk peserta didik PAUD 4-5 thn, PAUD 5-6 thn. Tujuannya, diakhir program anak-anak memiliki kompetensi:

  • Memahami berbagai jenis sampah
  • Memperkirakan dampak yang diakibatkan oleh berbagai jenis sampah
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Mengelola sampah untuk mengurangi jumlah dan dampaknya pada lingkungan

Hebatnya, untuk semua manfaat program "Sampahku Tanggung Jawabku" , peserta didik PAUD tidak usah membayar, alias GRATIS!

Jadi, yuk segera bergabung dengan klik link berikut:

https://www.sekolah.mu/program/sampahku-tanggung-jawabku-paud

 
sekolah.mu

Belajar Olah Sampah Bareng Sekolah.mu (SD)

“Bu, hasil penjualan sampah saya berapa rupiah?” pertanyaan anak-anak dari komunitas pengelolaan sampah yang saya dampingi di Cilegon, Banten. Pertanyaan yang membuat saya terperangah. “Lho kok orientasinya uang?”

Paska berhasil mengajak anak-anak PAUD di komunitas kelola sampah Bandung, saya mengajak anak-anak usia sekolah dasar Cilegon. Tujuannya sama, agar mereka terbiasa memilah sampah.

Tak dinyana mereka tidak hanya mengumpulkan sampah di rumah masing-masing, juga di kebun, di sungai serta di tempat onggokan sampah. 

Menyedihkan bukan? Padahal instruksi yang saya berikan kurang lebih sama dengan anak-anak PAUD di Bandung. Hasil akhirnya kok berbeda?

Saya mafhum, salah satu penyebabnya, saya tidak memiliki kompetensi mengajar!  Karena itu sungguh tepat langkah orang tua yang menyertakan putra/putrinya dalam program "Sampahku Tanggung Jawabku". 

Kolaborasi AQUA dengan Sekolah.mu ini melibatkan tenaga pendidik dan orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak, tentang pentingnya bertanggungjawab atas lingkungan. 

Program memiliki modul lengkap yang disusun para ahli, sehingga anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan, tapi juga keterampilan tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak sampah Indonesia dan berkontribusi pada Gerakan Indonesia Bersih serta #BijakBerplastik.

Agar materi dapat tersampaikan dengan benar, setiap peserta didik mendapatkan materi belajar berupa video, buku cerita, aktivitas interaktif, dan berbagai panduan pengelolaan sampah yang dapat diakses selamanya. 

Anak-anak juga berkesempatan unjuk kebolehan melakukan aksi nyata dan mempraktikkan langsung pengetahuan yang sudah didapat. Mereka akan mendapat porto folio berisi dokumentasi kegiatan, khususnya saat membuat biopori dan menceritakannya.

Berikut modul pembelajaran yang diterima anak-anak.

  • Aku Bertanggung Jawab Atas Sampahku
  • Memahami Sampah
  • Perjalanan Sampah
  • Aksiku Untuk Mengelola Sampah
  • Refleksi Program

Merupakan pengejawantahan Pendidikan IPA, Pendidikan dan Kewarganegaraan (PKn), IPA Terapan, program "Sampahku Tanggung Jawabku" (SD) ditujukan untuk jenjang usia: Kelas 1 (6-7 thn), Kelas 2 (7-8 thn), Kelas 3 (8-9 thn). 

Mereka akan mendapat kompetensi pembelajaran:

  • Memahami berbagai jenis sampah
  • Memperkirakan dampak yang diakibatkan oleh berbagai jenis sampah
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Mengelola sampah untuk mengurangi jumlah dan dampaknya pada lingkungan
  • Cerdas Inovatif Berorientasi Tindakan

Jadi, tunggu apalagi? Yuk gabung dengan program hebat yang diselenggarakan GRATIS alias Cuma-Cuma, agar anak Indonesia cerdas mengolah sampahnya. 

Klik link berikut untuk anak sekolah dasar ya:

https://www.sekolah.mu/program/sampahku-tanggung-jawabku-sd

Baca juga:
Lomba Blog Gaya Hidup Minim Sampah Makanan
Energi dari Sampah Menunggu Sentuhan Pelaku Green Jobs




12 comments

  1. Mengolah sampah mengingatkan pada pengolahan sampah di kabupaten Malang yang terus mendapatkan penghargaan. Sampah tanggung jawab bukan hanya petugas namun juga bersama.

    ReplyDelete
  2. Keren juga ini kegiatannya, kerja sama juga sama teknik lingkungan ITB lagi ya, jadi melibatkan banyak pihak!

    ReplyDelete
  3. Betul juga, PR masyarakat kita bukan hanya masalah buang sampah tapi memilahnya. Pernah lihat acara petugas sampah luar negri tukar tempat dengan org Indo. Marah sekali dia karena banyak lokasi sampah tidak pada tempatnya. Di Inggris tempat dia tinggal, pemilahan sampahnya rapih dan terstruktur

    ReplyDelete
  4. Alhandulillah di rumah udah kami pilah. Yg organik dibuat pupuk tanaman dikebun kecil kami hehe
    Kegiatan pembelajaran semacam ini bagus juga agar sadar sampah sejak dini 🙏

    ReplyDelete
  5. Makin dini diajari untuk memilah sampah makan makin terbiasa dan tertanam di hati nanti. Tepat jika kampanye sampahmu tanggung jawabmu ini menyasar anak PAUD. Sebuah kolaborasi yang baik sekali antara Danone, sekolah mu dan pihak terkait

    ReplyDelete
  6. Salut banget buat DANONE. Selalu hadir dengan program-program yang sarat dengan nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan kepedulian akan lingkungan. Salah satunya mengenai penanganan sampah ini.

    Kerennya lagi program mereka menyentuh anak-anak PAUD dan SD. Usia dini yang memang harus diajak memahami isu penanganan sampah. Well respected banget lah.

    ReplyDelete
  7. Bertransformasi itu emang butuh proses ya ambu. Nah masalahnya proses edukasi pilah sampah di Indonesia ini menurut saya kelamaan. Hehehe. Keren banget Danone punya modul pembelajaran yang cukup banyak soal 'Sampahku Tanggung Jawabku' untuk berbagai kelas umur anak.

    ReplyDelete
  8. edukasi untuk mengolah sampah memang harus dimulai sejak dini yaa ambu, jadi anak sudah punya kesadaran sejak dini

    ReplyDelete
  9. Setuju sih, edukasi masalah sampah ini perlu banget bahkan sejak dini. Jujur, aku dulu selama di sekolah kurang mendapat edukasi masalah sampah dan sekarang masih suka bingung.

    ReplyDelete
  10. Program dari Danone ini memang mengedukasi kita semua, apalagi ini menyentil juga buat orang dewasa agar cerdas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah

    ReplyDelete
  11. Nah, edukasi seperti ini harus terus digencarkan
    karena memang menumbuhkan perasaan tanggungjawab itu tidaklah mudah ya

    ReplyDelete
  12. Pengalaman Ambu soal mengajari si kecil buang sampah baru banget aku alami. Si anak batita yang masih dalam proses belajar, punya hobi memasukkan apa saja ke tempat sampah kering di rumah.

    Bertahap ya Ambu. Senang tahu tentang sekolah.mu biar kebiasaan buang dan pilah sampah jadi budaya buat generasi selanjutnya.

    ReplyDelete