Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us

source: freepik.com

Pernah dengar profesi “auditor keuangan”? Definisinya bertebaran di Google, kurang lebih adalah:

Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi (wikipedia)

Jika  disederhanakan, tugas auditor adalah memeriksa laporan keuangan perusahaan. Sesuai nggak laporan dengan kenyataan? Caranya mudah, cek aja bukti-bukti pendukung seperti buku catatan keuangan/bank dan nota.

Duh semasa masih kerja sebagai chief accounting, kedatangan auditor kerap bikin saya panas dingin. Gara-gara direktur dan kepala bagian keuangan sering berbuat ulah. Mereka ngga mau tau, bahwa proses pencatatan harus akurat. Setiap transaksi harus ada bukti dan tercatat,

Terlebih saat istri direktur ikut cawe-cawe, ketika saya tanya bukti transfer, dengan seenaknya dia jawab:

"Ini kan perusahaan milik saya, kenapa harus pakai bukti-bukti?”

Omaygat, dia menyamakan perusahaan dengan warung!

Walau warung, seperti halnya UMKM lain, juga harus memiliki buku catatan, agar bisa mengetahui, bisnis mereka menghasilkan laba, atau malah rugi? Jika laba, berapa jumlahnya? Bisa ditingkatkan ngga?

Andai rugi, berapa jumlah kerugian? Bisa nggak diperkecil/ditiadakan?

Baca juga: Ingin Kaya Raya di Usia Muda? Ini 7 Cara Cerdasnya!

sumber: freepik.com



Auditor Keuangan Pribadi

Keuangan pribadi juga butuh auditor. Siapa yang jadi auditor?

Tergantung sudah menikah atau masih single. Andai sudah menikah, auditornya bisa istri, bisa juga suami, tergantung kesepakatan. Barengan juga boleh.

Tujuannya agar cash flow bisa dievaluasi.  Terlebih jika kerap terjadi masalah. Kok “take home pay” setiap bulannya selalu kurang? Baru 2 minggu udah habis. Nggak bener kan tuh?

Berapapun jumlah penghasilan bakal terasa kurang apabila buruk pengelolaan keuangannya. Kebalikannya, andai manajemen keuangannya apik maka pasti cukup, bahkan bisa menyisihkan untuk tabungan masa depan.

Hukum ekonomi berlaku, keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan sarana kebutuhannya terbatas. Punya take home pay Rp 100 juta/bulan bisa habis untuk konsumtif. Namun ada yang hanya Rp 3 juta/bulan bisa menyisihkan untuk menabung dan berinvestasi.

Tugas auditor rumah tangga untuk mengevaluasi dan memutuskan pos pengeluaran. Kemudian membuat  target tabungan dan investasi. Jika tidak cukup, harus dipikirkan bersama, adakah cara menambah penghasilan? Atau sebaliknya, adakah pos keuangan yang bisa dihemat?

source: freepik.com

Auditor Keuangan UMKM

Punya usaha sampingan? Saya pernah jungkir balik dalam aktivitas tersebut. Yang terakhir adalah memproduksi kue dan menyetornya pada toko kue. Di sana saya bingung dong melihat anggota keluarga pemilik toko kue seenaknya mengambil uang.

Ambil uang untuk bayar setoran kue sih udah semestinya ya? Lha ini, segala beli pampers dan jajan es krim ngambil dari kas/kotak uang.

Bagaimana seharusnya?

Ada beberapa tipe pemilik UMKM. Yang pertama, satu keluarga besar seperti toko kue di atas. Yang kedua berdasarkan pertemanan, atau pemilik UMKM terdiri dari 2-3 orang teman/sahabat. Yang terakhir adalah single fighter, atau hanya ada seorang pemilik yang berkuasa dan bertanggungjawab penuh atas aliran uang.

Ketiganya harus menerapkan disiplin keuangan. Uang yang masuk tidak boleh diotak atik untuk pengeluaran di luar bisnis. Hanya untuk menerima pembayaran dan membayar transaksi yang terkait dengan bisnis.

Untuk memudahkan, setiap harinya owner menyiapkan sejumlah dana untuk membayar  pos-pos pengeluaran yang pasti muncul dan termasuk kriteria biaya (cost).

Biaya adalah pengorbanan yang dapat diduga, dapat dihitung secara kuantitatif serta tidak dapat dihindarkan. 

Bagaimana jika ada pengeluaran pribadi? Masuk pos biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sesuai kesepakatan, bisa per bulan atau per minggu.

Untuk menetapkan pos pengeluaran, harus diketahui omzet UMKM. Terobosan seperti aplikasi SPOTS sangat membantu. Aplikasi tersebut bermanfaat  tidak hanya sebagai alat pembayaran, juga merekam semua  transaksi dengan lengkap.

Sayangnya ini hanya untuk Gopay ya? Andai ada aplikasi untuk semua e-wallet seperti yang dijanjikan Bank Indonesia, pastinya akan sangat membantu kasir. Juga akan membantu pemilik UMKM untuk mengetahui omzet penjualan secara akurat. Sehingga bisa membuat rencana bagi pengembangan UMKMnya.

Baca juga : 5 Kiat Kelola Keuangan Kala Pandemi Covid 19

source : freepik.com

Auditor Aktivitas Sosial

Aktivitas sosial harus memiliki laporan keuangan yang didukung bukti pengeluaran, penerimaan serta catatan pendukung. Memudahkan untuk evaluasi, dan membantu pengurus membuat anggaran berikutnya.

Manajemen keuangan yang buruk akan memunculkan bencana di kemudian hari. Seperti pengurus  harus nombok akibat salah menghitung anggaran. Serta timbulnya saling curiga antar pengurus.

Saya pernah nyesek dan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari suatu team. Team yang sangat bagus jika sukses sebab memiliki tujuan mulia,  sayangnya mereka menyepelekan laporan keuangan.

Team berhasil menyelenggarakan acara perdana, ada sponsor yang membiayai. Aktivitas sederhana sih, workshop yang mendatangkan narasumber. Kebetulan team mendapat fasilitas gratis berupa gedung, peralatan dan narasumber. Yang dibutuhkan hanya biaya konsumsi serta uang tips bagi penjaga.

Usai acara,  laporan keuangan tak kunjung dikerjakan. Hingga berminggu-minggu! Saya sudah kirim pesan/ reminder, tapi jawabannya selalu: “sibuk”.  Padahal mungkin cuma 4 baris, lho. Hanya berisi jumlah penerimaan, 2 – 3 baris transaksi, ditutup saldo nol rupiah, sudah.

Contoh laporan juga sudah saya kirim.

Jadi, baiklah saya mundur saja. Daripada ngeri membayangkan jika dana bantuan mencapai puluhan juta dan bersisa jutaaan rupiah. Kemudian dapat kucuran dana lagi. Waduh serem membayangkan musibah seperti yang saya sebut di atas.

Berlebihan?

Tidak. Ingat kasus anak menuntut ibu kandung hanya gara-gara warisan? Bener banget tuh yang bilang bahwa uang tidak mengenal teman, saudara, bahkan ibu kandung!

Profesional menjadi kata kunci untuk setiap aktivitas keuangan. Jangan heran yayasan internasional seperti Ford Foundation mengirimkan auditornya pada lembaga/komunitas yang menerima dana hibah. Karena mereka juga harus bertanggung jawab pada pemberi dana.

source : freepik.com

Salah Jurusan? Ah, Masa iya?

Saya pernah merasa salah jurusan kala mengawali kuliah di Fakultas Ekonomi. Berjibaku dengan hafalan demi hafalan. Jauh banget dengan saat masih SMA yang lebih banyak mengerjaan soal eksakta.

Sebetulnya saya pingin banget jadi insinyur, kuliah di fakultas Teknik Sipil ITB. Ntar kerja pakai helm khusus sambil ngecek bangunan di lapangan. Duh perasaan kok keren banget ya? Hahahha …..🤣🤣

Sayang, banyak pertimbangan  yang mengurungkan niat. Salah satunya ibunda sudah menjanda sejak si bungsu masih bayi merah. Harus membiayai 6 anak yang masih kecil-kecil. Kasihan banget lihatnya.

Jadi kuliah sambil kerja menjadi win-win solution. Tetap bisa menyelesaikan S1, tapi nggak nyusahin emak tersayang. Fakultas Ekonomi dipilih dengan alasan lulusannya bisa kerja dimana aja. Bagian pemasaran, ok. Personalia, ok. Apalagi bagian akunting dan keuangan, ok banget itu sih.

Fakultas Ekonomi juga “paling eksakta” dibanding jurusan lainnya di kuliah sore. Walau jika boleh memilih, saya pingin banget kuliah di fakultas psikologi atau fakultas komunikasi.

Tapi zaman baheula yang menjadi pertimbangan saat memilih jurusan: “Ntar kerja apa?” Ngeri banget ya? Nggak seperti era milenial yang bisa berkarir di sektor apapun. Ngga heran, saya sering sebel jika ada yang putus kuliah dengan alasan  salah jurusan.

Saya belajar dari lingkungan dan anak-anak saya,  bahwa suatu mata pelajaran/suatu prodi/atau apapun akan cocok/tidak cocok tergantung dari cara kita memandang. Apabila diawali dengan tidak suka ya susah. Sebaliknya jika melihat sebagai tantangan, maka kita akan bersemangat untuk menaklukannya.

Termasuk saat-saat saya harus melahap ilmu di jurusan manajemen ekonomi dan harus lulus secepatnya. Kerja sambil kuliah, memaksa saya menggunakan gaji untuk beli buku dan bayar semesteran. Impian beli lipstick atau skin care harus disingkirkan dulu.😭😭

Sekarang, saya bersyukur dulu nekad kuliah, meski jurusannya tidak sesuai keinginan. Ilmu yang didapat di bangku kuliah tidak hanya membantu bekerja di perusahaan. Juga untuk mengelola keuangan rumah tangga, serta saat melakukan pendampingan komunitas pengelola sampah.

Saya bisa mengajari mereka membuat pembukuan sederhana yang sangat besar manfaatnya. Anggota percaya akan transparansi keuangan. Pengurus bisa melakukan evaluasi. Pihak pemerintah tak segan memberi bantuan dana.

Demikian pula saat teman/kerabat/kenalan memiliki UMKM membutuhkan bantuan mengelola pembukuan keuangan. Bahkan sewaktu seorang teman yang mempunyai arus kas  ratusan juta/bulan, saya bisa ikut urun rembug mengelola catatan keuangannya yang ternyata morat marit.

Sebatas mikro ekonomi mah hayuklah, jangan lebih ya?

Baca juga: Atasi Stress Dengan 5 Hobi Penghasil Uang, Yuk Coba!


sumber: freepik.com
 
5 Kerugian Besar Jika Enggan Belajar Bahasa Inggris

“Hanya les Bahasa Inggris dan musik”, menjadi kesepakatan tak tertulis emak-emak/sesama orang tua murid di tempat anak-anak saya bersekolah. Banyak alasan penting yang membuat kami memutuskananak-anak harus kursus  Bahasa Inggris. Sedangkan les musik, dibutuhkan untuk melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri.

Keputusan yang tepat!

Sewaktu kuliah,  ternyata anak-anak harus melahap jurnal ilmiah berbahasa Inggris yang menjadi referensi para dosen. Malah si nomor dua mendapat beasiswa program doktoral di Ehime University, Jepang. Uniknya, dia mendapat income tambahan dengan menjadi tandem berlatih percakapan dalam  Bahasa Inggris.

Bisa dibayangkan jika mereka tidak memiliki bekal kemampuan berbahasa Inggris, bukan?

Paling tidak, ada 5 kerugian besar yang dialami oleh mereka yang tidak mau belajar Bahasa Inggris.

Baca juga: Jangan Belajar, Agar Jadi Blogger Gagal

source: freepik.com


1.     1. Bagai Katak Dalam Tempurung

Enggan bersentuhan dengan Bahasa Inggris?

Bisa, tapi harus hidup di pegunungan atau di pulau tengah samudra yang nggak ada sinyal internet. Hidup tanpa gadget dan peralatan modern. Karena semua gadget dan  produk elektronik  membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris, minimal secara pasif.

Bahasa Inggris merupakan bahasa pergaulan dunia. Lebih dari lima puluh negara di dunia menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga dibutuhkan kemampuan Bahasa Inggris, untuk mengikuti perkembangan berita terkini serta informasi yang dibutuhkan.

Banyak sektor menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar:  sains, penerbangan, komputer, diplomasi dan pariwisata, serta sektor lainnya.

Ingin sukses dalam bisnis?  Harus mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris agar bisa berhubungan dengan perusahaan-perusahaan di negara lain. Bahkan dengan perusahaan yang berasal dari bangsa serumpun, yaitu Malaysia, kemampuan berbahasa Inggris wajib dimiliki.

Juga Tiongkok, pemimpin dalam inovasi bisnis dan pembangunan ekonomi, menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar dalam kegiatan ekonomi antar perusahaan dan antar negara.

source: frepik.com

2. Pikun Sebelum Waktunya /Kurang  Konsentrasi

Lindsay Anvik, seorang pelatih produktivitas dan kepemimpinan, mengatakan belajar dan menguasai bahasa merupakan cara mudah meningkatkan fokus dan konsentrasi.

Saat belajar Bahasa Inggris, seseorang berlatih untuk fokus, jika pikiran berkeliaran bisa dipastikan tidak akan memahami isi percakapan, tulisan dan tontonan yang menggunakan Bahasa Inggris.

source: freepik.com

3. Nggak Percaya Diri/Minderwaardig

Ah, udah pasti nih ya? Saat memasuki kelompok tertentu yang cas cis cus berbahasa Inggris, sementara kita nggak mampu, nggak tahu apa yang mereka bicarakan, kita pasti akan merasa minder/nggak percaya diri.

Kelompok tersebut bisa jadi berasal dari luar perusahaan, maupun di dalam perusahaan.

Dalam beberapa kesempatan  saya bekerja sama dengan NGO dalam negeri, sering banget kedatangan tamu asing dengan berbagai tujuan. Padahal ini kerja sosial lho ya. Perasaan tersisih dan minder karena ngga menguasai Bahasa Inggris pastilah muncul.

Ketidak mampuan berbahasa Inggris juga akan menimbulkan ketakutan kala ada kesempatan dinas ke luar negeri. Bahasa Inggris merupakan jembatan yang menghubungkan perbedaan bahasa. Negara manapun yang dituju, minimal harus mampu berbahasa Inggris.

 

source: freepik.com

4. Kurang Rasionalitas

Apa hubungan kemampuan berbahasa  Inggris dengan  rasionalitas?

Sederhananya begini, saat mempelajari bahasa baru, otak akan memproses masalah yang tengah dihadapi, kemudian memberi pilihan-pilihan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan menggunakan logika, bukan mengikuti emosi semata.

source: instagram.com/@my.tbi

5. Nggak Punya Tools Menuju Sukses

Kita harus sepakat bahwa pendidikan merupakan jalan menuju sukses. Bahkan Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang terkenal karena tidak lulus SMP, akhirnya menyelesaikan paket C untuk mendapat ijazah SMA.

Jangan lupa, saat memutuskan keluar dari pendidikan formal, Susi Pudjiastuti tetap belajar secara otodidak. Demikian pula Ajip Rosidi, budayawan/sastrawan yang memilih jalur informal untuk belajar. Soal kemampuan? Boleh diadu.

Sayangnya belajar otodidak itu susah banget. Lebih mudah belajar melalui jalur formal, termasuk  belajar Bahasa Inggris.. Harus ikut les/kursus agar menguasai Bahasa Inggris. Kebetulan letak sekolah anak-anak saya, Taruna Bakti berdekatan dengan The British Institute (TBI) di jalan Ambon, Bandung.

Sesudah TBI pindah ke Jalan LLRE Martadinata, anak-anak nggak mengalami kendala. Sekolah mereka dan TBI terletak di alamat yang sama, Jalan LLRE Martadinata Bandung.

Saya bersyukur, anak-anak belajar Bahasa Inggris di TBI. Karena TBI merupakan satu satunya institusi pelatihan Bahasa Inggris di Indonesia yang disertifikasi oleh the University of Cambridge English, untuk menjalankan kursus pelatihan CELTA (Certificates in Teaching English to Speakers of Other Languages).

Sehingga TBI selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam pelatihan guru dan menjadi yang terdepan dalam segala metodologi pengajarannya. Salah satunya mengundang orang tua murid untuk mengomunikasikan hasil pelajaran murid TBI. Jadi nggak dilepas gitu aja trus dikirim laporan. Cara ini membantu orang tua untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan putra/putrinya.

Dalam rangka ulang tahun yang ke 36, TBI mengadakan beberapa kompetisi seperti lomba menulis, membuat vlog, kompetisi video dan lain lain. Agar murid murid bisa mengaplikasikan ilmunya dalam platform yang kini banyak digunakan.

TBI juga bekerja sama dengan Indonesian Social Bloggerpreneur ((ISB) komunitas bloggerpreneur yang saya bergabung didalamnya.   

ISB memiliki visi misi yang mulia, yaitu membuat anggotanya bisa naik kelas. Ngga sekedar blogging/menulis. Salah satunya belajar menulis dalam Bahasa Inggris, tepatnya kegiatan creative writing,  dengan tajuk “ Online Short Course of Creative Writing From The British Institute Chapter”.

Alhamdulilah saya terpilih dalam kelas bulan Juli 2020. Tugas pertama yang harus dikerjakan adalah menyelesaikan placement test. Baru kemudian mengikuti kelas sesuai jadwal.

Sedihnya, usai menyelesaikan placement test, saya mengalami diare parah. Kasusnya mirip  waktu Lebaran kemarin. Bedanya, diare yang pertama diakibatkan jajan sembarangan, sehingga butuh waktu 2 minggu untuk pulih, nggak kleyengan ketika harus duduk di depan laptop.

Kali ini lebih cepat sembuh, walau terpaksa bolong bolong masuk kelasnya. Sayang banget ya?

Teman-teman yang pingin tahu keseruan kelas creative writing bareng TBI secara lengkap bisa baca tulisan mas Ikrom Zaim 

disini.

Baca juga:

Ngeri Ngeri Sedap, 5 Tempat Terpaksa Dikunjungi Saat Pandemi Covid19

ABOUT TBI Festival Citylink

Sistem Pembelajaran

Classroom

Online

Blended Learning

Highlights

Lokasi di Festival Citylink, menjadikan strategis di daerah Jalan Peta

Parkiran luas dan akses ke Mall sehingga mudah untuk mencari tempat makan dan hiburan.

Metode dan materi pengajaran yang up-to-date

Terpercaya oleh banyak perusahaan perusahaan besar

Menerapkan sistem pengajaran yang praktis dan relevan

Jadwal kelas yang bervariasi dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan karena TBI memiliki kelas dari Senin sampai dengan Sabtu mulai pukul 10 AM – 07 PM

Tenaga pengajar baik asing maupun lokal yang berpengalaman dan memiliki standard kualifikasi serta sertifikasi internasional

Metode pembelajaran yang menyenangkan

Bisa belajar dimana saja karena TBI juga memiliki kelas yang dapat diakses secara online

 Biaya kursus yang terjangkau

Program Kelas Tersedia

Children

Pre Teen

Teen

Global English

Exam Preparation for TOEFL or IELTS test

Workshop

In House Training

Private Class

Blended Learning

Online Learning

Teacher Training

Aktifitas

Supporting acara acara pendidikan, pentas sesi.

Special Promotion

All Year Programme

Monthly Promo

Lokasi Cabang TBI

Jakarta: Pondok Indah / Kuningan / Kelapa Gading

Cibubur

Depok

Tangerang : BSD / Gading Serpong

Bandung : Riau / Dago / Festlink /  Jatinangor

Malang

Contact Details

Info : 0823-1601-0164

Email : info.festlink@tbi.co.id

Website : www.tbi.co.id

Instagram : tbibandung

Facebook: TBIBandung

 


 

The Legend of Jin Yan, Putri Kok Oon?

 

Hahaha, … “Putri kok oon” merupakan salah satu komen yang melintas sewaktu saya menonton “The Legend of Jin Yan” di WeTV. Selain “Oon”, bullying lain seperti  “Oneng” berhamburan, menunjukkan Kabby Hui, pemeran Jin Yan, sukses berakting sebagai putri berusia belasan tahun yang bingung menghadapi intrik kerajaan.

WeTV menjadi salah satu aplikasi yang saya unduh untuk menikmati tontonan Mandarin. (Bukan sponsor post lho ya 😀😀) Selain Viu.com yang unggul dengan konten drama Korea dan serial Indonesia.

Mengapa harus 2 aplikasi?

Tampilan drama Korea di  Viu.com lebih jernih, video dengan resolusi rendah masih nyaman ditonton. Koleksi drama Korea yang dimiliki juga lebih komplet. Sayangnya minim video Chinese drama.

Sedangkan WeTV, walau menyediakan video drama Korea, namun nggak komplet. Aplikasi ini unggul dalam koleksi drama Mandarin. Ngga semua ada sih, tapi cukuplah untuk pemenuhan kebutuhan hiburan saat senggang.  

Keunggulan lain dari WeTV adalah banyaknya chit chat yang masuk. Hihihi bikin semarak. Apalagi kalo muncul tokoh antagonis, duh berterbanganlah omelan: “pelakor”, “mak erot”, “mak lampir”. Serasa nonton layar tancep. Bisa sih dihilangkan, tapi saya memilih dimunculkan agar bisa ikut ketawa ketiwi.

Sama-sama gratis, WeTV juga nggak terlalu banyak iklan seperti Viu.  Namun untuk video ongoing, penonton diharapkan beralih ke VIP, murah sih cuma Rp 15.000/bulan.

Kedua aplikasi ini, WeTV dan Viu, harus diakui merupakan tontonan murah meriah. Terlebih di saat pandemi, diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  membuat mereka yang gemar menonton di bioskop, harus mengurungkan diri.

Oh ya, untuk “memancing penonton”, WeTV mengunggah videonya di channel YouTube hingga 3 episode. Selebihnya video cuplikan-cuplikan yang tentu tujuannya menggiring penonton (yang penasaran), untuk menginstall dan melanjutkan episode berikutnya via aplikasi.

Selain WeTV, aplikasi Chinese Drama lainnya adalah iQYI, tapi dua aplikasi inipun cukuplah. Jangan kebanyakan, ntar pekerjaan terlantar. 😀😀

Baca juga: The Eternal Love, Chinese Drama ala Sinetron Indonesia



Kabby Hui sebagai  Wen Su Jin / Jin Yan. anak perempuan satu-satunya  Jendral Wen Bu Qing dari istri sah. Semasa masih kecil, mendiang raja menjodohkan Wen Su Jin dengan Qiao Qi, atau disebut juga sebagai pangeran Jin, anak sulung raja.

Ibu suri yang tidak mengetahui perjodohan tersebut, menikahkan Wen Su Jin dengan Putra Mahkota Xiao Yu. Namun di hari perjodohan, Wen Su Jin malah menyelinap keluar untuk mendapatkan amulet takdir palsu, agar perjodohan bisa digagalkan.

Wen Su Yu, menggantikan posisi Wen Su Jin sebagai istri Pangeran Mahkota Xiao Yu. Tindakan yang berakibat fatal, Wen Su Jin kehilangan identitas dan terpaksa menyamar sebagai pelayan Wen Su Yu saat menyelinap masuk istana. Di istana, Wen Su Jin mengenalkan diri sebagai Jin Yan.



Chen Jing Ke sebagai  Pangeran mahkota  Xiao Yu. Anak permaisuri yang diangkat sebagai putra mahkota. Malang,  tiga orang istri sahnya ( putri mahkota) berturut -turut meninggal di paviliun Cheng Rui.

Sebagai penggantinya, ibu suri menetapkan putri keluarga Wen Bu Qing, jendral yang bertugas menjaga perbatasan kerajaan, sebagai istri/permaisuri putra mahkota.

Pertemuan tak sengaja yang berulang-ulang dengan Wen Su Jin membuat Pangeran Yu jatuh cinta, meski diawali curiga, mengira Su Jin adalah mata-mata yang dielundupkan musuh.


Ryan Zhan sebaga pangeran Xiao Qi. Anak sulung penguasa Chu, Pangeran Xiao Cheng, dari  selir. Pangeran Jin, nama panggilan Xiao Qi mendapat anugerah panglima kerajaan Chu, untuk melepas keinginannya mempersunting Wen Su Jin.

Bersahabat sejak kecil dengan Wen Su Jin, Pangeran Yin diam-diam jatuh cinta pada Su Jin dan meminta restu ayahnya untuk mendapatkan perjanjian pernikahan. Sayang, pada saat hendak menggunakan perjanjian pernikahan tersebut,  ibu suri telah menetapkan Su Jin sebagai istri Putra Mahkota Xiao Yu.


Zhao Yao Ke sebagai Wen Su Yu. Walau anak sulung Keluarga Wen, nasib Su Yu tidak seberuntung Su Jin, karena dia hanya anak seorang selir. Su Yu juga kerap harus menyembunyikan kenakalan Wen Su Jin. Kenakalan yang digunakan Su Yu agar Su Jin mau  keluar rumah di hari pernikahan.

Diam-diam Su Yu menyintai Pangeran Jin. Dia pasang badan agar adiknya bisa mencari cara menggagalkan perjodohan. Sayang saat menghadap ibu suri, Su Yu terpaksa membuka cadar agar Pangeran Jin urung bunuh diri, dan mau menerima tawaran kedudukan panglima.

Tindakan fatal yang menyebabkan keluarga kerajaan mengira Su Yu sebagai Wen Su Jin.

rame ya? 😀😀😀

Sinopsis The Legend of Jin Yan    

Seorang gadis dipinang sekaligus oleh 2 orang pangeran Kerajaan Chu, itulah yang yang terjadi pada Wen Su Jin, anak perempuan Jendral Wen Bu Qing yang masih berusia 18 tahun.

Yang pertama adalah Pangeran Jin yang dikenalnya sejak kecil, dan dipanggil “guru” oleh Wen Su Jin. Yang kedua adalah Pangeran Mahkota Xiao Yu yang harus segera memiliki putri mahkota, setelah istrinya meninggal.

Ibu suri yang membuat keputusan perjodohan Pangeran Yu, merasa malu jika harus mengurungkan titahnya, karena itu dia meminta Pangeran Jin mengurungkan niat, dengan iming-iming kedudukan panglima.

Pangeran Jin tentu saja enggan menyerah. Dia sangat menyintai Wen Su Jin sejak mereka masih kecil. Keputusannya berubah sesudah tahu bahwa yang dinikahi putra mahkota bukan Wen Su Jin, melainkan kakaknya, Wen Su Yu yang menyamar sebagai Wen Su Jin.

Perbuatan yang justru membuat Wen Su Jin asli kesulitan mengakui jati dirinya. Termasuk saat berhadapan dengan Pangeran Yu, sosok yang kerap ditemuinya sebelum dan sesudah pernikahan terjadi. Wen Su Jin terpaksa mengaku bernama Jin Yan, pembantu rumah tangga Jendral Wen, agar Su Yu dan keluarga besarnya selamat dari hukuman, karena telah mengelabuhi keluarga kerajaan.

Namun serapat-rapatnya menyembunyikan terasi, penyamaran Wen Su Jin akhirnya terbongkar.



Review The Legend of Jin Yan

Renyah, manis, penuh senyum dan tawa, drama “The Legend of Jin Yan” mirip “The Eternal Love (2017)” minus kiss scene yang berlebihan. Kemiripannya tidak saja merupakan tontonan yang menghibur, juga lemahnya plot hingga bolong disana-sini.

Negara Tiongkok rupanya sedang mengejar ketertinggalan industri hiburan, khususnya serial televisi,  dari Korea Selatan. Terlihat dari usia para pemainnya yang rata-rata kelahiran tahun 1990.

Sangat berbeda dengan drama Korea yang dipenuhi pemain lama, rata-rata kelahiran tahun 1980an. Jika ada yang aktris/aktor pemeran utama yang lahir 1990an, biasanya adalah pemain cilik yang beranjak dewasa. Tentunya telah lama bergelut di dunia peran, sehingga aktingnya mumpuni.

Beda banget dengan akting Chen Jing Ke, pemeran Putra Mahkota Yu yang lahir tahun 1998 dan baru debut tahun 2020. Nggak terlalu jelek sih aktingnya, cuma perlu jam terbang. Dan untuk mendapat banyak jam terbang, harus memulai bukan?

Karena itu, jangan terlalu berharap dari “The Legend of Jin Yan”. Bobotnya  jauh banget dibanding “Goodbye My Princess”, “Ashes of Love”, “Legend of Fu Yao” dan masih banyak lagi. Namun, andai yang dicari adalah tontonan yang menghibur, yang nggak butuh mikir njlimet, “The Legend of Jin Yan” bisa dijadikan pilihan.

Apalagi nontonnya di aplikasi WeTV yang penuh chit chat rame, bakal ikut terbahak-bahak deh. Jangan kaget saat adegan kiss scene, muncul comment “mauuuuu”, atau “nyosor deh” dan sebagainya. 😀😀

Baca juga:

 Legendof Fu Yao, Cinta Terganjal Rantai Takdir

Ashes of Love, Ayah Berulah, Anak Kena Tulah

 

 
sumber: freepik.com
Menjadi Goblok Dahulu, Pintar Kemudian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti goblok/gob·lok/ adalah bodoh sekali. Dalam topik kali ini, menjadi goblok saat belajar, bisa dianalogikan dengan  “mengosongkan gelas” otak kita menjadi kosong, tanpa isi setetespun. Agar bisa menyerap ilmu dengan maksimal.

Andai tidak dikosongkan, katakanlah gelas telah terisi separuhnya,  maka saat ditambah isinya akan meluber.  Sayang kan?

Pernah mengalami?

Saya pernah. Tahun lalu, saat mengikuti seminar mengenai persampahan, dunia yang saya geluti sejak tahun 2008. Saya tertarik karena narasumbernya seorang inovator, juga ada founder sebuah yayasan yang cukup terkenal.

Ternyata isi materi yang disampaikan bertolak belakang dengan prinsip sampah yang saya pahami. Dengan terperinci sang inovator menjelaskan temuannya, yaitu plastik berbahan singkong. Dengan demonstratif dia menunjukkan bahwa plastik tersebut bisa dikonsumsi.

Sang founder yayasan manggut-manggut mendengarnya. Dia menimpali bahwa dengan ditemukannya plastik berbahan singkong, maka tak ada lagi warga Indonesia yang berduyun-duyun menjadi buruh migran. Prospek usaha bahan baku plastik tersedia.

Mereka melupakan:

  1. Harga keekonomian plastik berbahan singkong tidak bisa mengalahkan plastik berbahan residu (sisa proses) bahan bakar minyak bumi, yang kini beredar di pasar. Entah harus membuka berapa juta hektar lahan agar bisa mencukupi kebutuhan masyarakat akan plastik.
  2. Singkong merupakan bahan pangan yang menjadi substitusi beras saat paceklik. Bahkan departemen pertanian aktif mengkampanyekan tepung mocaf (modified casava flour) sebagai pengganti tepung terigu. Plastik mau head to head dengan pangan?
  3. Penyebab petani menjadi buruh migran bukanlah jenis tanaman, melainkan kurangnya perhatian pemerintah kebutuhan petani atas akses modal  dan harga jual yang sesuai. Asalkan pemerintah mau memproteksi sektor pertanian, maka Indonesia tidak perlu impor beras lagi.

Perbedaan paham ini membuat saya tidak bersemangat lagi meneruskan seminar. Maunya cepat-cepat pulang dan membuat tulisan sanggahan.

Ternyata saya melakukan kesalahan fatal. Sesampainya di rumah, saat mulai ngedraft, saya merasa zonk! Saya lupa banyak hal, tidak menyimak, sehingga tidak bisa membuat tulisan yang saya harapkan. Isinya berputar-putar. Terpaksa tulisan saya simpan dalam bentuk draft dan terlupakan.

Baca juga: Hari Bumi, Petugas Sampah dan Covid 19

source: freepik.com


Menjadi Goblok di Kelas

Yang dimaksud goblok di kelas tentunya kelas apa saja. Bisa seminar, webinar, talkshow atau hanya berdua dengan narasumber. Selain mengosongkan pikiran, lakukan 5 langkah berikut:

  1. Siapkan kertas dan alat tulis. Catat selengkap mungkin, termasuk quote, rumus atau apapun yang telah kamu ketahui, bahkan jika kamu hafal luar kepala. Ini akan membantu memahami sudut pandang narasumber. Setiap narasumber memiliki sudut pandang yang berbeda.
  2. Fokus dan menyimak seperti seharusnya menerima ilmu pengetahuan baru.
  3. Jika ada waktu untuk bertanya, ajukan pertanyaan seputar topik seminar, jangan merambah kemana-mana. Jawaban narasumber akan memperjelas sudut pandangnya. Jangan dibantah.
  4. Pelajari karakter narasumber. Tidak semua narasumber memiliki jam terbang tinggi, sehingga penjelasannya mungkin membingungkan. Catat atau rekam aja slide materi yang diberikan.
  5. Jangan biarkan kedatangan/kesempatan menemui seorang narasumber berakhir sia-sia. Itulah sebabnya penting banget mengosongkan gelas pikiran hingga titik “goblok” agar menjadi “bodo alewoh” jangan “bodo katotoloyoh” (Bahasa Sunda, artinya di paragraf akhir)
Source : freepik.com

Menjadi Goblok di Lapangan

"Sebelum kamu menggoblokkan orang lain, goblokkan dulu diri sendiri", kata almarhum  Bob Sadino, pengusaha sukses pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.

Bob Sadino mengajarkan agar jangan hanya belajar di kelas dan dari jurnal ilmiah. Di lapangan/ di pinggir jalan bertebaran ilmu. Jutaan atau bahkan triliunan banyaknya.

Pengalaman ini belum lama terjadi. Saat melakukan pendampingan masyarakat Kabupaten Serang, saya bertemu dengan Bapak Lurah yang keukeuh sureukeuh dengan keinginannya.

Dia ingin CSR sebuah BUMN membiayai pembangunan TPS (tempat pembuangan sampah sementara) di lokasi strategis yang telah disepakati bersama Ketua RW dan Ketua RT.

Sedangkan saya mengimbau untuk menerapkan pemilahan sampah. Kasus meledaknya sampah yang menyebabkan longsor dan kematian penduduk Leuwigajah Cimahi, saya jadikan contoh. Toh di kawasan tersebut  telah dibentuk bank sampah.

Saya membeberkan beberapa manfaat memilah sampah. Namun Pak Lurah tetap bergeming, enggan mengubah pendiriannya.

Saya sempat mengomel: “Mampang meungpeung dapat  dana hibah”. Artinya mumpung dapat dana hibah.  Membangun TPS kan butuh dana. Walau dana hibah bisa digunakan untuk pembangunan lainnya.

Usaha saya gagal karena pihak CSR BUMN mengabulkan permohonan Pak Lurah.

Beberapa bulan berikutnya, apa yang yang terjadi?

Warga desa ngamuk, minta TPS dibongkar. “Bau”, kata mereka.

Ya iyalah, TPS dibangun, tapi nggak ada sistem pengangkutan sampah. Seharusnya merancang sistem dulu, baru dibangun fasilitasnya. Selama ini masyarakat membuang sampah di sungai dan di lahan kosong yang jauh dari tempat tinggal mereka.

Membangun TPS di lahan kosong yang biasa dijadikan tempat membuang sampah, bisa jadi pilihan. Daripada  warga  membuang sampah ke sungai yang berakibat banjir. Nggak hanya ke desa lain, juga ke kawasan mereka. Setiap musim hujan SD Negeri setempat selalu diliburkan. Air sungai meluap hingga setinggi 1,5 meter.

Saya selalu menyesali kejadian tersebut. Menyesali tidak arif dalam bertindak, Menyesali telah bersikukuh dengan pilihan pengelolaan sampah yang saya sodorkan. Harusnya saya surut dan lebih mendengar masalah mereka. Tidak menyamaratakan setiap kasus.

Baca juga: Punya Limbah Bungkus Kopi? Yuk, Sulap Jadi Handy Craft!

 

Source: freepik.com

Mengosongkan Gelas, Untuk Diisi Penuh

Bahasa Sunda mengenal 2 peribahasa terkait goblok, yaitu bodo alewoh dan bodo katotoloyoh.

Bodo alewoh = Bodoh tapi mau bertanya.

Bodo katotoloyoh = Bodoh tapi tidak mau bertanya/mendengarkan nasihat orang.

Mengapa harus bersikap goblok/bodo alewoh/mengosongkan pikiran sewaktu menyerap ilmu orang lain? Karena memori manusia terbatas kapasitasnya. Kita tidak bisa membeli hard disk eksternal untuk menambahnya. Emangnya gadget? 😀😀

Manusia dengan kapasitas memori yang terbatas, sesuai sunnatulah tak berhenti belajar. Mereka memiliki rasa ingin tahu, mulai dari yang remeh temeh seperti gosip seleb terbaru, hingga pengetahuan dan pengalaman baru.

Sayangnya, manusia dengan level pendidikan tertentu kerap bersikap sombong kala bertemu dengan lawan bicara yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dia merasa stratanya lebih tinggi. Dia melupakan bahwa orang yang tidak lulus sekolah pun memiliki ilmu dan pengalaman yang tidak dia miliki.

Contoh kasus: Seorang tukang becak yang tidak lulus SD, memiliki pengetahuan tentang pelosok kota. Dia juga mempunyai wawasan seputar sosial, budaya, dan ekonomi di seputar tempat tinggalnya. Pengetahuan yang tidak dimiliki setiap orang, bahkan guru besar universitas ternama.

Jadi, saat bertemu dengan sang tukang becak, penting banget menjadi goblok atau mengosongkan pikiran agar dapat menyerap/mendapat transferan ilmu sebanyak mungkin. Jangan takut berdampak negatif, sebab setiap orang memiliki anti virus/akal yang otomatis akan menyaring semua data yang masuk.

Demikian juga saat melakukan komunikasi dua arah, masing-masing harus menggoblokkan diri/sama-sama mengosongkan gelas. Agar kedua belah pihak dapat menampung ilmu semaksimal mungkin.

Karena seperti dikutip dalam buku “Belajar Goblok dari Bob Sadino” karya Dodi Mawardi,

Apabila gelas kita selalu terisi penuh, maka sebenarnya kita sedang berlaku goblok dalam arti sesungguhnya karena tidak mau menerima ilmu baru dari orang lain.

Jadi:

“Beranikah kita menjadi goblok dan mengosongkan gelas?”

Baca juga: Jangan Belajar, Agar Jadi Blogger Gagal!

 

 
sumber : mydramalist.com
The Eternal Love (2017), Chinese Drama ala Sinetron Indonesia

Mengapa sinetron Indonesia sangat disukai? Jawabnya: karena ringan, menghibur, ngga usah berpikir njlimet sewaktu menonton. Nikmati saja. Seperti halnya “The Eternal Love”, Chinese drama berbudget rendah, namun meledak di pasaran!

Pasar Tiongkok lho ya.

The Eternal Love (2017) sekaligus menggugurkan opini saya bahwa Chinese Drama berbobot biasanya based on novel. The Eternal Love besutan 2017 dibuat berdasarkan novel Bao Xiao Chong Fei: Ye Wo Deng Ni Xiu Qi (Bahasa Cina: 爆笑 宠妃 : 爷 我 : 爷 我 等 你 休妻) oleh Fan Que.

Baca juga: Goodbye My Princess, Ending Yang Menyayat Hati

Penonton drama China terbiasa mendapat suguhan dengan plot yang rapat.  Penampilan kerajaan China yang  gebyar dan super mewah. Mulai dari bangunan yang beratap tinggi, pilar super besar, ukiran yang dibuat seniman China serta gemebyar pakaiannya yang indah banget.

Sedangkan plot  The Eternal Love (2017) terasa banyak bolong. Setting kerajaan yang biasa-biasa saja. Bahkan mungkin kalah dengan desain interior keraton Solo dan Jogja. Alamak, segitu rendahnya anggaran The Eternal Love (2017).😊😊

Kok bisa ngehits?

Karena seperti yang saya tulis di atas, The Eternal Love (2017) sangat ringan, menghibur, rasanya crunchy seperti kerupuk. Nggak seberat menu Mie Aceh yang bumbunya banyak banget.

The Eternal Love (2017) bisa menjadi rekomendasi saat penonton ingin full istirahat setelah cape bekerja, stress, lelah mental dan males mikir lagi. Banyak tawa disuguhkan, adegan romantis yang membuai dan pastinya kiss scene yang dibubuhkan dengan borosnya, mirip bawang goreng yang ditaburkan banyak-banyak. 😀😀

Adegan yang dilarang di sinetron Indonesia ya?

Meledaknya The Eternal Love (2017) produksi tahun 2016, membuat  produsen membuat sequelnya, The Eternal Love 2 yang tayang 2018, dan bersiap memproduksi The Eternal Love 3 pada tahun 2021.

Yang menarik dari The Eternal Love, selain menjadi tontonan yang sangat menghibur, juga diperankan aktor/aktris berbakat muda usia yang sangat berbakat. Liang Jie, pemeran putri Qu Tan Er kelahiran 1994, sedangkan Xing Zhao Lin sebagai pemeran Pangeran ke-8 Kekaisaran Dong Yue, Mo Lian Cheng, kelahiran 1997.

The Eternal Love diproduksi tahun 2016, berarti saat itu Xing Zhao Lin masih 19 tahun. Wow banget ya? Umumnya aktor/aktris muda hanya mendapat peran pendukung, bukan main role seperti Xiang Zhao Lin dan Liang Jie. Terobosan dan keberanian yang patut diacungi jempol. Pertanda Tiongkok mau meraih pangsa pasar hiburan seperti Korea Selatan?

Keberhasilan The Eternal Love (2017) juga membawa berkah lanjutan bagi pasangan Xing Zhao Lin dan Liang Jie. Selain memerankan sequel, drama China “You Are My Destiny” juga mendapuk pasangan ini.

“You Are My Destiny” merupakan remake dari “Fated To Love You”  (drama Taiwan). Lagi-lagi penuh taburan kiss scene, berbeda dengan versi aslinya yang malu malu kucing.


Xing Zhao Lin sebagai  Mo Lian Cheng, pangeran ke-8 Kerajaan Dong Yue yang berpotensi menduduki kursi Putra Mahkota. Sayang, ulah licik Qu Pan Er, istri Pangeran Mo Yi Huai, menggagalkan posisi tersebut.

Pangeran Mo Lian Cheng dijodohkan dengan Qu Tan Er sebagai istri sah/permaisuri, selain beberapa selir terdahulu.

Perjodohan mereka sudah diatur oleh mendiang kaisar Mo Yi Feng, untuk menghidupkan kembali arwah sahabat sang kaisar di negara langit.

 

Liang Jie sebagai  Qu Tan Er / Qu Xiao Tan / Qu Xiang Tan. Sebagai anak bangsawan Qu, Qu Tan Er berpenampilan lemah lembut, sopan dan trampil dalam aktivitas perempuan bangsawan.

Berbanding terbalik dengan Qu Xiao Tan, roh dari era milenial yang menghuni tubuhnya. Sebagai perempuan karir yang berprofesi sebagai agen real estate, Qu Xiao Tan berjiwa bebas, dan tentunya tidak memiliki ketrampilan perempuan bangsawan tempo dulu.

Qu Tan Er sebetulnya perwujudan Qu Xiang Tan, kultivator/mahluk immortal yang turun ke bumi untuk mendamaikan 2 marga besar, Mo dan Qu. Qu Xiang Tan adalah kepala suku Qu yang berjodoh dengan Mo Lian Cheng di kerajaan langit.

 

Richards Wang sebagai  Mo Yi Huai / Mo Yi Feng,  putra mahkota Kerajaan Dong Yue yang jatuh cinta pada Qu Tan Er, tetapi harus menikah dengan kakaknya, Qu Pan Er.

Pangeran Mo Yi Huai yang tulus dan mencintai Qu Tan Er menjadi alat raja iblis untuk menguasai mutiara penekan jiwa, pusaka yang dimiliki keluarga Qu, sehingga berubah, mampu mencelakai Qu Tan Er.

Richards Wang juga berperan sebagai mendiang Kaisar Mo Yi Feng yang hidup di kerajaan langit untuk menyatukan suku Mo dan suku Qu, serta melenyapkan raja iblis.


Sinopsis The Eternal Love (2017)

Sebelum wafat, Kaisar Mo Yi Feng berpesan pada anaknya, agar kelak cucunya, Mo Lian Cheng dijodohkan dengan Qu Tan Er, anak perempuan kedua  Menteri Qu.

Beranjak dewasa, ternyata Qu Tan Er  malah menjalin cinta dengan Pangeran Mo Yi Huai, kakak Mo Lian Cheng. Untuk memutus kisah kasih mereka, kaisar menjodohkan Pangeran Mo Yi Huai dengan Qu Pan Er.

Qu Pan Er merupakan anak pertama Menteri Qu dari istri sah, sedangkan Qu Tan Er anak kedua Menteri Qu yang hanya berasal dari seorang selir. Karena itu Qu Tan Er kerap dirisak oleh kakaknya Qu Pan Er, dan ibunya.

Begitu sedihnya Qu Tan Er mengetahui kekasihnya, Mo Yi Huai menikah dengan Qu Pan Er, sosok yang selalu menyiksanya, Qu Tan Er nekad bunuh diri.

Bunuh diri gagal, bahkan muncul roh lain dalam tubuh Qu Tan Er , yaitu Qu Xiao Tan, sosok kekinian yang berasal dari zaman milenial. Sosok Qu Xiao Tan kerap muncul saat Qu Tan Er dirisak hingga tak berdaya.

Seiring waktu, Qu Tan Er maupun Qu Xiao Tan akhirnya sepakat untuk hanya mencintai Pangeran Mo Lian Cheng, dan melupakan Pangeran Mo Yi Huai. Sayangnya Ibu Suri, nenek Pangeran Mo Lian Cheng tidak menyukai Qu Tan Er dan berencana membunuhnya.

Demikian juga ibu tiri Qu Tan Er dan kakaknya Qu Pan Er yang tak henti menyiksa Qu Tan Er. 

Setelah halangan bisa dilalui, kisah cinta Mo Lian Cheng - Qu Tan Er mendapat cobaan berikutnya: Pangeran Mo Lian Cheng ditakdirkan berusia pendek, hanya 25 tahun.

Bagaimana akhir kisah abadi mereka?

source: mydramalist.com

Review The Eternal love (2017)

Alert! Banyak kiss scene, hati-hati baper! 😃😃

Lemah diplot cerita, The Eternal Love (2017) menyajikan banyak adegan ala sinetron Indonesia. Seperti perempuan yang marah-marah dan benci banget pada tokoh protagonis, hingga nenek/kakak/ibu tiri tega membunuh.

Tentu saja dengan wajah-wajah penuh kebencian yang kerap tampil di sinetron Indonesia. Padahal bisa kan benci namun nggak nampak?  Wajah culas gitu lah. Tersenyum namun berstrategi untuk membunuh.

Menghadapi cobaan demi cobaan, ikatan kasih Pangeran Mo Lian Cheng – Qu Tan Er semakin kuat, dan semakin banyaklah kiss scene. 😉😉

Naik turunnya emosi serta gelombang asmara pasangan ini menjadi daya tarik yang membuat drama ini sukses mendulang penonton. Karena seperti yang dikatakan seorang kawan saya, seorang aktivis penyandang disabilitas: “Pulang ke rumah mah saya pilih nonton drama yang menghibur. Segala berkas hukum dan  undang-undang yang harus saya pelajari, saya tinggal di kantor”.

Bener juga ya? Pulang ke rumah, otak perlu diistirahatkan agar fresh kembali menyambut hari esok.

Noted:

Saya menonton The Eternal Love (2017) di channel YouTube. Beberapa serial Chinese Drama produksi 2018 dan sebelumnya tersedia di YouTube, serial terbaru di WeTV

Baca juga:

The Legend of Jin Yan, Putri Kok Oon?

 

Profile The Eternal Love (2017)

Country: China

Native Title: 双世宠妃

Also Known As: Shuang Shi Chong Fei , 爆笑宠妃: 爷我等你休妻 ,

Director: Yuen Tak

Screenwriter: Yang Shi Ye

Genres: Historical, Comedy, Romance, Wuxia, Fantasy

Episodes: 24

Aired: Jul 10, 2017 - Aug 15, 2017

Aired On: Monday, Tuesday

Original Network: Tencent Video

Duration: 36 min.

 


Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...

Featured Post

Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang

  Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang Media sosial Indonesia geger. Seorang dokter kecantikan berseteru dengan sesoso...

Categories

  • lifestyle 198
  • review 131
  • drama korea 97
  • kuliner 77
  • healthy 54
  • blogging 47
  • finansial 41
  • review kuliner 39
  • Environment 30
  • budaya 21
  • travelling 19
  • beauty 18
  • Zero Waste Lifestyle 17
  • fiksi 14
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (52)
    • ►  April (9)
    • ►  March (14)
    • ►  February (13)
    • ►  January (16)
  • ▼  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ▼  July (12)
      • Yuk, Jadi Auditor Keuangan!
      • 5 Kerugian Besar Jika Enggan Belajar Bahasa Inggris
      • The Legend of Jin Yan, Putri Kok Oon?
      • Menjadi Goblok Dahulu, Pintar Kemudian
      • The Eternal Love, Chinese Drama ala Sinetron Indo...
      • New Normal, Konspirasi Herd Immunity?
      • Resep Ayam Goreng Lengkuas yang Maknyus, Warisan I...
      • Korean Garlic Cheese Bread, Resep Laziz Devina Her...
      • Goodbye My Princess, Ending yang Menyayat Hati
      • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fik...
      • Legend of Fu Yao, Cinta Terganjal Rantai Takdir
      • Oh My Baby, Pilih Anak Atau Suami?
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
    Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu   Pernah dengar kisah “pakde” di zaman orba? Bernama asli Muhammad Siradjudin, pakde berprof...
  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
      The King: Eternal Monarch, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah   Percaya bumi itu bulat? Atau bumi itu datar? Bagaimana dengan dunia...
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
      The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri Yang Mencuri CD   Tahu arti mimpi digigit ular? Ternyata banyak artinya. Bisa berm...
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...
      Sering ikut lomba  di perayaan Hari Kemerdekaan? Kebetulan saya belum pernah ikut. Penyebabnya, rumah kami di kota Sukabumi berjauhan de...
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
    Akhirnya nonton drama China (lagi) Saya sebut (lagi) karena sebelum kerap menikmati drama Korea, saya biasa mengisi me time deng...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates