sumber gambar: Dede Diaz Abdurahman |
“Bapak-bapak
MPR, where are you?”
Selama
ini pertanyaan itu selalu berkecamuk dalam pikiran saya. Bukan tanpa sebab,
anggota MPR merupakan para pemegang
tampuk lembaga tertinggi di Indonesia. Nampak jauh tinggi di awan. Tak
terjangkau. Tugas mereka sungguh top of
the top yaitu:
·
Mengubah dan juga menetapkan Undang-Undang Dasar
·
Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum dalam sidang paripurna. ...
·
Memberhentikan kekuasaan eksekutif, yaitu presiden dan juga
wakil presiden dalam masa jabatan yang masih berjalan.
Bayangin, MPR lah yang
bisa melantik dan memberhentikan Presiden. Sementara Presiden sendiri sosok
yang sulit dijangkau. Dikelilingi paspampres yang siap memarahi kalo kita
berani mencolek-colek presiden. Walah ngapain juga keisengan nyolek presiden
ya? :D
Tak berlebihan jika
saya merasa surprise
akhirnya bisa bertemu Ketua MPR dalam acara Gathering Netizen MPR dan BloggerBdg, pada
tanggal 11 Desember 2017 di Ballroom Hotel Aston Tropicana.
Acaranya
pun santai. Beberapa kawan blogger berkisah bahwa dalam acara gathering sebelumnya,
ada penjelasan mengenai 4 pilar. Cukup berat hingga memerlukan waktu
berjam-jam.
Kali
ini berbeda, Ketua MPRRI, Zulkifli Hasan, yang hadir bersama Sekretaris
MPRRI, Ma’ruf Cahyono, mempersilakan
kami, para netizen untuk curhat.
Waw
curhat? Mau…mau …. :D
Tentu saja, seperti kita ketahui, anggota MPR adalah sosok yang sama dengan anggota DPR, yaitu wakil rakyat
yang menjalankan aspirasi rakyat dalam bentuk undang-undang/regulasi.
Nah regulasi ini yang saya tanyakan.
Kok undang-undang nomor 18 tahun 2005 tentang pengelolaan sampah ngga dijalankan?
Terbukti masalah sampah belum pernah tuntas hingga sekarang. Pemerintah masih
saja melaksanakan cara “kumpul, angkut, buang” sampah. Padahal luas bumi
terbatas, sementara penduduk bertambah banyak. Kelak, manusia akan rebutan lahan dengan sampah dong ya? Mengapa pemerintah tidak dijewer?
Dannnn…..
Pak Zulkifli rupanya amat menguasai
lapangan. Beliau bertanya pada audience:
“Siapa yang bertanggung jawab mengurus sampah?”
Rata
– rata menjawab Dinas Kebersihan dan pemerintah dong ya.
Hingga
pak Zulkifli memberi 2 opsi. “Pemerintah
atau kita?”
Hehehe
akhirnya sadar deh, itu pertanyaan jebakan. Karena jawabannya tentu saja adalah
“kita”.
Yah,
manusiawi banget ya? Menyalahkan orang lain atas problem yang penyebabnya
adalah ulah kita. Contohnya ilustrasi ini nih. Pas banget bukan?
Tidak
hanya masalah sampah, problem yang lainpun disinggung pak Zulkifli dengan
pernyataan: “Jika semua diserahkan pada pemerintah maka masalah ngga akan
kelar-kelar”.
Wow,
memang sebaiknya kita instropeksi diri dulu sebelum mengkritik pihak lain.
Masalah kelangkaan gas 3kg, misalnya. Harusnya ditanyakan pada hati nurani:
“Apakah saya termasuk golongan masyarakat miskin hingga harus menggunakan gas subsidi pemerintah?”
Jika
kita tidak termasuk golongan miskin dan tidak menggunakan tabung gas 3 kg,
bukankah ada solusi bahan bakar lainnya. Kompos listrik misalnya. Atau gas alam
dari PGN. Dan yang terbaru adalah kompor berbahan baku gas metan, hasil
pengolahan sampah organic
Acara curhat dengan pak Zulkifli terasa begitu
singkat. Waktu terasa berhenti berputar.
Tentunya kami para netizen sangat berharap di tahun-tahun mendatang akan
bertatap muka lagi dengan Ketua MPR, baik bapak Zulkifli maupun Bapak Ketua MPR
lainnya.
Selain
itu, alangkah menyenangkan jika MPR
lebih down to earth dan mendekatkan diri dengan warga melalui:
Surat Dari Rakyat
Bertemu hanya setahun
sekali tentunya terasa amat kurang. Banyak warga memiliki sejuta pernyaan
dibenaknya. Seperti saya :D
Betapa menyenangkan
jika setiap warganegara memiliki kesempatan untuk bertanya, mengajukan usul,
mengucapkan selamat atau apapun, mirip layaknya anak terhadap bapaknya. Atau lebih
tepatnya, rakyat pada wakilnya.
Surat berupa SMS,
tulisan di kertas/kartu pos via pos tersebut akan sangat indah jika bisa
dikirimkan ke “rumah kebangsaan” yang digagas MPR. Satu rumah dimana kebangsaan
dirajut kuat dengan ideologi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Muncul di TV
Hanya mengirim surat,
rasanya kurang afdol jika tidak dibaca dan dikomentari. Tentunya tidak semua. Silakan
dipilih secara acak. Dan warga bisa menontonnya dengan berdebar di stasiun televise,
entah TVRI atau stasiun tv swasta.
Pastinya acara membaca
surat oleh salah satu Ketua MPR, akan membawa angin segar bagi perubahan acara televisi
yang lebih berkualitas. Sudah terlalu
banyak sinetron, dan acara gossip bersliweran di televisi. Perlu reformasi agar
penonton menjadi lebih cerdas.
Website yang humanis
MPR memiliki website
yang begitu kaku. Mengingatkan akan rumah kuno yang dingin, menakutkan dan jauh
dari rasa nyaman. Mengapa tak dibuat humanis dan dinamis dengan mengisinya
dengan aliran twit bapak-bapak Ketua MPR?
Atau menyisipkan rubrik
yang berisi tulisan-tulisan pendapat warga tentang MPR? Atau mengenai aktivitas
warga yang bersinggungan dengan MPR? Atau bahkan sekedar curhat?
dok. Ali Muakhir |
Yang telah dilakukan
MPR dengan membuka pintunya, harus diacungi jempol. Agar warga merasa diayomi. Agar
yakin suaranya didengar dan terwakili. Atau bahkan seperti yang terjadi di acara
Gathering Netizen MPR yang baru lalu, warga pun harus introspeksi, jangan
asbun.
Akhir
kata, terimakasih Bapak Zulkifli Hasan dan jajarannya. Terimakasih telah datang
ke Bandung dan mendengar curhat kami. Terimakasih telah datang ke dunia kami
dan meyakinkan kami bahwa hanya dengan ideologi Pancasila, maka semua masalah
akan terselesaikan. Dan kita akan menjadi bangsa yang maju yang patut
diperhitungkan di dunia, terlebih di ASEAN.
wah senang sekali berkesempatan untuk berdialog dengan Bapak Ketua MPR... semoga pertemuan ini membawa manfaat untuk khalayak luas...
ReplyDeleteSenengnya ya kemaren abis curcol sama Pak Zul yang disambut dengan tangan terbuka, moga acara kaya beginian sering2 di Bandung biar sering curhaaat
ReplyDeleteseru yah ambu acaranya andai bisa berlama lama berbincang dengan beliau.
ReplyDeleteBetul.Ngapain juga kita nyolek2 Presiden. Mending nyolek Paspampres yang ganteng #ehhhhh :D
ReplyDeleteiya mbak Retno, Ketua MPR harus sering2 menemui warga yang diwakili suaranya.
ReplyDeleteAgar ngga salah bikin regulasi :)
tahun 2018 harus ada lagi teh Nchie
ReplyDeleteUdah nyiapin curhat nih :)
hahaha mbak @Triani ...
ReplyDeletepunten baru dibalas ya, tab saya rusak ngga bisa internetan deh
#swedih
2 jam oge kurang ya @Rizal?
ReplyDeleteHarusnya dinner sambil ngobrol dengan beliau ya?