Selamat Hari Peduli Sampah Nasional, 21 Februari 2021
Sampah yang dirindu, sampah yang dibenci
Dirindu karena setiap orang pasti ‘nyampah’ sekitar 0.7 kg (data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Sekaligus dibenci sebab masalah sampah nampaknya belum beranjak dari: bau, kotor dan menjijikkan.
Padahal sudah sejak tahun 2005, atau 16 tahun silam, bencana longsor sampah di TPA Leuwigajah penyebab 141 nyawa meregang nyawa. Disusul dengan bencana Bandung Lautan Sampah, yang mencoreng nama Bandung, si geulis yang diciptakan Tuhan kala tersenyum.
Kemana pemerintah?
Ada gerakan ‘Indonesia Bebas Sampah 2020’ . Sayangnya gak berhasil. Dilanjutkan dengan gerakan ‘Indonesia Bebas Sampah 2025’ yang lebih terukur.
Juga ada PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang menggunakan teknologi termal yang sangat berisiko. Ditambah keharusan kelak PLN harus membeli listrik hasil PLTSa yang harganya mahal. Penerapan tarif listrik hasil PLTSa sebesar 13,35 cent dolar AS per kWh.
Sedangkan listrik dari PLTU dan PLTGU di bawah 7 cent dolar AS per kWh.
Jauh banget ya? PLN disuruh nombok demi proyek prestisius bernama PLTSa.
Daftar Isi:
- Apa Kabar Manajemen Sampah di Indonesia?
- YPBB dan Zero Waste Cities
- Lomba Menulis Zero Waste Cities dan Pemenangnya
- Selamat Untuk Para Pemenang
PLTSa juga nggak senapas dengan Gerakan Bebas Sampah 2025. PLTSa hanya menyelesaikan sampah di hilir atau di TPA. Proses angkut sampah yang bikin sebel karena wara wiri menyebar bau dan meninggalkan ceceran sampah, tak terselesaikan.
Demikian juga perilaku buang sampah di sungai, di tanah kosong. Nggak tersentuh proyek PLTSa.
YPBB dan Zero Waste Cities
Lahir tahun 1993 di Bandung, YPBB suatu organisasi nirlaba, menawarkan solusi gak populis. Sampah harus dipilah agar bisa diselesaikan di hilir/kawasan sampah dihasilkan. Solusi yang bikin males masyarakat yang terbuai konsumerisme.
Dibentuk oleh beberapa alumni ITB, termasuk David Sutasurya Direktur YPBB sekarang, YPBB menyasar masyarakat perkotaan dengan pertimbangan, kelak penduduk akan tumplek blek di perkotaan. Sebelum bertambah crowded, masyarakat harus diedukasi tentang zero waste lifestyle.
Yang pertama, mungkin timbul pertanyaan: “Kok zero waste atau nol sampah sih? Setiap orang kan pasti nyampah?
Sebetulnya ‘zero waste’ merupakan target. Istilah yang digunakan secara global tentang pengelolaan sampah hingga seminim mungkin sampah yang keluar dari kawasan.
Yang kedua adalah paradigma masyarakat yang keliru soal sampah. Sampah kita berevolusi sesuai perkembangan zaman, sayangnya perilaku buang sampah masih ala zaman batu.
Kini, sampah nggak hanya terdiri dari sampah organik tapi juga plastik, kaleng serta sampah yang berasal dari bahan tambang lainnya. Perlu penanganan khusus karena jasad renik pengurai sampah organik ogah memamah biak sampah anorganik.
Akibat salah paradigma tersebut, penduduk Indonesia terbiasa buang sampah di mana saja. Mereka pikir air sungai dan lautan akan ‘menelan’ sampah yang mereka buang. Gak heran Indonesia dinobatkan sebagai pencemar ke-2 lautan dengan sampah.
Jadi harus gimana?
Ya harus ada perubahan paradigma yang terwujud dalam pemilahan sampah. Nggak plung gitu aja masuk ke suatu tempat sampah, tapi tahan sebentar agar tidak salah menempatkan ke tempat sampah organik atau anorganik.
Kita juga harus mempertimbangkan sebelum membeli/menerima suatu barang. Apakah kita betul-betul membutuhkannya? Atau sekedar ingin punya? Juga pertimbangkan apakah produk bisa digunakan dalam waktu lama? Bisa digunakan ulang atau didaur ulang terkait sirkular ekonomi.
Setiap tindakan terkait sampah harus sesuai prinsip ‘Herman Daly's Three Rules’ tentang sampah, yaitu:
Kecepatan membuang sampah ke bumi, tidak lebih cepat dibanding kemampuan bumi mengurai dan menetralisirnya.
Ternyata YPBB tidak sendirian dalam mengampanyekan gaya hidup nol sampah. Gerakan Zero Waste menjadi isu global. Filipina dan beberapa negara lain telah memulai dalam bentuk kawasan (Zero Waste Cities)
Sehingga YPBB bisa melakukan pengamatan untuk mereplikasikannya di Indonesia, khususnya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Cimahi.
Baca juga: Lomba Menulis Zero Waste Cities 2021
![]() |
pilih atas atau bawah (sumber: instagram.com/ypbbbandung) |
Lomba Menulis Zero Waste Cities dan Pemenangnya
Untuk mempercepat dan memperluas sosialisasi mengenai Zero Waste Cities, YPBB mengadakan lomba menulis dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2021.
Ada 3 sub tema yang diusung, selain tema utama: ‘Pengelolaan Sampah Dari Kawasan’, yaitu:
Zero Waste Cities dapat meningkatkan kualitas hidup petugas sampah
Dalam hal sampah, tanpa sadar kita berperilaku sok feodal. Merasa sudah bayar, maka selesai urusan. Melupakan para tukang sampah yang harus bertempur dengan bau sampah yang sulit dihalau walau sudah mandi berkali-kali.
Berkat program Zero Waste Cities, mereka tak lagi bergaul dengan bau sampah yang menjijikkan. Karena sampah (yang belum bau) dibawa dan diproses (pengomposan, biogas dll) pada saat itu juga.
Waktu kerja mereka lebih pendek. Nggak harus mendorong sampah ke TPS setiap hari. Sampah anorganik yang mereka dapat dari rumah penduduk juga sudah bersih, gak bercampur sampah anorganik
Zero Waste Cities mendorong tanggung jawab pemerintah untuk pengelolaan sampah dari kawasan
Alih-alih mengeluarkan biaya besar untuk tipping fee, untuk Kota Bandung Rp 483.000/ton serta biaya transportasi pengiriman sampah ke TPA yang semakin jauh jaraknya, pemerintah bisa menggunakan anggaran untuk membiayai Zero Waste Cities.
Misalnya menggaji petugas sampah dengan lebih layak. Serta memberi tunjangan kesehatan serta tunjangan lainnya.
Pemerintah juga dapat mengalihkan anggaran sampah untuk membebaskan lahan di kawasan padat penduduk yang pastinya kesulitan untuk mengolah sampah.
ZWC menghidupkan siklus material di kawasan
Sampah makanan kita kaya nutrisi lho. Jadi sayang banget malah dibuang jauh ke TPA ya? Andai dikompos dan hasilnya ditepar di kawasan kita tinggal maka tanah akan subur. Tanah yang sakit dan menyebabkan banjir akan kembali sehat dan mampu menyerap air.
Hal-hal sederhana yang kita pelajari di bangku Sekolah Dasar ini menjadi prinsip pengelolaan sampah di kawasan. Hingga akhirnya lingkungan yang berkelanjutan serta sirkular ekonomi nggak sekadar ucapan, tapi telah diimplementasikan.
Nah, terkait lomba penulisan Zero Waste Cities, juri beserZero Waste Cities dan Peningkatan Kualitas Hidup Petugas Sampahta tim YPBB cukup kesulitan karena semua peserta menulis begitu dalam dan menarik. Juga disertakan infografis, video dan gambar untuk lebih memperjelas pesan.
Namun, janji harus ditunaikan bukan? Setelah berembuk alot, berikut nama para pemenang:
Juara Pertama: Donny Suryanto, dengan tulisan: 'Keseimbangan Siklus Material, Syarat Lestari Sumber daya Kawasan
Juara Kedua: Yuni Andriani, dengan tulisan: Mencontoh Bandung dan Cimahi, #KompakPilahSampah Dari Kawasan Dengan Konsep Zero Waste Cities)
Juara Ketiga: Febrina Aulia dengan tulisan: Zero Waste Cities dan Peningkatan Kualitas Hidup Petugas Sampah
Juara Harapan I: Benawati Suardihan dengan judul: Berkenalan Dengan Zero Waste Cities Secara Sederhana
Juara Harapan II: Ghina Rahmatika dengan tulisan: Mendorong Pemerintah Untuk Mewujudkan Zero Waste Cities
Juara Harapan III: Amir Mahmud dengan judul: Sukses Membuat Komposter Pengubah Sampah jadi Pupuk Sebagai Dukungan Gerakan Zero Waste Cities dari Rumah
Penjelasan secara lengkap bisa dilihat di Instagram YPBB
Selamat Untuk Para Pemenang
Terimakasih kepada para peserta yang telah meluangkan waktu untuk meriset, menulis dan penunjang tulisan (gambar, video, infografis)
Sejatinya semua pendaftar adalah pemenang. Karena begitu menetapkan niat, 50 % kemenangan sudah diraih. Berbanding terbalik dengan yang tidak berniat.
Semua tulisan yang masuk juga merupakan sumbangsih bagi masalah persampahan tanah air yang masih silang sengkarut ini.
Semoga semua tulisan yang akan direkap YPBB memberi wawasan baru dan membantu pihak-pihak terkait. Serta memberi pandangan baru bagi para pembaca, kemudian memberi banyak ide tulisan. Sebab apapun niche blognya, ternyata bisa nyambung dengan masalah sampah.
Aamiin ya rabbal alamin
Baca juga;
5 Keunggulan Menstrual Pad, Perempuan Wajib Tahu
Keranjang Takakura, Solusi Mudah Atasi Sampah Perkotaan
keterangan gambar cover: instagram.com/@dudisugandi
Yeayyyy, selamat untuk semua pemenang, panitia, para juri yg HEBAATTTT BANGET😍😍😍
ReplyDeleteAAKKK, semoga ajang ini bisa menginspirasi semua.pihak plus para pembuat policy ya
aamiin ya robbal alamin
DeleteIya Mbak Nurul, pekerjaan rumah banget nih
wah sudah ada pemenangnya ya mbak
ReplyDeleteSelamat buat para pemenang!!
Meski belum beruntung, aku senang bisa mengenal program ZWC ini
Selamat yaaa buat para pemenang
ReplyDeleteSemangat mengelola sampah secara bijak buat kita semua..aamiin
Petugas sampah juga punya hak hidup maka berimbang menjadi perhatian utama oleh warga. Sampah yang merupakan residu tanggung jawab bersama selain pemerintah. Perilaku warga dalam membuang sampah juga cermat diperhatikan sehingga nyaman bersama, udara segar.
ReplyDeleteSampah ini problematik ya. Saya pun menjadi penyumbang terbanyak sampah semenjak pandemi karena selalu memesan makanan. Pembungkusnya itu banyak banget 😐
ReplyDeleteSelamat untuk pemenang, semangat mengelola sampahnya dan mengedukasi warga bandel sepertiku.
Butuh jalan panjang dan banyak pihak yang aktif terlibat supaya program Zero Waste ini benar-benar berjalan sesuai rencana ya Mbak. Tugas yang efeknya berkepanjangan.
ReplyDeleteBTW, link tulisan 3 pemenang dibagikan dong Mbak. Pengen baca saya
Selamat untuk para pemenang. Para juri yang telah bekerja keras membaca, mencermati dan memilih karya yang layak untuk jadi pemenang
ReplyDeleteMenarik lomba nya, Ambu. Dan aku kok ketinggalan infonya. Selamat buat semua pemenang, dan semua peserta yang udah setor naskah.
ReplyDeleteMengelola sampah ini udah jadi PR sejak lama ya. Di rumah aku udah ngelola sampah, memisahkan plastik dan sampah dapur. Kemudian bikin komposter di ember bekas cat
Asyik.... selamat ya untuk seluruh para pemenang. Bangga begitu banyak pemikiran dan ide bagus demi lingkungan kita yg lebih baik...
ReplyDeleteSelamat buat para pemenang :) pertama baca tema lomba ini bukan tema yang mudah bisa asal tulis.. pasti pemenang ini sudah terpilih dan seleksi yang ketat :)
ReplyDelete