Punya Limbah Bungkus kopi? Yuk, Sulap Aja Jadi Handy Craft!


“Firman, bikin workshop handycrafts  sampah dong”.

“Daripada cuma pasang spanduk/ stiker. Lebih bermanfaat dan berkah ngadain pelatihan,” rayu saya pada Tengku Firmansyah.

Yak betul, Firman yang dimaksud adalah bintang sinetron Tengku Firmansyah, yang bak mimi  and mituno di layar kaca bareng  istrinya Cindy Fatika Sari. Mereka memang sepakat, Cindy hanya bermain di sinetron yang juga diperankan suaminya.

Firman merupakan keponakan Tengku Lukmansyah,  tetangga depan rumah. Sehingga ketika mengikuti pileg 2008 untuk daerah pemilihan Cimahi – Bandung, dia menggunakan rumah tersebut sebagai base camp sementara.

Beruntung Firman menyanggupi tawaran saya.

Sudah lama saya gregetan pada para calon legislatif.  Dengan pedenya mereka ikut pemilu, memasang fotonya segede gaban di jalan protokol hingga pelosok.

Lha kamu tuh siapa? Kok minta dipilih sih? Kenal juga ngga.  Udah berbuat apa untuk masyarakat sekitar ? Pernah jadi ketua RT/ketua RW? Sering ikut kerja bakti? Kalo ngga, rebahan aja sana :D :D

Ikut pemilu dan pilkada emang hak setiap warganegara. Tapi mengukur diri dong. Anak sekolah mau ikut ujian harus belajar dulu, punya bekal/value sebelum naik kelas. Lha ini?

Hal tersebut rupanya juga jadi pertimbangan Firman. Dia ingin melakukan sesuatu.  Sebagai duta lingkungan PKB, mengadakan  workshop persampahan lebih nyambung dibanding acara khitanan masal, seperti proposal yang menumpuk dimejanya.

Tibalah hari H.  Diadakan di lantai atas Palais Hotel, jalan Dago Bandung, (sebelah RS Boromeus), workshop diikuti kelompok disibilitas, para pendamping penderita HIV/Aids, beberapa tenaga kerja Ina Cookies serta ibu rumah tangga yang tertarik mengikuti workshop.

Harapannya,  jika peserta sudah menguasai ketrampilan bisa membagikan ke sekitarnya.

Pada workshop yang dilatih Ibu Iyom, Ibu Eti dan Nia, Firman menyumbang 5 mesin jahit listrik agar peserta, khususnya penyandang disabilitas, yang ingin menggunakan ketrampilan untuk mencari nafkah, bisa lancar berproduksi.

Pada tahun 2008 ketrampilan membuat handy craft dari limbah belum dikenal luas.  Tak heran, hampir semua media mainstream meliput workshop ini. Bahkan headline Kompas cetak memasang foto anak kecil sedang membawa spanduk Tengku Firmansayah!

Tentu saja berakhir dengan teguran.

Lebih epiknya lagi hanya satu media yang meliput kegiatan ketua partai, itupun hanya 1-2 paragraf. paragaf lainnya dipenuhi kisah Firman.

Yes, keduanya saling melengkapi. Firman butuh promosi besar-besaran. Dunia jurnalis membutuhkan berita yang menarik, aktual, inspiratif atau bermanfaat. Jika kampanye hanya berisi pidato janji-janji, media juga boring. Berita seperti itu bisa ditulis sambil merem.

Sayang, seperti diketahui Firman gagal melaju ke Senayan. Waktu sosialisasi yang mepet menjadi penyebab. Ketika yang lain sudah kampanye, Firman masih sibuk shooting sinetron.


Kenangan Bersama Ibu Iyom

Innalillahi wa innailaihi rojiun

Ibu Iyom. salah satu pelatih handycrafts  sudah mendahului kita beberapa tahun lalu.  Al Fatihah.

Event workshop bareng Firman menjadi pembuka perkenalan saya dengan Ibu Iyom.  Sosok ini bersama Ibu Jajang dan Ibu Eti menjadi perintis mendaur ulang sampah menjadi handy crafs di Bandung, kemudian menyebar ke Jawa Barat. Mereka mendapat pelatihan anyaman bungkus kopi di Surabaya. Sponsornya sebuah NGO internasional.

Rumah  3 perempuan ini berada di tengah perkampungan Taman Sari Bandung. Bagian yang selamat dari penggusuran akibat proyek jembatan Pasupati. Merupakan pemukiman padat penduduk, kumuh, saling berdempet dengan jalan setapak super sempit.

Pemukiman seperti ini  umumnya saling kenal. Sehingga ketika saya menanyakan alamat Ibu Iyom, banyak yang memberi tahu.

Ada  kisah terkait Ibu Iyom  yang membuat saya nelongso.

Dengan polosnya Ibu Iyom bercerita, suatu hari datang seorang ekspatriat memesan tas recycle  berwarna biru. Merasa senang karena mendadak dapat rezeki,  I bu Iyom segera membeli sekitar 12 plastik produk pewangi baju berwarna biru,  menuangkan isinya ke dalam ember, sesudah kosong barulah bungkusnya dijahit menjadi tas biru yang cantik.

Bagaimana nasib sang pewangi baju dalam ember? Dibagikan ke tetangga  yang mau menggunakan. Sisanya teronggok rusak, karena produk yang telah keluar dari kemasannya tak akan berusia lama.

Ngenes ya?

Sulit bagi saya untuk menyalahkan Ibu Iyom. Pemahamannya tentang pelatihan yang dia lakoni,  hanyalah sebatas  untuk menghasilkan uang. Semakin tinggi  omzet penjualan, semakin baik. Ngga peduli aktivitas mereka malah menambah sampah, bukan mengurangi sampah.

Karena itulah, saya selalu mendampingi workshop recycle sampah menjadi handycraft. Sebelum pelatihan, saya menjelaskan  tujuan mendaur ulang sampah, bahwa yang terbaik bagi bumi adalah reduce, bukan recycle.

Ada 3 cara mendaur ulang limbah plastik yang dikuasai Ibu Iyom, yang pertama menganyam limbah plastik. Cara ini banyak diaplikasikan di banyak belahan dunia, karena mereka tak memiliki sampah sachet begitu bejibun seperti di Indonesia.

Yang kedua adalah menjahit limbah plastik sesudah membuat pola. Mirip handy craft  kain perca yang disambung-sambung untuk dibuat selimut. Bedanya yang digunakan limbah plastik sehingga jarum dan sekoci mesin jahit harus disesuaikan.

Yang ketiga adalah membuat handy craft dari limbah kresek/kantong plastik. Limbah kresek digunting dengan teknik tertentu, kemudian digulung seperti benang wol, sebelum dirajut menjadi handy craft.

Dibawah ini akan saya uraikan recycle pertama dan kedua. Recycle ketiga ada di tulisan berikut:

Baca juga:

Katanya Recycle Limbah, Kok Bahan Bakunya Kantong Plastik  Baru?



Tas Anyaman Dari Limbah Bungkus Kopi (Sachet)

Jika di Indonesia anyaman ini menggunakan limbah bungkus kopi, di belahan dunia sana menggunakan limbah plastik bungkus permen, serta beragam plastik lainnya.

Namun pengerjaannya sama, limbah plastik digunting dengan ukuran yang sama kemudian dilipat sebagai berikut.


  • Buat pola/patron dengan membuat 4 lipatan memanjang  pada selembar  limbah plastik. Buka,  kemudian buat lipatan dengan menarik setiap ujung yang berlawanan agar bertemu di tengah. (petunjuk nomor 1)
  • Buat lagi lipatan vertikal dengan mempertemukan ujung yang berlawanan ke tengah. Lipatan ini ditujukan untuk plastik yang tipis. Abaikan untuk plastik bungkus kopi yang mengandung lapisan alumunium sehingga lipatan plastik sudah cukup tebal. Loncat saja ke nomor 3. (petunjuk nomor 2)
  • Temukan lipatan yang tersisa, sehingga lembaran limbah plastik sekarang berukuran seperempatnya. (petunjuk nomor 3)
  • Buat lagi lipatan. Kali ini dari arah berlawanan. Temukan di tengah. (petunjuk nomor 4)
  • Lipatan terakhir,  pertemukan ujung lipatan ke tengah. (petunjuk nomor 5)
  • Nampak samping  lipatan plastik yang akan dianyam. (petunjuk nomor 6)
  • Buat beberapa lipatan plastik, bisa seadanya, atau berbeda warna jika memungkinkan. Gunakan klip kertas agar tidak berhamburan dan lipatan kokoh. (petunjuk nomor 7)


  • Siapkan 2 buah lipatan plastik (contoh putih dan hijau). Masukkan kedua ujung plastik putih ke dalam lekukan plastuk hijau, tarik, rapikan. Hasil akhir adalah gambar di atas. (petunjuk nomor 8 dan 8 a)
  • Teruskan menganyam dengan mengambil lipatan plastik lain. Dalam contoh adalah lipatan plastik merah. Masukkan kedua ujung plastik merah ke dalam lekukan lipatan plastik putih, tarik, rapikan. (petunjuk nomor 9 dan 9 a)
  • Perhatikan ukuran. Apakah lipatan yang dibuat sudah simetris dan hasil anyaman rapi? Jika tidak, sebelum menggunting dan melipat lebih banyak plastik, pastikan ukurannya. Sesudah oke, barulah menganyam limbah plastik hingga tuntas. (petunjuk 10)


  • Jika ingin membuat tas atau handy craft lain, buat beberapa lembaran anyaman, kemudian satukan dengan cara menjahit.


Tas Jahitan dari Limbah Plastik (Anythink)

Merupakan cara termudah membuat handy craft, sekaligus berhasil membuat banyak recycle dari limbah plastik. Karena plastik apapun, limbah kemasan deterjen, limbah kemasan minyak goreng, serta hampir semua  jenis plastik dan ukuran bisa didaur ulang melalui proses ini.

Kelemahannya,  proses recycle ini membutuhkan banyak tambahan sumber daya, seperti mesin jahit, bahan list dan kain untuk lapisan dalam handy craft.

Step by stepnya sebagai berikut:

  1. Siapkan model, contoh tas belanja, untuk dijadikan patron.
  2. Siapkan juga karton untuk membuat patron, meteran kain, resleting,   list  (bisa dibeli dalam bentuk gulungan atau eceran per meter), serta kain untuk lapisan dalam. Serta pastinya limbah plastik.
  3. Gunakan meteran untuk mengukur tas dan menentukan lebar x panjang patron.
  4. Hasil ukuran petakan di karton, gunting. Buat juga patron untuk membuat lapisan dalam tas.
  5. Berdasarkan patron kardus, mulailah menggunting limbah plastik, beri jarak jahitan 1-2 cm.
  6. Gunting kain lapisan dalam sesuai patron, jahit, sisihkan.
  7. Jahit lembaran-lembaran plastik, satukan lapisan dalam tas  dan rapikan dengan bahan list (lihat gambar)
  8. Tas siap digunakan.

Hasilnya tas limbah plastik yang sangat kuat. Saya pernah melihat ada yang menggunakan untuk belanja beras dan buah-buahan di Superindo, supermarket yang konsisten tidak memberi gratis kantong plastik pada konsumennya.;

Sumber gambar tas jahitan dari limbah plastik

Karena tas  saya dipinjam dan nggak kembali,  sedangkan list dan bahan kain, saya simpan di bank sampah Resik jelinger, saya terpaksa meminjam foto-foto sebagai berikut:

Gambar tas: toniwahid.wordpress.com (tas hijau); trashybags.wordpress.com (tas kuning)

Gambar list: tokopedia.com

Gambar kain lapisan dalam: bukalapak.com

 

 


15 comments

  1. wah sayang juga teuku firmansyah nggak lolos ke senayan, btw seru juga yaa pengerjaan kerajinan dari limbah plastik ini, jadi ingin recyle juga...dirumah mertua ada juga sajadh / tikar yang terbuat dari bungkus rokok

    ReplyDelete
  2. Noted banget nih Mba, saya jadi semangat mengumpulkan bungkus kopi, hampir tiap hari ada limbah bungkus kopi sachet, sayang banget cuman dibuang ke sampah, padahal bisa dikumpulkan dan dimanfaatkan jadi lebih manfaat ya.

    Dengan gitu juga bisa menyelamatkan bumi dari sampah plastik :)

    ReplyDelete
  3. MAsyaAllah.. cakep bener tas anyamannya ya mbak. Emang kalau kita kreatif bahan apa saja bisa disulap jadi sesuatu yang lebih indah dan bernilai juga.

    ReplyDelete
  4. Kok keren bangeett ya, bikin kerajinan dari limbah bungkus produk ini.
    Step by step tutorial-nya bisa diikuti nih, Ambu.
    Makasiii

    ReplyDelete
  5. Kegiatan carafting semacam ini jadi bisa meminimalisir limbah yaaa ambu

    ReplyDelete
  6. Kakak saya juga suka bikin tas dan dompet recycle, tapi belum dibuat usaha sih, baru sekadar penyaluran hobi. Biasanya kakak minta bungkus kopi atau mie instan kesana sini. Setelah terkumpul baru dibuat.
    Saya kaget juga ternyata ada yang buat tas recycle dari bungkus kemasan baru, itu mah sama aja ya Ambu... Pemahaman tentang pola hidup hijau memang belum dipahami sebagian besar orang dengan baik ya. Intinya bukan hanya kita mengolah sampah, tapi bagaimana kita mengurangi pertambahan sampah.

    ReplyDelete
  7. Lha kamu tuh siapa? Kok minta dipilih sih? Kenal juga ngga. Udah berbuat apa untuk masyarakat sekitar ? Pernah jadi ketua RT/ketua RW? Sering ikut kerja bakti? Kalo ngga, rebahan aja sana :D :D

    Daku ngakak baca tulisan itu mbak muahahah bener banget...!!

    Yang dibutuhkan sama bumi itu adalah Reduce bukan Recycle, seketika aku terdiam, lah iya yaa, mengurangi penggunaan jauh lebih efektif yaaaa, jadi kita sebelum berbelanja barang-barang sudah memikirkan lebih jauh mengenai sampahnya dan juga pemanfaatannya.

    Jangan mentang-mentang bisa di recycle kita masih seenaknya beli barang-barang dengan tidak bertanggung jawab.

    Thank you mbak pencerahannyaaa...

    ReplyDelete
  8. Hasil handy craft dari limbah bungkus kopinya tjantik.
    Bungkus kopi berubah wujud dalam kreativitas ya.

    Saya dulu juga sempat belajar menganyam limbah bungkus kopi ini, tapi sekarang lupa caranya, hiks.

    ReplyDelete
  9. Wahh..ambu punya peran untuk menjaga lestarinya lingkungan lewat recycle apalagi berkolaborasi dengan publik figure. Aku beberapa kali pernah liat keterampilan orang-orang yang membuat kerajinan dari sampah daur ulang. Salut dengan kreativitas nya

    ReplyDelete
  10. MasyAllah kreatif sekali bun. Setiap hari suami saya minum kopi tapi bungkusnya langsung dibuang. Soalnya kita ga bisa bikin kreatifitas bikin kayak gini. Sekarang jadi ngerasa sayang ya klo langsung dibuang bungkusnya. Bisa kan ya kita kirim bungkusnya ke bank sampah? Nerima ga ya bungkus kayak gini?

    ReplyDelete
  11. Ibu Lyom jagoan banget dehh. Aku mah kalo bikin kerjinan tangan dari jaman sekolah esde udah gak bakat. Tangannya gak lihai. Gak bisa aku tuh kreatif mah 😄😄 aku konsumen aja yang memakai produk daur ulangnya hehe

    ReplyDelete
  12. Huwaaa kereen..udah lama tau tapi krn gak konsumsi sachetan jd gak pernah aplikasi

    ReplyDelete
  13. Temenku Ada yb bisa buat kyk gini.. mba.. Aku cuma Bantu kumpulin Aja.. padahal udah diajarin euy tapi tetep gak bisa buatnya kurang sabar n teliti... Limbah klo dimanfaatkn bisa Ada nilai ekonominya

    ReplyDelete
  14. Aku juga pernah lihat, tetangga di depan rumah, pakai taplak meja yang diayam dari bungkus mi instant. Keren banget!

    Idem dengan mba Rafahlevi, aku juga nyerah kalau soal kretif seperti ini.
    Aku bantu promosi saja ya, Ambu


    ReplyDelete
  15. Ini seperti jawaban atas pertanyaan saya pada diri sendiri. Sudah berusaha zero waste, kemana-mana bawa wadah, tapi kan produk yang saya beli bahan kemasannya plastik-plastik juga macam deterjen dkk. Wah, ternyata tetap bisa diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat, nih. Nanti mau coba belajar, deh. Makasih banyak ya, Ambu ...

    ReplyDelete