Point Lab, Coworking Space Nyaman di Lokasi Strategis Kota Bandung



Berasal dari bahasa Inggris, coworking space artinya ruang yang digunakan untuk bekerja secara bersama. Bisa juga berarti layanan bisnis bagi independen maupun kolaboratif yang membutuhkan ruang dengan peralatan lengkap.

Yep, era industri 4.0 telah meniadakan yang ribet-ribet. Seorang pemimpin proyek nggak lagi memerlukan sekretaris yang bertugas mengarsip surat menyurat, karena dia bisa melakukan sendiri. Demikian pula printilan lain. Beragam aplikasi kini tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Namun dia masih membutuhkan meeting room yang siap setiap saat. Dia juga membutuhkan layanan minuman seperti air mineral, teh, dan kopi, yang sayangnya harus dikerjakan secara fisik. Termasuk resepsionis professional untuk menerima tamu serta surat dan paket yang masuk.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, layanan coworking space muncul. 

Konsep coworking space memungkinkan pelaku bisnis tidak sendirian menanggung biaya sewa. Dia bisa berbagi tempat, layanan/jasa dan biaya-biaya yang tak terhindarkan, seperti koneksi internet, listrik, air hingga ruang/petugas parkir.

Menyusul beberapa coworking space yang telah lebih dulu ada,  PT Pos Properti Indonesia mendirikan Point Lab Co-Working Space di Gedung Graha Pos Lantai 2, 5 dan 6, jalan Banda 30, Bandung. Suatu lokasi strategis karena berada di pusat Kota Bandung, tak jauh dari Gedung Sate, perkantoran serta dilintasi banyak kendaraan umum.
 
sumber: Yusuf Lbr
Tentang PT Pos Properti Indonesia
Aku tukang pos
Rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
Siapa saja aku layani
Tidak kupilih
Miskin dan kaya
Kring ... kring ... pos!

Pernah mengalami mendapat surat dari pak pos? Duh, saat membuka amplop, sebelum akhirnya keluar selembar surat dan membacanya, benar-benar emejing.

Sayang, romantisme seperti itu membutuhkan waktu lama. Jarak waktu pengiriman surat bisa berhari-hari. Bikin ngga efisien kerja dan mengakibatkan biaya tinggi.

Jauh banget bedanya dengan era industri 4.0. Begitu surat selesai ditulis, pencet send, maka sampailah surat yang dituju. Hanya sepersekian detik. Tergantung sinyal internet.

Untung di konsumen, buntung di PT Pos Indonesia.

 PT Pos Indonesia  yang semula memonopoli jasa layanan pengiriman surat dan barang, harus mengubah varian jasa dan menggenjot income dari properti yang dimiliki.

Salah satunya dari bangunan perkantoran luas beraalamat di Jalan Banda 30 Kota Bandung,  yang melingkar dari jalan Riau, jalan Banda dan jalan Ambon. Bangunan yang sangat luas.

Pernah beberapa kali mengikuti/menyewa untuk pengajian dan acara wisuda, saya juga sempat datang ke Qwords yang berkantor di sini, sebelum akhirnya pindah ke Jalan Lamping Bandung.

Bangunan tersebut direnovasi, disewakan ke beberapa merchant seperti “Bakso Bujangan”, “Starbucks” dan lantai 2, 5 serta 6 untuk Co-Working Space, sesuai dengan semangat PT Pos Properti tang bertekad menyesuaikan diri di era disrupsi.

Berdiri pada tahun 2013,  Direktur Utama PT Pos Properti Indonesia Ir. Handriani Tjatur Setijowati, MM menjelaskan bahwa tujuan pembentukan PT Pos Properti Indonesia agar bisa mengelola aset properti perusahaan induk yang  banyak, tapi sudah mulai unutilized.

PT Pos Properti memiliki 4.700 lebih aset yang terbuka untuk dilakukan optimalisasi melalui kerja sama-kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Ev-Hive mendirikan  coworking space di area PT Pos Indonesia di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Disusul kota Bandung pada tahun 2019. Bahkan di Paris van Java ini, PT Pos Properti mengembangkan hotel dan guest house. “Ke depan kami juga berencana membuka co-living space,” ungkap Handriani Tjatur Setijowati.

beng-beng hasil saweran ☺☺

Launching Point Lab Co-Working Space
Walau sudah mulai disewakan pada tahun 2019, namun gebyar launching baru pada 27 Februari 2020, ketika lantai 2, 5 dan 6 sudah bisa digunakan secara maksimal.

Acara yang dihadiri mayoritas kaum milenial, yang terdiri dari anggota komunitas, blogger dan media ini berlangsung meriah. Handriani Tjatur Setijowati berkostum t-shirt sederhana berbaur dengan anak buahnya.

Banyak ragam acara digelar, mulai goyang tik-tok, saweran (permen, uang), juga  4  workshop menarik dan penuh ilmu yang bergizi, yaitu:
  • Workshop “Creativity is contagious” dengan pemateri Kenny Santana (@kartuposinsta), Travel Blogger, dan  Aldi Saw (@aldisaw) – Content Creator IGS.
  • Workshop “Brew Your Own Coffee”  dengan pemateri Dani Hamdan penulis buku “Coffee Karena Selera Tidak Dapat Diperdebatkan”.
  • Workshop “Photography for Social Media Promotion” dengan pemateri, Photographer handal,  Dudi Sugandi.
  • Workshop “How to Create Start Up for Business” dengan pemateri Ridwan Adhikersa dari Cubic.inc.
Pastinya saya mengikuti workshop photography karena penting banget bagi blogger untuk menghadirkan foto penunjang tulisan. Foto yang bernyawa, bukan foto asal jepret.

sumber: Andre Catur Prasrtyo

Tentang Point Lab Co-Working Space
Jujur, saya sempat pesimis sih dengan keberadaan coworking space. Penyebabnya Comma Co-working Space, salah satu coworking space pertama di Jakarta, tutup karena selalu nombok. Income tidak bisa menutupi biaya-biaya yang muncul.

Padahal pendirinya para pakar dibidangnya, yaitu: Pratomo, Dondi Hananto, Michael Tampi, Yoris Sebastian, Rene Suhardono, dan Dodong Cahyono. Lokasi Comma Co-working Space, di pinggir jalan Wolter Monginsidi termasuk strategis bagi penggiat startup, freelancer, dan desainer

Sebelum Comma Co-working Space berdiri, mereka terpaksa bekerja di kedai kopi dengan koneksi internet seadanya dan colokan listrik yang tidak cukup.

Menanggapi keraguan saya,  Handriani Tjatur Setijowati optimis bahwa Point Lab Co-Working Space tidak akan bernasib sama. Dengan alasan lokasinya strategis dan kelak akan diadakan beberapa kegiatan yang menarik.

Bahkan dengan penuh keyakinan menjawab:
“Rencananya kami akan membuka Point Lab lainnya di luar Kota Bandung, saat ini kami sudah memproyeksikan Point Lab akan hadir di Semarang, Surabaya dan beberapa kota lainnya di Indonesia,” kata Handriani Tjatur Setijowati.

Memulai bisnis emang harus yakin berhasil ya? Nah selanjutnya sosok mungil yang sepintas nampak masih sangat muda ini menerangkan:
“Point Lab Co-Working Space terdiri dari dua ruangan, yaitu Private dan Sharing. Ruangan private disewakan per bulan, sedangkan ruangan sharing bisa disewa per kursi setiap harinya, harganya cukup terjangkau mulai dari lima puluh ribu rupiah per hari,” ujar Handriani Tjatur Setijowati.

Nah, apa yang dimaksud ruangan Private dan Sharing?
Ini dia:
·         Private Office

IDR 1.100K/bulan/orang (include tax)
Benefits: akses internet cepat, gratis kopi dan teh, gratis meeting room.
·         Team table
IDR 2.750K/bulan/3 orang (include tax)
Benefits : akses internet cepat, gratis teh dan kopi, gratis meeting room selama 3 jam/bulan.
·         Meeting Room
IDR 110K/6 orang (include tax)
Benefits: projector, screen and flipchart, snack  dengan biaya tambahan IDR 15/pak, penembahan orang akan terkena charge IDR 25K/orang.
·         Shared Area
IDR 880K/person/month (include tax)
Benefits: akses internet cepat, gratis teh dan kopi, gratis locker storage, gratis meeting room selama 2 jam/bulan.
·         Shared Area 3 bulan
IDR 2.145K/orang (include tax)
Benefits: akses internet cepat, gratis teh dan kopi, gratis lemari penyimpanan, gratis meeting room selama 2 jam/bulan.
·         Daily Pass
IDR 50K/orang (include tax)
Benefits: akses internet cepat, gratis teh dan kopi.
·         Weekly
IDR 250K/orang (include tax)
Benefits: akses internet cepat, gratis kopi dan teh.
·         Function Room (room only)
Halfday:
IDR 2.200 K (include tax)
Benefits: akses internet cepat, projector, screen & flipchart, kelebihan kapasitas ruangan akan terkena charge IDR 25 K/orang.
Fullday:
IDR 3.850K (include tax)
Benefits: akses internet cepat, projector, screen & flipchart, ekstra charge jika melebihi kapasitas sebesar IDR 25K/orang.


Bagaimana teman-teman? 


Bebas berkomentar lho, tulisan ini bukan sponsor post. ☻☻

19 comments

  1. Siap2 nunggu Point Lab hadir di Surabayaaaa
    Memang di kota2 besar dibutuhkan coworking space.
    Asal dikelola dgn maksimal dan menggandeng komunitas, insyaAllah coworking space bakal jaya

    ReplyDelete
  2. tempat oke ya mbak, trus sangat instagramable pas buat anak jaman now

    ReplyDelete
  3. Ambu, bukan cuma di Bandung, di Medan pun tempat co working space juga mulai menjamur di mana-mana. Mudah-mudahan sih ini pertanda industri kreatif kita berkembang dengan baik. Ya seperti kata Ambu tadi, jangan sampe tekor kayak yang di Jakarta.

    ReplyDelete
  4. Aku baru tau nih klo PT Pos sekarang ekspansi ke properti juga.

    Aku juga optimis sih kalo bisnis coworking space ini bisa panjang umurnya. Pengalamnnya comma itu mungkin beda ya jamannya. Kini dunianya sudah lebih beda.

    ReplyDelete
  5. Yang daily itu pas harganya ya, Ambu. Bisa seharian dengan harga sewa 50 ribu itu pas juga deh. Bisa kerja dengan fokus ya di sana

    ReplyDelete
  6. Kalau dilihat dari kebutuhan sih harusnya ngga akan pernah rugi ya Ambu.

    di the breeze BSD itu co working space nya penuh terus loh. free flow coffee tea juga

    ReplyDelete
  7. Jadi ingat dulu punya banyak sahabat pena, sampai minta foto artis, dilayani PT Pos dengan baik, meski lama. Sekarang sesuai perkembangan jaman, PT Pos beralih pelayanan ya. Padahal asset pasti memerlukan biaya perawatan. Semoga usaha lainnya ini bisa langgeng. Amin.

    ReplyDelete
  8. Wah, per hari 50ribu ya? Beda tipis dengan biaya numpang kerja di coffee shop. Cuma sayangnya lumayan jauh dari rumah. Jadinya ngefek ke ongkos :(

    ReplyDelete
  9. Buat blogger spt kita akan sangat nyaman klo bs ngantor disini ya..

    Fasilitas lengkap dan instagramable

    Di surabaya ada coworking punya pemkot yg spt ini hanya g ada fasilitas minum nya, cuma gratisan hehe

    ReplyDelete
  10. Memang benar di era 4.0 ini semua serba dibikin mudah. Hadirnya co working space seperti ini juga mempermudah bisnis. Saya beberapa kali menggunakan co working, tapi sebagai undangan bukan sebagai penyewa, hehehe.. turut mendoakan semoga Point' Lab gak tutup ya Teh.. dan buka cabang di Surabaya, hehehe. Jadi kami yg di Surabaya Sidoarjo makin banyak pilihan space untuk working-working

    ReplyDelete
  11. Membaca tulisan ini, saya jadi kenalan lebih jauh dengan PT Pos Indonesia Properti. Mengenai co-working space, sebenarnya kadang butuh kadang nggak juga sih. Soalnya beberapa kantor -- terutama agency -- lebih memilih memanfaatkan rumah untuk dijadikan shared office. Tapi nggak ada bisnis yang nggak akan punya tantangan, bukan? Semoga upaya yang dilakukan oleh PT Pos ini tetap menguatkan pijakan Pos Indonesia. Btw, saya pengen deh bisa ikut workshop yang pembicaranya Kenny Santana.

    ReplyDelete
  12. Keren ya zaman sekarang mah. Punya bisnis gak mesti punya kantor sendiri. Bisa sewa co working space kayak gini. Jadi tetap bonafid. Bisa harian juga tuh. Asyik nih kalo lagi ngejar DL. Bisa fokus kalo di tempat kayak gini.

    ReplyDelete
  13. Menunggu kehadirannya di medan.. Asik banget kayaknya.

    ReplyDelete
  14. Nah, bagian ini, favoritku!

    "... bertekad menyesuaikan diri di era disrupsi"

    Yep, contohnya, di era digital, menyesuaikan diri is keniscayaan dan krusial!

    ReplyDelete
  15. Baru tahu loh coworking space-nya Yoris Sebastian tutup. Tapi kupikir mungkin karena harganya yang kurang punya nilai ekonomis dibanding kerja di cafe biasa kali ya.

    Bagaimana pun ada transportasi dan faktor bosan kerja di tempat yang sama. Bisa jadi banyak orang tetap memilih kerja di rumah dan sesekali ke cafe saja.

    ReplyDelete
  16. Saya sedang cari2 tpt spt Point Lab, Coworking Space ini di Medan, tp blm jumpa. Adanya warkop aja hehe

    ReplyDelete
  17. Keren juga ya konsepnya. Saat butuh tempat, bisa sewa dengan harga yang cukup terjangkau. Mudah-mudahan maanfaatnya bisa terasa oleh berbagai pihak dan berjalan berkesinambungan..

    ReplyDelete
  18. Kalau dari kelihatannya tempatnya tjakep. Tapi kalau di Medan belum tahu ada tempat yang seperti ini.

    ReplyDelete
  19. kalau musim coronces gini sudah buka gak yaaa... sudah kangen kerja ngetik sambil ngupi2 cantik

    ReplyDelete