Enggak Hanya Vidi Aldiano, Kamu Juga Bisa Terkena Kanker!

sumber: detikHealth

Akhir Desember 2019, jagat hiburan tanah air dikejutkan dengan berita  Vidi Aldiano yang terkena kanker ginjal.  Bermaksud memeriksa suaranya yang mendadak hilang, Vidi malah didiagnosa menderita kanker ginjal stadium 3.

Ternyata kanker tak mengenal usia. Tua muda, kaya miskin serta dari ras manapun rentan terkena kanker. Bahkan, seperti yang dikatakan teman dekat Vidi, penyanyi “ Nuansa Bening” yang berusia 29 tahun ini disiplin menerapkan pola hidup sehat.

Konsekuensi hidup di abad milenial ya? Kala air bersih, udara non polutan harus bersaing dengan produk modern yang ditemukan dan diproduksi secara masal atas nama kesejahteraan manusia.

Sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan kanker?
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali yang memiliki kemampuan untuk menyusup dan merusak sel-sel sehat di dalam tubuh.
Berita buruk, kanker telah menjadi pembunuh nomor satu, menggeser penyakit jantung berdasarkan hasil dua survei global terhadap tren kesehatan yang dilaksanakan selama satu dekade. (Publikasi jurnal medis The Lancet , 2019)

Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat, kanker merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak setelah jantung dan stroke. Prevalensi penderita kanker di Indonesia adalah 1,4% dengan jumlah total 347.792 penderita.

Khusus di  Jawa Barat,  anggota masyarakat yang menderita penyakit kanker bertambah banyak dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. 

Data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada 2017 menyebutkan sebanyak 21 dari 100.000 orang di Jawa Barat diprediksi menderita penyakit kanker.

Duh langsung ciut hati ini 😢😢

sumber:askhealthnews.com

Mengenal Kanker Kolorektal

Beruntung, pada 30 Januari 2020 , saya mengikuti seminar Media “Tangani Kanker Kolorektal Sejak Dini” di  CGV 23 Paskal, Jalan Pasir Kaliki 25 – 27 Bandung. 

Pematerinya sungguh keren, Dr Zee Yin Kiat, Senior Consultant Medical Oncology Parkway Cancer Centre. Dr. Zee merupakan anggota dari American Society of Clinical Oncology, serta pendiri Hepatopancreatobiliary Association of Singapore. Beliau juga anggota dewan dari National Healthcare Group Domain Specific Review Board dan Chapter.

Wow banget deretan  prestasinya ya? Padahal ngga saya tulis semua lho, bukti  bahwa penelitian panjang beliau menghasilkan cara penyembuhan kanker paling tepat. Agar masyarakat memahami bahwa pengobatan herbal seperti minum daun sirsak, bukan solusi terbaik.

Mengapa pembahasan hanya berfokus pada kanker kolorektal?

Karena ada banyak jenis kanker, pendekatannya berbeda. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2018, kanker kolorektal diderita 8, 6 % masyarakat Indonesia. Tertinggi ditempati kanker payudara  (16,7%),  diikuti oleh kanker serviks (9,3%), paru (8,6%),  dan hati (5,3%).

Kanker kolorektal juga merupakan jenis kanker yang tidak famous di masyarakat umum.

Iya kan? Saya juga baru dengar.

Bukan tanpa sebab masyarakat kurang mengenal kanker kolorektal ,  gejalanya  tersamar dengan penyakit lain yang lebih umum. Sering, pasien merasakan gejala kanker kolorektal ketika kanker sudah berkembang jauh.

Pada Survei Globocan 2018, di Indonesia, kanker kolorektal adalah kanker nomor dua paling banyak diidap oleh pria setelah kanker paru. Sedangkan di Singapura, kanker kolorektal dideteksi merupakan kanker yang paling umum ditemukan pada perempuan.

Apa yang dimaksud kanker kolorektal?
Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum).
Kanker ini juga dikenal dengan sebutan kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.

Kebanyakan kanker kolorektal bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker kolorektal. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker juga tergantung kepada jenis polip itu sendiri.

sumber; gulfnews.com

Gejala dan Cara Pencegahan Kanker Kolorektal

Ada gejala-gejala khas yang dialami penderita kanker kolorektal, yaitu:
  • Perubahan kebiasaan BAB (diare atau konstipasi/sulit buang air besar)
  • Perasaan bahwa perut tidak sepenuhnya kosong.
  • Terdapat darah (merah cerah atau pekat) pada BAB atau kotoran/faces.  
  • Ukuran BAB/faces lebih kecil/pipih dibanding biasanya.
  • Sering mengalami kram perut atau sakit akibat gas lambung,. atau merasa kembung.
  • Kehilangan berat badan tanpa alasan.
  • Selalu merasa letih.
  • Sering merasa mual atau muntah-muntah

 Gejala-gejala di atas tidak selalu disebabkan kanker. Karena pada tahap awal, umumnya kanker tidak menunjukkan rasa sakit.  Agar mendapat diagnosa yang tepat, sebaiknya segera menemui dokter, dan menerima pengobatan sejak dini jika ternyata kanker.

Dokter akan melakukan test skrining untuk mendeteksi secara dini. Test digunakan untuk menemukan polip, kanker atau kondisi abnormal lainnya. Deteksi dini kanker kolorektal dapat membantu efektivitas pengobatan kanker. 

Beberapa test skrining meliputi pemeriksaan tinja atau kolonoskopi.  Dalam pemeriksaan  kolonoskopi, digunakan konoloskop, suatu tabung tipis dan fleksibel, yang dimasukkan melalui dubur sehingga memungkinkan dokter untuk memeriksa lapisan dalam usus besar. 

Biasanya dilakukan dengan sedasi ringan, kolonoskopi membutuhkan waktu sekitar 15 menit; polip jinak dapat dihilangkan selama proses.

Pencegahan atau pengobatan preventif selalu lebih baik dibanding proses pengobatan. Dr Zee menyarankan pola hidup sehat, yaitu:
  • Selalu mengonsumsi serat dan kurangi daging merah
  • Jauhi rokok dan alkohol
  • Menjaga berat badan tetap seimbang
  • Cukup istirahat dan pola tidur teratur
  • Olah raga teratur

Dalam JNCI Cancer Spectrum, tercatat  bahwa lebih dari satu jam yang dihabiskan menonton TV setiap hari akan meningkatkan risiko 12%  kanker kolorektal. Sedangkan mereka yang menonton  TV lebih dari dua jam per hari mengalami peningkatan risiko hingga  70%.

Temuan tersebut telah memperhitungkan indeks massa tubuh (BMI) dan olahraga, dan perempuan tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal pun akan mendapat peningkatan risiko. Khususnya kanker dubur daripada kanker usus besar.

sumber: singhealth.com

Mengenal Kanker Ginjal

Menyinggung Vidi Aldiano tanpa membahas kanker ginjal, tentunya tidak adil.  Kerap disebut si pembunuh senyap (silent killer), gejala kanker ginjal sering muncul terlambat karena ginjal terletak di rongga perut yang besar.  Sehingga memungkinkan tumor bersembunyi tanpa menunjukkan tanda-tanda yang terlihat.

Di Indonesia, kanker ginjal menempati urutan ke-22 dari semua jenis kanker yang menyerang penduduk Indonesia (Globocan, 2018). Terdapat 2.112 kasus kanker ginjal yang terjadi selama 2018 dengan tingkat kematian mencapai setengahnya.

Penanganan kanker ginjal sedikit berbeda dibanding kanker lain. Penyebabnya,  secara historis kanker ginjal menjadi kanker yang sangat resisten terhadap kemo sehingga pilihan pengobatannya menjadi sangat terbatas. Namun, berkat kemajuan ilmu kedokteran, kini dokter telah mampu menawarkan metode pengobatan yang lebih efisien untuk pasien kanker ginjal.

Perwakilan CanHope, Risma Yanti

Profil CanHOPE

“Seorang teman saya didiagnosa menderita typhus, namun 3 bulan kemudian meninggal dengan diagnosa kanker. Bagaimana caranya mendapat  second opinion  agar kasus sama tidak terulang?” tanya Susanti Hara, seorang teman blogger.

Nah, kini masyarakat awam bisa konseling pada CanHOPE, sebuah  badan non-profit yang bergerak di bidang layanan konseling dan dukungan terhadap penderita kanker yang diprakarsai oleh Parkway Cancer Centre.  Alamat di Bandung dan email tertera di bawah tulisan.

Agar masyarakat  mendapat penjelasan profesional melalui pendekatan holistik. Untuk itu CanHOPE bekerjasama dengan tim medis dan ahli-ahli kesehatan profesional yang memiliki sumber daya serta informasi yang luas mengenai kanker. Sehingga  pasien serta keluarganya  dapat mengambil keputusan yang tepat.

sumber: thejakartapost.com

Profil Parkway Cancer Center

Parkway Cancer Center (PCC) merupakan  institusi kesehatan dengan rangkaian perawatan kanker komprehensif, yang diberikan melalui konsultan spesialis medis, suster, konselor serta tenaga paramedis profesional lainnya.

Setiap hari  tim PCC bekerja keras untuk memberikan perawatan kanker holistik dalam lingkungan yang aman dan menenangkan. Mereka juga dibantu oleh teknologi medis tercanggih dan telah terbukti sebagai program terapi inovatif untuk mencapai hasil klinis yang optimal bagi pasien

sumber:
The Jakarta Post
Parkway Cancer Center,
Parkway Cancer Centre Bandung, Jl. DrCipto no.28 Bandung
Email : pccbandung@gmail.com
                   


21 comments

  1. Iya, cancer bnyk bgt jenis nya yaaa. Memang harus kudu hati2 dengan gaya hidup.. kita kadang tau gaya hidup sehat, cuma jalankan nya malas, spt olehraga misalnya hehe

    ReplyDelete
  2. Ibuku berpulang setelah bertarung melawan kanker paru.
    Kanker itu silent killer banget, Ambu
    Karena gejalanya kadang miriiipp bgt dgn penyakit lain

    ReplyDelete
  3. Wah,kudu hidup sehat terus nih yah ambu,pola makan dan pola hidup harus lebih diperbaikin lagi.

    ReplyDelete
  4. Kanker jadi pembunuh nomor satu menggeser penyakit jantung, wah...
    Memang lifestyle yang berubah dan hal terkait lainnya tak bisa ditampik jadi penyebabnya. Maka pencegahan dan penanganan kanker secara holistik seperti di Parkway Cancer Center ini bisa jadi solusi. Semoga makin bisa dikendalikan pertumbuhan penyakit kanker ini bahkan bisa teratasi semua

    ReplyDelete
  5. Usus besar pun siapa sangka bisa terserang kanker. Gaya hidup dan kebiasaan yang dilakukan dapat berpengaruh juga ya, makanya penting untuk melakukan pencegahan sedini mungkin

    ReplyDelete
  6. Ya Allah, selalu ngeri kalau baca-baca penyakit kayak gini, kebanyakan memang karena lifestyle juga menentukan ya Mba.
    Semoga kita semua selalu diberikan semangat untuk hidup dengan lifestyle yang sehat dan selalu diberikan kesehatan, aamiin :)

    ReplyDelete
  7. Wah, ternyata ada ya kanker di dalam usus.

    Harus mulai mengganti habbit buruk dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih sehat. Seperti menghindari makanan tak sehat dan olah raga.

    ReplyDelete
  8. Kanker selalu menjadi momok yang sangat mengerikan ya Mbak. Semoga kita dan keluarga kita dijauhkan dari segala penyakit. Sehat lahir batin selalu.

    ReplyDelete
  9. duh serem.. dari gaya hidup terutama pola makan, ya. saya kudu mulai belajar masak makanan yg gak hanya bikin kenyang tp juga gak hilang kandungan gizinya

    ReplyDelete
  10. Hiks sedih saya pas denger berita Vidy Aldiano kena kanker, pantas saja akhir-akhir ini jarang tampil nyanyi.

    Penyakit kanker ini memang bisa terjadi ke siapa sajaa, sadar diri untuk terus menjaga kesehatan juga faktor yang gak mudah di era serba makanan instan sekarang ini.

    ReplyDelete
  11. Salah seorang makmin KEB, Irma Susanti, survivor kanker kolon ini.
    Walau sering masuk rumah sakit untuk perawatan, tapi orangnya kuat dan tabah, kita yang lihat malah suka sedih.
    Sekarang ini memang harus perhatian penuh dengan gaya hidup ya, harus lebih perhatian untuk masalah kesehatan.

    ReplyDelete
  12. Ngomongin kanker selalu bikin sedih ya. Siapa pun, di zaman sekarang sangat mungkin kena. Ya gaya hidup diri sendiri, ya pengaruh luar, sangat bisa membuat siapa pun kena. Jadinya kudu mengubah itu semua. Semoga kita semua bisa menjaga kesehatan. Dan terbebas dari penyakit yang satu ini.

    ReplyDelete
  13. Kalo ke CanHope mungkin harus datang langsung, ya, Ambu? Kalau bisa secara online, kami-kami yang di luar pulau Jawa mungkin bisa lebih mudah ya untuk mencapatkan second opinion terkait kanker supaya tak ada lagi kejadian yang awalnya divonis sakit apa eh tahunya sakitnya kanker. Kanker ini selalu bikin sedih mendengar atau membacanya. Beberapa kerabat dan kawan sudah ada yang meninggal setelah mengidap penyakit ini. :(

    ReplyDelete
  14. Amalkan hidup sehat mukai sekarang. Makan makanan yang bergizi, atur pola tidur dan sering olahraga untuk menghindari berbagai penyakit seperti kanker. Sekoga kita semua dan Vidi Aldiano selalu diberikan kesehatan

    ReplyDelete
  15. Kanker makin banyak jenisnya ya, Mbak. Dan semakin banyak penderitanya huhuhu, bahkan yang sudah menerapkan hidup sehat saja bisa kena. Terima kasih artikelnya, Mbak Maria.

    ReplyDelete
  16. Kanker ini bisa menyerang siapa saja ya mbak. Jadi harus lebih berhati2 nih dalam menjalani hidup. Btw saja baru tahu, Vidi alviano terserang kanker ginjal

    ReplyDelete
  17. Inipun yang selalu jadi kehati-hatian saya dalam menjaga kesehatan
    Namun saya juga diinfo supaya tidak terlalu kepikiran karena toh nanti sakit malahan

    ReplyDelete
  18. Innalillahi wa inna Illaihi rooji'uun. Semakin ngeri ya penyakit jaman sekarang. Apalagi pas baca cerita teman mbak yang temannya meninggal dan ternyata salah diagnosa. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiiiin.

    ReplyDelete
  19. Semoga saya dan sekeluarga terhindar dari kanker ya Allah. Amiiinnn

    ReplyDelete
  20. Ngeri za kak.... Ternyata kanker itu sudah ada dimana mana dan banyak banget yang sudah terjangkit.

    ReplyDelete
  21. Bacanya jadi mikir-mikir sendiri. Ngeri ternyata bisa kena ke siapa aja. Semoga terhindar dari penyakit ini. T.T

    ReplyDelete