Witch's Love, Drama Korea Rasa Warkop DKI


Sihir, rupanya ada di semua belahan dunia ya?

Di Indonesia, kita mengenal babi ngepet, perwujudan orang yang gemar menyedot kekayaan seseorang. Umumnya dilakukan sepasang suami istri. Selama menjalankan perbuatannya sang istri wajib menjaga nyala lilin. Lilin mati atau bergoyang-goyang, pertanda suaminya terkena masalah.

Juga kisah cinta Nyai Roro Kidul dengan Sri Sultan Hamengkubuwono yang konon harus dilestarikan. Jika tidak, maka akan gonjang ganjinglah bumi  Nusantara.

Umat Muslim tentu saja dilarang mengamini hal demikian. Mempercayai adanya mahluk gaib memang merupakan kewajiban, namun tidak untuk mengikuti perilakunya.

Dunia hiburan, kerap mengotak-atik dunia sihir. Ada yang sukses seperti JK Rowling yang berhasil mengolah detail dunia sihir dengan mahluk-mahluknya. Namun ada yang gagal total seperti drama Korea “Witch’s Love”.

Sebetulnya beberapa drama Korea cukup sukses mengusung kisah dunia penuh misteri ini, sebutlah “Hotel del Luna”  “Master’s Sun” serta “A Korean Odyssey”. Hasil karya yang ciamik yang  tidak hanya menghibur, juga universal dan long term.  

Namun, asalkan tidak banyak tanya, “Witch’s Love” recommended kok untuk ditonton. Ya sekedar ingin berhaha hihi, jangan berharap lebih.

Karena saya gemar protes, drama “Witch’s Love” terasa keterlaluan mendramatisir. Salah satunya sewaktu nenek penyihir  Maeng Ye Soon kesulitan membayar kontrakan. Bahkan rentenir menolak. Padahal si nenek pemilik nasi sop terkenal lho. pembelinya berduyun duyun  ngantri. Banyak  calon pembeli tidak hanya waiting list, juga  gigit jari karena terganjal waktu tutup resto.

Apabila nenek Maeng Ye Soon seorang UMKM di Indonesia, bakalan banyak lembaga keuangan memberi pinjaman dengan senang hati. Cash Flow nya bagus, itu yang penting.

Tidak hanya fakta bahwa omzet penjualan restonya bagus, juga status sebagai penyihir harusnya tidak membuat nenek Maeng Ye Soon hidup nelongso seperti manusia kebanyakan.

Jadi jika mau menonton drama “Witch’s Love”, bersiaplah menonton drama Korea rasa  warkop DKI versi cinta-cintaan. Jangan banyak tanya. Jangan banyak protes.

Nikmati saja. Tersenyum jika ingin tersenyum. Tertawa jika ingin tertawa.Lepehkan jika merasa mual.


Yoon So Hee berperan sebagai Kang Cho Hong, gadis penyihir nan cantik jelita yang kasmaran pada seorang bankir yang mencampakkannya.

Beruntung seorang pemuda konglomerat muncul dalam kehidupannya. Menawarkan cinta dan bersikukuh menyintainya walau mengetahui Kang Cho Hong seorang penyihir.


Hyun Woo sebagai Ma Sung-Tae

Andai Hwang Je Wook adalah George Clooney, maka Ma Sung Tae adalah Brad Pitt  kata nenek Jo Aeng-Doo. Untuk mengilustrasikan betapa tampannya 2 pria yang naksir Kang Cho Hong.

Sebagai chaebol muda memiliki masa lalu yang kelam. Walau ibu kandungnya menyuruh melupakan, Ma Sung Tae keukeuh menelusuri fakta. Dia berpendapat, melupakan kejadian bisa dilakukan ketika kebenaran telah terkuak.

Untuk memenuhi keinginannya, Ma Sung Tae membeli bangunan yang selalu muncul dalam mimpinya. Tak terduga, bangunan tersebut ternyata rumah makan nasi sop milik Kang Cho Hong dan kedua neneknya.


Hong Bin berperan sebagai Hwang Je-Wook, second lead yang pesonanya melebihi aktor utama. Mungkin jika Hwang Je Wook mendapat porsi lebih, penonton akan termehek-mehek memilihnya dibanding Ma Sung Tae.

Sayang, penulis skenario malah asyik mengembangkan tokoh lain yang ngga ngaruh apa-apa. Ngga ada benang merahnya dengan isi kisah. Dimunculkan dan hilang begitu saja.


Kim Young Ok sebagai nenek Maeng Ye-Soon dan Ko Su-Hee sebagai nenek Jo Aeng-Doo, merupakan nyawa drama Korea Witch’s Love.

Bagaimana tepatnya hubungan kekerabatan antara  nenek Maeng Ye-Soon, nenek Jo Aeng-Doo dan si gadis penyihir, Kang Cho Hong, tidak dijelaskan secara rinci. Penonton hanya bisa menebak bahwa Kang Cho Hong adalah cucu  nenek Maeng Ye-Soon. Cho Hong diasuh neneknya setelah keberadaan  ibunya menghilang  akibat sihir hitam.

Sedangkan nenek Jo Aeng-Doo, diselamatkan nenek Maeng Ye-Soon setelah dicampakkan seorang laki-laki. Manusia yang ketakutan ketika mengetahui identitas nenek Jo Aeng Doo sebagai penyihir.

Diantara ketiganya, nenek Maeng Ye-Soon lah yang memiliki kemampuan sihir tertinggi. Mampu menyelamatkan nyawa manusia yang sekarat, termasuk Ma Sung Tae kecil. Penyelamatan yang berakibat fatal, nenek Maeng Ye-Soon sakit berhari-hari, paska menyembuhkan Ma Sung Tae kecil.

Sinopsis

Kisah bermula dari kehidupan 3 orang penyihir yang hidup berbahagia. Mereka memiliki rumah makan sup nasi yang terkenal. Saking ngetopnya, pembeli harus ngantri jika ingin menikmati semangkuk sup nasi.

Rasa sup nasi mereka memang ngga duanya karena dibuat dengan ramuan khusus dan dibuat pada waktu dan tempat tertentu. Jika ada yang berani melihat dan mendokumentasi kegiatan ke tiga penyihir, maka ramuan penghilang ingatan akan beraksi. Si pelaku dibuang ke negara antah berantah. 

Begitulah cara ketiga penyihir menjalankan usaha hingga mampu bertahan selama 50 tahun. Tak pernah terimbas krisis ekonomi. Harga dan rasa tetap sama.

Herannya mereka  enggan melebarkan sayap. Bahkan restoran tutup tepat pukul 18.00. Jika ada pembeli yang ngeyel, nenek Jo Aeng-Doo tak segan mengangkat tubuhnya agar minggat dari lokasi.

Kenapa? Karena ketiga penyihir ingin bersenang-senang sesudah pukul 18.00. Mereka akan bersantai, menyantap masakan dan anggur yang mahal kemudian main kartu. Asyik  banget pokoknya. Benar-benar menikmati waktu.

Ritme keseharian mereka berubah ketika Ma Sung Tae datang, mengenalkan diri sebagai pemilik bangunan yang baru. Ketiga penyihir harus membayar uang sewa yang mahal atau memperbolehkan Sung Tae tinggal di rumah tersebut.

Sementara ketiga penyihir ngga punya uang. Penghasilan berjualan sup nasi dihabiskan untuk bersenang-senang.

Kisah menjadi bertambah pelik ketika Kang Cho Hong kehilangan kemampuan sihirnya.  Membuat  Cho Hong  diambang kematian  sesudah 2 minggu. Seorang penyihir hitam, Hwa Ja mengatakan bahwa kemampuan sihir Cho Hong akan kembali jika dia bertemu dan berciuman dengan pemuda yang menjadi  takdirnya. Pemuda itu akan datang dalam bentuk dering lonceng yang terdengar jika Cho Hong menggunakan telinga buatan.

Siapa pemuda yang menjadi takdir Cho Hong?

 

Review

Penting nggak sih adegan perempuan cantik membawa gunungan makanan di atas kepala sambil main HP? Kemudian ketika si gadis melihat trolley berisi bayi dalam keadaan bahaya, maka ... sim salabim roda trolleypun berhenti.

Ngga banget kan?

Bikin dong adegan yang lebih cerdas.

Drama Korea “Witch’s Love” nampaknya  murni dibuat untuk ketawa –ketiwi. Kemampuan sihir tokoh utama perempuan dan kedua neneknya hanya tempelan. Untuk membangun rasa happy dan menggugah sense of humor penontonnya.

Karena jika berpatokan pada penjelasan bahwa penyihir lebih unggul dari manusia. Penyihir tidak bisa mati alami kecuali terbunuh  atau dibunuh. Maka hidup mereka pastinya nggak akan jadi permainan manusia.

Sihir hanya digunakan untuk membuat ramuan masakan yang dilakukan seminggu sekali. Serta perbuatan baik yang bertujuan membantu manusia, tanpa seorangpun yang menyadari.

Dan seperti drama Korea lain yang menampilkan si baik selalu bernasib malang, walau kemudian si malang menemukan kebagahiaan. Bedanya Witch’s Love mengisahkan si baik yang malang adalah penyihir. Itu saja.

 

Profile

Drama: Witch's Love (literal title)

Revised romanization: Manyeoui Sarang

Hangul: 마녀의 사랑

Director: Park Chan-Yool

Writer: Son Eun-Hye

Network: MBN

Episodes: 12

Release Date: July 25 - August 30, 2018

Runtime: Wed. & Thu. 23:00

Language: Korean

Country: South Korea

 

 


11 comments

  1. Kocak juga ya kl penyihir ga bisa bayar kontrakan 🤣
    Selamat menonton film selama wfh hehe

    ReplyDelete
  2. Baca ini sembari membayangkan pergulatan pikiran Ambu ketika menonton wkwkwk.

    Memang buat ketawa-ketiwi saja, ya ... lepeh saja kalo ada yang mengganjal :D

    ReplyDelete
  3. Gawaattt banget nih!
    Bisa-bisa sayanya keracunin nontonnya.
    Saya mah penggemar film komedi banget.
    Baca ini aja udah bikin penasaran abis, kan jadi pengen segera nonton :D

    ReplyDelete
  4. Nggak nyangka ya, si ambu demam K-Pop juga.. kalo saya suka beberapa aja karena nggak sempat nonton.
    Tapi abis baca review nya pengen nonton langsung.

    ReplyDelete
  5. Saya iseng buka folder koleksi review drakor ambu. Saluttttt banget. Banyakkkk. Saya senang bacanya ambu, karena berasa saya ikut nonton. Hehehe. Sejak punya bayi 2016 saya udah gak pernah lagi nonton drakor. Pas 2017 nonton drakor yg benar-benar sampai abis itu Strong Girl Bong Soon. Kalo era 2005-2012 mah jangan dikata. Slogan 'Tiada Hari Tanpa Olah Raga' diganti jadi 'Tiada Hari Tanpa Nonton Drama Korea.' Hahaha. Sekali lagi makasih ulasan-ulasan filmnya ambu, paling enggak saya tahu judul-judul dan sekilas jalan cerita dramanya.

    ReplyDelete
  6. Kadang suka gitu sih Ambu pemain utamanya kurang ganteng ketimbang second lead nya, haha. Apalagi si Hong Bin, harusnya sih menurut daku jadi yang utamanya karena wajahnya imut 😍

    ReplyDelete
  7. Meski mungkin aku bakala melepeh saat nonton, gapapalah dikelarin nontonnya. Mayan kalau ada ketawanya, juga bisa mantengin pesona second lead-nya. Kadang memang ada drama begini ya...cerita ga jelas yang diutamakan ketawa-ketiwi. Tapi kalau lagi pandemi gini bagus jadi tontonan, ringan meski agak menyebalkan :D

    ReplyDelete
  8. Jadi penasaran dengan kocaknya drakor rasa nonton warkop DKI ini apalagi tema yang diangkar seputar kehidupan penyihir.hihi kira2 siapa lelaki yang berhasil mengembalikan kemampuan sihir Kang Cho Hong. Kayaknya sudah jelas ya, si pemeran utama pria.

    ReplyDelete
  9. Saya bukan penggemar kdrama sih, meskipun kadang nonton juga tapi syaa suka banget fim atau buku yang berkisah tentang dunia fantasy dan penyihir.

    Ga ada salahnya masukkan drama ini dalam daftar tontonan, semoga bisa mwnghibur deh

    ReplyDelete
  10. Hahahhaa kok lucu sih. Aku jadi penasaran nih, aku catet dulu biar bisa nonton abis ngeberesin CLOY hihi (iya aku ketinggalan huhu)

    ReplyDelete
  11. Aku justru Suka drama Korea kayak gini mba drama komedi “Witch’s Love”, yg gak serius2 amat tapi asikk ditonton

    ReplyDelete