sumber gambar: technewsworld.com |
“Untuk
anaknya,bu?”
Untuk
kesekian kalinya saya mendapat pertanyaan yang sama di gelaran CBN Digital
Nation, ajang literasi digital yang dipenuhi kawula muda atau acap disebut
generasi Z. Apakah karena saya seumuran ibu
si penanya, maka terlihat aneh berada
diantara mereka? Entahlah. Namun
nampaknya berlaku umum bahwa emak-emak kudet alias kurang update digital.
Padahal,
…….. di era milenial ini, ngga muda, ngga tua bin sepuh, sudah seharusnya melek
digital jika menginginkan hidup berkualitas. Zaman baheula atau yang acap
disebut sebagai zaman old, emak-emak seumuran saya yang ingin belajar masak
harus kasak kusuk cari tempat kursus. Kemudian bermacet ria ketika naik turun
angkutan umum menuju lokasi. Disana mendapat selebaran foto kopian yang ngga
boleh hilang karena memuat resep dan tips memasak. Capek banget bukan? Menguras
waktu, tenaga dan uang.
Sekarang,
eh zaman now? Malesin banget cara begitu. Cukup buka gadget dan cari bidang
keahlian yang diinginkan. Maka, eng … ing .. eng … bertebaranlah di youtube, instagram atau
situs khusus. Mulai dari tingkat pemula hingga advance.
Butuh
bahan baku untuk membuat masakan atau apapun keahlian yang dipelajari tadi? Uh,
mudah banget! Di dunia digital bertebaran e-commerce dengan berbagai ragam
pelayanan pengiriman dan pembayaran. Wuih sedap nian, keahlian didapat, waktu
berkualitas bisa digunakan dengan efisien dan hati senang. Penting banget nih
hati senang en happy. Hari gini masih keki gara-gara angkot mogok atau ngetem
seenaknya? Ih, kelaut ajee ...
Dan
jangan salah, emak-emak Kota Bandung, dibawah bendera PKK yang digawangi Atalia
Praratya, istri Ridwan Kamil, Walikota Bandung aktif membuat gelaran literasi
digital. Karena seiring maraknya penyalahgunaan teknologi, kemajuan digital
kerap dianggap negatif. Padahal di
setiap perubahan, pasti ada 2 sisi, negatif dan positif. Bagaimana
mengembangkan aspek positif inilah yang giat disosialisasikan oleh Ridwan Kamil
dan istrinya, Atalia.
Setelah
Bandung Command Center yang dibangun untuk meningkatkan layanan publik, Ridwan
Kamil juga merancang pembangunan Bandung Teknopolis di kawasan Gede Bage Kota Bandung. Dengan luas sekitar 800 hektar, ratusan sumber daya manusia yang handal dalam teknologi digitar dan 400 aplikasi yang siap digunakan, Bandung Teknopolis menyerupai Silicon Valley di Amerika Serikat.
Tak
heran, CBN memilih Kota Bandung dalam kick off CBN Digital Nation yang menandai
peningkatan kapasitas dari perusahaan internet service provider menjadi Digital
Service Provider (DSP) pada tanggal 28 Oktober 2017 di 23 Paskal Shopping
Center Bandung.
“Kami memilih Bandung sebagai tuan rumah kegiatan pertama kami karena Bandung telah sukses menerapkan smart city dalam pengelolaan kota, antara lain dengan berhasil membuat lebih dari 400 aplikasi yang sudah diimplementasikan. Disini kami turut berperan dengan menyediakan infrastruktur seperti akses internet super cepat, cloud services serta solusi lainnya yang bisa mendukung kemajuan Kota Bandung mengaplikasikan smart city. Di Bandung sendiri, kami memiliki target 150 homepass”, ujar Dani Sumarsono, President Director CBN.
Berdiri sejak tahun 1996,
CBN merupakan salah satu pionir yang tumbuh kuat dan focus dalam bisnis,
komitmen layanan dan inovasi produk tanpa henti. Tak heran CBN telah memiliki
ribuan kilometer infrastruktur jaringan fiber optic yang terus bertumbuh.
Tidak hanya menyediakan layanan
internet cepat, CBN menawarkan Cloud Computing, dan Dens.TV sebagai TV
interaktif.
Pada tahun 2008, CBN
mendapatkan lisensi NAP (Network Access Provider) yang memberikan keleluasaan
untuk mengembangkan infrastruktur dan telah hadir di berbagai kota Indonesia.
CBN memiliki koneksi
langsung dengan jaringan global (International Upstream and Content Providers)
end –to-end melalui Submarine Fiber Optic, dan memiliki koneksi langsung dengan
Indonesia Internet Exchange (IIX 2), OpenIXP dan also C2IX, disamping sejumlah
koneksi private peering dengan ISP lokal. Hal ini menempatkan CBN secara
strategis di tengah infrastruktur internet di Indonesia.
Perhelatan
akbar CBN Digital Nation merupakan show case
beberapa layanan unggulan CBN, diantaranya yaitu:
sumber gambar : getdiskon.com |
1. CBN Fiber, koneksi internet
super cepat , up to 1 Gbps dengan teknologi fiber
optic, yang 300 x lebih cepat dari rata-rata penggunaan internet di
Indonesia selama tahun 2015.
sumber gambar: tvkuindo.net |
2. Dens.TV, digital
entertainment IPTV interaktif yang menghadirkan konten High Definition TV premium, e-educatikon, blockbuster video on demand dan
fitur e- commerce. Dens.TV dapat
diakses melalui website, mobile
application/OS, android serta interactive
smartbox terbaru. Aplikasi Dens TV bisa
diunduh di playstore atau klik link berikut : https://play.google.com/store/apps/details…
sumber gambar : codelabs.co.id |
3. diCBN apps, virtual
customer service yang dapat diakses melalui IOS & Android untuk mempermudah
pelanggan memperoleh info layanan. Calon pelanggan CFBN juga bias mengakses
diCBN apps untuk mendapatkan informasi online un tuk jangkauan area,
pendaftaran berlangganan, CBNWifi dan promosi-promosi terbaru dari CBN.
Google
Station turut menginformasikan kehadirannya di Kota Bandung dalam gelaran CBN
Digital Nation. Merupakan akses WiFi untuk area publik hasil kerja sama Google,
CBN dan Fiber Star, Google Station menunjang perilaku hidup digital karena masyarakat
bisa merasakan WiFi cepat, berkualitas tinggi, aman dan mudah digunakan.
sumber : topsy.one |
Ibarat
memiliki mobil keren sekelas Lamborghini atau Ferrari, pengendara harus
menggunakan bahan bakar yang sepadan, ngga bisa cuma premium. Demikian pula
ekosistem digital yang berkembang tak terelakkan, membutuhkan layanan Digital
Service Provider yang mumpuni. Karena itu sungguh tepat rencana CBN untuk
menggelar CBN Digital Nation di berbagai kota di Indonesia. Agar masyarakat
bisa menikmati digital user experience
yang menyenangkan.
emak-emak zaman sekarang mah mesti hi-tech dan update yah, bu
ReplyDeleteBunda bisa menjadi pelopor emak digital nih. Keren Bun. Pengelolaan sampah juga bisa jadi digital nantinya yah hehehe...
ReplyDeleteiya atuh @Rani, bisa-bisa wajah jamuran deh kalo malas update :(
ReplyDeleteah apalagi @CeritaBunda, anaknya masih kecil2, perlu banget update teknologi
ReplyDeletecara mendidik anak, menjaga kesehatan dan lain lain, ngga sama lagi dengan era 10 tahun lalu
sip, itu yang pingin saya tulis @Yayu Arundina, yaitu pengelolaan sampah di era digital ^_^
ReplyDeleteWah keren ya Ibu Cinta, jadi komandan biar ibu2 di daerah Bandung makin melek digital. Moga makin banyak juga para ibu yang produktif, apalagi bisa menghasilkan pundi2 rupiah juga.
ReplyDeleteWah ibu Cinta mah cerdas dan panjang langkahnya, saya juga heran kok bisa tetap aktif seharian gitu
ReplyDeletesaya pasti udah teler :D :D
emak sekarang harus melek digital karena memang sudah kebutuhan ya, untuk edukasi ke anak - anak :")
ReplyDelete