sumber: sekedarinfo.com |
Seiring dengan kemajuan teknologi, selalu ada cara
untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satunya dialami Rima, seorang anak muda, penggiat
lingkungan yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Sebagai ibu muda yang
penuh idealisme tentu saja Rima ingin memberi yang terbaik, diantaranya
menyusui selama dua tahun. Karena siapapun tahu bahwa pemberian ASI (air susu ibu) merupakan cara
terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini.
Sayangnya rencana Rima tidak berjalan
mulus, ASI baru keluar di hari ketiga, dan selama beberapa hari tersebut sang
bayi diberi susu formula (sufor) dalam botol. sehingga bayi mengalami ‘bingung
puting’ (kondisi dimana bayi menolak payudara ibunya karena keasyikkan minum
menggunakan dot). Untuk menyiasati, Rima memompa air susunya,
memasukkannya kebotol untuk kemudian diberikan pada bayinya.
Ketika sedang browsing, Rima mendapati
dia tidak sendirian. Banyak teman senasib yang bergabung dalam komunitas mama
e-ping di theurbanmama.com, sehingga bisa saling sharing, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Mama
e-ping (exclusively
pumping) menjadi sebutan bagi para mama yang
memberikan ASI dengan cara dipompa lalu diberikan melalui media buatan.
Sedangkan ASInya dinamakan ASIP (ASI peras).
Mereka menerapkan pemahaman utama tentang teori demand
and supply yaitu semakin sering ASI dikeluarkan maka semakin banyak pula yang diproduksi.
Otak ibu akan memberi perintah berproduksi ketika mengetahui persediaan ASI
dalam payudara menipis. Sehingga bisa menghindari involusi (berkurangnya
kelenjar payudara) apabila bayi tidak menyusu dan ASI tidak dikeluarkan.
Kondisi tersebut terjadi 40 hari kemudian ketika aktivitas sel-sel penghasil
ASI menurun.
Para mama e-ping yang bergabung dengan theurbanmama.com memperoleh banyak tambahan
pengetahuan diantaranya bagaimana menjaga kebersihan alat pemompa ASI, berbagai
cara memompa ASI sebelum menyimpannya dalam botol-botol kaca dan dimasukkan ke
chest freezer (freezer penyimpan es krim).
Botol kaca dipilih karena ASI dalam botol
harus dihangatkan sebelum diberikan pada bayi. Sedangkan botol plastik (kecuali
BPA free) sangat tidak
disarankan mengingat unsur kimia yang terkandung didalamnya rentan mengkontaminasi ASI. Untuk
menghangatkan bisa menggunakan alat khusus yang diproduksi suatu produsen
peralatan bayi atau dengan cara
konvensional yaitu dengan cara memasukkan ke dalam wadah berisi air hangat.
Sedangkan chest freezer dipilih karena
mampu menyimpan ASI selama kurang lebih 6 – 12 bulan. Atau bisa juga freezer
yang tersedia dalam lemari es dua pintu. ASI dalam freezer ini bisa tahan 3- 4
bulan tergantung suhu penyimpanan dan intensitas buka tutup pintu freezer.
Musuh utama mama e-ping adalah mati
listrik, wuaduhhhhh……… mereka deg-degan apabila listrik mati sehari penuh.
Karena berarti persediaan ASI bagi ananda tercinta terancam basi. Apabila mendapat
kepastian listrik mati dalam jangka waktu lama, biasanya mereka memindahkan
botol-botol ASI dalam cooler box dan
dititipkan ke kerabat.
Melalui komunitas mama e-ping dalam theurbanmama.com mereka juga bisa berbagi ketika ada mama
e-ping yang membutuhkan donor ASI karena suatu musibah. Seperti yang dialami
seorang ibu, dia terpaksa minta bantuan karena payudaranya lecet selama
menyusui.
Setelah ditelisik ternyata
sang bayi mempunyai kelainan tongue
tie (lidah terikat) yaitu kelainan bentuk frenulum (tali lidah) yang
mengakibatkan ibu kesakitan karena sang bayi tidak bisa latch on.
Akibatnya ibu mengalami peradangan payudara sedangkan
sang bayi rewel masih lapar dan berat
badan tidak bertambah akibat kesulitan menghisap ASI. Bisa dibayangkan apabila
itu terjadi diluar lingkaran komunitas, pastilah pasokan ASI dihentikan dan
bayi minum sufor.
Selain itu mereka juga berbagi cara
menyiasati memerah susu di kantor ketika masa cuti berakhir. Karena seperti
kita ketahui, Undang-undang hanya memberi jatah 3 bulan cuti hamil dan
melahirkan. Berarti pada usia satu setengah bulan bayi harus ditinggal dalam
keadaan sangat membutuhkan ASI. Disinilah para superwoman menunjukkan kebolehannya, kecuali dia seorang manajer kantor yang
memiliki ruang kantor dan lemari es sendiri, perempuan kantoran lainnya harus
berstrategi mencari tempat memerah ASI dan menyimpan hasilnya untuk dibawa
pulang.
Memberikan ASI ekslusif berarti
memberikan zat-zat gizi bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan saraf dan otak bayi. Juga
memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit, serta murah. Seorang
ibu harus menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 1.000.000 hanya untuk susu
formula bayinya. Biaya yang tidak seharusnya dikeluarkan apabila sang mama mau
berusaha mencari jawaban atas masalahnya.
Sebagai contoh chest freezer yang
dimiliki Rima diatas, diketahuinya dari perbincangan para mama e-ping. Setiap
tiga jam Rima konsisten memerah ASInya kurang lebih 180 ml, keculi di pagi hari
bisa mencapai 200 ml karena hormone prolagtin bekerja ketika sang mama tidur.
lemari pendingin ASI |
Menyusui langsung bayinya memang kondisi
paling ideal karena menciptakan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. Tetapi
bagaimana apabila kejadian nyata tidak sesuai scenario? Bayi enggan menyusui
karena kadung asyik minum lewat dot daripada payudara ibunya. Karena itu sangat
dibutuhkan dukungan keluarga, khususnya suami di garda depan dalam memberi
dukungan. Bagaimanapun tidak ada ibu yang mau ribet memerah susu dan memberikan
pada bayinya. Pastinya dia ingin menyusui langsung. Selain itu kondisi tersebut
tak terelakkan apabila sang ibu bekerja, otomatis dia menjadi mama e-ping,
kecuali di dekat kantornya ada tempat penitipan bayi.
Dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan
ketika banyak tetangga dan atau kerabat nyinyir menanggapi fenomena aneh ini.
Minum ASI kok melalui botol susu. Lebih menyebalkan lagi apabila ada yang
berkomentar bahwa bayinya kurus sehingga
harus mendapat susu formula. Pemahaman gemuk itu sehat memang sulit pudar dan
bayi/anak yang mendapat susu formula umumnya memang gemuk.
Dukungan
keluarga lainnya adalah membantu menjaga suasana hati sang ibu agar
selalu nyaman. Ke’galauan’ akan berakibat menurunnya produksi ASI. Alangkah
baiknya apabila keluarga juga mendukung dalam memenuhi booster berupa berbagai
sayuran yang harus dikonsumsi agar produksi ASI lancar.
ASI adalah hak anak. Tercantum dalam UU
Kesehatan Pasal 128 Ayat 1, tetapi tanpa regulasi itupun kita semua tahu bahwa
tidak ada asupan gizi bagi bayi yang sesempurna ASI. Karena itu menggunakan
jejaring sosial untuk mendapat manfaat agar saling melengkapi adalah langkah
bijak dari para ibu muda cerdas abad ini.
Ketika saya masih ngantor, salut juga melihat atasan saya yang setiap saat mompa demi bisa terus kasih ASI untuk anaknya. Salut banget ma usahanya :)
ReplyDeleteuntuk menyimpan asi emang perlu kulkas khusus ... agar lebih higienis.
ReplyDelete