Berbuka dengan yang Manis di Crowne Plaza Bandung

      
maria g soemitro.com

Berbuka dengan yang Manis di Crowne Plaza Bandung

Pernah coba camilan gemblong? 

Berbentuk lonjong dan berwarna kehitaman, gemblong merupakan kudapan masyarakat Sunda yang  rasanya gurih manis. Rasa gurih berasal dari dari tepung ketan putih, parutan kelapa dan air santan. Sedangkan sensasi manis disebabkan balutan larutan gula merah. 

Camilan tradisional Nusantara memang selalu barbahan baku hasil petani lokal. Beras, beras ketan,kelapa,  ubi dan singkong menjadi hasil panen petani tradisional di kawasan Jawa Barat, sehingga muncullah gemblong, ali agrem, nagasari, putu, kue clorot dan masih banyak lagi.

Ingin berbuka dengan makanan tradisional Sunda? Bisa banget melangkahkan kaki  ke Crowne Plaza Hotel, Jalan Lembong nomor 19 Bandung. Seperti tanggal 20 April silam, untuk ke sekian kalinya saya bisa kangen-kangenan dengan kuliner khas Sunda.

Berikut tulisan saya tentang Crowne Plaza:
Rona Pink dan Perut Kenyang di Crowne Plaza Bandung
Lupa Penyakit, Banyak Tawa di Trans Studio Bandung saat Blogger Day 2019 

Selalu total dalam penyajian Food & Beverages menjadi daya tarik yang khas dari Crowne Plaza Bandung. Seperti acara Blogger Day 2019 yang terasa nikmat dan guyub dengan sajian timbel ala botram.

Daftar Isi

  • Berbuka dengan yang Manis di Crowne Plaza Hotel
  • Belajar Food Photography bareng The Food Xplorer
  • Camilan Iftar di Crowne Plaza, dari Ali Agrem hingga Ice Cream
  • Main Course di Crowne Plaza, dari Soto Tasik hingga Kambing Guling

Saat itu, daun pisang terhampar di meja-meja Mozaik Resto yang biasanya putih bersih. Di atas daun pisang nampak tumpukan nasi liwet yang gurih dengan bermacam lauk pauk khas Sunda. Huhuhu jadi pingin lagi deh. 😋😋😀😀

 

maria-g-soemitro.com
sumber: instagram.com/@nchiehanie

Belajar Food Photography bareng The Food Xplorer

Kunjungan  (lagi) ke Crowne Plaza Bandung karena  Blogger Bandung menyelenggarakan belajar bareng  #foodphotography. Pematerinya Putra Agung, pemilik akun Instagram @TheFoodXplorer.

Materi yang bergizi nih, apalagi dibawakan oleh pakarnya. Selain kerap mereview kuliner dan memiliki Foodie Studio, Putra Agung  dikenal sebagai sosok yang sangat mendukung kemajuan UMKM/small business.,  

Nah, apa kata Putra Agung tentang #foodphotography?

Fotografi adalah seni melukis dengan cahaya
Agar memperoleh hasil #foodphotography yang ciamik, harus diperhatikan:
  • Salah satu sumber cahaya yang paling baik adalah cahaya matahari ( natural light).
  • Pencahayaan terbaik adalah di pagi hari, saat “breakfast” atau “brunch” dan menjelang sore hari di waktu “afternoon tea” atau “late lunch”.
  • Jika terpaksa memotret di siang hari, hindari “harsh light” yang membuat hasil foto menjadi “overexposed”
  • Di malam hari atau di resto/café dengan kondisi “low light” dan warna lampu yang cenderung kuning, lebih baik hindari untuk memotret karena hasilnya akan “noise” dan tidak menarik.

Putra Agung juga berkisah tentang “the man behind gun” atau “the woman behind gun”. Duh, saya banget ini mah. Pertama kali memotret makanan di malam hari menggunakan flash light. Hasilnya? Serem!  

Sesudah itu bersama Kompasianer Hobi Jepret (Kampret) saya belajar bahwa #foodphotography harus menghasilkan gambar yang tampak menggiurkan, mengundang orang unrtuk menyantapnya. Jadi nggak sekadar bagus. 

Ternyata Putra Agung juga memulai karirnya sebagai “food photographer dan blogger” dengan peralatan sederhana, yaitu kamera DSLR entry level dengan lensa kit, dan smartphone android beresolusi 5 MP. 

Jangan ciut hati, seperti saran Putra Agung:

  • Maksimalkan apa yang ada dalam diri kita saat ini. Mempunyai kamera atau smartphone dengan fitur terkini memang membantu menghasilkan foto yang baik, tapi itu bukan segalanya.
  • Kuasai terlebih dulu teknik dasar fotografi dengan benar dan gunakan “gears” yang ada dengan maksimal. 
  • Add human element, atau tambahkan unsur manusia agar hasil foto lebih menarik. Misalnya sedang menyeduh kopi, menyendok makanan atau sekadar memegang cangkir.

Berikutnya tentu saja langsung praktek. Belajar #foodphotography tanpa action, sama aja boong.

Pihak Crowne Plaza menyediakan beverages dalam gelas-gelas cantik yang mengundang untuk diminum. Menggoda iman banget di saat puasa.😀😀😀

maria g soemitro.com

 

Main course terdiri dari nasi lengkap ikan goreng yang cantik menantang pelaku #foodphotography menampilkan karya terbaik.

Juga spaghetti dan pan seared tuna. Excited banget, ternyata beda sudut akan menghasilkan gambar berbeda. Saya tampilkan di atas, sebelah kiri hasilnya gelap, sedangkan sebelah kanan lebih oke.

Baca juga:
Kiat Sukses Memotret Makanan
Belajar Food Photography yang Ngeri Ngeri Sedap

   

maria g soemitro.com
camilan ali agrem (tengah)

Camilan Iftar di Crowne Plaza, dari Ali Agrem hingga Ice Cream

“Saya mah pingin ice cream”

Komentar teman blogger ini bikin saya tersenyum. Begitu banyak jenis makanan pembuka puasa, eh dia malah kepincut ice cream.  

Selera memang nggak bisa diperdebatkan ya? Sang teman mungkin jenuh dengan kolak pisang, bubur mutiara dan kudapan khas Ramadan lainnya yang tersaji di sayap kiri Mozaik Resto, sehingga terpikat dengan ice cream. 

Selain sajian yang saya sebut di atas, juga ada berbagai roti, pancake dengan beragam isian, serta berbagai jenis camilan, mulai cake potong, puding, hingga gemblong dan ali agrem. 

Rasa ali agrem juga gurih manis, karena bahan bakunya mirip gemblong, yaitu tepung beras, tepung ketan dan parutan kelapa. Bedanya ali agrem berbentuk bulatan mirip donat. Dalam Bahasa Sunda, “ali” artinya “cincin” sedangkan “agrem” berarti ….hmm gak ada yang tau tuh. 😀😀 

Patut diacungi jempol usaha Crowne Plaza menyajikan kuliner Sunda, sebab camilan khas Sunda tersebut sudah jarang disajikan. Masyarakat perkotaan lebih memilih risoles, pastel, brownies atau kue potong lainnya, sebagai kudapan dalam resepsi/pesta pernikahan/pesta khitanan dan upacara seperti tujuh bulanan.

Jadi, kebayang kan senangnya  bertemu dengan gemblong, ali agrem, dadar gulung serta soto Tasik?
Ups, soto Tasik mah maincourse dong ya?

maria g soemitro.com

Main Course di Crowne Plaza, dari Soto Tasik hingga Kambing Guling

Masih 15 menit sebelum waktunya buka puasa, saya dan teman-teman Blogger Bandung menyempatkan berkeliling di sayap kanan Mozaik Resto Crowne Plaza.

Selain salad sayuran seperti yang kita kenal, nampak lotek dan pencok. Pencok kerap disebut saladnya Urang Sunda. Terbuat dari daun kemangi, kacang panjang yang dipotong kecil, kemudian dipadukan dengan sambal yang terdiri dari bawang merah, cabai rawit dan kencur. 

Duh eundeus kacida!

Kencur menjadi bumbu khas kuliner Sunda. Jadi terjawab sudah mengapa seblak, kuliner kekiniannya masyarakat Jawa Barat, berbumbu kencur kan?

Cilok, panganan kekinian dari tanah Parahyangan lainnya, menemani sajian seblak lengkap di Crowne Plaza. Teman saya memuji sajian cilok yang katanya: Mungil, kenyal dan rasanya nendang.

Cilok, cimol dan kawan-kawannya memang unik. Bahan utamanya tepung tapioka yang berasal dari singkong, hasil  pertanian masyarakat Jawa Barat.

Bumbu dan variannya yang membedakan. Ada cilok berisi keju, tapi ada juga yang mengisi dengan sambal oncom. Terkait hasil fermentasi ini, Crowne Plaza menyajikan nasi tutug oncom, makanan rakyat jelata yang naik kelas menjadi sajian hotel bintang 5. 😊😊

Sebetulnya gampang banget bikin nasi tutug oncom. Kesulitan terletak pada penentuan perpaduan yang pas.  Cuma nasi matang dicampur dengan sambal oncom. Tapi nasinya harus diakeul (dikipasi agar pulen), sambal oncomnya nggak boleh terlalu basah juga nggak kering banget.

Nah, lumayan membingungkan bukan?

Baca juga:
Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik anu Kacida Raosna
Ke Bandung? Jangan Lewatkan 4 Kuliner Khas Ramadan ini

 Yang bikin gembira lainnya, Crowne Plaza menyediakan soto Tasik! Wah baru nyobain nih. Selama ini cuma kenal soto Bandung. Pantesan salah seorang pakar gastronomi Indonesia pernah bilang bahwa Indonesia punya ratusan jenis soto.

Soto Tasik mirip soto Bandung yang terbuat dari kaldu daging , dengan isian potongan daging dan irisan lobak. Bedanya kuah daging diberi santan encer. Isiannya ditambah bihun. Hasil akhirnya, soto yang gurih tapi nggak bikin eneg.

Kuliner khas Sunda emang nggak pernah berat. Rasanya light. Yang nggak tau mungkin mengira pembuatnya pelit bumbu. Padahal nggak, sesuai dengan kearifan lokal agar tak berlebihan, serta menghargai hasil bumi.

Seperti yang telah saya sebut di atas, F&B Crowne Plaza selalu total, segala ada. Termasuk kambing guling yang disajikan untuk mereka yang perutnya nggak kunjung penuh.

Sayang perut saya sudah berteriak minta ampun. Jadi hanya bisa melihat dari kejauhan.


18 comments

  1. Masya Allah ini foto2 nya menggugah seleraku ahahha...tahun lalu sempat ke bandung sama teman dan bngung nyar tempat nongkrong plus mamamnya yg oke..sepertinya di Crowne Plaza Bandung bisa jadi pilihan jika diberi kesempatan kesana lagi. aku dua kali makan oncom, tapi belum pernah makan nasi tutug oncom, kayaknya perlu dicari kalo ke jakarta / bandung nanti.hehehe...

    ReplyDelete
  2. Fotonya aja udah menarik kak, aku tergiur dengan gurame itu kan?
    Makanan cemilannya Sunda pisan. Dulu aku sering makan dan beli cemilan itu hehe

    ReplyDelete
  3. Ya Allah.. bukanya pas lagi puasa pula. Haaa bikin ngiler ini... Ali agrem itu kue cincin yg biasa abang2 jual pinggir jalan bukan y Mbak?

    ReplyDelete
  4. Fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. Ini maknanya sangat 'presisi' banget ya Ambu.
    Elemen yg krusial dalam Fotografi memang cahaya, sih. Tanpanya, foto jadi kayak ga bernyawa. dan sayaangnya, sampe detik ini, aku blm bs eksekusi tips cahaya di fotografi ini.

    ReplyDelete
  5. hwoooooooo lidah saiyah langsung berontak! membayangkan kambing guling. saya penikmat kambing guling. ikan juga..glek..btw gemblong saiyah masih sering nemu di jalan. soalnya sok ngabibita eta emang2 di prapatan bubat.

    btw lagi, kalo ada pelatihan fotografi, ajak2 yaaaaaa

    ReplyDelete
  6. Foto-fotonya keren, Kak ❤️ Duh, semua makanannya bikin ngiler, padahal udah buka puasa..kalau pas jalan-jalan ke Bandung, wajib mampir nih buat cobain makanannya.

    ReplyDelete
  7. Wow menu berbuka yang mantap nih, apalagi menu nya khas banget + dapat ilmu ini amazing banget, keren ambu

    ReplyDelete
  8. Cilok ya kak...hehe saya juga suka....btw, food photography saat ini memang sangat dibutuhkan oleh industri kuliner untuk mengambil angle foto yg lebih apik. keren jika blogger harus punya skill semacam ini.

    ReplyDelete
  9. Cilok ya kak...hehe saya juga suka....btw, food photography saat ini memang sangat dibutuhkan oleh industri kuliner untuk mengambil angle foto yg lebih apik. keren jika blogger harus punya skill semacam ini.

    ReplyDelete
  10. Dengan food styling ala hotel, setiap makanan/minuman jadi cantik dan menggoda banget untuk difoto. Kalau saya di sana bisa berjam-jam asyik motret Mbak Maria hahahaha. Secara. Lagi seneng banget belajar foodphotography.

    BTW itu singkatan KAMPRET kok lucu amat sih hahahaha

    ReplyDelete
  11. Baru jam 6 pagi, eh dapat suguhan foto gurami terbang huhu....

    Saya baru tahu camilan ali agrem ini, unik ya. Kalau gemblong dulu sering jajan pas jaman masih kuliah di Bandung. Seneng ya kalau ada hotel berbintang menyediakan menu-menu tradisional gini

    ReplyDelete
  12. Satu kunjungan beragam pilihan kuliner untuk iftar dan kegiatan pra iftar yang bisa menarik

    ReplyDelete
  13. Kalau pemotretan buat makanan perlu trik. Dan memang pencahayaan ini perlu tipsnya, soalnya daku kalau foto pas siang ya jadi terlalu terang tapi seringnya backlight hehe

    ReplyDelete
  14. Eh, tempat saya gemblong itu asin loh, Ambu. Jadi hanya ketan+parutan kelapa yang ditumbuk halus. Ada yg menamainya Uli, tapi tempat saya mah disebutnya gemblong.

    Ngga ada habisnya ngomongin kuliner nusantara ya, begitu beragam n biasanya ada nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

    Itu makanan tradisional bisa cakep2 banget di foto, pasti ada tekniknya ya. Jadi sayang mau makannya, hihi...

    ReplyDelete
  15. dari fotonya, kelihatan ebak-enak banget tuh makanannya, jadi nyesal nih baca artikel ini pagi-pagi saat sedang puasa

    ReplyDelete
  16. Seru nih acara buka bersamanya, berfaedah karena sambil menggali ilmu fotografi juga. Bermanfaat banget tuh buat bekal kita sebagai blogger

    ReplyDelete
  17. alamaaak perut dan mata memberontak melihat aneka pangnaan dan kudapan yang endeus kacida

    ini bacanya diresapi pelan pelaaaan gitu ambu

    ReplyDelete
  18. aku belum berani buka bersama, ternyata seru juga ya ... buka bersama melepas kerinduan, menu makanan-nya enak semua

    ReplyDelete