![]() |
sumber: alibawaba.com |
Beres-beres.........beres-beres.....duh
tebel banget debunya blog ini ^^
Berdebu
gara-gara lama ngga diurus. Penyebabnya klasik sih. Cape kegiatan yayasan
sehingga tulisan setengah jadi atau
sebatas ngedraft. Akhirnya ketiduran
depan laptop. Begitulah .... #sedih. Anehnya ketika stuck malah nonton drama
Korea yang .....yah bikin tambah kacau karena ngga berhenti nonton jika belum
selesai episode terakhir.
Ah
sudahlah. Ada materi bagus yang sayang jika ngga ditulis nih. Yaitu isi
pengajian Evie Effendi yang diselenggarakan Kayana, tour & travel
consultant dalam ajang silaturahmi dengan Blogger Bandung.
Direktur
PT Kayana Almahyra Utama, Rahadian Oktora menjelaskan bahwa perjalanan wisata
maupun konsep event harus sesuai dengan dalil-dalil Islam. Slogannya adalah
“Create your story from here ....” yang menunjukkan kegiatan Kayana bersama pecinta
travelling dan penyelenggaraan event
merupakan tanda bersyukur pada
keagungan dan ciptaanNya.
Berlokasi
di kantor Kayana jalan Cikutra Baru VI
Nomor 26, Kota Bandung, ustaz Evie datang dengan topi kupluknya yang khas, berbaju santai dan
berkacamata. Khas anak muda. Tak heran ustaz Evie kerap dipanggil sebagai ustaz
Gapleh atau ustaz Gaul tapi soleh.
Ridho
ibu ridho Allah. Carilah ridho ibunda agar hidupmu bahagia. Kurang lebih
seperti itulah isi siraman rohani yang disampaikan ustaz Evie Effendi. Hal ini
pas banget dengan setiap aktivitas kita. Jika ada kegiatan yang tersendat,
pernahkah mencoba introspeksi, “Apakah ibunda ridho?”
Di
dalam Al Qur'an, Allah memerintahkan manusia untuk berbakti kepada orangtua
setelah perintah bertauhid. Hadits juga
menyebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha
Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada
kemurkaan orang tua”(HR. Al Bukhari, Ibnu Hibban, At Tirmidzi, Al Hakim).
Ada
kisah mengharukan bahwa Umat Islam sangat memuliakan orangtua, melebihi makhluk
lain di muka bumi:
Diriwayatkan
dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma tentang kisah 3 orang yang terjebak dalam gua,
dan salah seorang dari mereka bertawassul (beramal sholeh) dengan berbakti
kepada orangtuanya.
“Pada suatu hari tiga orang dari
ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada
sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba
sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada
yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka
memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar
Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata:
‘Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia
sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala
kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada
kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk
mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku
dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana
sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun
keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk
meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada
siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku.
Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku
bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu
kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah
perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’
Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit." (HR. Al
Bukhari dan Muslim)
Hiks,
ternyata cukup berbuat baik kepada
orangtua dan taat kepada mereka bisa menjadi jalan menuju surga. Sebaliknya,
durhaka kepada orangtua bisa menjauhkan surga. Na'udzubillah min dzalik.
![]() |
Ustaz Evie Effendi (dok Maria G Soemitro) |
Ustaz
Evie bercerita "Saya pernah melukai
perut teman pakai pisau cutter. Ya selama tiga bulan berada di penjara Rutan
Kebonwaru”
Pada
tahun 2000, dalam usia 24 tahun
alih-alih memberi kebahagiaan dan kebanggaan pada ibunya, Teti Rusmiati, ustaz
Evie malah membuatnya menangis. Di masa itu terasa peranan ibunda yang selalu
menyemangati agar anaknya bertobat.
"Penjara
itu neraka dunia. Kebayang enggak neraka akhirat?" ucap Evie.
"Saya
berpikir, tong baong deui (jangan nakal lagi). Mamah (Teti) sudah sakit saat
merasakan saat melahirkan saya, tapi lebih sakit lagi ketika anaknya ini
ngacapruk (ngaco)," ucap Evie.
Sejak
menghirup udara bebas, Evie mulai membuka lembaran baru. Dia buang-buang jauh
hikayat bejat. Evie percaya, tidak ada kata terlambat menuju arus kebaikan. Bahkan
kini dia berhasil membuat anak muda mau menoleh dan ikut kajian agama Islam. Ya
iyalah yang harus mengkaji agama ngga hanya ibu-ibu dan bapak-bapak kan ya?
Ustad Evi ini lagi jadi idola ya zaman now, saya suka tausiah - tausiahnya
ReplyDeleteAhh Ambuuu...
ReplyDeleteJadi inget lagi curhatannya Ustad Evie kemaren ituh, masih berbekas deh..hiks
Semoga kita semua termasuk rang yang selalu bersilaturahmi ya Mbu, terutama keoada orang tua.
Subhanallah semoga kita menjadi ibu yang mulia dan pantas dimuliakan anak cucu ya bu
ReplyDeleteSubhanallah, makash sharingnya Ambu.
ReplyDeletemasya Allah tenang betul hati baca ini
ReplyDeleteJadi keingetan sama orang tua
ReplyDeleteterlebih yang bersangkutan juga bisa menggiring angkatan muda ya mbak @Tian ? ^^
ReplyDeleteSetuju banget mbak @Nchie, terimakasih udah ngajak kesana ya?
ReplyDeleteiya mbak @Sandra, karena anak cucu akan melihat keteladanan dari orang tuanya.
ReplyDeleteSami - sami teh @Uwien, kita saling berbagi ^^
ReplyDeleteNasihat dari kajiannya mengena banget ya ambu
ReplyDeleteiya @Risky, keseharian kita banget.
ReplyDeletekarena itulah dia mendapat sebutan ustaz gapleh
iya Ra,nampaknya kita harus sering-sering ngecharge hati :)
ReplyDeleteharus sering-sering inget @Armita
ReplyDeletesupaya dapat banyak rizki ^^
Subahanallah.... Terharu baca kisahnya.
ReplyDeleteDuh, bacanya jadi merinding. Inget perkataan dan perbuatan yg mungkin pernah menyakiti hati ibu. Semoga beliau sudah memaafkannya. Thanks sharingnya ya, Mbak.
ReplyDeleteTabarakallahu, Bunda....ditulis rangkuman kajiannya.
ReplyDeleteSaya kagum dengan orang yang berseru pada kebaikan dengan "gaya" nya sendiri yang unik.
Semoga kebaikan demi kebaikan inilah yang menjadi amal jariyyah untuk kedua orangtua.
Aamiin.
Nice! By taking advantage of Gatwick airport cheap parking options, travelers can focus on enjoying their journey and gaining new insights and experiences from their travels.
ReplyDelete