Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us


Mungkinkah sepasang manusia, beda jenis kelamin, bisa menjalin persahabatan? Kecil kemungkinannya. Karena Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Laki-laki dan perempuan saling tertarik, naksir dan timbul rasa suka.

Drama Korea “The Time We Were Not in Love” mengupas tuntas mengenai persahabatan beda jenis kelamin ini. Juga kebiasaan bertanya pada perempuan/pria yang masih jomblo dengan:
“Kapan nikah?
Untuk kaum perempuan, pastinya ngeselin banget ya? Kecenderungan menikah muda nampaknya semakin langka. Kaum perempuan pingin sekolah dulu, pingin berkarir dulu, pingin ngerasain dapat gaji sendiri, dst ... dst.

Karena semakin ketatnya persaingan, membuat jalan masuk  perguruan tinggi begitu berliku. Belum lagi mikirin biayanya. Masa sesudah lulus,  ijazahnya cuma masuk map, kemudian disimpan dalam lemari terkunci?

Dengan premis sederhana yang mudah ditemui di tengah masyarakat, yaitu perempuan yang terlambat menikah, serta lika liku kehidupan percintaannya. Agar penonton tidak bosan, dibutuhkan pemain watak yang kuat. Plot cerita yang nggak bosenin. Serta sutradara yang piawai.

“The Time We Were Not In Love” berhasil meramu semua itu. Sejak awal hingga akhir, penonton terbuai tingkah laku Oh Ha Na yang diperankan Ha Ji Won, aktris papan atas, jaminan mutu untuk setiap perannya. Nggak heran, raihan rating “The Time We Were Not in Love” lumayan tinggi.
























Menilik bionya, Ha Ji Won sangat selektif dalam memilih peran. Nggak setiap tahun membintangi  film/drama. Walau nampaknya ada kecenderungan berperan sebagai perempuan tomboy nan tangguh. Baru di drama “The Time We Were Not in Love”, Ha Ji Won menjadi perempuan romantis, ceria, terkadang kekanakan namun nggak menye-menye yang bikin jengkel. Sungguh pemain papan atas.

Lee Jin-Wook sebagai Choi Won juga berakting sangat mulus. Chemistry keduanya sangat kuat. Membuat penonton terbuai sejak awal hingga akhir. Nggak heran perolehan rating drakor “The Time We Were Not in Love” lumayan tinggi.

Drama “The Time We Were Not in Love”, emang bukan drama baru. Besutan tahun 2015.  Dibuat sebelum “Hospital Ship” yang dibintangi Ha Ji Won tahun 2017. Namun topiknya sangat relevan. Tentang masyarakat yang nyinyir melihat perempuan yang belum menikah di usia lanjut.

Baca juga: Hospital Ship, Layanan Kesehatan yang Bikin Mupeng

Fashionnya juga masih menarik untuk dinikmati. Dalam “The Time We Were Not in Love”, Ha Ji Won berperan sebagai ketua pemasaran produk sepatu. Sehingga kebayang kan betapa modisnya sepatu-sepatu yang bersliweran, termasuk yang digunakan Ha Ji Won. Mupeng abis. :D  :D


Ha Ji Won sebagai Oh Ha Na, ketua gank perempuan yang ditaksir banyak cowok sejak di sekolah lanjutan. Rumah Oh Ha Na bersebelahan dengan Choi Won. Sekolahnyapun barengan pula.

Sayangnya walau perasaan keduanya ngeri-ngeri sedap, tapi keputusan untuk jadian harus melalui banyak kisah cinta lainnya dulu. Yang pastinya banyak duka selain suka. Seperti saat Oh Ha Na dicampakkan Cha Seo-Hoo di pesta pertunangan.


Lee Jin-Wook sebagai Choi Won, pemuda samping rumah yang selalu menyiapkan pundaknya ketika Oh Ha Na merasa sedih. Hubungan Choi Won dan Oh Ha Na ibarat amplop dan  perangko. Saling menempel dan membutuhkan. Dimana ada Oh Ha Na, disitu ada Choi Won.

Walau Choi Won naksir Oh Ha Na sejak di sekolah lanjutan, setelah 17 tahun pertemanan, barulah Choi Won berani nembak. Melalui pasang surut dan putus nyambung persahabatan. Seperti kata pepatah, kalo sudah jodoh tak akan kemana, pasti bertemu. ^_^


Yoon Gyun-Sang sebagai Cha Seo Hoo, pemuda impian setiap perempuan. Sebagai pianis kelas dunia, Seo Hoo populer, kaya raya dan tampan.

Namun seperti halnya pria beken, Cha Seo Hoo amat egois. Tidak hanya suka mengatur Oh Ha Na,  juga tega meninggalkan Oh Ha Na di pesta pertunangan tanpa penjelasan. Sebelnya,  3 tahun kemudian datang lagi dengan wajah tanpa bersalah. Malah marah ketika mengetahui Choi Won lah yang menghibur Oh Ha Na dengan memeluknya.

Jiah ni cowok ke laut aja :D  :D Tapi begitulah mungkin perangai artis terkenal ya? Merasa dunia ada dalam genggamannya.

Sinopsis Plot oleh Staf AsianWiki ©
Tentang seorang perempuan, Oh Ha-Na (Ha Ji-Won) dan pria,  Choi Won (Lee Jin-Wook) yang sama-sama berusia 34 tahun. Keduanya telah menjalin persahabatan selama 17 tahun.

Kini, Oh Ha-Na telah menjadi  perempuan karir yang sukses. Sedangkan Choi Won bekerja sebagai asisten purser untuk sebuah maskapai penerbangan. Ibarat mimi dan mituno, Choi Won selalu ada disamping Oh Ha-Na, membantunya setiap kali mendapat masalah.

Akankah persahabatan mereka berakhir dengan percintaan? Ada ujian menghadang, yaitu cinta lama Oh Ha Na,  Cha Seo-Hoo (Yoon Gyun-Sang), seorang pianis yang pernah membuat Oh Ha Na mabuk kepayang.
Serta Lee So-Eun (Choo Soo-Hyun), pramugari yang tak segan menyatakan cintanya pada Choi Won. 


Review:
Bagaimana rasanya selalu curhat dengan seseorang? Selalu berkisah dari A-Z. Ada yang nyebelin di tempat kantor, curhat. Ada cowok cakep, curhat. Terlebih ada makanan enak, semua diceritain.

Seperti itulah hubungan persahabatan Oh Ha Na dan Choi Won. Seperti tak ada rahasia diantara keduanya. Padahal ada. Yaitu rasa cinta Choi Won yang terpendam sejak mereka di bangku sekolah lanjutan.

Sayang, rasa itu tak pernah terucap. Gara-gara sahabat Choi Won juga naksir Oh Ha Na. Biasalah ABG pastinya punya solidaritas kuat. Terlebih sang sahabat meninggal lebih dulu karena kecelakaan maut.

Sesudah dewasa, kesulitan lain menghadang. Oh Ha Na harus ke luar negeri. Choi Won harus wamil. Sungguh tidak mudah.

16 episode “The Time We Were Not In Love” terasa padat. Oh Ha Na diselingkuhi, dapat gebetan berondong dan yang paling parah sewaktu balik lagi ke cinta lama yang hampir menyeretnya ke altar pernikahan. Bikin gemes, “kok mau sih?”

Cha Seo-Hoo yang diperankan Yoon Gyun-Sang emang bikin meleleh. Ganteng, kaya dan populer sebagai pianis yang kerap konser ke mancanegara, membuat Choi Won nggak ada apa-apanya.

Pejuang second lead harap berbesar hati karena bagaimanapun pemeran utama selalu memenangkan pertarungan. :D  :D Herannya Yoon Gyun-Sang di drama Korea  Clean With Passion For Now kerasa jauh banget dengan penampilannya sebagai Seo Hoo.

Usai menonton “The Time We Were Not in Love”, penonton juga diajak merenung. Pilih mana? Suami kaya, beken dan ganteng? Atau pasangan yang berprofesi  biasa-biasa aja tapi bikin nyaman?

Bagaimanapun, pernikahan untuk seumur hidup. Di dalam perjalanan waktu, pasti ada perubahan. Sekarang ganteng ngga ketulungan, dua puluh tahun kemudian pastilah berubah. Semua yang bersifat fisik tidaklah abadi.

Penonton juga diajak untuk jangan takut menjadi jomblo. Jangan ngebet nikah. Mungkin saja jodoh datang di usia 40 +tahun seperti  yang dialami  Choi Mi Yang, kerabat Choi Won, dengan pria sebayanya, Profesor Park Jong Hoon, guru Seo Hoo.

Percintaan mereka ternyata menghadirkan janin dalam kandungan Choi Mi Yang, yang pastinya disambut dengan penuh tanggung jawab. Beda banget jika si perempuan masih bau kencur. Boro-boro mau ngasuh anak, mempersiapkan dirinya sendiri pun belum mampu.

Atau dengan kata lain, nggak usah ngejar-ngejar jodoh. Jodoh akan datang pada waktunya. Ketika kedua belah sudah siap. Sehingga nggak ada lagi perceraian dengan alasan nggak cocok. 
Pernikahan memang penyatuan 2 jenis kelamin, 2 latar belakang serta perbedaan-perbedaan lain. Sifat seseorang nggak mungkin diubah. 

Pernikahan membutuhkan sikap legowo untuk menyesuaikan diri  dengan sifat yang dibawa sejak lahir.

Ingin menonton “The Time We Were Not in Love”? Kamu bisa banget unduh disini:
5 Situs Download Gratis Drama Korea yang Recommended

Profile
Drama: The Time We Were Not In Love (English title) / The Time That I Loved You (literal title)
Revised romanization: Neoreul Saranghan Shigan
Hangul: 너를 사랑한 시간
Director: Jo Soo-Won
Writer: Jung Do-Yoon, Lee Ha-Na
Network: SBS
Episodes: 16
Release Date: June 27 - August 16, 2015
Runtime: Saturday & Sunday 22:00
Language: Korean
Country: South Korea



Setiap anak dilahirkan suci murni. Bersih tanpa noda. Ibu, ayah serta lingkungannyalah yang mengubah sang bayi. Apakah akan menjadi seorang soleh yang bermanfaat, atau sebaliknya,  menjadi monster berdarah dingin yang mampu membunuh ibunya sendiri.

Dalam salah satu tausiahnya, dr Tauhid Nur Azhar menjelaskan bahwa sejatinya setiap manusia memiliki kecenderungan yang sama, yang akan muncul jika ada pemicunya.

Sakit asma misalnya, setiap orang memiliki kecenderungan tersebut, orang tua  si anaklah yang bertanggung jawab, apakah selama dalam pengasuhan mereka mendorong pemicu atau tidak. Jika ya, maka si anak akan berpenyakit asma, demikian pula sebaliknya.

Lebih lanjut, ustaz yang juga salah satu founder fakultas kedokteran Unisba Bandung ini menjelaskan, bahwa seorang anak bisa/tidak bisa melakukan tindak kriminal,  sangat tergantung pada didikan orang tua. Karena itulah orang tua wajib membekali anak-anaknya dengan norma agama, hukum dan sosial.

Gimana jika justru sang ayah seorang pembunuh? Seperti dalam drama Korea, “Abyss”. Pembunuh berantainya adalah seorang dokter. Jika ada yang tidak berkenan dihatinya, maka dia akan membunuh. Alasannya nyleneh: “Jumlah orang yang saya tolong di meja operasi lebih banyak dibanding yang saya bunuh”.

Oh Yeong-cheol, nama dokter sekaligus pembunuh berantai tersebut memiliki seorang anak, Oh Tae Jin yang memiliki kecenderungan sama, membunuh ketika berhadapan dengan kasus yang membuat hidupnya tak nyaman.

Beruntung anak lainnya yang juga kerap mendapat tekanan sejak kecil, Oh Su-jin, tidak demikian. Walau punya perilaku tak terpuji lainnya, tapi norma yang dilekatkan ibunya,  bisa membuatnya terhindar dari kecenderungan membunuh seperti yang dimiliki ayah dan kakaknya.

Drama Korea lain mengenai monster yang menjadi kepala keluarga adalah “Come and Hug Me”. Si ayah adalah pembunuh berantai. Sedangkan dua anaknya mengambil jalur berbeda. Si sulung mirip ayahnya,  sedang anak kedua justru menjadi penegak kebenaran.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Wajib Nonton “Come and Hug Me”

Lain halnya dengan Kim Do Ran. Akibat ayahnya yang tak berdosa, Kang So Il dituduh sebagai pembunuh dan harus masuk penjara, Kim Do Ran dan Kang So Il harus menerima diskriminasi perlakuan dari masyarakat sekitar.

Baca juga: My Only One, Kisah Nestapa Anak Seorang Pembunuh

Dalam “Abyss”, kisah hidup pembunuh sadis, Oh Yeong-cheol dan kedua anaknya: Oh Tae Jin serta Oh Su Jin terkait dengan 2 tokoh utama Go Se Yeon dan Cha Min. Lima orang tersebut sempat mengalami kematian dan hidup lagi berkat “Abyss”, benda dari luar angkasa yang bisa mengembalikan seseorang dari kematian. Abyss memiliki tagline:
“Abyss membangkitkan yang mati menjadi bentuk jiwanya”.
Yang berarti setiap orang yang dihidupkan kembali akan berubah bentuk. Nggak selalu ekstrim perubahannya, karena merujuk pada tagline tersebut di atas.

Sayangnya kesaktian “Abyss” tidak berlaku selamanya. Benda ini berpendar, mengeluarkan warna pelangi “mejikuhibiniu” setiap ada kematian. Setelah sinarnya habis, “Abyss” akan raib dari muka bumi bersama pemiliknya.
 
Go Se Yeon (after death)
Park Bo Young sebagai Go Se Yeon (after death), jaksa rupawan yang berganti wajah usai dibangkitkan lagi.  Sebelum mati, Go Se Yeon adalah perempuan cantik jelita bertubuh tinggi, langsing nan sexy. Sesudah dihidupkan kembali, tubuhnya menjadi semeter tak sampai. :D

Go Se Yeon (before death)
Debatable sih soal cantik nggaknya wajah Go Se Yeon yang baru. Walau Kim Sa Rang sebagai Go Se Yeon (before death) memiliki wajah jelita plus body semlohei, wajah Park Bo Young sebagai Go Se Yeon (after death) juga nggak kalah cantik. Beda di tinggi badan doang, namun justru imut menggemaskan. :D :D

Go Se Yeon dihabisi hidupnya karena menemukan titik terang dalam penyelidikan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan dokter Oh Yeong-cheol, si monster pembunuh.

Usai dibangkitkan lagi dengan menggunakan “Abyss”, wajah Go Se Yeon berubah menjadi wajah Lee Mi Do, seorang jaksa perempuan lain yang sedang sekolah lagi ke USA dan menjalani operasi plastik.

Keadaan menjadi rumit ketika Lee Mi Do asli muncul, terlebih dia adalah pacar detektif Park, partner jaksa dalam kasus Oh Yeong Cheol. Beruntung walau memakai wajah orang lain, namun sidik jari, golongan darah serta DNA mereka tetap sama, sehingga bisa dideteksi garis keturunannya.
 
Cha Min (after death)
Ahn Hyo Seop sebagai Cha Min (after death), pria buruk rupa (before death) yang mencintai Go Se Yeon selama 20 tahun. Selalu ada dalam lingkaran hidup Go Se Yeon, sebelum dan sesudah kematiannya.

Cha Min (before death)
Nasib tragis membuat Cha Min berkenalan dengan Jang Hee-jin, cewek matre yang ternyata anak pembunuh berantai, Oh Yeong-cheol. Gara-gara Jang Hee Jin pula, Cha Min diburu polisi dengan tuduhan membunuh Go Se Yeon.

Padahal justru berkat Cha Min, Go Se Yeon hidup kembali dengan bantuan “Abyss”. Bedanya, sebagai pemuda baik hati, Cha Min berubah bentuk (after death) menjadi tampan bukan kepalang.  Ditambah kemampuan finansialnya yang tajir melintir,  membuat Cha Min mampu menundukkan hati setiap perempuan di muka bumi ini. :D



Kwon Soo-Hyun berperan sebagai Jaksa Seo Ji Wook. Sebetulnya dia bernama Oh  Tae Jin, anak kandung pembunuh berantai Oh Yeong-cheol.

Semasa kecil, dia melihat kecelakaan yang berakibat kematian pada anak dan istri  hakim Seo Cheon Sik.  Dasar licik, sebagai upah tutup mulut,  Tae Jin pun mengajukan diri untuk menutupi aib. Sehingga masyarakat mengenalnya sebagai anak Hakim Seo.

Sebagai jaksa, Seo Ji Wook berkawan akrab dengan Go Se Yeon, membuat Go Se Yeon lengah dan menceritakan semua kasus pada Seo Ji Wook. Beberapa kali  Oh Yeong-cheol lolos dari kejaran  polisi berkat bantuan jaksa Seo.


Han So-Hee  berperan sebagai cewek matre, Jang Hee-jin. Anak kedua (anak tiri) pembunuh Oh Yeong-cheol ini sebetulnya cuma morotin Cha Min.
Dalam pelariannya, Hee Jin bertemu dengan ayah tiri yang menyandera ibunya. Sang ibu akan dilepas jika Hee Jin mau berbohong pada polisi, menyatakan bahwa Cha Min lah yang membunuh  Go Se Yeon.

Ternyata malang nian nasib Hee Jin. Usai berbohong, jangankan bisa bertemu ibunya, Hee Jin malah dilindas truk yang dikendarai sang ayah tiri, Oh Yeong Cheol. Tega banget ya?
Perolehan rating Abyss di Korea. Lumayan disukai.

Sinopsis (Wikipedia)
Go Se-yeon adalah jaksa cantik yang selalu sukses memenangkan perkara. Dia bersahabat dengan Cha Min, pemuda buruk rupa pewaris kerajaan kosmetik.  Lewat kejadian yang berbeda, “Abyss” membuat mereka berdua hidup kembali.

"Abyss" adalah objek langit yang memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali apa pun yang telah mati; tubuh-tubuh yang bereinkarnasi mengambil rupa jiwa orang tersebut. Ketika Go Se-yeon hidup kembali dengan wajah secantik sebelumnya,  Cha Min justru kebalikannya, dia terlahir kembali sebagai pemuda tampan nan memikat.

Go Se-yeon dan Cha Min bekerja sama untuk menangkap pembunuh Go Se-yeon.

Review:
Mungkinkah 2 insan berbeda jenis kelamin bisa bersahabat hingga 20 tahun lamanya? Rasanya kok nggak mungkin ya? Perempuan dan pria kan diciptakan Tuhan untuk saling berpasangan. Kecuali keduanya sepakat, memiliki pasangan masing-masing dan terjadilah persahabatan dari 2 pasang suami istri.

Demikian juga dengan persahabatan Go Se Yeon dan Cha Min. Go Se Yeon, dewi kecantikan yang memukau sejak sekolah lanjutan, bersahabat dengan Cha Min, si buruk rupa yang rupanya naksir tapi nggak berani nembak.

Hingga akhirnya Cha Min dicomblangin dan hampir menikah dengan Jang Hee-jin yang punya nama asli Oh Su-jin. Menjelang hari H, Hee Jin yang matre membatalkan pernikahan dengan ucapan:
Maafkan, mari batalkan pernikahan. Saya cuma nggak sanggup seranjang, makan dan melihat muka burukmu selamanya. Maafkan, saya nggak sanggup.
Gilak. Sakit hati dong ya? Begitu terpuruknya Cha Min, dia memutuskan untuk bunuh diri. Ketika jatuh dan mati, 2 orang mahluk luar angkasa (?) menghidupkannya kembali dengan Abyss, benda yang menghidupkan kembali sesuai bentuk jiwanya.


Cha Min misalnya, wajah asal sih buruk rupa, tapi hatinya mulia banget. Begitu lembutnya hati Cha Min hingga siapapun yang mati dihidupkannya kembali. Tak peduli siapa dia. Apesnya, salah seorang yang dihidupkannya kembali adalah pembunuh berantai, monster yang menghabisi nyawa Go Se Yeon, gadis pujaan hatinya.

Orang lain yang dihidupkan kembali adalah Jang Hee Jin, perempuan jahat yang berkhianat pada Cha Min. Kesembronoan Cha Min membuat “Abyss” sempat terlepas dari genggamannya dan menjadi milik Oh Yeong-cheol, monster sadis yang dengan ringannya membunuh, menjahit korban dan menguburnya dengan rapi.

Mengusung banyak pesan moral, drama “Abyss” terasa padat dan rigid. Membuat penonton tak ingin kehilangan satupun adegan. Terlebih chemistry kedua pemeran utama, dapet banget, ngeblend abis.

Nggak hanya terpaku pada kecantikan  Park Bo Young dan ketampanan Ahn Hyo Seop, penonton pun mendapat pesan moral usai menonton “Abyss”. Tentang bagaimana pola parenting sangat mempengaruhi masa depan sang anak. Oh Su-jin walau nggak sekejam kakak dan ayah tirinya, tetap berkelakuan buruk ketika menghadapi kemiskinan.

Pesan moral lainnya adalah mengenai persahabatan Go Se Yeon dan Cha Min. Bahwa ketulusan akan selalu memenangi pertarungan. Bahwa persahabatan mungkin awal dari kisah cinta yang sesungguhnya.

Profile (Wikipedia)
Hangul            : 어비스
Genre  : Romantic comedy, Fantasy, Crime
Created by: Studio Dragon
Written by: Moon Soo-yeon
Directed by: Yoo Je-won
Starring: Park Bo-young, Ahn Hyo-seop, Lee Sung-jae
Country of origin:South Korea
Original language(s): Korean
No. of episodes: 16





Saat musim dingin berakhir, musim semi akan tiba
Saat satu jalan berakhir, jalan lain akan terbuka
Keputus asaan yang jujur adalah awal dari harapan

Salah satu artikel edisi majalah bulanan “Intisari” pernah memuat mengenai bagaimana seharusnya pendidikan diterapkan. Anak-anak tidak boleh dipukul dan dibentak, sebaliknya diberi penghargaan agar mereka memiliki kepercayaan diri menghadapi masa depan.

Dalam artikel itu pula, Ciputra, salah seorang konglomerat di Indonesia mengakui bahwa dirinya dulu menerapkan cara kuno: kerap memukul anak!  Kemudian berubah, merembet dalam mengaplikasikan bisnisnya. Ngga sekedar mengejar keuntungan pribadi, tapi juga keuntungan bersama dengan dimensi lebih luas.

Nggak heran, Ciputra menjadi  segelintir pengusaha yang memberi ruang pada wirausaha muda, termasuk munculnya sociopreneur yang peranannya sangat yang dibutuhkan negara dengan iklim sosial, budaya, serta perekonomian seperti Indonesia.  

Kdrama “ Revolutionary Love” memuat kasus cara mendidik dan bisnis jadul  tersebut. Anak-anak dipukul dengan keyakinan bakal jadi sosok sukses setelah melalui rangkaian pukulan dan tendangan.

Bisnis dipenuhi muslihat. Awalnya sekedar untuk mendapat profit, lama- kelamaan kerakusan menggelapkan mata. Keuntungan harus diraup sebanyak mungkin agar bisa memberi warisan sebanyak-banyaknya. Jika perlu harta tak habis untuk 7 turunan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sogokan menjadi kata kunci. Slogannya adalah: “Uang bisa menyelesaikan semua masalah”. “Uang bisa membeli segalanya”.

Padahal ....


Choi Si-Won memerankan Byun Hyuk. Nama Byun Hyuk sendiri berarti revolusi. Hyuk, merupakan keturunan ketiga pewaris grup Gangshoo. Dengan kata lain, kakek Byun Hyuk lah yang pertama kali membangun kerajaan bisnis, diteruskan oleh ayahnya, Byun Kang Soo.

Bebeda dengan kakak sulungnya, Byun Hyuk selalu mbalelo sehingga tidak menempati jabatan strategis di perusahaan. Karena selain manja, Byun Hyuk tak pernah lulus kuliah. Hidup hanya untuk berfoya-foya, menghabiskan uang ayahnya, dan tentu saja gonta ganti pacar.

Bersahabat sejak kecil dengan Kwon Je Hoon, akhirnya Hyuk mendapati bahwa kehidupan di luar dunianya ternyata penuh warna. Nggak melulu hitam dan putih.


Kang So Ra sebagai Baek Joon, sosok yang sanggup menjungkirbalikkan kehidupan Byun Hyuk. Awal bertemu, Joon mengira Byun Hyuk berasal dari kelas pekerja seperti dirinya. Yang sehari-hari hanya makan ramen dan jeroan daging. Yang bekerja paruh waktu dengan upah  60 dollar/hari, dan sewaktu-waktu terancam dipecat.

Secara tidak langsung, Baek Joon mengajarkan bahwa tidak semua bisa dibeli dengan uang. Ada persahabatan tulus yang bisa memuluskan rencana, menjalankan suksesi dan membahagiakan banyak orang.
Kisah cinta segitiga yang manispun muncul  antara Joon, Byun Hyuk dan Kwon Je Hoon.
  

Gong Myung memerankan  Kwon Je-Hoon, anak sopir keluarga Byun Kang Soo yang kerap menjadi tumbal ketika Byun Hyuk dan kakaknya berbuat onar. Kwon Je Hoon hanya meneruskan tugas ayahnya yang juga sering menjadi ban serep. Ayah Je Hoon pernah masuk penjara demi menutupi kesalahan anak-anak keluarga Byun.
Jatuh cinta pada Baek Joon, Je Hoon rela menyewa tempat tinggal di kawasan kumuh yang sama dengan Joon.


Choi Jae-Sung sebagai Byun Kang Soo, ayah Byun Hyuk. Berkedok pengusaha kekinian dengan menelurkan buku “manajemen manusia”, Kang Soo sebetulnya amat kejam. Raja tega yang tak ragu menerapkan kekerasan seperti memukul dan menendang.
Termasuk pada anak-anaknya. Dia tega mengusir Hyuk dalam keadaan telanjang.

Umumnya peran orang tua pemeran utama berlangsung tanpa kesan. Tidak demikian halnya dengan Choi Jae-Sung  yang berperan sebagai Byun Kang Soo. Aktingnya bagus banget.


Kyeon Mi Ri sebagai istri Byun Kang Soo. Ibu 3 anak. Anak kedua adalah Byun Hyuk. Berbeda dengan perempuan sosialita lainnya, ibu Byun Hyuk sangat terbuka dengan kehadiran Joon, perempuan dari strata yang nggak selevel dengan anaknya.

Sebagai artis senior, Kyeon Mi Ri menunjukkan kualitasnya. Penonton bakal terbuai seperti aktingnya di “ A Jewel in The Palace” dan “Gangnam Scandal”.

Baca juga: Gangnam Scandal, Terjebak Sinetron ala K- Drama

Byun Hyuk menahan ayahnya yang berulang kali memukul Je Hoon

Sinopsis Revolutionary Love (Asian Wiki)

Byun Hyuk (Choi Si-Won) adalah putra pemilik Grup Gang Soo, konglomerat nan kaya raya. Byun Hyuk hidup berfoya-foya tanpa tujuan tertentu. Hanya menghamburkan uang dan berpacaran. Namun hatinya hangat dan naif.

Takdir membuatnya berkenalan dengan Baek Joon (Kang So-Ra) dan terpaksa harus hidup di daerah miskin yang sama. Walau lulusan perguruan tinggi ternama, Baek Joon bekerja serabutan di beberapa tempat. Hidupnya berubah ketika Byun Hyuk muncul.
Byun Hyuk diusir ayahnya dalam keadaan telanjang

Review Revolutionary Love

Hidup mapan, memiliki suami, rumah dan kendaraan, mungkin impian semua perempuan. Tidak demikian dengan Baek Joon. Akibat trauma melihat ayahnya dicampakkan perusahaan setelah mengabdi puluhan tahun, Baek Joon/ June memilih bekerja paruh waktu, tanpa karir yang pasti.

Hingga di satu kejadian yang naas, Baek Joon bertemu dengan Byun Hyuk. Awalnya Baek Joon  tidak mengetahui bahwa Byun Hyuk adalah anak konglomerat, pemilik grup Gang Soo, tempat ayahnya dipecat dengan tidak hormat. Dituduh menerima suapan.

Kenyataannya, ayah Baek Joon ingin membongkar penggelapan dana perusahaan yang dilakukan Byun Kang Soo, yang membuat beberapa perusahaan fiktif, demi penggelapan pajak.

Walau menulis buku “Manajemen Manusia” namun kepribadian Byun Kang Soo sangat bertentangan. Dia gemar memukul anak-anaknya, juga anak buahnya. Pemutusan hubungan kerja dengan subkontraktor kerap dilakukan tanpa pertimbangan manusiawi. Tak heran banyak  sub kontraktor yang gulung tikar.

Sejak berkenalan dengan Baek Joon, Byun Hyuk mengetahui seluk beluk praktek kotor ayahnya. Sekaligus mendapat ide untuk merevolusi gaya bisnis sang ayah.

Bersama Baek Joon, Kwon Je-Hoon dan pasukan petugas kebersihan, Byun Hyuk menjalankan rencana penggulingan ayah dan kakaknya. Walau itu berarti harus menjebloskan ayahnya ke penjara.

Berbuah positif, harga saham yang semula jeblok, berangsur meningkat.

Kdrama besutan tahun 2017 ini penuh derai tawa sejak awal kisah. Choi Si-Won pas banget memerankan Byun Hyuk. Bahkan di beberapa dramanya,  seperti She Was Pretty dan My Fellow Citizens, Choi Si Won nampaknya didaulat sebagai sosok tampan tapi konyol.

Baca juga: She Was Pretty, Mencari Esensi Cantik

Memiliki tandem Kang So Ra dan  Gong Myung, Choi Si Won berakting prima. Bikin greget sejak awal hingga akhir. Yang perlu dieksplor mungkin hubungan ibu dan anak antara Byun Hyuk dan ibunya, tidak secara verbal, tapi akting. Pelukan mesra dengan sang anak, misalnya.

Karena ibu kandung Byun Hyuk sudah diplot sebagai perempuan yang sangat menyintai anak-anaknya. Dia berani protes ketika ayah Byun Hyuk melakukan serangkaian kekerasan: menendang anaknya keluar rumah dalam keadaan telanjang bulat, dan melarang keras siapapun membantu finansial Hyuk.

Pada titik ini, emosi penonton dibuat campur aduk, antara kasihan, pingin ketawa dan menyetujui tindakan ayah Hyuk. Toh sejatinya sang ayah sangat menyintai anaknya, dia mewanti-wanti Je Hoon agar senantiasa mengawasi anaknya, kemudian melapor padanya.

Atau dengan kata lain, sekejam-kejamnya sang ayah, dia memastikan anaknya tak kurang suatu apa. Sehingga kepasrahannya menerima hukuman agar perusahaan bisa ditata ulang, Gong Myung membuat siapapun terharu.

Yang paling patut diacungi jempol adalah ide mengangkat petugas kebersihan sebagai pasukan yang membantu Hyuk merevolusi perusahaan ayahnya. Awal pengenalan yang pas banget, kemudian adegan mereka membantu Hyuk yang diusir ayahnya, yang harus melalui ujian masuk perusahaan hingga penyelamatan Hyuk dan kawan-kawan yang membawa bukti kejahatan ayahnya.

Membuat siapapun akan mengiyakan bahwa persahabatan is the best, mampu mengalahkan apapun, sekaligus menghasilkan apapun yang bernilai melebihi uang satu truk. Setuju? 😊😊

Akhir terbaik adalah awal yang benar.

Saat satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka.

Saat aku hancur, versi yang lebih baik dariku akan menggantikannya


Baca juga : 5 Situs Download Gratis Drama Korea yang Recommended

So Sweet, Tanda Cinta pasukan kebersihan untuk Bhun Hyuk

Profile
Drama: Revolutionary Love / Byun Hyuk's Love
Revised romanization: Byunhyukui Sarang
Hangul: 변혁의 사랑
Director: Song Hyun-Wook
Writer: Joo Hyun
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: October 14 - December 3, 2017
Runtime: Sat. & Sun. 21:00
Language: Korean
Country: South Korea



 

Hundred Million Stars From the Sky, Tragedi Sepasang Kekasih Korban Aliran Sesat

Ingat dokter Rica? Dokter cantik yang pernah menghilang seusai menjenguk suaminya yang sedang kuliah di Jogja? Hilangnya dokter Rica bersama anaknya, diduga disebabkan suatu kepercayaan/sekte/aliran sesat yang menyuci otak anggotanya hingga urusan duniawi ditinggalkan, hubungan kekeluargaan dinafikan.

Sejatinya, setiap manusia hidup membutuhkan pedoman tentang perbuatan yang buruk dan yang baik. Hingga muncul bermacam keyakinan/ agama yang memberi manusia way of life, bahwa mereka yang berdosa akan mendapat hukuman, yang berbuat baik mendapat pahala.

Beberapa orang tak bertanggung jawab menggunakan keyakinan tersebut untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Keyakinan terhadap dosa dan perbuatan baik tidak lagi dilihat sebagai ekses, tapi berbalik menjadi kegiatan sehari-hari. Memiliki nafsu dianggap dosa. Padahal justru nafsulah yang membuat manusia berlomba-lomba berbuat baik.

Salah satu nafsu yang dimaksud adalah nafsu melindungi anak dan keluarga, menjadikan mereka bahagia, menjadikan mereka sebagai orangt-orang terbaik di masyarakat. Akibat pengaruh aliran sesat, seorang anggota sekte bisa dengan tega menelantarkan anaknya hingga kelaparan. Bahkan mereka merasa bahagia jika anak perempuannya menjadi “persembahan” bagi ketua sekte.

Para sineas Korea membuat beberapa K-drama berlatar gelapnya kehidupan sekte. Paling tidak ada 3 drama Korea yang telah saya tonton, yaitu “Save Me” ,   “Children of Lesser God” dan yang kini saya ulas adalah  ''Hundred Million Stars From the Sky''/“The Smile Has Left”.

Merupakan remake dari “Hundred Million Stars From the Sky” besutan Fuji TV tahun 2002, “The Smile Has Left” hanya mengungkap biang kerok masalah adalah kasus sekte, di episode akhir. Drama ini malah sibuk bertutur mengenai perilaku Kim Moo Young yang diperankan secara ciamik oleh Seo In Guk.

Juga tarik ulur kisah cintanya dengan Yoo Jin kang, yang diperankan Jung So Min pemeran Yoon Jin Hoo dalam “Because This is My First Life. Sementara biang kerok masalah,  kedua orangtua mereka yang terlibat sekte, hanya diperlihatkan sekilas. Padahal gara-gara sekte, timbul rentetan peristiwa tragis,  perselisihan, kesalah pahaman, perpisahan penuh tangis dan pembunuhan.


Seo In Guk sebagai Kim Moo Young, pemuda misterius, yang tidak hanya memiliki bekas luka bakar di punggung dan lengan. Juga luka masa lalu yang awalnya terpendam. Sejak menautkan cinta pada Yoo Jin Kang, pelan-pelan masa lalunya yang terpendam, muncul kembali.


Jung So Min sebagai Yoo Jin Kang. Pemilik luka bakar di lengan yang merupakan adik tersayang Yoo Jin Kook. Walau tau bahwa Jin Kook bukan kakak kandungnya, tak menyurutkan Jin Kang berperilaku sebagai adik yang sangat hangat.


Park Sung Woong berperan sebagai Yoo Jin Kook, detektif polisi cemerlang yang pindah ke Seoul demi melupakan peristiwa berdarah Haesan yang melibatkan dirinya, Jin Kang dan Moo Young. Sesudah 25 tahun berlalu, nasib mempertemukan mereka kembali.


Im Yoo Ri, gadis  bermasa belakang kelam hingga harus mendapat perawatan dokter Yang Kyung Moo. Nasib malang membuatnya diperas oleh teman perempuannya. Beruntung dia berkawan dengan Moo Young,


Yoo Jae Myung berperan sebagai psikiater Yang Kyung Mo, yang merawat Moo Young dan Yoo Ri. Dalam kasus kejiwaan, peran psikiater acap dimunculkan untuk menerangkan kasus secara lebih ilmiah dan masuk akal.

Mengingatkan pada penonton bahwa setiap peristiwa meninggalkan jejak. Dan bahwa peristiwa yang pernah hilang dalam ingatan akan membayangi pemiliknya berperilaku di kemudian hari.


Sinopsis Plot oleh Staf AsianWiki ©
 
Yoo Jin Kook, seorang detektif yang berencana berhenti dari pekerjaannya. namun terobsesi menyelesaikan kasus pembunuhan seorang mahasiswi yang tersamar sebagai bunuh diri.

Dia memiliki seorang adik perempuan dan ingin menjodohkannya dengan Eom Cho-Rong, detektif polisi rekan kerjanya. Sayang sang adik, Yoo Jin Kang malah menyintai Kim Moo Young, lelaki yang diketahui latar belakangnya oleh Yoo Jin Kook.

Yoo Jin Kook menduga ada keterlibatan Kim Moo Young dengan kasus  pembunuhan mahasisiwa, sehingga dia setengah mati menentang pilihan adiknya tersebut.


Review Hundred Milion Stars Fron The Sky

Seperti telah diulas di atas, benang merahnya ada pada kasus aliran sesat yang membuat si kecil Kim Moo Young dan Yoo Jin Kang ditelantarkan oleh orang tua mereka. Ketika para orang tua sibuk berdoa, mereka berdua kerap kelaparan dan saling mengisi.

Sebagai anak yang lebih tua, Moo Young selalu melindungi Jin Kang, demikian juga pada peristiwa tragis, Jin Kang menyenggol teko berisi air panas, Moo Young berusaha menutupinya dengan tubuh ciliknya.

Suatu penyelamatan berdarah membuat sepasang anak manusia ini berpisah. Jin Kang diadopsi Yoo Jin Kook yang mengaku sebagai kakaknya. Sedangkan Moo Young berpetualang, masuk ke panti asuhan, hingga suatu situasi mempertemukan mereka.

Pada saat itu, Jin Kang telah bekerja sebagai desainer produk sedangkan Moo Young bekerja di perusahaan bir sebagai peracik minuman. Di awal kisah, Moo Young justru bermain cinta dengan Baek Seung Ah, teman baik Jin Kang,  hanya untuk iseng, mempermainkan perempuan berharta, untuk kemudian ditinggalkan.

Tidak hanya Baek Seung Ah, seorang perempuan bernama Im Yoo Ri juga diam-diam jatuh cinta pada Moo Young. Bahkan Yoo Ri dibantu Moo Young dari jerat pemerasan temannya, seorang mahasiswi.

Walau hanya dugaan, Yoo Jin Kook sebagai detektif memetakan Moo Young sebagai otak pembunuhan mahasiswi yang semula dianggap bunuh diri. Kemudian tabrakan beruntun Baek Seung Ah dengan calon suaminya. Membuat Jin Kook mencap Moo Youn sebagai iblis dan melarang Moo Young mendekati adiknya, Jin Kang.

Bisa ditebak, bahwa larangan seperti itu tidak digubris oleh pasangan yang sedang mabuk kepayang. Baru berpisah setelah muncul pihak ketiga yang menghembuskan dugaan bahwa Jin  Kang adalah adik kandung Moo Young.

Penulis sekenario dan sutradara berduet ciamik dengan mengisahkan masa kini dan perlahan-lahan mundur ke belakang. Membuat adegan demi adegan berlangsung greget. Penonton dibuat panas dingin melihat Moo Young sebagai tokoh utama kok “jahat sih?”

Umumnya Kdrama, pemeran antagonis baik banget, anak konglomerat. Andaikan sedikit nakal, toh kelak insaf dan kemudian happily ever after dengan si gadis, yang umumnya dikisahkan bak Cinderella, pekerja keras, cantik, jujur dan baik hati.

Kisah menjemukan demikian tidak ditemukan di “ The Smile Has Left”, namun justru lebih mengasyikkan. Penonton akan larut pada permainan Jung So Min sebagai Jin Kang yang setengah mati menyayangi Moo Young.

Chemistry keduanya ngeblend banget. Si cantik dan si ganteng. Sebagai penonton rasanya pingin ikut meneteskan air mata. Terlebih Moo Yong juga serius menyayangi Jin kang. Ngga main-main seperti sewaktu bareng Baek Seung Ah. Penonton  bakal mengampuni Moo Young karena berpikir Seung Ah emang menyebalkan. 😀😀

Actually kan seperti itu, nggak semua kisah cinta adalah murni. Namun juga nggak semua kisah adalah fake. Kedua insan larut begitu saja, waktulah yang kelak membuktikan keputusan kedua insan tersebut.

Terlebih pasangan Moo Young dan Jin Kang yang sudah bersama sejak balita. Akhir kisahnya bisa ditebak. Mereka berdua bahkan muncul kembali di episode 01, Abyss sebagai Zombie nan keren.

Baca juga: 
Abyss, Bangkitnya Anak Monster
Misty, Terbongkarnya Rahasia Sang suami

Profile
Drama: Hundred Million Stars From the Sky (English & literal title) / The Smile Has Left Your Eyes (early English title)
Revised romanization: Haneuleseo Naerineun 1eok Gaeui Byeol
Hangul: 하늘에서 내리는 1억 개의 별
Director: Yoo Je-Won

Writer: Song Hye-Jin
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: October 3 - November 22, 2018
Runtime: Wed. & Thu. 21:30
Language: Korean
Country: South Korea

Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...

Featured Post

Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang

  Cantik Lestari Tanpa Merusak Alam Dengan Minyak Tengkawang Media sosial Indonesia geger. Seorang dokter kecantikan berseteru dengan sesoso...

Categories

  • lifestyle 198
  • review 131
  • drama korea 97
  • kuliner 77
  • healthy 54
  • blogging 47
  • finansial 41
  • review kuliner 39
  • Environment 30
  • budaya 21
  • travelling 19
  • beauty 18
  • Zero Waste Lifestyle 17
  • fiksi 14
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (52)
    • ►  April (9)
    • ►  March (14)
    • ►  February (13)
    • ►  January (16)
  • ►  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ▼  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ▼  June (9)
      • The Time We Were Not in Love, Teman Tapi Menikah
      • Abyss, Bangkitnya Anak Monster
      • Revolutionary Love, Merevolusi Sistem Jadul
      • Hundred Million Stars From the Sky, Tragedi Sepasa...
      • 5 Langkah Menulis Semudah Memasak Mi Instan
      • Parsel Furoshiki, Pengemas Hantaran nan Ramah Ling...
      • Doa dan Harapan Tini
      • Mukena Cantik Untuk Ibunda
      • Rujak Skippy; Jajanan Maknyuz di Hari nan Fitri
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu
    Princess Silver, Gara Gara Dendam Sang Ratu   Pernah dengar kisah “pakde” di zaman orba? Bernama asli Muhammad Siradjudin, pakde berprof...
  • The King: Eternal Monach, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah
      The King: Eternal Monarch, Sepotong Cinta Dalam Fiksi Ilmiah   Percaya bumi itu bulat? Atau bumi itu datar? Bagaimana dengan dunia...
  • The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri yang Mencuri CD
      The Blooms at Ruyi Pavilion (2020), Tentang Putri Yang Mencuri CD   Tahu arti mimpi digigit ular? Ternyata banyak artinya. Bisa berm...
  • Lomba Public Speaking di Hari Kemerdekaan, Usulkan ke Pak RT Yuk ...
      Sering ikut lomba  di perayaan Hari Kemerdekaan? Kebetulan saya belum pernah ikut. Penyebabnya, rumah kami di kota Sukabumi berjauhan de...
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun
    Akhirnya nonton drama China (lagi) Saya sebut (lagi) karena sebelum kerap menikmati drama Korea, saya biasa mengisi me time deng...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates