Kemriyiknya Rempeyek, Si Peanut Cracker yang Dipuji di Australia


Kata kemriyik pertama kali diperkenalkan oleh Fifin, peserta Master Chef Indonesia season 6. Dia enggan mengganti istilah, yang jika saya tak salah mengartikan adalah rangu dalam Bahasa Sunda. Atau crunchy yang menimbulkan krauk-krauk ketika mengunyahnya.
Salah satu snack yang kemriyik adalah rempeyek. Camilan khas pulau Jawa yang rasanya nendang, karena ada rasa gurih, asin, serta harum rempah. 
Banyak kisah terkait rempeyek, mulai dari bisnis yang mampu membangun rumah dan mengantar anak-anaknya sebagai sarjana. Hingga terpersonanya para juri Master Chef Australia ketika salah satu peserta dari Indonesia menghadirkan rempeyek dalam salah satu challenge.


Rempeyek Pengantar Kesuksesan Ananda
Pernah melihat/mengudap rempeyek berbentuk bulat?
Nah rempeyek buatan almarhum bude saya seperti itu. Beliau adalah istri dari kakak almarhum  ibunda. Berkat berdagang rempeyek bulat, almarhum berhasil menyekolahkan anak-anaknya.
Cara membuatnya, bude menggunakan 2 penggorengan, satu untuk mencetak rempeyek, ketika adonan mulai mengeras,  rempeyek tersebut dipindah ke penggorengan disebelahnya. Dipenggorengan kedua, barulah rempeyek dibiarkan matang hingga berwarna kuning keemasan.
Keunggulan rempeyek buatan bude adalah ngga mudah hancur seperti umumnya  rempeyek yang kita kenal. Namun tetap kemriyik,  gurih dan rasanya nagih. Sayang beliau meninggal dunia tanpa sempat mewariskan resep rempeyek andalannya. Padahal salah satu menantu bude sangat jago masak lho. Mungkin  sang menantu belum tertarik sehingga belum sempat bertanya. Sayang sekali.
Sebetulnya profesi  bude dan pakde adalah guru, tepatnya guru SD. Dan tahulah sendiri gaji guru di masa itu. Walau keduanya lulusan IKIP, namun belum era sertifikasi, sehingga take home pay mereka sangat kecil. Saking kecilnya, mereka tidak mampu merenovasi rumah yang dibeli dengan cucuran keringat dan darah.
Hingga suatu saat anaknya mengeluh, rumah mereka satu-satunya yang belum ditembok di perumahan tersebut. Keluhan yang dijawab bude dengan pensiun dini dan fokus memproduksi rempeyek, yang kebetulan sudah dirintisnya.
Begitulah kehebatan seorang perempuan, bukan saja berhasil membangun rumah berdinding tembok dan berlantai keramik, bude juga sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang S1. Perguruan tinggi swasta pula, kebayang kan perih pedihnya?
Hiks, sebentar saya mau menyusut air mata dulu. Kangen bude.😢😢

sumber: Masterchef AU
Peanut Cracker eh Rempeyek di Ajang Master Chef Australia
Rempeyek ternyata sempat mengundang perhatian di ajang  Master Chef Australia musim ke-11 pada tahun 2019. Adalah Tati Carlin, perempuan Indonesia yang  memasak camilan super raos tersebut.
Dikutip dari viva.co.id, Tati menyajikan nasi, garang asam dan rempeyek dalam challenge membuat masakan dengan bumbu rahasia. Sebagai perempuan kelahiran Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah, Tati memiliki bumbu rahasia kemiri yang diperoleh dari neneknya.
Jadilah rempeyek yang diperkenalkan Tati sebagai peanut cracker, menjadi sorotan di ajang memasak juru masak amatir ini. Dikomandoi 3 orang juri: Gary Mehigan, George Calombaris, dan Matt Preston, Master Chef Australia diputar di 100 negara, serta pernah diikuti chef Indonesia lain, seperti Arnold Poernomo.
“Sebagai juri, , George Calombaris termasuk orang yang susah terkesan dengan masakan para peserta. Ketika pertama kali , George Calombaris melihat peyek, dia mencoba, setelah itu dia melihat-lihat lagi. Kemudian datang lagi dan mencoba lagi”, kata Tati.
Tidak hanya George Calombaris, juri lainnya Matt Preston, sangat mengapresiasi rasa rempeyek, dan berujar: "I love it”.Beuh baru tahu dia.
Seperti kita ketahui, rempah western food hanya mempengaruhi aroma, seperti thyme, oregano, basil leaf. Rempah lain yang biasa mereka gunakan adalah lada, pala, bawang bombay dan bawang putih.
Sehingga chef  Joel Mielle yang juga food YouTuber dan kerap keliling dunia termasuk Indonesia, tak segan menambah kata Asian Style dalam resepnya.
Baca juga: 
Sedangkan Indonesia kaya akan sumber rasa umami seperti santan, kemiri, tauco, kecap, oncom dan masih banyak lagi. Jadi seharusnya jangan berlebihan menggunakan penyedap rasa (MSG) seperti Ayinomoto, Sasa, Miwon, atau yang bersembunyi dalam kaldu rasa Royco dan Masako.
Royco untuk adonan telur dadar?
Omaygat, kesucian rasa telur akan terganggu dan kamu masuk perangkap umpan iklan komersial.


Ternyata rempeyek punya sejarah!
Hebat! Karena biasanya kuliner Indonesia nggak ada yang mencatat. Muncul dan tumbuh begitu saja. Setelah mendapat sejumlah sentuhan tangan-tangan kreatif, barulah panganan tersebut berjaya kembali.
Seperti rempeyek yang mendapat variasi campuran ikan asin, kacang hijau dan bayam.
Namun menarik untuk dicatat, camilan asli Indonesia umumnya berbahan baku hasil petani Indonesia, bukan impor seperti tepung terigu (gandum). Contohnya adalah singkong yang diolah menjadi keripik, getuk, opak, combro, dan sebagainya.
Juga dari tepung ketan, sebutlah klepon, onde-onde, awug, gemblong, mendut serta rengginang.
Kemudian olahan tepung beras seperti kue lapis, nagasari, kue talam, kue mangkok, putu ayu, apem, serabi, serta tentu saja rempeyek.
De Graaf dalam bukunya yang berjudul Mataram Islam, menulis bahwa nama rempeyek berasal dari kata rempah – rempah dan jiyek. Rempeyek memang menggunakan banyak rempah ya? Seperti kencur, kemiri, kunyit dan daun jeruk.
Rem = rempah-rempah dan jiyek, jadilah rempeyek. Jiyek memiliki arti gepeng dan lebar rempeyek. Jadi walau almarhum bude membuat rempeyek berbentuk bulat dan saya berhasil membuat rempeyek berbentuk tak beraturan, tapi tetaplah gepeng.
Rempeyek sudah hadir sebagai pendamping main course atau sekedar camilan sejak abad ke – 16. Kala itu Ki Ajeng Pamanahan mendapat tugas dari atasannya Sultan Hadiwidjaya, untuk melakukan bedol desa.
Yang dimaksud bedol desa adalah memindahkan warga dari satu desa ke pemukiman baru, dengan berbagai pertimbangan pada masa tersebut. Mungkin jika diterapkan sekarang, presiden Jokowi memerintahkan bupati Sumedang untuk memindahkan warga yang terkena proyek waduk Jatigede.
Dalam perjalanan Ki Ajeng Pamanahan dan rombongan  harus menempuh jarak dari wilayah Surakarta menuju Alas Mentaok. Ketika melewati sungai Opak, rombongan dijemput oleh Ki Gede Karanglo, yang seperti umumnya adat istiadat di Nusantara, mempersilakan rombongan bersih-bersih, melepas penat dan menyantap hidangan.
Rombongan Ki Ajeng Pamanahan mendapat suguhan nasi putih, sayur pecel, sayur kenikir dan rempeyek. Ih, sedap betul ya? Setiap saya survey lapangan, nggak pernah mendapat suguhan sayur kenikir dan rempeyek lho. Biasanya nasi pulen, ikan asin, lalap dan sambal. Karena setiap paska panen, biasanya petani menggunakan uang yang diperoleh untuk membeli ikan asin. Ikan asin menjadi lauk pauk sehari-hari. Sambal dan lalap dari hasil kebun/pekarangan rumah.


Demi Apa Bikin Rempeyek?
Berbeda dengan martabak yang dibuat karena penasaran, saya terpaksa membuat sendiri rempeyek kala tiba-tiba pingin makan rempeyek, tapi nggak tau harus beli di mana. Dulu, semasa bude masih sehat, sampai bosan melihat rempeyek. Atuda setiap bertandang ke rumahnya, pasti dioleh-olehi rempeyek.
Sekarang terpaksa buka YouTube, ditambah komando para kakak/anaknya bude yang laki-laki semua, akhirnya saya berhasil membuat rempeyek. Eksperimen selanjutnya rempeyek bayam, lagi dan lagi. Karena ternyata mudah lho, suer.
Berikut resepnya:
Resep Rempeyek
Bahan-bahan:
  • 125 gram/9 sendok makan  tepung beras
  • 35 gram/3 sendok makan tapioka
  • 300 ml santan/air matang
  • 150 gram kacang tanah yang sudah dicincang kasar, bisa diganti dengan teri medan atau daun bayam
  • 5 buah daun jeruk, buang tulangnya, iris-iris halus
  • 3 siung bawang putih
  • 1 ruas/2 cm kencur
  • 1 ruas/2 cm kunyit
  • 1 sendok teh ketumbar
  • 3 buah kemiri
  • ½ sendik teh lada bubuk
  • ½ sendok teh garam
  • 1 butir telur

Cara Membuat
  1. Jika menggunakan daun bayam dan ikan teri, cuci bersih terlebih dulu. Kemudian ikan teri dijemur, sedangkan daun bayam keringkan dengan menggunakan tisu dapur.
  2. Tumis dengan tanpa/sedikit minyak: bawang putih, kemiri, ketumbar, kencur dan kunyit. Angkat apabila sudah layu, lanjutkan dengan mengulek tumisan bumbu bersama garam.
  3. Dalam satu wadah, masukkan tepung beras, tepung tapioka, ulekan bumbu, lada bubuk, dan daun jeruk. Campur rata dan tambahkan air step by step agar adonan tidak menggerindil.
  4. Panaskan minyak diatas penggorengan dengan api sedang.
  5. Test adonan dengan membuat satu buah rempeyek dulu. Gunakan centong sayur untuk menakar, tambahakan sesendok makan potongan kacang kedalamnya.
  6. Masukkan adonan rempeyek ke dalam wajan dengan teknik menyapu dinding penggorengan. Sebagian adonan akan tetap melekat di dinding, sebagian lagi masuk ke minyak. Tunggu dengan cara menyiram-nyiram adonan. Rempeyek akan lepas dengan sendirinya dari wajan.
  7. Jika sudah berwarna kuning keemasan, angkat dan cicipi.
  8. Rasanya sudah oke? Lanjutkan menggoreng hingga habis. Hati-hati akan rasa rempeyek ikan asin. Bisa mencampur kedua bahan atau menggoreng rempeyek ikan asin dulu, disusul menggoreng rempeyek kacang sesudah ditambah garam.
  9. Adonan yang sama bisa digunakan untuk membuat rempeyek bayam

22 comments

  1. Hai mbak....salam kenal. Ternyata sejarah
    rempeyek itu begitu ya...aku baru tau rempeyek berasal dr kata rempah dan jiyek...nice share mbak....apalagi setelah baca sampek habis, auto pengen buat peyek secepatnya. E tapi anvy si buat apa beli aja ya...🙈

    ReplyDelete
  2. Jadi inget istriku, bbrp waktu lalu panen bayam raksasa yg tumbuh liar dkt rumah, trus di jadikan rempeyek utuh sedaun2 gedenya. Wenakk
    Kuncinya di bumbu tepungnya sebenarnya hehe

    ReplyDelete
  3. Ternyata sebegitunya ya rempeyek, ada sejarahnya juga :D

    Keren banget rempeyek bisa nyampe Masterchef. :)

    ReplyDelete
  4. Kamai sekeluarga juga penggemar rempeyek, Ambu. Ibu paling jago bikin. Tapi kalau beliau capek, kami pesan ke si mbak yang bantuin di rumah. Sekalian bantu dia tambah penghasilan. Bumbunya memang khas dan kuat rasanya. Apalagi pakai kacang tanah, wuih, maknyus! Makan pecel atau makan menu lain pun enak. Kalau di tempat saya ada nasi boranan yang juga ditemani rempeyek. Lezaaat....

    ReplyDelete
  5. Wah jadi pengen nyicipin rempeyek buatan ambu. Rempeyek bayam sama rempeyek teri favorit saya tuh. Apalagi rempeyek yang ada daun jeruknya. Aromanya wangi bikin selera makan. Thx for share ambu. Nice article��

    ReplyDelete
  6. Aihh aku ko bacanya jadi berbinar2 . Bawaannya seneng aja ada dari negeri kita yang dikenalkan di negeri luar tapi ternyata di apresiasi
    Aku baru tau ada lagi finalis yg dari Indonesia di MasterChef Australia. Kirain adiknya cheff Arnold doang

    ReplyDelete
  7. Tuhan tolong ini bahas peyek tapi sampai sejarah dan luar nagari. Sungguh ku adalah penikmat rempeyek. Berapa banyak peyek juga bakal habis, sebagai teman di segala suasana. Emakku juga kalau goreng peyek harus dua kali. Pertama agak basa, besoknya goreng kering. Tapi bentuknya jangan ditanya, ehe

    ReplyDelete
  8. Saya belum berhasil bikin rempeyek nih, Mbak..huhu. Kalau makan rempeyek rasa nggak bisa berhenti ngunyah, Mbak. Btw, jadi tahu sejarahnya sekarang. Benar, memang rempeyek ini ada rempah-rempahnya. daun jeruknya bikin wangiii....

    ReplyDelete
  9. Rempeyek, teman makan nasi pecel paling enak. Ternyata sudah ada dari zaman Belanda yaaa. Dulu waktu di Brunei makan rempeyek tuh mewah banget karena jarang ada yang jual, kalau ada harganya 1 toples plastik gede gitu Rp 60,000. Mau bikin saya nggak serajin ambu hehehe. Sekarang mah alhamdulillaha tinggal cari di tukang sayur aja ada.

    ReplyDelete
  10. Rempeyek memang kesukaan semua orang, apalagi kriuk dengan kacang tanahnya hmm.. Lezatnya jadi pengen bikin nih

    ReplyDelete
  11. Sejarah rempeyek nggak sangka jadi kuliner nikmat hingga sekarang. Daku membuatnya belum sukses bentuk lebar hehe

    ReplyDelete
  12. pas episode master chef aku lihat di youtube mba, keren ya jadi ikut bangga

    ReplyDelete
  13. ohh baru tahu kalo teri harus dijemur dulu ya hehe, makasih resepnya dan jadi suka baca cerita makanan di blog ini

    ReplyDelete
  14. Sampai sekarang saya selalu gagal kalau bikin rempeyek Bu. Tidak crispy dan tipis. Mending bikin bala-bala sekalian hahaha...
    Senang banyak inovasinya dari teman, tidak hanya rempeyek teri atau kacang sekarang ya tapi ada juga bayam, pare, dan lainnya

    ReplyDelete
  15. Favoritnya keluargaku nih peyek kacang. Dulu sempet ga bisa bikinnya, masak kaya bakwan hahaah

    Syukurlah skrg udah tau takarannya. Enak banget ya ambu 😊

    ReplyDelete
  16. Masyaa Allah sebegitunya sejarah rempeyek ternyata ya teh, baru tahu..

    Rempeyek ini makanan sejuta umat. Kayaknya sudah kalau cari siapa yang nggak suka rempeyek .. sayang, saya sama ibu saya beda selera, kalau saya suka rempeyek yang renyah mudah ambyar, ibu saya sukanya yang tebal dan lebih keras. Jadinya saya lebih suka beli yang renyah di warung tetangga..

    ReplyDelete
  17. Bun, di rumah pada suka rempeyek kacang dengan daun jeruk yang wangi lho. Kalau Bunda bikin banyak kabari ya, order dah hehehe

    ReplyDelete
  18. Rempeyek kacang, ibu q suka bgt bikin ini, sewaktu aq kecil, ibu q punya warung kecil2an, dan sbg tambahan dagangan nya bikin ini.favorit keluarga bgt. Btw mks resep nya cb in ahh..

    ReplyDelete
  19. Aduh Ambu, aku jadi kepengen kasreng deh. Si rempeyek yang mungil itu. Kalo udah nyemil susaaaah berhetinya. Tapi aku gak bias bikinnya. Seringnya beli. Duh, tahun ini lebaran terancam gak ada peyek ini deh di rumah :(

    ReplyDelete
  20. Aku sekali buat rempeyek coba coba dulu eh alhamdulillah berhasil kurang lebih kek resep di atas cuma sayang sebenarnya di rumah ga terlalu suka jd bisa awet sampe beberapa haru

    ReplyDelete
  21. Yeayy dapat ilmu rahasia bikin rempeyek enak. Biasanya saya bikin peyek itu cuma modifikasi 2 teoung bumbu rempeyek yg ada di pasaran. Baca artikel Ambu saya apa saja bahan dasarnya dan bagaimana cara memasak yg benar.

    Adakah yg terlewat kapan telornya dimasukkan, ya? Mungkin waktu nyampur tepung plus bumbu itu sepertinya.

    ReplyDelete
  22. aku blm bisa menaklukan makanan yg satu ini di dapurku :(( kemaren juga pernah nonton si ibu2 di master chef. keren beliau

    kok ya sampe ada sejarahnya segala yaa kuliner yg satu ini

    ReplyDelete