![]() |
sumber : instagram.com/@eni_ganarya |
Ganyong Naik Kelas, Makanan Pasa Paceklik yang Jadi Healhy Food
“Tebak,
terbuat dari apa ini?” tanya seorang teman, sesama anggota Dewan Pemerhati
Kehutanan Tatar Sunda (DPKLTS) sambil menyorongkan sepiring brownies kukus
coklat.
Refleks,
saya mengambil sepotong brownies, mencium aromanya, sesudah itu baru menggigit
dan mengunyahnya. Mmm ... aroma coklat
brownies yang harum. Rasanya lezat, seperti rasa brownies kukus umumnya.
Tapi
teksturnya agak
bergerinjil, tidak seperti tepung terigu yang halus. Mungkinkah campuran tepung
beras dan maizena?
“Ini
dari tepung ganyong”, jawab sang teman, setelah mendengar jawaban saya.
Ganyong?
Oh, bisa diolah menjadi brownies?
Dikenal sebagai makanan
rakyat di masa paceklik, ganyong tumbuh subur di Jawa Barat. Tak heran, ganyong
menjadi sorotan
para pakar DPKLTS ketika harga beras merangkak naik. Bangsa
Indonesia perlu diversifikasi pangan.
Dan jawabannya bukan
gandum, bahan baku tepung terigu. Karena gandum sulit dibudidayakan di iklim
tropis. Bersikukuh mengimpor gandum berarti enggan melepaskan diri dari
perbudakan ekonomi
bangsa lain. Serta membiarkan petani Indonesia berkubang dalam
kemiskinan.
Keberpihakan pada
petani sudah lama dilakukan Mang Ihin, nama panggilan Solihin GP, mantan
Gubernur Jabar era orde baru.
Solihin GP merupakan salah satu dewan pakar DPKLTS.
Ketika
masih bertugas, bersama Presiden ke-2 RI,
Soeharto, Solihin GP aktif mengunjungi petani untuk mengetahui problem
mereka. Pada saat itulah Mang Ihin mengetahui bahwa warga Jabar kerap mengalami
gagal panen, sehingga terpaksa mengonsumsi ganyong.
![]() |
sumber: instagram.com/@kail ; @bukitfarm @shantiseradfood |
Ganyong yang
Cantik, Ganyong yang Tahan Banting
Pernah
lihat gerumbul tanaman dengan bunga di atas dong ya?
Ganyong
(Canna edulis Kerr), memang berkerabat dekat dengan bunga puspanyidra, bunga
Canna lily, bunga tasbih serta masih banyak sebutan lain, karena termasuk
keluarga Cannaceae.
Dikenal
sebagai Queensland Arrowroot di mancanegara, ganyong memiliki banyak nama seperti
ubi pikul, ganyal, sinetra, serta ganyol di tatar Sunda. Suatu bukti bahwa tanaman
herba yang berasal dari Amerika Selatan ini sudah menyebar di seluruh nusantara
karena mudah ditanam.
Tumbuh
tegak hingga dapat mencapai ketinggian 3,5 meter. Ganyong termasuk tanaman
berumbi tahunan. Umbi bercabang horizontal, mencapai panjang 60 cm dengan
diameter 10 cm, dengan segmen berdaging membentuk balon, ditutupi oleh daun
tipis, dan akar tebal yang berserat.
Tangkai
tanaman ganyong nampak berdaging, timbul dari umbi, biasanya tingginya 1-1,5 m,
berwarna keungu-unguan. Daunnya teratur, berbentuk spiral dengan kuncup besar
yang terbuka, kadang-kadang petiolanya pendek, daun sempit dari rata menuju
elips.
Bunga
ganyong berwarna merah kekuningan yang cantik. Buahnya seperti telur,berbentuk
kapsul yang solid. Bijinya banyak, bulat, diameter 0,5 cm, licin dan keras,
kehitaman sampai coklat.
Ganyong
ditanam sebagai tanaman sela bersama jagung sesudah panen padi gogo. Adaptasi
ganyong sangat luas, dapat tumbuh pada daerah ekstrim panas dan dingin. Ganyong
tumbuh baik pada ketinggian 1.000–2.500 m dpl, tanah gembur dan ternaungi namun
pada prakteknya tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk
lahan marjinal dan toleran cahaya dengan adaptasi yang luas
Ganyong
tahan beragam penyakit dan bisa ditanam di daerah perkebunan atau kehutanan.
Bahkan di Australia, tanaman ganyong
tahan terhadap udara panas yang terkadang cukup ekstrim.
Sedangkan
di kampung adat Cireundeu, suatu kawasan yang diproyeksikan sebagai desa
ketahanan pangan di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat,
tumbuhan ganyong nampak tumbuh subur, di sepanjang jalan menuju perumahan warga
yang memiliki kebiasaan makan rasi (beras singkong).
Selengkapnya
mengenai rasi dan masyarakat Cireundeu: Beras Singkong, Simbol
Kedaulatan Pangan Dari Hutan.
Ganyong yang
Lezat, Ganyong yang Menyehatkan
“Rasanya
manis” jawab salah seorang perwakilan petani yang acap wara-wiri ke DPKLTS.
Mereka
datang untuk curhat mengenai problem pertanian, masalah lingkungan atau sekedar
silaturahmi. Kedatangan mereka, serta kemajuan teknologi yang telah dilakukan
litbang pertanian RI pada rimpang ganyong, menginspirasi Mang Ihin untuk mengumpulkan
data dan produk turunan ganyong.
Sekilas
mirip laos/laja yang berfungsi sebagai bumbu dapur, ganyong memang umumnya
tidak montok dan berdaging seperti kentang. Karena itu ganyong sangat tepat
dikonsumsi mereka yang sedang diet.
Berdasarkan sumber dari Direktorat Gizi
Departemen Kesehatan RI, setiap 100 gram ganyong terdiri dari 95,00
kcal ; karbohidrat 22,60 g ;
protein 1,00 g; lemak 0,11 g; air 75,00
g; kalsium 21,00 g; fosfor 75,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1
0,10 mg; vitamin C 10,00 mg.
Sedangkan
setiap 100 gram beras mengandung : 370 kcal ; karbohidrat 81,68 g,
protein 6,81 g, lemak 0,55 g ; air 10,46 g, B3, B5, B1, Potassium, Fosfor dan
Magnesium.
Sehingga
sangat tepat dibuat camilan, karena umumnya mendapat tambahan bahan makanan
lain. Seperti:
![]() |
sumber: instagram.com/@bagelenganyongbdg |
Bagelen
ganyong. Roti manis/warmbollen yang umumnya terbuat dari tepung terigu ternyata
kedudukannya bisa digantikan oleh tepung ganyong. Asalkan tetap mendapat olesan
butter/mentega asli dan bukan margarine, maka sama lezatnya dengan warmbollen
si roti manis Belanda.
![]() |
sumber: instagram.com/@namaste_organik |
Soun
ganyong. Soun ganyong bisa dibuat masakan kekinian seperti japchae ala Korea,
yang mendapat tambahan protein telur, jamur dan daging sapi/ayam. Atau soun goreng
berbumbu Jawa, yang dimasak bareng sayur
kol, taoge, bakso dan telur. Sama-sama maknyus rasanya.
![]() |
sumber: instagram.com/@dnaturalorganik |
Minyong.
Singkatan dari mie ganyong. Dalam keadaan kering, minyong mirip plastik, namun
sesudah dimasak dan mendapat campuran bumbu, protein serta sayur, sekilas
nampak seperti kwetiaw biasa. Tak ada yang menyangka, bahwa bakunya ganyong,
pati yang hanya dikonsumsi sewaktu paceklik.
Tidak
hanya top markotop sesudah diolah koki yang piawai, ganyong juga kaya manfaat.
Karena selain mengandung protein, vitamin C, vitamin B1, fosfor, kalsium dan
zat besi, terdapat kandungan flavanoida, saponin dan polifenol pada ganyong,
yang berfungsi:
- Mengobati luka lambung. Kandungan polifenol dan flavanoida dalam ganyong berkhasiat untuk menyembuhkan luka lambung.
- Ampuh melancarkan pencernaan dan kesehatan usus. Kandungan pati dalam ganyong mudah dicerna oleh tubuh, sehingga dapat mengatasi diare dan gangguan perut.
- Mendukung tumbuh kembang bayi dan balita. Kandungan zat besi, fosfor dan kalsium yang tinggi dalam ganyong sangat mendukung pertumbuhan anak.
- Berkhasiat memperbaiki dan menguatkan tulang. Kandungan kalsium yang tinggi dalam ganyong tidak hanya berkhasiat memperbaiki dan menguatkan tulang, juga sangat baik agar terhindar dari gangguan tulang.
- Mengatasi panas dalam. Air rebusan ganyong dan temulawak sangat berkhasiat untuk meredakan dan mengatasi gangguan panas dalam.
- Sumber karbohidrat bagi penderita diabetes. Kandungan pati dalam ganyong tidak membuat kadar gula darah naik, sehingga ganyong sangat tepat dikonsumsi penderita diabetes.
- Mendukung program diet/menurunkan berat badan. Minim jumlah kalori, namun mengandung serat yang cukup tinggi, membuat ganyong sangat tepat dimasukkan dalam menu diet, agar berat badan ideal dapat segera terwujud.
![]() |
sumber: instagram.com/@dnaturalorganik |
Andai Barack
Obama Mengenal Ganyong
Saya
iri pada mie lethek yang menjadi menu Barack Obama dan keluarga dalam
kunjungannya ke Indonesia, pada tahun 2017.
Andaikan yang mereka cicipi adalah minyong atau soun ganyong yang juga
pangan organik, pastilah jenis pati ini akan diliput media asing dan media
nasional, promosi gratis bagi para pelaku usaha ganyong.
Karena
jangankan orang awam, saya yang telah lama berkecimpung dalam pangan nongandum,
baru mengetahui keberadaan kedua bahan masakan berbahan baku ganyong tersebut,
ketika berburu data di Instagram.
Berawal
dari tantangan Kompasiana untuk membuat tulisan mengenai “Pangan Lokal Bernutrisi”, saya bermaksud mengenalkan
kembali ganyong. Sekitar tahun 2012, tepung ganyong kerap saya bawa ke
komunitas dampingan untuk diolah menjadi brownies dan cupcake. Hasil olahan
biasanya dikonsumsi balita pada saat posyandu, atau dibuat sesuai pesanan.
Harga
tepung ganyong yang mahal, membuat hasil olahannya tidak bisa bersaing dengan
tepung terigu. Demikian juga dengan soun ganyong dan minyong, yang baru saya
kenal sesudah jalan-jalan ke Instagram.
Harga
tepung ganyong sekitar Rp 11K /kg, sedangkan tepung terigu hanya Rp 7.5K /kg,
padahal kita tahu gandum, bahan baku tepung terigu, diimpor dari USA dan
Australia. Kok pangan impor bisa lebih murah?
Hayo
kenapa?
#pinginnangis 😢😢
Demikian
juga dengan soun ganyong dan minyong. Harga soun ganyong kering Rp 26K /100 gram,
sedangkan minyong kering Rp 25K /250 gram. Bandingkan dengan mie instan yang
terbuat dari tepung terigu dan telah berbumbu, yang hanya Rp 2K -5K/70 – 80
gram.
Jadi
bisa dipahami kan, mengapa saya berandai-andai Obama mendengar tentang hasil
olahan ganyong?
Karena
akan berguna untuk:
- Promosi gratis diversifikasi pangan lokal, sehingga akan laris manis seiring keberpihakan masyarakat pada produk organik.
- Petani akan bersemangat menanam ganyong dan mengolah patinya.
- Persaingan produk ganyong akan meningkatkan kualitas dan kuantitas, sehingga harganya lebih terjangkau, mutunya terjamin.
Namun,
sayang disayang, saya hanya melamun di siang bolong. Jangankan Barack Obama, kemungkinan
besar tidak semua pejabat Kementerian Pertanian pernah mendengar, apalagi menyicipi
soun ganyong dan minyong.
Beruntung
para pebisnis healthy food tidak patah arang. Mereka terus menerus
mengkampanyekan subsititution food, agar masyarakat teredukasi dan memilih
makanan sehat. Diantaranya adalah @namaste_organik dan @dnaturalorganik.
Punya
info lainnya? Silakan komen di bawah.
Terimakasih banget lho ya.
sumber:
balibang.pertanian.go.id
kompas.com
Ya ampun mbak, ni masa laluku loh, dulu masih SD di samping rumah, mamak nanam ganyol. Jd kl panen, ya udah buat tepung ganyol. Umbi di parut, kadang kena kuku saya, blm lagi baunya.
ReplyDeleteKenangan euy hehe
Banyak sebenarnya sumber makanan asli kita yang bisa dijadikan berbagai macam olahan ya Ambu.
ReplyDeleteSedih harga bahan dari ganyong lebih mahal dibandingkan dari gandum euy.
Banyak sebenarnya sumber makanan asli kita yang bisa dijadikan berbagai macam olahan ya Ambu.
ReplyDeleteSedih harga bahan dari ganyong lebih mahal dibandingkan dari gandum euy.
Wah baru tahu saya akan umbi umbian jenis ini. Sekilas mirip jahe atau lengkuas y. Bisa jadi alternatif pengganti nasi juga. Jika di olah pun ada banyak variannya. Menarik. Btw rasanya seperti apa y uni?
ReplyDeleteSalam BCC
kirain bunga kana bs dimakan umbinya, ternyata sejenis ini lah ya si ganyong itu. di jatim belum pernah tau sih, ngertinya talas yg bs dibuat macam2
ReplyDeleteAkutuh sering denger nama makanan Ganyong dari si mamah. Tapi aku belum pernah nyobain makan. Ngeliatnya kaya l3ngkuas bikin aku gimana gitu mau makan hahaha...
ReplyDeleteBiasanya Klo ada upacara 7 bln yg hamil sering liat gayong teh mbu hehehe
ReplyDeletewah pernah denger sih, dan bisa dimasak, wah
ReplyDeleteSaya suka ganyong yang sudah di rebus.
ReplyDeleteRasanya manis banget. Kalau makanan olahan ganyong belum pernah mencicipi karena belum ada di daerah saya.
Kalau tentang tepung ganyong sebenarnya harganya sama seperti tepung cakr* jadi masih bisa lah untuk dipasarkan secara luas, di Lamongan harga tepung cakr* antara 10k atau 11k
Wih, kreatif banget ganyongnya dibikin soun, kue, dan cake. Saya inget dulu waktu masih SD sering makan ganyong yang dikukus setiap liburan ke rumah nenek. Ganyongnya ambil sendiri di kebun.
ReplyDeletePernah makan ganyong rebus waktu kecil. Di sekitar rumah ibu saya tanaman ganyong banyak banget dulu.
ReplyDeleteApa tuh? Baru tau sangat bermanfaat postingannya.
ReplyDeleteAku blm pernah makan umbi ini..
ReplyDeleteTwrnyata bisa jadi tepung yg enak buat berbagai macam kue ya
Ganyong, bisa jadi makanan pokok, ini info baru sich. Ditempat aku jadi bumbu rendang kalau nggak salah, nggak suka masak. Tapi penampakan umbi, daun dan bunga nya mirip.
ReplyDeleteBaru tahu ganyong bisa jadi makanan pokok, kalau ditempat aku buat bumbu doang. Nanti dicoba dech. Terima kasih infonya
ReplyDeleteAku kok jadi lapar lihat foto semua makanannya mbak. Yang bagelen ternyata juga dari ganyong ya. Ah jadi ingat masa kecil sering ngemil ganyong, hihii
ReplyDeletebentuknya kaya talas ya, aku baru tau ada umbiumbian semacam gayong.
ReplyDeleteNama lainnya bunga tasbih bukan?
ReplyDelete