Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us


Judulnya kok gitu banget sih?

Hihihi, emang Nusantara ini pernah jadi tanah jajahan Belanda kan? Fakta tersebut harus kita terima. Ambil positifnya, buang yang negatif.

Kota Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki banyak warisan Belanda, sebutlah Villa Isola yang sekarang menjadi kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia. 

Kemudian Gedung Sate yang menjadi kantor pusat pemerintah Provinsi Jawa Barat serta beberapa gedung lain yang alih fungsi sebagai museum, bank dan kantor BUMN. Jadi warisan Belanda sungguh lumayan ya?

Termasuk rumah yang saya huni di kota kecil Sukabumi. Dibangun dan dihuni oleh Meneer Heyneman, sebagian rumah terbuat dari bambu tua yang belum lapuk hingga sekarang. Bayangin udah ratusan tahun?

Baca juga: Ke Sukabumi? Jangan Lupa Bawa 5 Oleh Oleh yang Ngangenin Ini

Tapi yang bikin saya salut adalah kearifan lokal yang ditinggalkan bangsa Belanda bagi Indonesia. Mereka tau bahwa kota Sukabumi rawan gempa, sehingga bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu, bukan tembok.

Pemahaman ini semakin mantap saya yakini ketika para pakar lingkungan DPLKTS (Dewan Pemerhati Lingkungan dan Kehutanan Tatar Sunda) membangun rumah percontohan anti gempa di Desa Depok dan Sukamukti Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. Dindingnya menggunakan bambu dan kayu dong.

Rumah berdinding bambu bukan berarti gubuk. Berdiri di tengah kota, tepatnya di Jalan Siliwangi 88 Sukabumi, rumah warisan Belanda tersebut megah dengan jendela kaca bermozaik. Undakannya terbuat dari batu kali, dan ubin hijaunya begitu dingin.

Atapnya tinggi, dengan jendela dan pintu 3 lapis. Di pagi hari tugas saya adalah membuka lapisan terluar.Lapisan tengah terbuat dari kayu, ukurannya hanya setengah daun pintu luar dan dalam, agar udara yang sejuk leluasa masuk.

Ngobrolin kue ontbijkoek kok malah ke bangunan heritage ya?

Begitulah jika menyesalkan kearifan lokal dan tersesat dalam modernisasi salah kaprah. Dulu, dalam suatu obrolan dengan teman-teman kantor, tiba-tiba ada yang nyeletuk bahwa si A nampak seperti orang kaya, padahal rumahnya terbuat dari bambu. Lha bangunan berbahan bambu dan kayu justru tepat untuk Indonesia yang rawan gempa.


Ontbijtkoek, Kue Rempah Untuk Autoimun
Ontbijtkoek is a traditional Dutch spice cake, and it’s a wonderful treat when served with a hot cup of coffee!

Ontbijkoek atau bolu rempah merupakan warisan Belanda yang kaya manfaat. Karena mengandung bermacam rempah, khususnya kayu manis, yang berfungsi membangun/menambah autoimun. Tepat banget menjadi kudapan ditengah wabah covid-19.

Belanda yang tak memiliki sumber daya rempah di negaranya, hingga harus menjajah Indonesia, justru menemukan resep kudapan kaya rempah. Berbagai macam rempah berpadu dalam  bumbu spekoek (nama bumbunya Belanda banget), yaitu kayu manis, bunga lawang, kapulaga, jahe dan vanili, menjadi penentu ontbijtkoek. Atau dengan kata lain kue tanpa bumbu spekoek bukan ontbijtkoek.

Panganan lain yang membutuhkan bumbu spekoek dalam adonannya adalah lapis legit, (omaygat langsung kebayang seiris lapis legit yang harum, gurih, dan amat lezat. Kemudian speculaas dan roti ganjel rel/roti gambang.

Nah, menurut almarhum Bondan Winarno, roti ganjel rel dan ontbijtkoek sama-sama disajikan sebagai hidangan breakfast. Bayangin, betapa bangsa Belanda sangat menghargai rempah-rempah yang kita miliki, hingga berpikir keras, mencari cara agar bisa menyajikan dalam bentuk camilan yang enak.

Ontbijtkoek asli konon memiliki tekstur yang kering karena dalam proses pembuatannya tidak menggunakan lemak (margarin, mentega dan minyak). Sehingga orang zaman dulu menikmati kue ini sebagai isian roti tawar. Satu iris ontbijtkoek diberi olesan mentega yang tebal dan diapit dua lembar roti tawar.

Agar pecinta kuliner menyukai kudapan yang keras ini, pakar masakan ternama Yongki Gunawan dan Fatmah Bahalwan memasukkan unsur mentega dan margarin (boleh pilih), agar tekstur ontbijtkoek empuk dan bersahanat dengan lidah orang Indonesia.

Baca juga: Tereliminasinya Eddy Siswanto, 4 Channel YouTube Ini Resepnya Recommended deh!


Meningkatkan Imunitas Tubuh Dengan Ontbijtkoek

Dalam masa #DiRumahAja dan harus meningkatkan imunitas tubuh, banyak cara mudah dan fun untuk dilakukan. Dibandingkan menenggak ramuan empon-empon yang tidak enak, lebih baik menyantap sepiring ontbijtkoek Setuju kan?

Selain adanya bubuk kayu manis/cinnamon dalam komposisi bahan ontbijtkoek, juga terdapat bumbu spekoek yang merupakan campuran bubuk kayu manis, cengkeh, jahe, pala serta rempah lainnya/ tergantung produsen. Maka terlihat bahwa kayu manis memberi kontribusi cukup banyak.

Kayu manis sangat tidak enak diminum, paling tidak begitulah pengalaman saya yang  setiap hari menyeduh kopi dengan air ramuan jahe, cengkeh dan sereh. Rasa dan baunya terlalu kuat dan mengganggu. Karena itu kayu manis saya keluarkan dari komposisi.

Beda halnya jika dibuat kudapan. Cinnamon Rolls sangatlah lezat. Dan tentu saja, ontbijtkoek. Apa saja manfaat kayu manis? Dilansir dari doktersehat.com dibawah ini beberapa manfaatnya:
  • Kayu manis mengandung arachidonic, atau asam lemak antiperadangan yang berfungsi mengurangi radang dan penggumpalan darah.
  • Kayu manis mengandung antioksidan yang tinggi yaitu polifenol, zat yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Polifenol juga berfungsi mengurangi tanda-tanda penuaan, melindungi kulit dari radiasi sinar UV, mengurangi inflamasi, dan menjaga kesehatan
  • Kayu manis mengandung kalsium, serat, dan banyak mineral seperti mangan. Sehingga bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, usus, serta melindungi dari penyakit jantung dan kolesterol.
  • Aroma kayu manis bisa meningkatkan proses kognitif seseorang dan membantu dalam hal berkonsentrasi, mengingat, serta kecepatan bekerja.
  • Kayu manis mengandung zat cinnamaldehyde yang mampu membantu melawan berbagai jenis infeksi. Seperti infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh jamur. Efek antimikroba pada kayu manis juga dapat membantu mengurangi bau mulut dan mencegah kerusakan gigi.
  • Kayu manis mengandung kromium dan polifenol yang berfungsi  meningkatkan sensitivitas terhadap hormon insulin. Dengan meningkatnya sensitivitas terhadap hormon insulin, risiko penyakit tekanan darah tinggi, diabetes tipe dua, dan kolesterol bisa diminimalisir.
  • Kandungan aktioksidan yang dimiliki kayu manis mampu mengontrol tingkat gula darah.
  • Kayu manis mengandung cinnamaldehyde yang dapat menyeimbangkan hormon, meningkatkan hormon progesteron, dan mengurangi hormon testosteron pada perempuan.
  • Kayu manis mengandung antioksidan yang tinggi yang bermanfaat untuk penyakit Alzheimer. Antioksidan yang dimiliki kayu manis dapat menghambat penumpukan protein di otak, yang merupakan salah satu penyebab utama Alzheimer.
Banyak banget manfaat kayu manis ya? Makin paham mengapa dulu Belanda betah banget di Indonesia. Lha wong rempah yang multi manfaat melimpah ruah di Indonesia. Lucunya, orang Indonesia malah nggak menyadari kekayaannya.



Modifikasi  Ontbijkoek Untuk Lidah Indonesia
Di atas sudah disinggung bahwa ontbijkoek asli tidak menggunakan mentega, margarin atau minyak goreng, elemen yang membuat kudapan menjadi empuk.

Karena bangsa Indonesia sudah nggak dijajah Belanda, jadi suka-suka dong. Nggak heran, Yongki Gunawan dan Fatmah Bahalwan memasukkan mentega/margarin dalam resepnya. Kemudian diolah sesuai selera, pilih metode butter cake atau sponge cake, sama enaknya.

Resep ontbijtkoek berikut saya ambil dari resep Fatmah Bahalwan yang sudah sedikit dimodifikasi. Sebab seperti biasa Yongki Gunawan nggak pernah share resep, yang mau bikin silakan beli bukunya.

Sedangkan Fatmah Bahalwan ( semoga masuk surga ibu yang cantik ini) nggak pernah pelit membagi resep dan tipsnya, walau yang bersangkutan juga menerbitkan buku resep memasak, serta membuka kursus masak, online maupun offline.

Fatmah Bahalwan membagi resep dalam 4 bagian untuk memudahkan. Serta ada 3 kali pengocokan, yaitu adonan mentega, adonan telur kuning telur dan adonan putih telur.

Perhatikan pengocokan putih telur yang “kemayu”, kata Fatmah Bahalwan, karena putih telur enggan bareng air, minyak, bahkan kuning telur.
Yuk kita mulai:

Resep Ontbijtkoek
Bahan A
  • 250 gram margarine
  • 130 gram gula palem
Bahan B
  • 4 butir kuning telur
  • 100 gram gula palem/gula semut
  • 4 sendok makan  gula pasir
 Bahan C
  • 200 gram tepung terigu
  • 30 gram susu bubuk ( 1 sachet susu bubuk full cream)
  • 2 sendok teh baking powder double acting
  • 2 sendok makan spekoek
  • 1 sendok makan kayu manis bubuk
  • ½ sendok teh garam bubuk
Bahan D
  • 4 butir putih telur
Bahan E
  • secukupnya kacang almond/kacang kenari untuk taburan
Cara Membuat:
  1. Siapkan loyang, lapisi baking paper. Saya menggunakan loyang bundt yang diolesi margarin dan ditaburi tepung, karena ternyata kehabisan baking paper, dan loyang persegi panjang sudah masuk gudang.
  2. Siapkan oven, set di suhu 170º C
  3. Dalam sebuah wadah satukan adonan kering (bahan C), saring, sisihkan.
  4. Kocok bahan A, margarin dan gula palem hingga adonan mengental, sisihkan.
  5. Kocok bahan B, kuning telur, gula palem dan gula pasir, sisihkan.
  6. Kocok bahan D  (putih telur) hingga mengeras, ketika dibalik nggak jatuh. Saya nggak pakai cream of tartar, tetap oke tuh.
  7. Campur bahan A dan bahan B hingga tercampur rata. Kemudian masukkan bahan C (campuran tepung), aduk dengan teknik aduk balik sampai tercampur rata.
  8. Terakhir masukkan kocokan putih telur, step by step. Jika ada cairan putih telur didasar kocokan, biarkan saja, jangan ikut ditambahkan ke adonan, karena akan mengakibatkan cake menjadi bantat.
  9. Tuang adonan ke dalam loyang, taburi dengan irisan kacang almond/kenari. Kemudian baking kurang lebih 45 menit, atau cake sudah nampak kecoklatan dan harum. Test tusuk. Angkat cake jika sudah tidak ada adonan menempel.
  10. Tunggu 10 – 15 menit, keluarkan dari loyang. Hidangkan.
Yuhuuu... asyik nih mengudap ontbijtkoek tatkala hujan deras seperti sekarang.


Kata kemriyik pertama kali diperkenalkan oleh Fifin, peserta Master Chef Indonesia season 6. Dia enggan mengganti istilah, yang jika saya tak salah mengartikan adalah rangu dalam Bahasa Sunda. Atau crunchy yang menimbulkan krauk-krauk ketika mengunyahnya.
Salah satu snack yang kemriyik adalah rempeyek. Camilan khas pulau Jawa yang rasanya nendang, karena ada rasa gurih, asin, serta harum rempah. 
Banyak kisah terkait rempeyek, mulai dari bisnis yang mampu membangun rumah dan mengantar anak-anaknya sebagai sarjana. Hingga terpersonanya para juri Master Chef Australia ketika salah satu peserta dari Indonesia menghadirkan rempeyek dalam salah satu challenge.


Rempeyek Pengantar Kesuksesan Ananda
Pernah melihat/mengudap rempeyek berbentuk bulat?
Nah rempeyek buatan almarhum bude saya seperti itu. Beliau adalah istri dari kakak almarhum  ibunda. Berkat berdagang rempeyek bulat, almarhum berhasil menyekolahkan anak-anaknya.
Cara membuatnya, bude menggunakan 2 penggorengan, satu untuk mencetak rempeyek, ketika adonan mulai mengeras,  rempeyek tersebut dipindah ke penggorengan disebelahnya. Dipenggorengan kedua, barulah rempeyek dibiarkan matang hingga berwarna kuning keemasan.
Keunggulan rempeyek buatan bude adalah ngga mudah hancur seperti umumnya  rempeyek yang kita kenal. Namun tetap kemriyik,  gurih dan rasanya nagih. Sayang beliau meninggal dunia tanpa sempat mewariskan resep rempeyek andalannya. Padahal salah satu menantu bude sangat jago masak lho. Mungkin  sang menantu belum tertarik sehingga belum sempat bertanya. Sayang sekali.
Sebetulnya profesi  bude dan pakde adalah guru, tepatnya guru SD. Dan tahulah sendiri gaji guru di masa itu. Walau keduanya lulusan IKIP, namun belum era sertifikasi, sehingga take home pay mereka sangat kecil. Saking kecilnya, mereka tidak mampu merenovasi rumah yang dibeli dengan cucuran keringat dan darah.
Hingga suatu saat anaknya mengeluh, rumah mereka satu-satunya yang belum ditembok di perumahan tersebut. Keluhan yang dijawab bude dengan pensiun dini dan fokus memproduksi rempeyek, yang kebetulan sudah dirintisnya.
Begitulah kehebatan seorang perempuan, bukan saja berhasil membangun rumah berdinding tembok dan berlantai keramik, bude juga sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang S1. Perguruan tinggi swasta pula, kebayang kan perih pedihnya?
Hiks, sebentar saya mau menyusut air mata dulu. Kangen bude.😢😢

sumber: Masterchef AU
Peanut Cracker eh Rempeyek di Ajang Master Chef Australia
Rempeyek ternyata sempat mengundang perhatian di ajang  Master Chef Australia musim ke-11 pada tahun 2019. Adalah Tati Carlin, perempuan Indonesia yang  memasak camilan super raos tersebut.
Dikutip dari viva.co.id, Tati menyajikan nasi, garang asam dan rempeyek dalam challenge membuat masakan dengan bumbu rahasia. Sebagai perempuan kelahiran Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah, Tati memiliki bumbu rahasia kemiri yang diperoleh dari neneknya.
Jadilah rempeyek yang diperkenalkan Tati sebagai peanut cracker, menjadi sorotan di ajang memasak juru masak amatir ini. Dikomandoi 3 orang juri: Gary Mehigan, George Calombaris, dan Matt Preston, Master Chef Australia diputar di 100 negara, serta pernah diikuti chef Indonesia lain, seperti Arnold Poernomo.
“Sebagai juri, , George Calombaris termasuk orang yang susah terkesan dengan masakan para peserta. Ketika pertama kali , George Calombaris melihat peyek, dia mencoba, setelah itu dia melihat-lihat lagi. Kemudian datang lagi dan mencoba lagi”, kata Tati.
Tidak hanya George Calombaris, juri lainnya Matt Preston, sangat mengapresiasi rasa rempeyek, dan berujar: "I love it”.Beuh baru tahu dia.
Seperti kita ketahui, rempah western food hanya mempengaruhi aroma, seperti thyme, oregano, basil leaf. Rempah lain yang biasa mereka gunakan adalah lada, pala, bawang bombay dan bawang putih.
Sehingga chef  Joel Mielle yang juga food YouTuber dan kerap keliling dunia termasuk Indonesia, tak segan menambah kata Asian Style dalam resepnya.
Baca juga: 
Tereliminasinya EddySiswanto, 4 Channel YouTube Ini Resepnya Recommended deh!
Sedangkan Indonesia kaya akan sumber rasa umami seperti santan, kemiri, tauco, kecap, oncom dan masih banyak lagi. Jadi seharusnya jangan berlebihan menggunakan penyedap rasa (MSG) seperti Ayinomoto, Sasa, Miwon, atau yang bersembunyi dalam kaldu rasa Royco dan Masako.
Royco untuk adonan telur dadar?
Omaygat, kesucian rasa telur akan terganggu dan kamu masuk perangkap umpan iklan komersial.
Baca juga: Micin yang Disayang, Micin yang Dibully


Ternyata rempeyek punya sejarah!
Hebat! Karena biasanya kuliner Indonesia nggak ada yang mencatat. Muncul dan tumbuh begitu saja. Setelah mendapat sejumlah sentuhan tangan-tangan kreatif, barulah panganan tersebut berjaya kembali.
Seperti rempeyek yang mendapat variasi campuran ikan asin, kacang hijau dan bayam.
Namun menarik untuk dicatat, camilan asli Indonesia umumnya berbahan baku hasil petani Indonesia, bukan impor seperti tepung terigu (gandum). Contohnya adalah singkong yang diolah menjadi keripik, getuk, opak, combro, dan sebagainya.
Juga dari tepung ketan, sebutlah klepon, onde-onde, awug, gemblong, mendut serta rengginang.
Baca juga: Rengginang, Kudapan Ngetopyang Miskin Referensi
Kemudian olahan tepung beras seperti kue lapis, nagasari, kue talam, kue mangkok, putu ayu, apem, serabi, serta tentu saja rempeyek.
De Graaf dalam bukunya yang berjudul Mataram Islam, menulis bahwa nama rempeyek berasal dari kata rempah – rempah dan jiyek. Rempeyek memang menggunakan banyak rempah ya? Seperti kencur, kemiri, kunyit dan daun jeruk.
Rem = rempah-rempah dan jiyek, jadilah rempeyek. Jiyek memiliki arti gepeng dan lebar rempeyek. Jadi walau almarhum bude membuat rempeyek berbentuk bulat dan saya berhasil membuat rempeyek berbentuk tak beraturan, tapi tetaplah gepeng.
Rempeyek sudah hadir sebagai pendamping main course atau sekedar camilan sejak abad ke – 16. Kala itu Ki Ajeng Pamanahan mendapat tugas dari atasannya Sultan Hadiwidjaya, untuk melakukan bedol desa.
Yang dimaksud bedol desa adalah memindahkan warga dari satu desa ke pemukiman baru, dengan berbagai pertimbangan pada masa tersebut. Mungkin jika diterapkan sekarang, presiden Jokowi memerintahkan bupati Sumedang untuk memindahkan warga yang terkena proyek waduk Jatigede.
Dalam perjalanan Ki Ajeng Pamanahan dan rombongan  harus menempuh jarak dari wilayah Surakarta menuju Alas Mentaok. Ketika melewati sungai Opak, rombongan dijemput oleh Ki Gede Karanglo, yang seperti umumnya adat istiadat di Nusantara, mempersilakan rombongan bersih-bersih, melepas penat dan menyantap hidangan.
Rombongan Ki Ajeng Pamanahan mendapat suguhan nasi putih, sayur pecel, sayur kenikir dan rempeyek. Ih, sedap betul ya? Setiap saya survey lapangan, nggak pernah mendapat suguhan sayur kenikir dan rempeyek lho. Biasanya nasi pulen, ikan asin, lalap dan sambal. Karena setiap paska panen, biasanya petani menggunakan uang yang diperoleh untuk membeli ikan asin. Ikan asin menjadi lauk pauk sehari-hari. Sambal dan lalap dari hasil kebun/pekarangan rumah.


Demi Apa Bikin Rempeyek?
Berbeda dengan martabak yang dibuat karena penasaran, saya terpaksa membuat sendiri rempeyek kala tiba-tiba pingin makan rempeyek, tapi nggak tau harus beli di mana. Dulu, semasa bude masih sehat, sampai bosan melihat rempeyek. Atuda setiap bertandang ke rumahnya, pasti dioleh-olehi rempeyek.
Baca juga: Demi Apa Bikin MartabakTelur? Beli Aja!
Sekarang terpaksa buka YouTube, ditambah komando para kakak/anaknya bude yang laki-laki semua, akhirnya saya berhasil membuat rempeyek. Eksperimen selanjutnya rempeyek bayam, lagi dan lagi. Karena ternyata mudah lho, suer.
Berikut resepnya:
Resep Rempeyek
Bahan-bahan:
  • 125 gram/9 sendok makan  tepung beras
  • 35 gram/3 sendok makan tapioka
  • 300 ml santan/air matang
  • 150 gram kacang tanah yang sudah dicincang kasar, bisa diganti dengan teri medan atau daun bayam
  • 5 buah daun jeruk, buang tulangnya, iris-iris halus
  • 3 siung bawang putih
  • 1 ruas/2 cm kencur
  • 1 ruas/2 cm kunyit
  • 1 sendok teh ketumbar
  • 3 buah kemiri
  • ½ sendik teh lada bubuk
  • ½ sendok teh garam
  • 1 butir telur

Cara Membuat
  1. Jika menggunakan daun bayam dan ikan teri, cuci bersih terlebih dulu. Kemudian ikan teri dijemur, sedangkan daun bayam keringkan dengan menggunakan tisu dapur.
  2. Tumis dengan tanpa/sedikit minyak: bawang putih, kemiri, ketumbar, kencur dan kunyit. Angkat apabila sudah layu, lanjutkan dengan mengulek tumisan bumbu bersama garam.
  3. Dalam satu wadah, masukkan tepung beras, tepung tapioka, ulekan bumbu, lada bubuk, dan daun jeruk. Campur rata dan tambahkan air step by step agar adonan tidak menggerindil.
  4. Panaskan minyak diatas penggorengan dengan api sedang.
  5. Test adonan dengan membuat satu buah rempeyek dulu. Gunakan centong sayur untuk menakar, tambahakan sesendok makan potongan kacang kedalamnya.
  6. Masukkan adonan rempeyek ke dalam wajan dengan teknik menyapu dinding penggorengan. Sebagian adonan akan tetap melekat di dinding, sebagian lagi masuk ke minyak. Tunggu dengan cara menyiram-nyiram adonan. Rempeyek akan lepas dengan sendirinya dari wajan.
  7. Jika sudah berwarna kuning keemasan, angkat dan cicipi.
  8. Rasanya sudah oke? Lanjutkan menggoreng hingga habis. Hati-hati akan rasa rempeyek ikan asin. Bisa mencampur kedua bahan atau menggoreng rempeyek ikan asin dulu, disusul menggoreng rempeyek kacang sesudah ditambah garam.
  9. Adonan yang sama bisa digunakan untuk membuat rempeyek bayam


Siapa yang nggak suka martabak? Cung!
Martabak telur maksudnya, karena saya ngga begitu suka martabak manis. Satu kotak martabak telur bisa saya habiskan sendiri, tidak demikian dengan martabak manis. Dua potong udah berhenti, eneg.
Namun selama  bumi masih berputar, selera ngga bisa diperdebatkan. Seperti penyuka bubur diaduk dengan bubur tak diaduk. Ngga ada yang salah, wong namanya selera.
Kesukaan akan martabak telur membuat  saya sangat tertarik, sewaktu seorang teman Kompasianer yang sekarang bermukim di Ukraina, mengunggah cara membuat martabak telur di akun YouTubenya.
Ternyata bisa ya? Selama ini saya takjub melihat atraksi penjual martabak telur yang menipiskan segumpal adonan telur kemudian memutar-mutar di angkasa. Duh, mirip sulap.
Sayapun segera searching, untuk mengetahui resep dan pengalaman youtuber lain. Dan seperti biasa, jika ada tantangan masak berbahan baku mudah, syukur-syukur ada semua di dapur, maka saya segera bertindak.
Gimana hasilnya? Saya bahas di paragraf akhir sambil share resep hasil eksperimen ya? Sekarang kita ngobrol ngalor ngidul dengan makanan yang jadi favorit para calon menantu ini.

Baca juga: Ini Dia Perbedaan Cilok, Cimol, Cilor, Ciwang, Cireng, Pentol, dan Bakso Aci


Kisah Martabakmu?
Siapa yang suka martabak telur tapi nggak suka daun bawang? Saya pernah satu kost dengan teman yang nggak suka daun bawang. Heda namanya. Tapi dia nggak mau beli martabak tanpa daun bawang. Karena martabak tanpa daun bawang, apa bedanya dengan pancake kan ya?
Daun bawang membuat aroma martabak menjadi sangat khas. Sehingga Heda rela makan martabak sambil mencukili bawang daun dan menyingkirkannya. Nampak asyik lho. Kebiasaan yang unik.
Sebetulnya selama di Sukabumi, ibu saya nyaris nggak pernah beli martabak. Baik untuk camilan maupun lauk pauk. Beliau amat irit. Lauk pauk dan camilan mah bikin aja sendiri.
Kebiasaan jajan martabak baru dimulai setelah hijrah ke Bandung, meneruskan kuliah. Bersama Heda, saya kost di rumah Yane, tetangga saya di Sukabumi yang juga punya rumah di Bandung.
Ayah Yane seorang tuan tanah yang terpilih sebagai anggota DPRD, karena itu beliau berkantor di Bandung. Daripada kamar lotengnya kosong, saya dan Heda kost dirumahnya. Setengah nebeng sih, rumahnya strategis, yaitu di jalan Purnawarman (sekarang BEC, dekat perempatan jalan Dago- jalan Merdeka Bandung), yang pastinya mahal banget jika bayar kost sesuai harga pasar.
Nah, selain berbaik hati memberi harga kost murah, ayahnya Yane kerap membawa martabak. Jadi martabak yang saya santap bareng Heda bukan beli sendiri, melainkan oleh-oleh, yang dibeli ayah Yane setiap pulang rapat. Asyikkkk ...., sering-sering rapat ya Om Alex 🤣🤣
Di kemudian hari rupanya martabak jadi makanan favorit untuk buah tangan. Paling ngga itulah yang saya alami, sering banget tamu berkunjung ke rumah sambil membawa martabak.
Hal tersebut rupanya diperhatikan Bimo, anak saya yang nomor tiga. Sehingga ketika menengok tantenya di Surabaya, dia membawa martabak. Duh so sweet banget anakku. Luv u anak lanang.💌💌

sumber : YouTube/TheDizkis

Asal Usul Martabak
Ada yang unik dari martabak telur, yaitu penggunaan bumbu kari pada isinya. Kuat atau tidak rasa bumbu kari sangat tergantung pada penjual. Mereka yang berasal dari etnis Sunda umumnya lebih menyukai rasa yang light. Bahkan etnis China yang lahir di tatar Sunda umumnya tidak memberi campuran rasa kari yang terlalu kuat.
Beda halnya dengan mereka yang berasal dari Sumatera, seperti founder martabak Kubang, Haji Yusri Darwis. Pria asli Kubang, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat menjadi pelopor martabak di daerahnya sesudah berguru.
Sewaktu masih muda, Hayuda (singkatan dari Haji Yusri Darwis) merantau ke Medan dan bekerja di kedai martabak India, hingga trampil membuat martabak sendiri.Kemudian dia pulang kampung dan membuka kedai martabaknya sendiri.
Kreativitas dan insting wirausaha Hayuda membuatnya tidak meng mengcopy –paste resep martabak bulat-bulat. Agar sesuai dengan lidah masyarakat,  dia meracik  isian martabak dengan sentuhan rendang daging sapi.
Dilansir dari Detik.com, rahasia lain yang membuat martabak Kubang melegenda terletak pada kuahnya. Kuah cuka terbaik diracik dengan tambahan sari nanas.
Itu tadi tentang rasa, bagaimana martabak bisa sampai ke Indonesia dan menjadi jajanan sejuta umat?
Dilansir dari femina.co.id, martabak ternyata berasal dari Bahasa Arab, kata “MURTABAK”, atau “MUTTABAQ”, panganan khas Yaman yang berarti dilipat.
Konon seorang pemuda keturunan Arab asal Lebaksiu, Tegal, bernama  Ahmad bin Abdul Karim berkenalan dengan seorang pengusaha India  bernama Abdullah bin Hasan al-Malibary yang piawai memasak. Sekelas chef di era kekinian mungkin ya?
Kedua pemuda bersahabat karib, bahkan dikukuhkan dengan perjodohan adik sang pemuda Tegal dengan Abdullah bin Hasan al-Malibary. Keahlian memasak suaminya, membuat sang istri terinspirasi untuk menjualnya di perayaan sekaten, dugderan dan pasar malam.
Beruntung, kini penggemar martabak terlur tidak harus menunggu event tertentu untuk menikmati sepotong martabak yang lezat. Di setiap pengkolan ada penjual martabak. Males pergi? Ada layanan antar makanan dari aplikasi transportasi online.
Jadi ngapain susah-susah bikin seperti yang saya lakukan? He he he ...
Martabak Pizza Orins

Martabak Si Murah dan Si Mahal
Berapa rentang harga martabak yang biasa kamu beli? Dulu banget, saya biasa beli martabak San Fransisko yang terkenal mahal di Bandung. Tapi isinya sungguh memuaskan. Daging sapi/ayam berlimpah dengan telur bebek pilihan. Demi ananda, pastinya orang tua membeli yang paling baik bukan?
Tapi sesudah anak-anak dewasa, dan sudah nggak ngumpul lagi. Palingan saya membeli martabak seharga Rp 28.000 – Rp 40.000 melalui layanan GrabFood atau GoFood. Sayang banget kalo harus beli kudapan mahal. Hihihi .. emak ngirit.
Berapa harga martabak telur San Fransisco sekarang?  Hasil browsing tidak menunjukkan hasil. Hanya ada martabak manis dengan range harga Rp 50.000 – 200.000, tergantung topping. Walau dalam gambar tampak martabak telur, tapi harganya nggak tercantum.
Terpaksa mengambil referensi harga martabak dari food YouTuber Ken & Grat. Pasangan suami istri yang masih muda usia ini gemar mengupload review  kuliner dengan perbandingan harga yang menyolok. Seperti perbandingan gorengan Rp 1.000 dengan yang harganya Rp 10.000, martabak manis Rp 28.000 dengan Rp 150.000. Serta martabak telur Rp 25.000 dan Rp 155.000 (martabak pizza Orins, gambar di atas)
Bertopik “Mahal versus Murah” Ken & Grat sepakat memberi nilai 8 untuk martabak seharga Rp 25.000, dan nilai 7 untuk martabak pizza Rp 155.000.
Apa penyebabnya? Bukankah biasanya ada uang ada barang? Iya sih, tapi ternyata yang mahal malah bikin eneg. Martabak telur yang mahal tersebut mendapat topping daging, sosis, jamur dan keju mozarela hingga bentuknya tinggi dan berat. Kebayang kan ya?
Sedangkan martabak seharga Rp 25.000 walau isian dagingnya cuma sedikit, tapi enak dibuat camilan.Kulitnya kriuk-kriuk. Mungkin ini jenis martabak yang sering saya beli. Karena rasanya ringan, maka nggak kerasa seporsi martabakpun tandas.

Baca juga: Banana Cake Ala 2 Pesohor, Meghan Markle dan Farah Quinn

Jumpalitan Eksperimen Martabak
"Nyawa martabak Kubang itu ada pada dua orang. Satu yang bisa membanting adonan dengan baik. Satu lagi yang meracik rendang dan kuah cuka, “ kata founder martabak Kubang.
Wah iya banget ya? Isian daging menentukan harga jual. Sedangkan kulit ditentukan keahlian. Semakin crispy kulit martabak akan membuat pelanggan datang lagi dan lagi.
Khusus resep martabak, saya coba modifikasi karena beberapa resep nggak menambahkan minyak pada adonannya. Padahal minyak gorenglah yang menjadi penentu kulit menjadi elastis dan tidak robek.
Bahan kulit:
  • 300 gram tepung cakra
  • 6 sendok makan minyak goreng
  • 2 butir putih telur
  • ½ sendok teh garam
  • 100 ml air

Bahan isi martabak:
  • 250 gram daging cincang ayam/sapi
  • 1 bawang bombay, rajang kasar
  • 3 siung bawang putih
  • 2 batang daun bawang iris tipis
  • ½ sendok makan bumbu kari bubuk/1 sendok makan pasta kari
  • 2 cm jahe
  • 1 batang serai
  • 3 daun jeruk
Cara Membuat:
  1. Menbuat isian: Tumis bawang bombay hingga menguning (karamelisasi), masukkan bawang putih dan jahe, tunggu hingga layu. Angkat.
  2. Ulek bawang merah, bawang putih dan jahe hingga lembut. Kemudian masukkan kembali ke wajan bersama daging, serai, daun jeruk, dan sedikit air. Jangan banyak-banyak karena daging akan mengeluarkan kaldunya.
  3. Jika daging telah berubah warna masukkan bumbu kari dan daun bawang, aduk-aduk hingga mengering. Angkat.
  4. Membuat kulit: dalam 1 wadah campur tepung dengan putih telur, uleni.
  5. Jika sudah tercampur, masukkan air dan minyak goreng. Sedikit demi sedikit dan bergantian. Agar adonan bisa kalis sempurna.
  6. Jika adonan sudah terasa lembut, bagi adonan menjadi beberapa bagian. Setiap bagian kurang lebih 30 gram, bulatkan. Rendam bulatan adonan dalam minyak goreng hingga tertutup. Simpan hingga kurang lebih 4 jam.
  7. Empat jam kemudian, ambil adonan dan giling tipis, atau coba dibanting yang dilakukan penjual martabak. Gerakan ini membantu adonan tipis sempurna.
  8. Panaskan minyak goreng di penggorengan teflon dengan api kecil. Tunggu minyak panas, baru ratakan adonan kulit diatasnya. Beri isian, lipat seperti amplop. Siram-siram martabak hingga kulitnya berwarna kuning.
  9. Setelah matang, potong-potong dan sajikan,
Kuah cuko? Belum sempat bikin udah tandas. 🤣🤣
Hasil martabak saya emang nggak secantik buatan penjual martabak yang tiap hari bergulat dengan adonan. Sekaligus menguatkan pendapat yang saya yakini, bahwa manusia bisa mengerjakan semua bidang tugas, serumit apapun.
Yang dibutuhkan hanya niat dan semangat belajar kemudian berlatih. Practice makes perfect, mungkin sambil merem-pun para penjual martabak bisa memutar-mutar kulit ya?

Baca juga: Oh Ini Rasanya Bakso Aci Ganteng?

Catatan: Kompasianer = Kontributor Kompasiana/ Blogger yang menulis di Kompasiana.










Pernah baca kisah Suzana gemar mengunyah bunga melati?

Suzana yang itu lho,  pemeran film “Bernafas Dalam Lumpur”, “Nyi Loro Kidul”, “Ratu Buaya Putih” serta masih banyak film horor lainnya. Walau sudah wafat 20 tahun lalu, namanya masih menghiasi media mainstream dan bersliweran di media sosial.

Nah, penasaran akan kebiasaan aktris berdarah indo ini, saya mencoba mencari penyebabnya. Sesudah membaca artikel yang isinya muter-muter, maklum click bait, ternyata Suzana cuma iseng! Banyak kelopak bunga  disekitarnya selama shooting film, ya sudah dia iseng aja mengambil dan mengunyahnya.

Ha ha ha, gragas banget ya?
(gragas = sembarangan makan/ Bahasa Jawa)

Tapi seperti biasa, kebiasaan Susana mengemil bunga melati dikaitkan oleh banyak pihak dengan perilaku mistik, dengan film-film horor yang dimainkannya. Ah dasar deh pada mengkhayal tuh pemburu berita. 🤣🤣

Sebetulnya mengunyah bunga banyak dilakukan perempuan kalangan keraton di Indonesia, tujuannya agar nafasnya harum. Bagi mereka, pamali/tabu jika perempuan menguarkan bau tak sedap.

Baca juga: Berbagi Rahasia Mandi Putri Keraton Bersama Vitalis Body Wash

Sayang, pemahaman bahwa bunga bisa dikonsumsi dan mengandung banyak manfaat, justru dipopulerkan masyarakat di luar Indonesia. Mereka memasukkan edible flowers dalam salad dan minuman.

Penikmat drama Korea berlatar belakang saeguk atau kerajaan pastinya nggak heran dengan teh chrysanthemum, teh chamomile serta beragam teh bunga lain yang menggunakan kelopak bunga sebagai bahan baku, bukan daun teh. Para anggota kerajaan mempercayai manfaatnya agar mudah tidur, dan keampuhan sebagai penjaga  kesehatan.

Sehingga harusnya edible flowers atau bunga yang aman dikonsumsi bukan sesuatu yang aneh, apalagi dikaitkan mistik. Duh jauh pisan.

Keberadaan edible flowers  baru diotak atik sebagai minuman/makanan mengemuka  lagi  sekitar tahun 2017. Banyak penyebabnya, salah satunya dunia kuliner yang berkembang pesat membutuhkan trend baru, jika perlu “barang lama” didaur ulang dan diproses.

Namun,  nggak sembarang bunga masuk dalam ketegori edible flowers, ada seleksi ketat, yaitu:
  • Bukan termasuk bunga dengan kandungan yang membahayakan kesehatan manusia
  • Edible flowers hanya dikonsumsil bagian bunga yang diperbolehkan, karena tidak seluruh bagian bunga aman dikomsumsi
  • Harus dibudidayakan secara organik,  tidak disemprot pestisida/insektisida, walaupun pembasmi hama/insect tersebut termasuk organik.
  • Bukan dibudidayakan di lahan bekas TPS/TPA (tempat pembuangan sampah komunal).
  • Bukan hasil panen di pinggir jalan yang berpotensi mengandung polutan.
  • Saat dimasak atau disajikan,  edible flowers harus dicuci/diperlakukan dengan lembut di dalam wadah besar berisi air dingin. Olah segera atau simpan di lemari es hingga satu minggu dalam wadah kedap udara yang dilapisi dengan handuk lembab.
  • Jangan mengonsumsi edible flowers dengan berlebihan, karena  bisa terjadi komplikasi pencernaan.

Dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi, masuk akal jika harga  edible flowers  siap pakai yang dijual di e-commerce/supermarket,  dipatok cukup mahal ya?


Non Edible Flowers
Apa saja bunga yang mengandung racun sehingga tidak termasuk ke dalam edible flowers? Dikutip dari gardenguides.com. beberapa diantaranya mungkin bunga kesayangan lho.
Ini dia:

source: almostedenplants.com

Azalea
Pastinya akrab dengan azalea yang memiliki nama latin rhododendron spp ini. Pantesan Kang Fajr, blogger yang juga pelaku agribisnis menggelengkan kepala ketika saya memetik bunganya di kawasan Ciwidey Bandung. Ternyata bagian  bunga azalea dari mulai batang hingga daun mengandung racun. Bisa mengakibatkan sakit perut, kesulitan bernapas, lumpuh, koma, hingga  kematian.

 Ih serem, cantik tapi bikin mati.

source: needpix.com

 Anthurium
Di Indonesia dikenal sebagai bunga bakung. Termasuk keluarga Araceae, beberapa jenis anthurium yang banyak tumbuh di Indonesia selain bunga bakung adalah gelombang cinta, kuping gajah, serta jenis yang kerap menghiasi taman kota dengan bunga putihnya.

Walau memiliki berbagai macam warna, bentuk bunga anthurium sama yaitu berbentuk hati. Semua bagian Anthurium beracun jika dikonsumsi. Dapat menyebabkan iritasi pada mulut, serta ketidaknyamanan pencernaan. Getah bunga dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.

source:amazon.co.uk

Oleander.
Pastinya sering melihat bunga cantik  yang acap disebut bunga  Jepun. Umum ditanam di kawasan perumahan maupun penghijauan sepanjang jalan protokol, tanaman hias  berbunga cerah berwarna pink ini semua bagiannya beracun. Racunnya dapat menyebabkan muntah, diare, masalah terhadap sistem saraf pusat dan serangan jantung.

source: pinterest.com

Anemon
Bunga cantik yang memiliki kisah romantis tentang dewi asmara Aphrodite yang menangisi kekasihnya, Adonis. Dari air mata Aprodite yang menitik muncul anemon (bunga angin).

Memiliki berbagai warna hijau kekuningan, putih, ungu dan merah, semua bagian  bunga segar anemon beracun sehingga tidak dapat dimakan. Jika kamu memaksa mengonsumsinya bersiaplah  mengalami sakit mulut yang parah.

source: rootwell.com

Daffodil
Sering disebut juga sebagai  bunga narcissus. Dalam mitologi Yunani dikisahkan Narcissus yang sangat mengagumi ketampanan wajahnya, hingga dikutuk para dewa, dan menghilang. Di lokasi Narcissus menghilang muncul bunga cantik berwarna keemasan.

Sayangnya si cantik ini memiliki racun berbahaya, terutama bila bagian umbi atau akarnya. Apabila keukeuh mau memakannya, akan menyebabkan masalah pencernaan seperti muntah-muntah dan diare. Selain itu juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, tremor, dan gangguan detak atau irama jantung.

source: edenbrothers.com

Dahlia
Banyak ditemui di kawasan sejuk seperti Lembang dan Dieng, Dahlia  merupakan bagian dari keluarga Asteraceae. Baik umbi dan daun dahlia beracun bagi manusia. Apabila kerap terpapar dahliam kulit akan mengalami  iritasi.

Selain yang tercantum di atas, juga ada beberapa jenis bunga lili, wisteria, trompet malaikat, dan agapanthus. Bahkan tidak semua bunga melati aman dikonsumsi, hanya jasminum sambac. Untuk lengkapnya silakan klik www.thekitchn.com dengan judul: “ a list of non-edible, poisonous flowers”. Jumlahnya melebihi edible flowers, serem!

Edible Flowers
Beberapa jenis edible flowers sudah dikenali nenek moyang kota sebagai aman dikonsumsi, serta diketahui manfaatnya. Jenis lainnya termasuk varian baru karena tidak mudah dibudidayakan.

source: fineartamerica.com

Hibiscus
Di Indonesia dikenal sebagai bunga kembang sepatu yang memiliki beragam warna, yaitu merah, putih, kuning dan berbagai warna pink. Hibiscus sudah lama dikenal  di dunia kuliner dan kesehatan. Bunga hibiscus bisa langsung dimakan, atau diolah untuk teh, selai atau salad.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kembang sepatu dapat membantu mengurangi tekanan darah dan kadar kolesterol, serta mendukung kesehatan jantung.

source: pexels.com

Lavender
Dikenal sebagai pengusir nyamuk, lavender merupakan rangkaian bunga ungu  sangat kecil tapi berlimpah. Lavender memiliki aroma khas yang berefek menenangkan (4Trusted Source).

Kerap ditambahkan ke berbagai makanan/minuman seperti makanan panggang, sirup,  teh herbal, bumbu maupun campuran ramuan. Citarasanya berpadu sempurna dengan bahan-bahan manis dan gurih, termasuk jeruk, beri, rosemary, sage, thyme, dan cokelat.

source: pexels.com

Marigold ( Calendula officinalis)
Bunga berwarna dan bernama cantik ini disebut bunga tahi kotok (kotoran ayam) di tatar Sunda, karena baunya menyengat. Dikutip dari ipb.ac.id, marigold memiliki senyawa karotenoid, atau antioksidan yang penting untuk kesehatan.

Banyak digunakan sebagai campuran salad, marigold memiliki rasa sedikit pedas, tajam, dan juga agak pahit. Warnanya yang  oranye keemasan mampu memikat penggunanya sehingga kerap ditaburkan pada sup, pasta, salad, bahkan nasi.

source: flowerspicture.org

Carnation (Dianthus)
Dikenal di Indonesia sebagai bunga anyelir atau bunga teluki, carnation acap digunakan sebagai hiasan kue dan bahan pembuatan wine serta permen.

Daun dan kelopak bunganya mengandung alkaloid dan saponin. Bunganya mengandung minyak atsiri dan flavonoid. Anyelir berkhasiat anti radang, anti diare dan memiliki efek penenang. Anyelir juga bisa digunakan untuk mengobati sakit kepala dan diare.

tumbuh liar di tembok samping rumah

Dandelion
Siapa yang nggak kenal dandelion atau randa tapak? Di Indonesia, tanaman ini tumbuh semaunya. Di tembok, di pinggir selokan, asalkan ada tanah maka bunga-bunga kecilnya yang terbang bersama angin akan nemplok dan berkembang biak.

Dianggap sebagai  gulma, dandelion merupakan edible flowers yang bergizi. Bahkan tidak hanya kelopak bunga, akar, batang dan daunnya aman dikonsumsi. Dandelion memiliki sifat antioksidan kuat (Sumber 3Trusted).

Bunga dandelion bisa dimakan mentah sebagai salad, atau digoreng setelah mendapat lapisan tepung roti. Akar dandelion sering direndam untuk membuat teh. Sayuran hijaunya untuk salad atau topping sandwich.  Bisa juga dimasak dalam semur, casserole atau hidangan lainnya yang membutuhkan sayuran hijau.

Tentu saja dandelion yang  dimaksud bukan yang tumbuh sembarangan, tapi harus hasil budidaya dengan syarat tertentu.

Selain beberapa contoh edible flowers, yang lainnya adalah pansy, daily lily, mawar serta bunga matahari. Selengkapnya bisa dilihat di laman  www.thekitchn.com dengan judul: “ A Roundup of Edible Flowers”

source: finedininglovers.com

Resep Edible Flowers Puding
Sewaktu mengunjungi Bandung Agri Market (BAM) beberapa waktu lalu, saya sempat membeli edible flowers dalam pot. Tujuannya sih mau bikin edible flowers puding. Sayang, ngga semua tanaman hias mau bersahabat dengan saya. Tanaman ini mati, hiks.
Kepaksa deh keinginan ini ditunda entah hingga kapan.

Padahal cara bikinnya gampang banget. Berikut resep Resep Edible Flowers Puding yang saya ambil dari akun YouTube “decocookie”:
Ingredients:

Lapisan jelly bening/clear jelly
  • 1 bungkus instant gelatin powder 10g, misalnya Nutrijell
  • 5 buah strawberry , potong-potong sesuai selera
  • secukupnya edible flowers
  • 300 ml air
  • 1 sdm gula pasir

Lapisan puding susu
  • 200ml susu cair
  • 200 ml fresh cream
  • 1 buah kuning telur
  • 1 bungkus bubuk agar-agar, sesuai selera
  • 60 gram gula pasir
  • secukupnya ekstrak vanila                                                

Cara Membuat:
  1. Cuci edible flowers dengan air matang hingga bersih. Siapkan loyang puding, basahi dengan air matang.
  2. Rebus air, gula pasir, gelatine powder hingga mendidih.
  3. Tuang, kira-kira 1/3 bagian ke dalam cetakan puding, kemudian masukkan ke dalam freezer. Tunggu 3 menit agar permukaan jelly mengeras. Sisa puding tetap di atas kompor dengan api super kecil.
  4. Tiga menit kemudian, ambil puding dari freezer, tata edible flowers dan strawberry diatasnya. Terakhir siram dengan sisa puding. Masukkan ke dalam freezer agar mengeras.
  5. Panaskan 200 ml air bersama gula, vanila dan agar-agar bubuk, aduk perlahan, jaga agar susu tidak meluap. Matikan api.
  6. Kocok kuning telur, masukkan ke dalam adonan susu dengan teknik memancing agar  telur tidak berubah menjadi orak arik. Caranya dengan memasukkan sesendok susu kedalam kocokan telur, aduk rata, baru kemudian masukkan ke dalam adonan susu.
  7. Kocok fresh cream hingga mengental, campur dengan adonan susu.
  8. Siram adonan susu di atas lapisan jelly, masukkan kembali ke lemari pendingin.
  9. Setelah set dan dingin, keluarkan Edible Flowers Puding dari cetakan.
  10. Sajikan. Bisa dihidangkan bersama saus puding vanila.

sumber gambar cover : finedininglovers.com dan Tribun Digital online
Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...

Featured Post

Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang

  Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang Media sosial Indonesia geger. Seorang dokter kecantikan berseteru dengan sesoso...

Categories

  • lifestyle 198
  • review 131
  • drama korea 97
  • kuliner 77
  • healthy 54
  • blogging 47
  • finansial 41
  • review kuliner 39
  • Environment 30
  • budaya 21
  • travelling 19
  • beauty 18
  • Zero Waste Lifestyle 17
  • fiksi 14
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (52)
    • ►  April (9)
    • ►  March (14)
    • ►  February (13)
    • ►  January (16)
  • ▼  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ▼  March (19)
      • Ontbijtkoek, Warisan Oma Belanda Untuk Tanah Jajahan
      • Kemriyiknya Rempeyek, Si Peanut Cracker yang Dipuj...
      • Demi Apa Bikin Martabak Telur? Beli Aja!
      • Melati Camilannya Suzana Vs Edible Flowers Puding
      • Bala Bala Mentimun? Why Not?
      • Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo, Bidadari yang Per...
      • Berbagi Rahasia Mandi Putri Keraton Bersama Vitali...
      • Omnibus Law, Tak Kenal Maka Tak Sayang
      • Ignaz Semmelweis, Bapak Cuci Tangan Dunia
      • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
      • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
      • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Ra...
      • Sepiring Nasi Goreng Mafia Untuk Menghalau Virus C...
      • Pesan Dari Foto Telanjang Tara Basro
      • Save Me, Belenggu Aliran Sesat
      • 5 Kiat Instagram Keren Bersama Dudi Sugandi
      • Virus Corona, Tak Kenal Maka Panic Buying
      • Point Lab, Coworking Space Nyaman di Lokasi Strate...
      • Ganyong Naik Kelas, Makanan Masa Paceklik yang Jad...
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
    Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu   Pernah dengar kisah “pakde” di zaman orba? Bernama asli Muhammad Siradjudin, pakde berprof...
  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
      The King: Eternal Monarch, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah   Percaya bumi itu bulat? Atau bumi itu datar? Bagaimana dengan dunia...
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
      The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri Yang Mencuri CD   Tahu arti mimpi digigit ular? Ternyata banyak artinya. Bisa berm...
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...
      Sering ikut lomba  di perayaan Hari Kemerdekaan? Kebetulan saya belum pernah ikut. Penyebabnya, rumah kami di kota Sukabumi berjauhan de...
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
    Akhirnya nonton drama China (lagi) Saya sebut (lagi) karena sebelum kerap menikmati drama Korea, saya biasa mengisi me time deng...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates