![]() |
source: uplifted.com |
Apa yang harus dipersiapkan
seseorang jika ingin berbisnis? Umumnya
akan menjawab modal untuk berbisnis
seperti menyewa toko, anggaran untuk membuat spanduk, banner, dekorasi toko dan
peralatannya dan masih ada banyak anggaran lainnya.
Beruntung, era milenial ini mengubah banyak hal termasuk berbisnis. Dengan pengguna internet sebanyak 132,7 juta orang maka siapapun bisa langsung berbisnis di dunia maya. Tidak membutuhkan biaya besar, cukup anggaran untuk
kuota internet dan aktif di
media sosial maka bisnis sudah bisa mulai dilakukan.
Internet bagi bisnis hanya sebagian
kecil manfaat yang dapat diperoleh dari pesatnya kemajuan teknologi komunikasi.
Untuk memperolehnya dibutuhkan etiket agar penggunanya tidak
terjebak, terlibat permusuhan bahkan berakhir dibalik jeruji penjara.
Karena itu Diskominfo Kota Bandung
menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Peran
Warga Net dalam Pemanfaatan TIK” di Prime Park jalan PHH Mustopha, hari Kamis
20 Juli 2017 dengan moderator Kang Gery , Ketua Relawan TIK Jabar, Narasumber Mochamad Latif, Ketua Relawan TIK Kota Bandung dan Mario Devys, Ketua Relawan Cianjur.
![]() |
sumber : Nchie Hanie |
Sesi pertama yang diisi Mochamad Latif, dibahas tentang etika di media sosial atau netiket.
Khusus untuk sharing berita, agar
tidak terjebak dalam hoax, Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil, Wali kota
Bandung pernah mewanti-wanti agar melakukan Think before share. Think singkatan dari:
T , is ist true.
H , is it helpful
I, is it inspiring.
N, is it necessary.
K, is it Kind,
Materi kedua
disampaikan Mario Devys yang membahas
personal branding, suatu pembahasan yang menarik karena banyak yang belum
menggunakan keampuhan media social dalam membentuk personal branding tanpa
bantuan media mainstream.
Personal
branding merupakan proses untuk membuat kita diketahui dan dipercaya orang
sesuai dengan positioning yang kita inginkan. Lebih mudahnya perhatikan contoh
berikut.
Sayang waktu 2
jam untuk membahas 2 materi sekaligus terasa sangat sempit. Karena itu saya
mengutip penjelasan Nukman Luthfie, pakar internet marketing sebagai berikut:
Personal
Branding adalah:
Persepsi publik terhadap diri yang kita
ciptakan. Kita harus cermat sebelum betul-betul membangun pembawaan diri di
media sosial. Jangan sampai salah bawa personal branding. Banyak orang melihat kita seperti apa. Jadi,
menciptakan personal branding di internet itu
tidak bisa direkayasa
Kemudian
Nukman menjelaskan mengenai langkah demi langkah membangun personal branding:
- Gunakan LinkedIn, tempat khusus bagi para profesional, tambahkan testimoni skills dari orang lain pada profil kita sebagai aset referensi keahlian profesional yang bahka diakui oleh orang lain.
- Gunakan media sosial untuk membangun konten sesuai dengan brand yang dibangun, entah itu di Facebook, Instagram, Twitter atau yang lain. Isi dari konten itu harus relevan dan diusahakan tidak melenceng dari visi dan misi penggunanya. Setidaknya, pastikan 30 persen konten sesuai dengan brand.
- Bangun percakapan yang kuat dan konstruktif di media sosial. Karena sharing konten bermanfaat dari akun edukatif dapat memperkuat karakter pengguna media sosial.
Terakhir personal brandingpun harus
mematuhi etika bermedia social seperti yang dibahas pada materi pertama. Karena
kesalahan bisa mendorong orang umtuk menjustifikasi secara salah.
Personal branding di medsos bisa banget ya mba, aku lagi belajar juga neh tentang Personal Branding. Ulasannya lengkkap mba, terima kasih sharingnya.
ReplyDelete