Pengalaman Luka Bakar, Lebih
Sakit Dibanding Melahirkan Anak!
Pernah lihat daging direbus?
Bisa membayangkan saat air panas
mendidih dalam panci merebus daging yang kita masukkan?
Csss… warna merah daging pun berubah
menjadi kecoklatan.
Bagaimana jika peristiwa yang
mirip, terjadi bukan pada potongan daging sapi. Melainkan pada anggota tubuh
kita. Bisa tangan, kaki, perut, atau apapun itu.
Hiks, seram ya? Nggak hanya seram,
tapi juga sakitttttt ….sampai telinga berdenging. Nyeri hebat seperti itulah
yang saya rasakan sewaktu sepanci air rebusan jahe dan gula merah yang telah
mendidih, bukannya untuk menyeduh kopi, malah untuk merebus tangan kiri saya!
Tepatnya telapak tangan,
pergelangan sampai sebagian lengan bawah. Sempat beberapa detik mengalami
kekambuhan epilepsi, rasa sakit yang tak tertahankan membuat saya ingin berguling-guling
di lantai. Beruntung saya malu melakukannya.😢😢
Andai dibuat grafiknya, sakit luka bakar langsung ngegas ada dipuncak kurva, nggak turun-turun. Masih lumayan sakit menjelang melahirkan, sebab ada masa rehat. Grafiknya naik turun. Sesudah titik kulminasi sakit, akan turun dan berhenti sejenak.
Beda halnya dengan sakit luka bakar yang baru reda setelah berjam-jam kesakitan.
Saat itu pula terasa manfaat kerap
blog walking di beberapa postingan teman blogger. Isinya melarang mengoleskan
pasta gigi pada luka terbakar. Karena
pasta gigi, serta olesan lainnya, akan menyebabkan pori-pori kulit tertutup,
alih-alih sembuh, malah bakal semakin parah.
Yang harus dilakukan adalah
mengalirkan air pada area terbakar.
Gimana kalau ngga ada air mengalir?
Di kawasan rumah yang saya huni, air dari PDAM hanya mengalir sekitar pukul
20.00 ke atas. Sehingga saya terpaksa merendam luka bakar di dalam ember kecil.
Kesakitan seolah tak berujung.
Selama berjam-jam saya harus bertahan. Sambil tiduranpun tangan harus terendam
dalam ember kecil berisi air. Setiap kali diangkat, muncul rasa sakit yang
menyengat.
Sambil merendam tangan, pikiran melayang. Saya belum salat Magrib,
sebab peristiwa terjadi bakda Asar. Saya belum melakukan aktivitas harian, serta
pastinya tugas tulisan.
Bingung. Terbesit keinginan ke emergency unit rumah sakit. Apakah luka bakar yang saya alami sudah termasuk parah? Jika tidak, kok setelah berjam-jam sakitnya ngga kunjung reda?
Tiga tablet paracetamol 500 ml sudah saya telan.
Nggak ngefek. Disusul Ponstan, dan pil mungil yang menurut saudara sepupu ampuh
menghilangkan rasa sakit. Tetap saja. Rasa sakit yang menyengat enggan pergi.
Ternyata obat pereda sakit yang mujarab
harus dimasukkan lewat anus. Saya baru tahu beberapa hari kemudian. Yang
memberitahu sepupu lainnya. Anaknya juga tersiram air panas sebulan sebelum
saya. Air panas mendidih merebus dada, perut serta paha sebelah kanan Amma, keponakan
saya yang baru berusia 8 tahun tersebut.
Baca juga: 5 Cara Jitu Atasi Sakit Gigi

sumber: freepik.com

Menghitung Area Luka Terbakar
Sebagai ibu rumah tangga yang
harus bersentuhan dengan alat masak setiap harinya. Juga peralatan elektronik
lain, misalnya setrika, pengalaman luka bakar mah sudah khatam. Meninggalkan
jejak kehitaman, khususnya di bagian lengan.
Namun, saya baru mengalami
peristiwa terbakar sampai sakit berjam-jam. Penasaran tentang
keharusan/tidaknya saya ke unit darurat rumah sakit, saya pun bertanya ke Om
Google.
Menurut si om yang berbaik hati
membukakan laman alodokter.com, yang harus diperhatikan adalah persentase luas
permukaan kulit yang terbakar. Sebab pasien akan mengalami gangguan pernapasan
jika mengalami luka bakar di wajah, hidung, mulut, dada, atau leher. Saluran
pernapasan berisiko terkena peradangan, dan menghambat jalan napas.
Lihat infografis di atas, untuk menghitung
persentase luas permukaan kulit yang terbakar
Selain persentase luas permukaan
kulit yang terbakar, perlu diperhatikan juga derajat kerusakan/keparahan luka
bakar.
Terbagi 4 tingkat keparahan,
yaitu:
- Tingkat 1, luka bakar hanya mengenai lapisan kulit luar/epidermis. Terasa nyeri, kulit yang terkena luka akan berwarna kemerahan dan kering.
- Tingkat 2, luka bakar mengenai epidermis dan dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan kulit yang lebih dalam). Ujung saraf, pembuluh darah, dan folikel rambut akan terpengaruh. Kulit tidak hanya kemerahan, juga lecet, melepuh, bengkak, dan terasa nyeri.
- Tingkat 3, luka bakar mengenai dua lapisan kulit paling atas. Korban akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa. Kulit akan memerah, membengkak, dan melepuh.
- Tingkat 4, luka bakar menyebabkan kerusakan jaringan pada seluruh lapisan epidermis dan dermis, bahkan lebih dalam lagi. Kulit akan mati rasa, kasar dan hangus. Pada derajat luka bakar ini korban harus segera mendapat perawatan dari tenaga medis.
Nampaknya derajat luka bakar saya berada pada tingkat 3 dan seharusnya dibawa ke rumah sakit ya? Karena tidak hanya nyeri, area luka bakar memerah, membengkak dan bergetar.
Selama beberapa jam tidak bisa digunakan sama sekali. Otomatis saya tidak bisa melakukan apapun selain menahan nyeri. Sesudah nyeri berkepanjangan, tiba-tiba saya tertidur.
Pengobatan Dengan Bioplacenton (Bukan Sponsor Post)
Saking seringnya mengalami luka bakar, saya selalu
menyiapkan Bioplacenton di kotak obat. Seorang teman di sekolah anak-anak saya,
yang merekomendasikan. Iya, udah lama banget. Sebelumnya saya cuma menggunakan
pasta gigi jika mengalami luka bakar.
Bioplacenton memberi sensasi
dingin sewaktu dioles ke area yang terbakar, sebab obat ini berbentuk gel. Gelnya
mengering sesudah beberapa waktu.
Jika terkena luka bakar, saya
biasa mengoleskan 3-4 kali hari, dannn ….. dijamin nggak melepuh! Luka bakar
akan mengering dan sembuh.
Ternyata nggak salah menggunakan Bioplacenton.
Menurut halodoc.com, Bioplacenton adalah obat luka bakar, luka dengan infeksi,
serta luka kronik dan jenis luka yang lain
Bioplacenton mengandung Placenta
Extract dan Neomycin sulfate. Fungsi neomycin mengobati infeksi bakteri. Sedangkan
placenta extract merupakan zat sintetis yang mirip plasenta manusia, gunanya memicu
pembentukan jaringan baru pada kulit yang terluka, serta menjaga elastisitas
dan keremajaan kulit.
Pengobatan Dengan Mebo Cream (Bukan Sponsor Post)
Mengetahui saya mengalami luka
bakar cukup parah, ayahnya Amma, saudara sepupu yang ayahnya mengalami luka
bakar , memberi saya Mebo Cream. “Ini lebih tepat untuk luka bakar," katanya.
Dibanding Bioplacenton yang nyaris
tanpa bau, Mebo Cream berbentuk krem (pastinya 😀😀) yang beraroma cukup tajam.
Bau minyak wijen!
Tebakan saya benar, Mebo Cream
mengandung sesame oil dan cera flava. Cera flava ini merupakan hasil pemurnian
malam dari sarang madu lebah Apis mellifera. Nggak heran sering ditemukan dalam
dalam makanan, kosmetik dan produk lainnya.
Keunggulan lain, Cera Flava mempunyai
sifat emolien, sehingga mampu melembutkan kulit.
Lebih jauh saya baca, Mebo Cream
terbuat dari bahan-bahan herbal alami, yaitu ekstrak akar mangkokan, ekstrak
kulit chinensis Phellodendri, dan Ekstrak rimpang Coptidis.
Saya beralih ke Mebo Cream karena
Amma memakai obat yang diresepkan dokter ini. Hihihi iyalah, walau sesudah saya
cek Bioplacenton juga obat untuk luka bakar, tapi kan lebih mantep menggunakan
obat yang diresepkan dokter.
Terlebih sesudah searching saya
menemukan diskusi dokter mengenai luka bakar di alomedika.com. Penanya dr Ni
Luh Putu Wulan Budyawati, kurang lebih pertanyaannya:
- Kapan sebaiknya pasien luka bakar memakai salep seperti mebo®, burnazin® dan lain lain. Apakah hanya boleh diberikan pada combustio grade 1 saja atau bisa pada grade 2 dan 3 juga?
- Pada combustio grade 2 yang ada bula, setelah dilakukan aspirasi, apakah lukanya boleh dioleskan salep luka bakar, atau hanya kompres NACL?
- Apakah pemakaian extrac placenta untuk luka bakar masih direkomendasikan?
Pertanyaan tersebut dijawab dr
Dian Ibnu wahid sebagai berikut:
- Perawatan luka apapun termasuk luka bakar harus dibuat kondisi moist atau dipertahankan kondisi kelembapan disekitar luka tersebut. Bahan yang disebutkan diatas semuanya bisa membantu luka dalam keadaan moist meski fungsi utamanya tergantung bahan aktif dari salep atau krim tersebut.
- Penggunaan Mebo masih kontroversi, namun pada kasus luka bakar saya masih menggunakan, setelah luka dimedikasi atau luka dilakukan debridement.
- Mebo tidak memiliki kandungan antibiotik. Fungsi mebo® selain menjaga kelembapan, juga untuk meredakan rasa nyeri, dan menyerap sisa panas pada area luka.
- Dengan perawatan luka bakar yang baik sebenarnya luka akan sembuh dengan baik.

setelah bengkak, memerah, menebal, akhirnya kulit akan mengelupas

Kesimpulan Atas Pengalaman Luka Bakar
Tulisan ini dimaksudkan agar
kejadian yang sama tidak terjadi pada saya. Sempat trauma berdekatan dengan
kompor lho.
Saya juga sangat berharap
teman-teman tidak mengalami kecelakaan seperti yang saya alami. Oleh karena itu
saya coba himpun dan simpulkan sebagai berikut.
- Sewaktu anggota tubuh mengalami luka bakar, tubuh akan memulihkan diri karena itu jaga selalu imunitas tubuh dengan pola gizi seimbang. Treatment (aliran air dan obat salep) dibutuhkan agar luka bakar tidak semakin parah.
- Jangan merebus air minum/air mandi dalam jumlah banyak dengan menggunakan wadah/panci terbuka, pilih ceret/teko untuk meminimalisir kecelakaan.
- Jangan sembarangan menggunakan cempal saat mengangkat panci/ceret. Saat kecelakaan saya menggunakan lap bekas kaos singlet. Saat ujungnya terkait knop kompor gas, isi pancipun tumpah.
- Selalu siap obat oles untuk luka bakar. Saya hampir tidak mengalami lepuhan kulit yang menimbulkan rasa sakit karena selalu mengoleskan obat saat mengalami luka bakar.
- Obat alami seperti lidah buaya, susu cair dan lainnya, mungkin hanya ampuh pada luka bakar tingkat 1. Di level 2-3 sangat nggak ngaruh.
Apa lagi ya? Oh iya kulit akan
gatal menjelang sembuh, jangan digaruk, nanti luka akan menimbulkan bekas.
Hmmm …. Mungkin sekian dulu, akan
saya tambahkan nanti jika ada yang terlupa. Atau andai teman-teman punya
pertanyaan, akan saya jawab dan saya tambahkan ke postingan.
Catatan:
Saya tidak menyertakan foto saat
kulit sedang merah mengerikan, takutnya teman-teman sedang makan sambil membaca
tulisan ini. 😊😊
Baca juga : 5 Cara Cerdas Bekali Anak Menghadapi New Normal
Wah ini tips lengkap tentang luka bakar. Betul-betul bermanfaat dan semoga jadi pedoman jika terjadi. Saya seringnya kena luka bakar goreng2. Obat yang dipakai Bioplacenton. Skg baru tau harus lihat skala luka dulu, obat harus sesuaikan.
ReplyDeletebetul mbak Ina, bioplacenton emang harus siap sedia untuk luka bakar ringan
Deletetapi jika parah sebaiknya ke emergency unit, karena harus diperhatikan luas permukaan dan keparahan juga
Ngeri ya mbak kalau kena luka bakar gitu, kalau dulu sih aku pernah kena luka yang lumayan parah sih karena cuman kena knalpot motor doank, hehehe
ReplyDeletekena knalpotpun sakit bukan main ya?
Deletesebetulnya saya juga sering terkena minyak panas, setrikaan dll
tapi kali ini parah banget
ah masa sih rasa sakitnya melebihi rasa sakit mau melahirkan?
ReplyDeleteEh tapi saya nggak mau membuktikannya. Kena minyak panas beberapa titik aja udah sakit, apalagi kena banyak air panas/terbakar. Semoga jangan pernah mengalami.
mbak Nanik ngga baca perbedaan sakit luka bakar dan sakit waktu melahirkan nih
Deletesaya jelaskan dengan analogi grafik agar mudah
Saya pernah dengar kalau Bioplacenton ini juga bagus untuk luka knalpot. Untuk yang Mebo belum pernah denger, nyoba nyari dulu ah di apotek buat P3K di rumah
ReplyDeleteiya mbak Alif, sebaiknya selalu siap obat luka bakar, jika ringan cukup bioplacenton.
Deletesangat membantu meredakan rasa sakit, juga membantu kulit agar tidak melepuh paska luka bakar
Saya membacanya sambil menahan gejolak mual, karena saya takut lihat orang kesakitan.
ReplyDeleteKayak pobia tapi masih ringan.
Sudah benar kok, diguyur air dan bioplacenton.
Bioplacenton punya pereda nyeri dan penutup luka yang sangat cepat. Tapi masuk daftar obat G (keras) meski dijual bebas.
MasyaAllah, saya langsung terbayang bagaimana sakitnya, mbak. Saya juga pernah kesiram air panas, hampir sekujur tubuh, tapi langsung diguyur air dan berdiri di bawah pancuran agak lama, Alhamdulillah enggak terlalu meninggalkan sakit yang luar biasa. Cuma pengalaman kena kenalpot juga lumayan. Waktu itu cuma pakai bioplasenton juga (ini termasuk obat yang harus ada di rumah), karena saya termasuk ceroboh.
ReplyDeleteKayaknya saya perlu nyoba mebo juga, nih. Keren tipsnya mbak, lengkap banget.
Kapan hari tanganku juga melepuh kena wajan panas, Ambu
ReplyDeleteRasanya nyossss
Sempat menggelembung juga, isi nanah gitu.
Alhamdulillah, kempes, setelah pakai Bioplacenton
Saya teringat pengalaman saat Fahmi setahun setengah, Mbu. Sedang goreng apa lupa, minyaknya muncrat. Kena wajah dan tangan. Saat itu blm kenal bioplacenton dan sejenisnya. Sampai beberapa bulan saya tersiksa. Tetao masak dan ngurus Anka meski luka bakar. Ga bisa diam soalnya ada mama mertua juga yg harus diurus. Sedih banget. Apalagi pas ibu saya tahu, dia nangis. Katanya kalau di rumah sendiri, sampai sembuh tidak akan disuruh kerja dulu...
ReplyDeleteBioplacenta ini andalan saya ...naruhnya pun di dapur..biar bisa langsung oles kalau tangan kena air panas atau cipratan minyak top lah gak bikin keloid hehehe
ReplyDeleteDuh aku pernah ngalamin eta ambu, nyesss kena luka bakar walopun seuprit di tangan tetep weh rasanya sakit berjam-jam, mau alirin air terus juga kan pegel pisan, akhirnya sampe melepuh tuh aku. Untung gak sampe infeksi sih. Betul aku pernah pake bioplasenton emang oke banget!
ReplyDeleteAmbu, kalo yang mebo bagus juga kah? Aku pernah cobain mah yang bioplasenton aja soalnya
ReplyDeleteAmbu..Aku ngilu bacanya. Tapi sampai tuntas sekalian buat refrensi obat yg bagus untuk mengatasi hal demikian
ReplyDeleteTerbayang kan perihnya, wong kecipratan minyak panas dikit aja udah nyeri Ampun-ampunan
ReplyDeletePengalaman dan tips dari Ambu jadi pelajaran agar kami lebih berhati-hati lagi, apalagi yang kaitannya dengan api ya. Semoga Allah SWT selalu melindungi Ambu dimanapun berada aamiin.
Ya Allah semoga cepat sembuh ya Mbak. Kebetulan aku pernah ngalamin luka bakar juga yang mungkin sampai tingkat 3 pas kaki kegencet motor jatuh langsung kena knalpot panas bagian kecilnya. Lukanya sampai dagingnyabkelihatan waktu dibersihkan dokter.
ReplyDeleteNah aku udah nyobain segala macam salep termasuk bioplasenton itu tapi gak mempan. 2 bulan luka terus saja membusuk sampai kayak gunung larva ngeluarin cairan.
Di bandara pun ngalur2 tuh wkwk. Akhirnya pulang kampung diberi getah kayu pohon 'tammate' namanya (bahasa bugis). Besoknya langsung kering dan akhirnya sembuh.
Sekarang keloidnya gede banget, sesekali masih gatal. Pernah kompres pakai bawang putih untuk hilangin keloidnya tapi masih besar sih.
Jadi kalau sudah pakai bioplacenton dilanjut pakai mebo? Atau salah satu aja mbak?
ReplyDeleteBaca tulisan ini jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu ibu saya mendapat luka bakar karena gas elpiji 12 kg di rumah kami meledak. dan pada saat itu ibu saya langsung ditangani dengan pemberian odol. tapi memang bukannya mereda malah tambah sakit dan bekasnya sampai sekarang tak hilang :(
ReplyDeleteUntungnya juga ada blogwalking ISB jadi tahu soal produk Mebo Cream ini. Makasih Mba sudah berbagi yaa
Semoga saat ini sudah benar-benar pulih ya Mbak Maria. Sharing yang bermanfaat ini terkait luka bakar. Kehati-hatian apalagi di sekitar area kerja ibu rumah tangga - dapur utamanya - sangat diperlukan. Juga menyediakan salep untuk pertolongan pertama sebaiknya dijalankan.
ReplyDeleteSaya membayangkan betapa nyut-nyutan sekian jam gak hilang rasa nyerinya. Duh!
Salep kecil yang wajib ada di kotak P3k di rumah nih ambuu, apalagi semasa anak kecil atopunn pas pandemic ini banyak oleh2 dari dapur niih, tanda cintaa hihii..
ReplyDeleteBioplacenton temeen aku di rumah.
huhuuu ngeriii :( apalagi luka bakar kalo gak ditangani dengan tepat bakal jadi bekas yang ngeri juga ya keliatannya. Andalanku juga pake bioplacenton hehee :)
ReplyDeleteJadi keinget Ambu, keponakan saya jg pernh ngalamin itu gegara nyentuh panci yg lagi mendidih. Langsung dibawa ke rumah sakit tapi kmrn.. Nggak bisa bayangin gmna jerit nangisnya ya
ReplyDeleteSaya kalo ada luka itu yg paling nggak sabar ialah pas tahapan mau sembuhnya mbak. Karena emang biasanya gatal, duh pengen bgt rasanya buat ngegaruk..
Btw makasih tipsnya Ambu. baik, saya coba utk mengubah pemikiran ttg odol nih.
Baca kalimat pertama bikin aku merinding disko, :') alhamdulillah sejauh ini dan semoga ngga pernah mengalaminya.
ReplyDeleteBaru tahu juga ada level luka bakar.. terimakasih sharing-nya Ambu.
Ya Allah Ambu, saya nggak sanggup membayangkan sakitnya.
ReplyDeleteIya banget, jangan lagi pakai pasta gigi jika mengalami luka bakar. Bahkan luka bakar di sekitar lutut saya berbekas hingga hari ini.
Ya Allah mbak ... Kok bisa air sepanci kena tangan gimana ceritanya? Tumpahkah ...
ReplyDeleteTapi Alhamdulillah ... Penanganannya tepat ya mbak jadi nggak sampai infeksi
Ngeri membayangkannya, mbak. Anakku waktu bayi juga pernah pegang nasi baru mateng, langsung melepuh, terus aku kasih bioplacenton
ReplyDeleteMba terima kasih sharingnya , dan semoga jangan sampai kejadian lagi deh ya mba , saya mbacanya aja ngilu apalagi yang mengalami sendiri, sehat selalu ya Mba .
ReplyDeleteSetelah baca ini jadi tahu penanganan yang tepat kalau kulit kena luka bakar, iya, biasanya orang2 pakai pasta gigi untuk dioleskan di area yg terbakar ternyata ini salah ya dan lebih baik pakai Bioplacenton. Makasih ka edukasi ya lewat artikel ini. Membantu sekali
ReplyDeleteAgung Kharisma - Daily Blogger Pro Academy
Subhanallah Mba, gimana sakitnya itu mbak sampai lebih sakit daripada melahirkan. Saya pernah melahirkan tapi alhamdulillah belum pernah kena luka bakar. Dan memang kita harus mengedukasi diri supaya jika qadarullah sampai kena kita langsung tau penanganan pertamanya.
ReplyDelete