Mohammad Toha, Pelaku Kamikaze Bandung Lautan Api yang (Belum) Diakui Kepahlawanannya

 

source: wikipedia

Mohammad Toha, Pelaku Kamikaze Bandung Lautan Api yang (Belum) Diakui Kepahlawanannya

 Dayeuh Kolot, 24 Maret 1946.

Mentari telah lama beranjak pergi. Kegelapan menyelimuti. Sesosok tubuh perlahan mengendap. Langkahnya pasti. Tekadnya kuat. Tujuannya hanya satu: “Meledakkan gudang persenjataan Belanda!”.

Sesosok tubuh tersebut bernama Mohammad Toha. Usianya masih teramat muda, baru 19 tahun! Dibesarkan kakek dan neneknya, Toha, pemuda yatim dan tak banyak cakap mendapat pendidikan militer saat bergabung dengan Seinedan. 

Bersama sahabatnya, Mohammad Ramdhan, Toha mendapat tugas menghancurkan gudang mesiu dan persenjataan Belanda. Sementara Ramdhan dan rekan seregu lainnya bertugas mengamankan jalan dengan mengalihkan perhatian penjaga, Toha menyusup masuk gudang.

Dalam gelap Toha berenang, mengarungi dinginnya air Sungai Citarum. Dia masuk ke gudang persenjataan melalui gorong-gorong, memasang detonator dan BUM!!! …..  Ledakan dahsyat berasal dari berbagai persenjataan, granat, bom dan mesiu, menyisakan lubang besar yang segera terisi air sungai Citarum. (sumber: wikipedia)

Kamikaze Toha berhasil. Perjuangan Toha mewakili penduduk Bandung yang menolak menyerah pada pendudukan sekutu. Kemerdekaan RI baru berusia satu tahun. Harus dipertahankan. Bagaimanapun caranya. Termasuk mempertaruhkan nyawa.

Mohamad Toha dan Kontroversinya

Bagaimana mungkin kita bernegara

Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya

Bagaimana mungkin kita berbangsa

Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama?

Itulah sebabnya

Kami tidak ikhlas

menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris

dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu

sehingga menjadi lautan api…

(Petikan awal puisi Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api karya penyair W.S. Rendra/1987 – sumber: Historia.id)

Banyak kontroversi yang muncul seiring kisah patriotisme Toha yang melakukan suicide mission,  atau kamikaze pada peristiwa Bandung Lautan Api.

Dikutip dari historia.id, bapak Film Nasional, Usmar Ismail membuat dokudrama  berjudul “Toha, Pahlawan Bandung Selatan (1962)” dengan plot yang agak berbeda.

Dikisahkan Toha meninggalkan kekasihnya, untuk memimpin regu dari badan perjuangan Barisan Rakjat Indonesia (BRI). Dia mendapat tugas menyabotase gudang mesiu Belanda di seberang Sungai Citarum.  

Toha mengakhiri tugas dengan gemilang. Walau itu berarti  harus meregang nyawa. Tubuhnya terbakar, hanya menyisakan potongan pinggang hingga kaki. (Her Suganda dalam Wisata Parijs van Java).

Kisah ini meneguhkan bahwa dalam setiap perjuangan dibutuhkan sosok yang mampu mengobarkan semangat. Karena kenyataan terkadang terlalu pahit dan bisa menyurutkan langkah perjuangan.

Di balik kisah heroik “Bandung Lautan Api”, Perdana Menteri Sutan Syahrir pesimis akan kekuatan Tentara Republik Indonesia. Senjata yang dimiliki terlalu sedikit. Takutnya tak akan mampu menghadapi kekuatan Tentara Sekutu.

Syahrir tak suka kekerasan dan tak suka melihat darah. Dia mempertimbangkan strategi mengosongkan Bandung Selatan dari rakyat sipil dan militer Indonesia, untuk mendapatkan keuntungan politik lain. Pemerintah Indonesia harus tampak beradab dan cinta damai agar terbebas dari tekanan militer Tentara Sekutu.

Sebagai perwira profesional, sudah seharusnya Kolonel A.H. Nasution menaati perintah Syahrir. Namun, dia enggan menyerahkan Bandung. Setelah melalui rapat bersama pimpinan militer Indonesia lainnya, akhirnya diambil jalan tengah: “Mengosongkan Bandung sekaligus membumi hanguskan!” 

Tentara Sekutu silakan gigit jari. Bandung sudah terbakar. Tak ada manfaat yang bisa diambil Tentara Sekutu dari kawasan Bandung. (sumber: tirto.id)

Mohammad Toha, Pahlawan Tanpa Sertifikat

Merasa terusik dengan kisah “Bandung Lautan Api?” Terusik dalam arti positif tentu. Terlebih jika membaca artikel bahwa sosok Mohammad Toha tidak dapat diresmikan sebagai pahlawan nasional karena jejaknya yang terlalu pendek.

Bahkan wajah dari pemuda yang lahir dari rahim perempuan bernama Nariah dan ayah Suganda ini tidak dapat dikonfirmasi. Wajah Mohammad Toha yang sekarang digunakan dalam berbagai artikel, konon adalah wajah temannya. Sedangkan wajah yang terlukis dalam monumen Mohammad Toha di ujung jalan Dayeuh Kolot merupakan rekaan.

Namun, pentingkah selembar sertifikat kepahlawanan bagi Mohammad Toha dan penduduk Bandung?  Jawabannya: “Tidak!” Mohammad Toha tidak membutuhkannya. Demikian juga penduduk Bandung. Sosok Mohammad Toha sudah terekam dalam setiap ingatan sebagai pahlawan yang pantang menyerah. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai. Lebih baik mati daripada hidup di jajah.

sumber: instagram.com/@junerosano

Pahlawan di Era Kemerdekaan

Ingin menjadi pahlawan di era kemerdekaan?

Mengapa tidak? Terlebih jika mau menjadi pahlawan tanpa pamrih seperti yang dilakukan Mohammad Toha. Paska proklamasi kemerdekaan,  Indonesia harus mengatasi segudang masalah, mulai sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan yang kini sedang booming adalah problem lingkungan hidup, khususnya sampah.

Mohamad Bijaksana Junerosano, atau yang acap dipanggil Sano merupakan contoh pengisi kemerdekaan yang selalu berinovasi. Lulus dari Teknik Lingkungan ITB, dia berusaha mengurai masalah sampah yang terjadi di Bandung.

Masalah yang bikin malu Bandung, yang memuncak pada 21 Februari 2005. Gara-gara salah urus, gundukan sampah meledak di TPA Leuwi Gajah, mengakibatkan ratusan orang tewas tanpa sempat tahu apa yang terjadi. Dan seperti biasa, ITB yang terletak di Kota Bandung menjadi sasaran tudingan: “Katanya PTN terkenal di dunia, ngurusin sampah nggak bisa! Mana kontribusi untuk Kota Bandung?”

Para penuding tidak menyadari bahwa masalah sampah tidak bisa diselesaikan dengan sekadar membangun teknologi. Harus ada perubahan paradigma yang berarti mengubah kebiasaan sosial dan budaya masyarakat.

Sebagai contoh saat Asian Development Bank mengucurkan dana hibah bagi pembangunan biodigester raksasa di Pasar Gedebage. Biodigester yang seharusnya mampu mengolah  puluhan ton sampah tersebut kini mangkrak. Tidak ada/kurangnya sosialisasi pada penghasil sampah menjadi penyebab, meliputi pengangkut sampah, pedagang di pasar Gede Bage, dan penduduk di sekitar Pasar Gede Bage.

Mengetahui masalah yang multi kompleks, Sano mengurainya dan membuat gerakan termudah: “Diet Kantong Plastik”. Perubahan kebiasaan ini gampang dilakukan sebab ada substitusi bagi kantong plastik. Kantong plastik juga bukan kebutuhan vital yang melekat pada satu produk.

Dan, berhasil! Walau regulasinya tersendat-sendat, kini masyarakat terbiasa membawa kantong plastik atau reusable bag. Kelompok masyarakat yang ngomel-ngomel karena tak diberi kantong plastik juga mulai menipis.

Kisah Sano selengkapnya bisa dibaca disini:

Sano, mengubah Paradigma dengan Diet Kantong Plastik

sumber: freepik.com


Bloggerpun Bisa Menjadi Pahlawan

Wah, mau dong bermanfaat seperti Sano, tapi mulai dari mana ya?

Seperti yang dilakukan Sano, mulailah dari hal yang mudah. Jika Anda pengguna internet, jadilah buzzer positif. Jangan memperkeruh dunia maya dengan sharing berita hoaks, walaupun dengan caption: “Jangan percaya ya, ini hoaks!”

Yeay, walau caption-nya positif tapi membagikannya berpotensi memecah belah persatuan juga. Lebih baik mencari berita yang inspiratif, informatif dan bermanfaat untuk dibagikan.

Baca juga: Buzzer Positif, Mengisi Kemerdekaan dengan Konten Bermanfaat

Jika Anda seorang blogger, kesempatannya lebih terbuka lebar.

Punya langganan kuliner enak tapi belum banyak yang tahu? Bisa banget membuat tulisannya untuk dimuat di blog.

Saya terinspirasi kisah Mbak Ani Berta, Founder Indonesian Social Blogpreneur yang tekun mengisi website suatu kementerian pemerintah Indonesia, walau gak dibayar! Saat itu kondisi finansial Mbak Ani sedang tidak bagus, namun tetap tekun dan konsisten menulis. Padahal selama setahun gak dapat honor,  teman-teman!

Duh, nggak terasa, saya meneteskan air mata saat mendengarnya.

Alhamdulilah, setelah setahun mengisi website tersebut , Mbak Ani mendapat tawaran kerja dengan honor yang bikin melongo. Jumlahnya membuat Mbak Ani  mampu menyekolahkan anak semata wayang di sekolah bergengsi.

Tujuan Mbak Ani berkisah pastinya agar teman-teman blogger jangan hanya menulis untuk mendapatkan honor. Tulus dan konsisten aja, duit mah nuturkeun (Bahasa Sunda: penghasilan/ income akan ikut  mengalir).

Nggak ada tawaran menulis seperti yang dialami Mbak Ani?

Mengapa nggak menciptakan sendiri?

Saya sedang berencana membuat email,  akun instagram dan blog bagi ibu-ibu PKK di RW tempat saya tinggal. Mereka melakukan aktivitas tanpa bayaran lho. Andai memiliki akun Instagram yang berisi aktivitas posyandu serta aktivitas lainnya, tentu mereka akan gembira.

Kemudian ditambah blog yang berisi kegiatan mereka. Tulisan sederhana mengenai berapa jumlah balita yang ditimbang, ada temuan ganggguan kesehatan apa, dan seterusnya. Dokumen ini sangat membantu mereka saat penilaian yang biasanya dilakukan setahun sekali.

Feedbacknya, saya berkesempatan mengenal mereka lebih jauh serta mengetahui kemajuan gerak langkah PKK Kota Bandung. Lumayan untuk dijadikan data tulisan saya di blog ini. ^^


 

19 comments

  1. Emang ya kak setiap keikhlasan akan membuahkan kebaikan pasti suatu hari nanti. Makanya jangan pernah bosan berbuat baik. Kedua orang yang kakak tuliskan emang inspiring dalam ikhlas😊

    ReplyDelete
  2. Saya baru tahu lho bahwa Bandung disebut kota api, kisahnya seperti itu. Makasih Mbak sharingnya. Jasi tahu sekarang. Semoga Muhammad Toha peroleh tempat mulia di sisi Allah

    ReplyDelete
  3. emng rezeki itu akan ikutan ngalir sebagaimana aliran usaha yg kita lakukan. saya percaya ttg itu. cuma ya kadang ya itu...gimana atuhlah bilangkeunnya yak. suka lieur klo nulis teh harus dirutinkan wae yak. etapi, saya baru tahu ttg kisahnya Muhammad toha teh. beneran gugur gtu aja tanpa ada statusnya? sbnrnya bagi beliau sih gpp ya. klo bagi keluarga yg ditinggalkan ya gmn gt ya teh. kasian lah klo gk dianggap itu.

    ReplyDelete
  4. Seperti biasanya, banyak wawasan baru kalau baca di artikel Ibu ini.
    Satu tema tapi isinya sangat luas.

    Semoga cita cita memberdayakan kegiatan setempat dalam sosial.mwdia dan blognya berjalan lancar ya Bu...

    ReplyDelete
  5. Subhanallah masih muda ya Muhammad Toha, namun semangatnya luar biasa. Aku baru tahu kisah perjuangan heroik beliau. Tidak banyak artikel yang membahsa seri kepahlawanan. Semoga beliau mendapatkan tempat mulia di surgaNya.

    ReplyDelete
  6. MashaAllah. Baru kali ini baca cerita tentang Moh. Toha. Namanya sudah tercantum jadi nama jalan, tapi belum berstatus pahlawan nasional ya. Semoga nanti dipertimbangkan oleh pemerintah.

    Semua profesi pastinya mengalami proses. Tak terkecuali seorang blogger. Skill pun berkembang jika yang bersangkutan mau dan tak segan untuk terus belajar. Berkaca pada seorang mentor yang berkualitas juga bisa memecut semangat kita untuk jadi orang yang lebih baik, lebih positif, dan membawa manfaat bagi orang lain. Semoga kita bisa menjadi personal yang demikian ya Mbak.

    ReplyDelete
  7. Masya Allah saya baru tahu kisah Muhammad Toha ini Ambu!
    Dan saya sampai ceritakan ke anak-anak.

    Yes saya setuju “Diet Kantong Plastik”. Dont you know, saya sempat menjadi pengumpul kantong plastik ini! Saya yakin banget, kantong plastik satu saat akan ditiadakan.

    yes, kantong plastik juga bukan kebutuhan vital produk, namun memang dibutuhkan shifting paradigma untuk masyarakat yang "gak mau repot jika setiap saat bawa kantong belanjaan" Salut untuk Ambu, mulai berani berkarya untuk masyarakat. Sukses yaaaa

    ReplyDelete
  8. Masha Allah, keren banget Mbak Ani Berta ya.
    Kebayang banget, bagaimana rasanya, lagi butuh uang, tapi tetap ikhlas menulis di website kementrian tanpa dibayar.

    Dan ternyata memang benar, kalau kita ikhlas bekerja, Allah yang cukupkan bayarannya, dan dibayar lunas bahkan luber ya :)

    ReplyDelete
  9. Kalo banyak ikut webinar gini memang bisa jadi bahan ngblog sih ya, jadi blg rame tulisan terus, hehe..

    Serunya kisah mbak Ani Berta. Semoga kita sebagai blogger perempuan bisa mengikuti jejaknya, yang bisa menginspirasi :D

    ReplyDelete
  10. Saya baru tahu kalau Mohamad Toha engga dianggat resmi jadi pahlawan. Karena namanya mah harum dan terkenal jadi nama jalan dan SD di kota Bandung. Tapi beliau ga peduli tentang itu karena berjuang adalah amalan yang menjadi bekal bliau di alam kubur sampai nanti di hari penghisaban. Beneran jadi contoh harus ikhlas dalam berbuat kalau mengharap manusia pasti kecewa karena kadang tidak sesuai dengan keinginan kita tapi kalau berharap dari Allah SWT ga peduli lagi pada sikap manusia.

    ReplyDelete
  11. Di luar belum diakuinya Mohammad Toha menjadi pahlawan nasional, semangat perjuangannya tetap menginspirasi.
    Dan saya sependapat jika semua bisa menjadi pahlawan tinggal berbuat yang terbaik sesuai bidangnya masing-masing

    ReplyDelete
  12. Aku merinding baca paragaraf pembuka. Langsung larut, terbawa ke suasana pada saat itu. Masha Allah bu. AKu jadi menyadari masih kurang membaca sejarah nih, karena baru tahu cerita ttg Muhammad Toha. Ohya tentang sertifikat, jadi terusik dengan "pahlawan" masa kini, apa2 sertifikat :D

    ReplyDelete
  13. Jadi malu ini akupun baru Tau sejarahnya kalau Toha mengakhiri tugas harus meregang nyawa. Tubuhnya terbakar, hanya menyisakan potongan pinggang hingga kaki ya Allah tinggal Kita menjaga Bumi ini y dgn baik

    ReplyDelete
  14. meninggalkan kekasihnya demi membela negara, badan hancur tapi tak termasuk pahlawan nasional. bahkan wajah pun rekaan, nasib yg tragis yaaa... tapi namanya abadi di buku sejarah, saya malah mengira Beliau sosok yg sangat terkenal loh, sebelum.baca kisahnya di sini.

    btw...kita bisa jd pahlawan dg menuliskan hal2 baik yg bs dipertanggungjawabkan, bukan 😄 semangat!

    ReplyDelete
  15. Ah iya ya, saat ini kita semua bisa jadi pahlawan, dgn apa yg kita bisa berikan untuk masyarakat.
    Blogger pun bisa jadi pahlawan

    ReplyDelete
  16. Subhanallah banget. Semoga nantinya banyak pahlawan pahlawan lainnya yang bisa diingat da diakui keberadaannya. Masyarakat daerah emang jadi salah satu faktor untuk tetap.mempertahankan cerira dan story dari daerah tempatnya masing-masing.

    ReplyDelete
  17. Dengan memberikan informasi yang benar dan terpercaya maka blogger bisa menjadi sorang pahlawan
    apalagi informasi yang di berikan itu berdasarkan fakta

    ReplyDelete
  18. Pernah dengar dan baca sekilas tentang Mohammad Toha. Namun memang tak banyak deskripsi menyangkut dirinya. Bandung lautan api begitu melekat akan perjuangan para pemudi pemuda bangsa untuk mempertahankan keutuhan wilayah
    Dari perjuangan seorang Mohammad Toha dan cerita inspirasi lainnya jadi pengingat siapa pun bisa jadi pahlawan dengan cara sederhana sekalipun

    ReplyDelete
  19. Eh, aku baru tahu kalo Mohammad Toha belom jadi pahlawan nasional. Aku kira, dengan namanya dipake sebagai nama jalan. Sangat disayangkan banget. Padahal sumbangsihnya begitu besar ya. :(

    ReplyDelete