Setiap
anak dilahirkan suci murni. Bersih tanpa noda. Ibu, ayah serta lingkungannyalah
yang mengubah sang bayi. Apakah akan menjadi seorang soleh yang bermanfaat,
atau sebaliknya, menjadi monster
berdarah dingin yang mampu membunuh ibunya sendiri.
Dalam
salah satu tausiahnya, dr Tauhid Nur Azhar menjelaskan bahwa sejatinya setiap
manusia memiliki kecenderungan yang sama, yang akan muncul jika ada pemicunya.
Sakit
asma misalnya, setiap orang memiliki kecenderungan tersebut, orang tua si anaklah yang bertanggung jawab, apakah
selama dalam pengasuhan mereka mendorong pemicu atau tidak. Jika ya, maka si
anak akan berpenyakit asma, demikian pula sebaliknya.
Lebih
lanjut, ustaz yang juga salah satu founder fakultas kedokteran Unisba
Bandung ini menjelaskan, bahwa seorang anak bisa/tidak bisa melakukan tindak
kriminal, sangat tergantung pada didikan
orang tua. Karena itulah orang tua wajib membekali anak-anaknya dengan norma
agama, hukum dan sosial.
Gimana
jika justru sang ayah seorang pembunuh? Seperti dalam drama Korea, “Abyss”.
Pembunuh berantainya adalah seorang dokter. Jika ada yang tidak berkenan dihatinya,
maka dia akan membunuh. Alasannya nyleneh: “Jumlah orang yang saya tolong di
meja operasi lebih banyak dibanding yang saya bunuh”.
Oh
Yeong-cheol, nama dokter sekaligus pembunuh berantai tersebut memiliki seorang
anak, Oh Tae Jin yang memiliki kecenderungan sama, membunuh ketika berhadapan
dengan kasus yang membuat hidupnya tak nyaman.
Beruntung
anak lainnya yang juga kerap mendapat tekanan sejak kecil, Oh Su-jin, tidak
demikian. Walau punya perilaku tak terpuji lainnya, tapi norma yang dilekatkan
ibunya, bisa membuatnya terhindar dari
kecenderungan membunuh seperti yang dimiliki ayah dan kakaknya.
Drama
Korea lain mengenai monster yang menjadi kepala keluarga adalah “Come and Hug Me”. Si ayah adalah pembunuh berantai. Sedangkan dua anaknya mengambil jalur
berbeda. Si sulung mirip ayahnya, sedang
anak kedua justru menjadi penegak kebenaran.
Lain
halnya dengan Kim Do Ran. Akibat ayahnya yang tak berdosa, Kang So Il dituduh
sebagai pembunuh dan harus masuk penjara, Kim Do Ran dan Kang So Il harus
menerima diskriminasi perlakuan dari masyarakat sekitar.
“Abyss membangkitkan yang mati menjadi bentuk jiwanya”.
Yang
berarti setiap orang yang dihidupkan kembali akan berubah bentuk. Nggak selalu ekstrim
perubahannya, karena merujuk pada tagline tersebut di atas.
Sayangnya
kesaktian “Abyss” tidak berlaku selamanya. Benda ini berpendar, mengeluarkan
warna pelangi “mejikuhibiniu” setiap ada kematian. Setelah sinarnya habis, “Abyss”
akan raib dari muka bumi bersama pemiliknya.
Park
Bo Young sebagai Go Se Yeon (after death), jaksa rupawan yang berganti wajah usai
dibangkitkan lagi. Sebelum mati, Go Se
Yeon adalah perempuan cantik jelita bertubuh tinggi, langsing nan sexy. Sesudah
dihidupkan kembali, tubuhnya menjadi semeter tak sampai. :D
![]() |
Go Se Yeon (before death) |
Debatable
sih soal cantik nggaknya wajah Go Se Yeon yang baru. Walau Kim Sa Rang sebagai
Go Se Yeon (before death) memiliki wajah jelita plus body semlohei, wajah Park
Bo Young sebagai Go Se Yeon (after death) juga nggak kalah cantik. Beda di
tinggi badan doang, namun justru imut menggemaskan. :D :D
Go
Se Yeon dihabisi hidupnya karena menemukan titik terang dalam penyelidikan kasus
pembunuhan berantai yang dilakukan dokter Oh Yeong-cheol, si monster pembunuh.
Usai
dibangkitkan lagi dengan menggunakan “Abyss”, wajah Go Se Yeon berubah menjadi
wajah Lee Mi Do, seorang jaksa perempuan lain yang sedang sekolah lagi ke USA
dan menjalani operasi plastik.
Keadaan
menjadi rumit ketika Lee Mi Do asli muncul, terlebih dia adalah pacar detektif
Park, partner jaksa dalam kasus Oh Yeong Cheol. Beruntung walau memakai wajah
orang lain, namun sidik jari, golongan darah serta DNA mereka tetap sama,
sehingga bisa dideteksi garis keturunannya.
Ahn
Hyo Seop sebagai Cha Min (after death), pria buruk rupa (before death) yang mencintai Go Se
Yeon selama 20 tahun. Selalu ada dalam lingkaran hidup Go Se Yeon, sebelum dan
sesudah kematiannya.
![]() |
Cha Min (before death) |
Nasib
tragis membuat Cha Min berkenalan dengan Jang Hee-jin, cewek matre yang
ternyata anak pembunuh berantai, Oh Yeong-cheol. Gara-gara Jang Hee Jin pula,
Cha Min diburu polisi dengan tuduhan membunuh Go Se Yeon.
Padahal
justru berkat Cha Min, Go Se Yeon hidup kembali dengan bantuan “Abyss”.
Bedanya, sebagai pemuda baik hati, Cha Min berubah bentuk (after death) menjadi
tampan bukan kepalang. Ditambah
kemampuan finansialnya yang tajir melintir,
membuat Cha Min mampu menundukkan hati setiap perempuan di muka bumi
ini. :D
Kwon
Soo-Hyun berperan sebagai Jaksa Seo Ji Wook. Sebetulnya dia bernama Oh Tae Jin, anak kandung pembunuh berantai Oh
Yeong-cheol.
Semasa
kecil, dia melihat kecelakaan yang berakibat kematian pada anak dan istri hakim Seo Cheon Sik. Dasar licik, sebagai upah tutup mulut, Tae Jin pun mengajukan diri untuk menutupi
aib. Sehingga masyarakat mengenalnya sebagai anak Hakim Seo.
Sebagai
jaksa, Seo Ji Wook berkawan akrab dengan Go Se Yeon, membuat Go Se Yeon lengah
dan menceritakan semua kasus pada Seo Ji Wook. Beberapa kali Oh Yeong-cheol lolos dari kejaran polisi berkat bantuan jaksa Seo.
Han
So-Hee berperan sebagai cewek matre,
Jang Hee-jin. Anak kedua (anak tiri) pembunuh Oh Yeong-cheol ini sebetulnya
cuma morotin Cha Min.
Dalam
pelariannya, Hee Jin bertemu dengan ayah tiri yang menyandera ibunya. Sang ibu
akan dilepas jika Hee Jin mau berbohong pada polisi, menyatakan bahwa Cha Min
lah yang membunuh Go Se Yeon.
Ternyata
malang nian nasib Hee Jin. Usai berbohong, jangankan bisa bertemu ibunya, Hee
Jin malah dilindas truk yang dikendarai sang ayah tiri, Oh Yeong Cheol. Tega
banget ya?
![]() |
Perolehan rating Abyss di Korea. Lumayan disukai. |
Sinopsis
(Wikipedia)
Go
Se-yeon adalah jaksa cantik yang selalu sukses memenangkan perkara. Dia
bersahabat dengan Cha Min, pemuda buruk rupa pewaris kerajaan kosmetik. Lewat kejadian yang berbeda, “Abyss” membuat mereka
berdua hidup kembali.
"Abyss"
adalah objek langit yang memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali apa pun
yang telah mati; tubuh-tubuh yang bereinkarnasi mengambil rupa jiwa orang
tersebut. Ketika Go Se-yeon hidup kembali dengan wajah secantik
sebelumnya, Cha Min justru kebalikannya,
dia terlahir kembali sebagai pemuda tampan nan memikat.
Go
Se-yeon dan Cha Min bekerja sama untuk menangkap pembunuh Go Se-yeon.
Review:
Mungkinkah
2 insan berbeda jenis kelamin bisa bersahabat hingga 20 tahun lamanya? Rasanya
kok nggak mungkin ya? Perempuan dan pria kan diciptakan Tuhan untuk saling
berpasangan. Kecuali keduanya sepakat, memiliki pasangan masing-masing dan
terjadilah persahabatan dari 2 pasang suami istri.
Demikian
juga dengan persahabatan Go Se Yeon dan Cha Min. Go Se Yeon, dewi kecantikan
yang memukau sejak sekolah lanjutan, bersahabat dengan Cha Min, si buruk rupa
yang rupanya naksir tapi nggak berani nembak.
Hingga
akhirnya Cha Min dicomblangin dan hampir menikah dengan Jang Hee-jin yang punya
nama asli Oh Su-jin. Menjelang hari H, Hee Jin yang matre membatalkan
pernikahan dengan ucapan:
Maafkan, mari batalkan pernikahan. Saya cuma nggak sanggup seranjang, makan dan melihat muka burukmu selamanya. Maafkan, saya nggak sanggup.
Gilak.
Sakit hati dong ya? Begitu terpuruknya Cha Min, dia memutuskan untuk bunuh
diri. Ketika jatuh dan mati, 2 orang mahluk luar angkasa (?) menghidupkannya
kembali dengan Abyss, benda yang menghidupkan kembali sesuai bentuk jiwanya.
Cha
Min misalnya, wajah asal sih buruk rupa, tapi hatinya mulia banget. Begitu
lembutnya hati Cha Min hingga siapapun yang mati dihidupkannya kembali. Tak
peduli siapa dia. Apesnya, salah seorang yang dihidupkannya kembali adalah
pembunuh berantai, monster yang menghabisi nyawa Go Se Yeon, gadis pujaan
hatinya.
Orang
lain yang dihidupkan kembali adalah Jang Hee Jin, perempuan jahat yang
berkhianat pada Cha Min. Kesembronoan Cha Min membuat “Abyss” sempat terlepas
dari genggamannya dan menjadi milik Oh Yeong-cheol, monster sadis yang dengan
ringannya membunuh, menjahit korban dan menguburnya dengan rapi.
Mengusung
banyak pesan moral, drama “Abyss” terasa padat dan rigid. Membuat penonton tak
ingin kehilangan satupun adegan. Terlebih chemistry kedua pemeran utama, dapet
banget, ngeblend abis.
Nggak
hanya terpaku pada kecantikan Park Bo
Young dan ketampanan Ahn Hyo Seop, penonton pun mendapat pesan moral usai
menonton “Abyss”. Tentang bagaimana pola parenting sangat mempengaruhi masa
depan sang anak. Oh Su-jin walau nggak sekejam kakak dan ayah tirinya, tetap
berkelakuan buruk ketika menghadapi kemiskinan.
Pesan
moral lainnya adalah mengenai persahabatan Go Se Yeon dan Cha Min. Bahwa
ketulusan akan selalu memenangi pertarungan. Bahwa persahabatan mungkin awal
dari kisah cinta yang sesungguhnya.
Profile
(Wikipedia)
Hangul : 어비스
Genre : Romantic comedy, Fantasy, Crime
Created
by: Studio Dragon
Written
by: Moon Soo-yeon
Directed
by: Yoo Je-won
Starring:
Park Bo-young, Ahn Hyo-seop, Lee Sung-jae
Country
of origin:South Korea
Original
language(s): Korean
No.
of episodes: 16
Tentang asma sebagai pembuka, jadi maksudnya orangtua yang menjadi penyebab pemicunya ya? Kok saya bingung jadinya..karena saya dan suami bukan pengidap asma (tapi saudara kandung kami ada yang asma), sekarang kedua anak kami asma semua...:D
ReplyDeleteOh ya, drama bergenre seperti ini bukan favorit saya, tapi menilik pesan moral dan kualitasnya...sepertinya menarik juga
Bener banget kak, perkembangan anak tergantung didikan orang tua dan lingkungan nya. Anak akan menjadi baik bila sejak kecil diajarkan sopan santun dan tata krama yg baik pula. Begitu sebaliknya.
ReplyDeleteReview-nya udah selengkap ini. Masih perlu nonton lagi nggak ya? :D
ReplyDeleteBanyak pesan moralnya ya. Jadi bayangin nontonnya ga bakal ngantuk. Pastinya kebaikan akan menang atas kejahatan hehe
ReplyDeleteDuhhhh aku jadi baper nih, Ambuuu
ReplyDeleteSemoga aku dan suami diberi kekuatan oleh Allah untuk jadi ortu yg baiiikk