Photography is a love affair with life – Burk Uzzle
Pilih
mana, foto bagus atau foto keren?
Mungkin
refleks akan dijawab dengan: “Foto keren dong”
Tapi
kalo ditanya lagi, “Apa bedanya foto bagus dan foto keren” , mungkin agak sulit dijawab ya? Nah, photographer kawakan, Dudi Sugandi punya jawaban jitu,
yaitu:
"Bagus
berhubungan mata, sedangkan keren berurusan dengan hati"
Selanjutnya
Dudi Sugandi menjelaskan bahwa untuk menghasilkan foto bagus, seseorang harus
menguasai teknis foto. Sedangkan hasil foto yang keren dihasilkan ketika dia
sudah memahami konten foto.
Pemahaman
tentang photography tersebut dijelaskan Dudi Sugandi dalam salah satu workshop
yang digelar Point Lab Coworking Space, 27 Februari silam.
Ada 5 langkah untuk menghasilkan foto yang keren, yaitu:
Selalu
ada point of interest (POI)
Sebuah
foto mirip tulisan para blogger yang harus memiliki fokus yang mewakili apa
yang ingin disampaikan oleh sang fotografer lewat fotonya. Kurang lebih yang
dimaksud POI adalah subyek utama, tanpa kehadirannya maka foto tersebut tidak
akan bermakna apa-apa.
Sabar
menentukan momen
Sulit
dideskripsikan, tapi bisa dirasakan dan dilihat oleh fotografer. Dibutuhkan
kesabaran untuk menemukan moment yang penting dari sebuah aksi. Misalnya foto
matahari yang seolah-olah sedang dipegang, merupakan buah kesabaran menentukan
momen.
Teliti
mencari sudut pengambilan
Menentukan
sudut pengambilan foto sangat bergantung pada pesan yang ingin disampaikan. Misalnya
foto harus menunjukkan keindahan sebuah bangunan, maka objek bisa diambil dari
lantai atau samping bangunan.
Tepat
menentukan komposisi
Kurang
lebih pengertian komposisi adalah kesatuan yang harmonis dari elemen-elemen
pendukung foto dengan meletakkan komposisi tepat pada tempatnya agar pas
dan enak untuk dilihat.
Sehingga
tanpa perlu proses editing berlebihan, foto sudah keren. Cukup dicrop, ditambah
proses brightness atau contrast yang nggak ribet.
Tepat
dalam membuat eksposure dan teknis fotografi.
Pernah, tiba-tiba
mendapati objek foto yang sesuai momen dan angle yang pas? Sayang backlight
atau sumber cahaya berada di belakang objek yang mau difoto. Maka kemampuan
eksposure dan teknis fotografi diuji. Bisa menghasilkan foto keren atau malah
gagal.
Dalam
kesempatan ini, saya mengeluh kesulitan tidak bisa memotret bulan purnama dengan menggunakan kamera smartphone.
Dudi Sugandi menyarankan untuk menyentuh layar kamera dan menyetelnya ke posisi gelap.
![]() |
instagram.com/@dudisugandi |
Sebentar,
mungkin ada diantara teman-teman yang belum mengenal Dudi Sugandi? Sebagai warga
Jawa Barat dan berlangganan harian Pikiran Rakyat, saya ngefans berat dengan
hasil karyanya yang mengundang decak kagum.
Terlebih
ketika dalam beberapa kesempatan, Ridwan Kamil meminta jasanya mengabadikan
moment bersejarah, baik semasa menjadi Walikota Bandung dan kini Gubernur Jabar.
Lebih lengkapnya, ini dia profil Dudi Sugandi:
@dudisugandi
Photography accessor BNSP
25+ Years experience Pikiran
Rakyat Newspaper
Pilot drone/ Editor tamu di
Pesona. Travel Kemenpar
Influencer: Canon Indonesia,
Eiger Adventure, Speed Jersey, RedDoorz
Founder @kelasgarasi
![]() |
instagram.com/@aparisianmoment |
“Apakah hasil foto keren bisa dihasilkan kamera smartphone?”
Nah
ini pertanyaan saya banget. Karena semenjak kamera smartphone memiliki
kemampuan yang mumpuni, saya tinggalkan kamera saku di dalam lemari buku. Lupa
disentuh. Dan kini mungkin sudah berjamur. #hiks.😢😢
Jawaban
Dudi Sugandi:
Bisa!
Semua kamera bisa menghasilkan foto yang keren. Asalkan tahu cara menggunakannya.
Dan untuk menggunakannya, harus dikenali lebih dulu kelebihan serta kekurangan kamera
smartphone.
Kelebihan
Kecil dan ringkas
Banyak aplikasi
Cepat berbagi.
Kekurangan
Kontrol terbatas
Kualitas foto terbatas
Harga bisa lebih mahal
Kemudian
sesuai tema workshop kali ini, yaitu “Photography
for Social Media Promotion”, Dudi Sugandi menjelaskan pentingnya menghasilkan
karya photography yang keren untuk semua lini aktivitas, karena kini 3,8 milyar
penduduk dunia menggunakan media sosial (data Januari 2020).
Dari
jumlah tersebut Facebook menempati peringkat pertama dengan 2,23 milyar
pengguna, disusul YouTube 1,9 milyar pengguna, dan Instagram 1 milyar pengguna.
Khusus
di Indonesia, pada Januari 2020 ada 175, 4 juta pengguna, yang merupakan
peningkatan sebesar 25 juta (+17 %) dari tahun 2019. Penetrasi internet di
Indonesia mencapai 64 % pada Januari 2020.
Sedangkan
media sosial di Indonesia, tercatat 160 juta pengguna pada januari 2020. Meningkat 12 juta (+8,1 %) dari tahun
2019. Dengan penetrasi media sosial mencapai 59 % pada Januari 2020.
Jumlah
koneksi seluler di Indonesia pada Januari 2020
mencapai 332,8 juta koneksi. Meningkat 15 juta (+4,6 %) sejak Januari
2020. Jumlah tersebut setara dengan 124 % dari total populasi.
Nah
dengan jumlah pengguna yang begitu fantastis, sudah waktunya meninggalkan cara
memotret dan mengupload ke Instagram dengan asal-asalan. Dulu saya paling
greget ngelihat produk dijepret di atas lantai. “Helow, mau jualan produk kok
ngga niat banget sih? Cari meja kek, pasang taplak atau kain kerudung di situ
supaya nampak kece”.
Apa
saja? Ini dia:
![]() |
instagram.com/@intimatecircles |
1. Content (teks,
grafis, foto, atau video)
Content is king ...But engagement is queen ...And the lady rules the house (Mari Smith)
Bagaimana
mungkin seseorang menyukai foto-foto dalam Instagram kita jika hasilnya jelek
atau asal-asalan? Sesuai dengan tujuan Instagram sebagai aplikasi berbagi foto, sudah seharusnya menampilkan foto yang terbaik.
Jika
mau selfie ya jangan blek wajah pemilik akun. Walau kecantikannya melebihi Nia
Rahmadani, jika kebanyakan ya enek juga lihatnya. Bahkan sang princes Syahrini tak melakukannya.
“Content
harus bisa memberi pesan, apakah menghibur, inspiratif, informatif atau edukatif”, kata Dudi Sugandi.
Ah,
blogger mah sudah akrab dengan keharusan ini ya?
Untuk
membuat konten, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya disesuaikan dengan:
- Kalender (peringatan, hari besar)
- Kalender event (festival, kota, pariwisata)
- Musim (hujan dan kemarau)
- Hari ( Senin – Minggu)
- Media & Medsos (HL print & google trend)
Maksudnya
adalah simpan banyak foto, kemudian share sesuai waktu. Misalnya cuaca sewaktu
upload sedang hujan, maka pilih gambar orang kehujanan/pakai payung dll. Punya foto stadion olah raga?
Silakan unggah ketika PSSI sedang berlaga. Demikian juga foto penari yang bisa
diupload bertepatan festival budaya.
Ada
beberapa aplikasi yang biasa digunakan Dudi Sugandi untuk menghasilkan konten,
yaitu:
- Canva (infografis, gambar dll)
- Snapseed /Adobe Lightroom (simple editing foto, bisa RAW dll)
- Quick /Filmorago (video pendek yang eye catching)
- Audacity (merekam audio untuk podcast)
- VidLab (membuat dan mengedit video)
- THETA (membuat dan mengedit foto dan video VR yang sesuai
- Zoom (host webinar berkualitas tinggi dengan kemampuan brodcast ke Facebook live dan YouTube.
![]() |
instagram.com/@dudisugandi |
2. Caption
(menggambarkan, menjelaskan)
Saya
merasa beruntung menjadi blogger, karena ternyata nggak mudah bikin caption ya?
Saya
baru tahu ketika mengajak seorang kerabat yang gemar memotret makanan, baik
hasil masakan sendiri maupun jajanan. Makanan hasil jepretan kamera smartphonenya
bikin ngeces, sayang nggak ada penjelasan, apa nama masakan tersebut, terbuat
dari apa, bisa beli di mana. Ternyata bukan nggak mau bikin caption, melainkan
mati gaya. Nggak tau harus nulis apa.
Akhirnya,
saya bantu dia untuk membuka wikipedia dan mengambil beberapa keterangan yang
sesuai dengan objek. Atau bisa juga menulis resep masakan jika foto tersebut
hasil karya dapurnya.
Dudi
Sugandi memberi trik agar caption dibuat menarik pada kalimat awal. Semacam key
words yang harus digunakan blogger ya?
Pertimbangannya,
umumnya followers hanya melihat gambar dan kalimat awal, sesuai scroll gambar
Instagram yang dilakukannya.
![]() |
instagram.com/dudisugandi |
3. Comment
(menjawab dan simbol)
Comment
berkaitan dengan engagement ya?
Walau
tidak bisa terlalu sering membuka Instagram, saya nggak pernah pelit untuk “like”
dan “comment”, khususnya jika konten benar-benar bagus.
Jika
tidak, suer saya bingung harus komen apa.
Karena
itu saya berusaha mengupload foto yang bagus dan mempertimbangkan followers
saya, supaya mereka juga jangan merasa kebingungan seperti yang saya alami.
Dudi
Sugandi dengan puluhan ribu followers dan puluhan yang comment, selalu menjawab
pertanyaan. Nggak serasa selebgram yang cuek pada comment followersnya.
![]() |
instagram.com/@dudisugandi |
4. Consistent
(feed dan jadwal posting)
Agar
selalu konsisten mengunggah foto di Instagram, serta dapat sesuai jadwal , Dudi
Sugandi menyarankan penggunaan aplikasi. Ada beberapa aplikasi yang bisa
digunakan, yaitu:
- Hootsuite
- Later
- Buffer
- Onlypult
- TakeOff
- Tailwind
- Hashtagify
![]() |
Armada dan BUMN Inalum (instagram.com/@dudisugandi) |
5. Collaborating
(influencer dan sponsored)
Hari
gini bermedsos tanpa kolaborasi? Atau dilain pihak, jualan tanpa kolaborasi?
Baik
dengan bayaran atau tidak, penting banget kolaborasi antara blogger/influencer
dengan pemilik usaha/gerakan sosial/lembaga pemerintah.
Seperti
kasus virus corona yang sekarang merebak. Bisa banget Kementerian Kesehatan RI
menggandeng para influencer untuk mengunggah cara pencegahan, serta
kalimat-kalimat positif. Sehingga masyarakat tenang, nggak panik sewaktu terjadi kelangkaan masker di pasar.
Atau
bisa juga pemilik usaha kerudung menggandeng influencer untuk mempromosikan.
Hasilnya win-win solution, pemilik akun Instagram punya content kece yang
berpotensi menambah followers. Sedangkan si penjual kerudung bisa menjual
barang dagangannya dengan laris manis tanjung kimpul.
Nah
gimana? Era revolusi industri 4.0 memang memanjakan ya? Sekaligus mengajak untuk
smart dalam penggunaan gadget. Agar memperoleh manfaat, bukan mudarat.
Jika
ingin lanjut belajar photography, follow deh akun Instagram @kelasgarasi.
Setiap unggahannya berisi tip and tricks. Menjadi sangat mudah karena setiap
penjelasan terdapat foto yang terkait.
Coba deh.☻☻
Kang Dudi aku padamuuuuu!
ReplyDeleteTipsnya mantuuul banget, Ambuu
Memang kalo praktisi cihuy gini, pengalaman dan wawasannya luar biasa yaaa
Nah iya, beruntung sebagai blogger kita tidak begitu kesulitan membuat caption tapi butuh trik dan tips ya supaya dalam satu kali sapuan mata, orang akan scroll membaca caption kita.
ReplyDeleteSalah satu keberuntungan yang saya rasakan, pernah ambil kerjaan yang kerjanya cuma bikin caption Instagram doang. Alhamdulillah :)
MAkasih banyak mbak, tulisannya keren. Apalagi emang aku lagi butuh banyak ilmu tentang photography ini, selain untuk ngeblog tentunya pasti untuk instagram.
ReplyDeleteAku merasa hrs banyak belajar fotografi nih. Ternyata dng kamera ponselpun bisa bagus hasilnya dan keren...
ReplyDeleteDi antara 7 aplikasi itu, saya cuma kenal canva.
ReplyDeleteHahaha... Saya dulu tuh motret produk beralas lantai saja, lalu meningkat beralas karpet.
Content is king ...But engagement is queen ...And the lady rules the house (Mari Smith) well noted yahh Mba Maria, makasih quote nya. Btw seneng banget bs dpt tips² smartphonegraphy, kereb bangettt
ReplyDeleteSudut foto low angle bikin hasil poto tampak memukau bangett ya Ambu.
ReplyDeleteSyukaakk bgt lihat contoh poto di IG Dudi Sugandi ini
Aku mau latihan juga ahh
Makasiii, Ambu 😍👍
Tulisan ini mengandung banyak daging! Terima kasih sudah membagikannya, ambu. Sungguh keren dan berisi!
ReplyDeleteSoal teliti mengambil sudut pengambilan itu penting banget buatku, karena dari sana akan menentukan apakah foto yg akan diambil dapat menjadi unik dan lain dari yg lain, atau sebaliknya.
Aduh mba rejeki bgt ketemu tulisan ini. Aku senang explore foto plus lagi butuh artikel yg bahas fotografi. Thkyuu pokoknya mba
ReplyDeleteWah.. harus belajar lebih dalam ini.. fotoku termasuk yg foto bagus atau foto keren.
ReplyDeleteMasih belajar pepotoan juga nih mbak.
Apalagi feed IG ku leih ke tema rumah.. kalo fotonya gitu2 aja .. bisa bosan kan ya yang nge follow
Pr banget buat saya nih yang begini. Infonya daging banget. Makasih yaa ambu, bakal diterapin ke akun-akun instagram saya nih
ReplyDeleteAsesor photography bnsp Garuda lho sudah kompeten dari ahlinya. Belajar jadi tepat.
ReplyDeleteaku belum bisa foto yang bagus nih... mesti belajar lebih banyak lagi biar instagram aku keren, karena foto adalah modal utama untuk promosikan suatu produk
ReplyDelete