5 Tips Kehamilan Sehat Untuk Cegah Anak Stunting
“Janin meninggal akibat rumput Fatimah. Detak jantung janin negatif dan ibu mengalami syok akibat pendarahan,” demikian keterangan yang dicantumkan akun @infobumildansikecil dan sempat viral di Tik Tok.
Kisah yang membuat saya shock berat. Sebab saya pernah minum ramuan rumput Fatimah menjelang persalinan anak kedua, Iyok. Waktu itu saya gelisah banget, sesudah pembukaan persalinan 2, selama hampir 24 jam tak ada tanda-tanda pembukaan berikutnya.
Ketika sedang wara-wiri di klinik bersalin, 2 perempuan setengah baya menawari saya minuman rumput Fatimah. Mereka menyiapkan untuk anak perempuannya yang ternyata harus operasi caesar, gak bisa melahirkan secara normal.
Speechless-nya atau bahkan konyolnya, saya menerima begitu saja. Ya, demi segera melahirkan, saya gelap mata. Begitu saja minum seduhan rumput Fatimah yang dipercaya berkhasiat memperlancar persalinan.
Beruntung persalinan Iyok lancar, anak dan ibu sehat. Karena ternyata kandungan oksitosin rumput Fatimah bisa memicu kontraksi hebat, bahkan setelah melahirkan. Akibatnya rahim ibunya terancam pecah.
Rumput Fatimah juga mengancam nyawa bayi seperti kisah di atas. Bahaya lainnya, kandungan zat dalam rumput Fatimah bisa meracuni janin, sehingga janin berpotensi mengalami penyakit bawaan lahir atau terlahir cacat.
Mitos keampuhan rumput Fatimah hanya satu dari sekian banyak mitos yang membelenggu ibu hamil. Hal menarik yang menjadi salah satu pembahasan dalam acara sarapan pagi Indscript Creative bersama CEO PT Kehamilan Sehat Sejahtera, Bapak Agus Jatmika Soegiarto pada bulan Juni silam.
Pembahasan tentang kehamilan sehat ini sangat seru, karena selain mitos, ibu hamil juga direcoki artikel-artikel yang berseliweran di Google. Padahal seperti dijelaskan Bapak Agus, setiap kehamilan itu unik, hal yang berlaku untuk seorang ibu hamil belum tentu bisa diterapkan pada ibu hamil lainnya.
Baca juga:
Vitamin E, Mengapa Ibu Hamil dan Menyusui Harus Mengonsumsinya?
Anak Lahir Prematur? Pahami cara Mencegah dan Mengatasinya!
Daftar Isi:
- Kehamilan Sehat Bisa Cegah Stunting, Mengapa?
- Mari Berkenalan dengan Kondisi Sunting
- 5 Tips Kehamilan Sehat untuk Cegah Anak Stunting
Penjelasan tentang kehamilan sehat tak hanya berhenti pada materi yang diberikan Bapak Agus, pada 1 Juli 2022 kemarin, diselenggarakan kembali perbincangan seru tentang kehamilan sehat, dengan menghadirkan 5 narasumber sebagai berikut:
- Dokter spesialis kandungan, dr. Eko Setiawan, Sp.OG
- Dokter spesialis anak, dr. Yoga Yandika, Sp.A
- Konselor laktasi, dr. Adnina Hariningrum, CIMI
- Bidan, Diah Kusuma W, A. Md. Keb
- CEO PT Kehamilan Sehat Sejahtera, Agus Jatmika Soegiarto
Banyaknya materi bagus, penuh nutrisi dan sangat bermanfaat, membuat saya merombak artikel ini. Semula menulis dengan judul “Tips Saat Hamil, Hoaks vs Fakta”, menjadi “5 Tips Kehamilan Sehat untuk Cegah Anak Stunting”.
Karena kedua tema saling mendukung. Materi berbobot Bapak Agus yang mengajak ibu hamil agar jangan percaya mitos, berpadu dengan materi tentang cara menjalani kehamilan sehat, langsung dari pakarnya
Tujuan akhirnya sama, yaitu “Kehamilan Sehat Bisa Cegah Stunting”! Seperti diketahui, angka anak stunting di Indonesia sangat tinggi, mencapai 24,4 % dari 23 juta anak balita Indonesia Indonesia. Angka tersebut melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen. (sumber)
Di tataran ASEAN, prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%), tapi lebih baik dibandingkan Myanmar (35 %).
Emang apa yang terjadi jika anak stunting?
Anak stunting mempunyai risiko lebih tinggi mengalami hambatan pertumbuhan lebih lanjut, baik yang diakibatkan oleh efek sisa (retained effect), gangguan pertumbuhan di dalam kandungan maupun gangguan pertumbuhan pasca lahir.
Saat menginjak masa remaja, mereka akan berisiko menjadi remaja pendek. Risiko lanjutan muncul kala mereka dewasa dan hamil. Janin mereka berpotensi mengalami hambatan pertumbuhan.
Jelas sudah, kondisi stunting berbahaya dalam siklus kehidupan, baik untuk kehidupan sang anak maupun kemajuan bangsa. Sekitar setengah juta anak (24,4 % dari 23 juta anak balita Indonesia) mengalami stunting, maka mereka berpotensi melahirkan anak yang kurang gizi pula.
Demikian terus hingga membentuk siklus. Karena itu sungguh tepat upaya yang dilakukan Klinik Kehamilan Sehat Sejahtera untuk mengedukasi dan mengupayakan kehamilan sehat bagi perempuan Indonesia.
Mari Berkenalan dengan Kondisi Sunting
Apa sih yang dimaksud dengan stunting?
Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis)
Secara terperinci, dokter spesialis anak, dr. Yoga Yandika, Sp.A menjelaskan definisi stunting sebagai berikut:
Stunting adalah suatu keadaan tinggi badan (TB) anak kurang dari minus dua standar deviasi berdasarkan usianya.
Apa standarnya? Dibawah ini tabel standar anak sehat, sehingga orang tua bisa mengetahui anaknya tumbuh sehat atau masuk kategori stunting:
Dokter Yoga menjelaskan bahwa balita bukanlah ‘manusia dewasa berukuran kecil”, melainkan sosok kecil yang tumbuh (kuantitatif) dan berkembang (kualitas).
Sebagai sosok yang mengalami pertumbuhan, seorang balita mengalami perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya sifat-sifat lama, dan munculnya sifat-sifat baru.
Selanjutnya dokter Yoga mengingatkan agar jangan terjebak dengan definisi stunting, atau jangan mencampur adukkan stunting dengan kemampuan anak.
Bisa saja terjadi seorang anak balita berusia 18 bulan mengalami kurang tinggi badan (TB), kurang berat badan (BB) dan kurang lingkar kepala (LK) tapi sudah pandai menari, berhitung dan kosa katanya banyak. hal tersebut disebabkan stimulasi yang bagus.
“Jangan mencampur adukkan pertumbuhan anak dengan perkembangannya,” kata dokter Yoga. “Karena tumbuh menyangkut kuantitas anak, sedangkan perkembangan anak meliputi kualitas anak,” lanjutnya.
Untuk mengetahui apakah perkembangan seorang anak memenuhi standar atau tidak, dokter Yoga memberikan tabel beikut:
Lebih lanjut dokter Yoga menerangkan bahwa pemerintah Indonesia sudah menyediakan buku KIA, alat yang sangat berguna mendeteksi seorang balita sehat atau tidak. Buku tersebut dapat di Polindes, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, rumah sakit, tempat praktik bidan, dokter, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak serta sarana pelayanan kesehatan lainnya milik Pemerintah atau Swasta.
Sangat penting seorang balita memiliki buku KIA, karena berdasarkan hasil deteksi, dokter dan tenaga medis lain, dapat melakukan intervensi agar malnutrisi yang dialami balita tersebut tidak berkelanjutan.
5 Tips Kehamilan Sehat untuk Cegah Anak Stunting
Kepercayaan akan mitos ibu hamil, berpadu dengan minimnya literasi kehamilan sehat, menimbulkan beragam masalah, salah satunya stunting. Untuk mengatasinya, Pemerintah Indonesia gak bisa bergerak sendirian. Karena itu Klinik Kehamilan Sehat Sejahtera giat berbagi tips kehamilan sehat, diantaranya:
1. Program Hamil Sebelum Menikah
Periode emas kehidupan seorang anak adalah 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati.
Sangat terlambat apabila kehamilan baru direncanakan setelah pernikahan, karena selalu ada kemungkinan kondisi kesehatan calon ibu tidak memenuhi syarat. Andai calon ibu mengalami anemia, pertumbuhan janin akan lambat dan sulit berkembang.
Ancaman lainnya, bayi lahir prematur, Atau bisa terjadi bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada kasus anemia parah, janin berisiko mengalami kerusakan organ vital seperti otak dan jantung.
Dengan program hamil sebelum pernikahan, calon ibu bisa mempersiapkan diri dengan pemenuhan gizi seimbang, melakukan pemeriksaan kesuburan, melakukan vaksinasi tetanus serta tindakan lain yang dibutuhkan.
2. Ibu Hamil Butuh Support System
Berita bahagia datang, Badan Musyawarah (Bamus) DPR menyepakati Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) menjadi inisiatif DPR pada sidang Paripurna. Dalam RUU KIA tersebut tecantum cuti melahirkan selama 6 bulan bagi ibu pekerja, dan 40 hari cuti bagi suami.
Ibu hamil butuh support system, salah satunya dari suami yang membantunya untuk memenuhi gizi dan menemaninya untuk memeriksakan kehamilan. Seperti yang dijelaskan dr. Eko Setiawan, manfaat disiplin memeriksakan kehamilannya adalah agar dokter/bidan bisa memantau kondisi janin dan memberikan suplemen yang dibutuhkan.
Demikian pula pada fase menyusui, dr. Adnina Hariningrum yang memberikan materi seputar ASI menerangkan pentingnya memilih klinik kehamilan yang tepat, serta support system agar ibu berhasil menyusui bayinya.
3. Jangan Percaya Mitos “Ibu Hamil Dilarang Olahraga”
Tidak hanya makanan, ibu hamil juga harus memperhatikan gaya hidup, salah satunya dengan rutin berolah raga. Olah raga akan membantu melancarkan metabolisme tubuh ibu hamil.
Berkat berolah raga teratur, kerja paru-paru menjadi lancar, janin pun akan tumbuh dengan sehat. Sebaliknya terjadi apabila janin kekurangan oksigen, sel-sel di otak akan mati yang mengakibatkan kecacatan hingga kematian.
Jadi ibu hamil dilarang berolah raga merupakan mitos yang salah, malah salah besar!
Untuk mendukung kehamilan sehat, Klinik Kehamilan Sehat Sejahtera menyelenggarakan senam hamil, dan disarankan calon ayah ikut menemani.
4. Jangan Percaya Mitos “Ibu Hamil Makan untuk Dua Orang”
Sering banget ya mendengar mitos ini?
Padahal yang benar bukanlah jumlah makanan, melainkan kecukupan gizinya. Sebanyak apapun makanannya, organ tubuh ibu hamil hanya akan menyerap sesuai kemampuan tubuhnya.
Seorang ibu hamil dengan berat badan normal hanya membutuhkan sekitar 1.800 kalori pada trimester pertama, 2.200 kalori pada trimester kedua, dan 2.400 kalori pada trimester ketiga.
Khusus kebutuhan vitamin dan mineral, dr. Eko mengutip hasil penelitian Institute of Medicine mengenai anjuran komposisi suplemen multivitamin- mineral bagi ibu hamil, yaitu: 30 sampai 60 mg besi, 15 mg seng, 2 mg tembaga, 250 mg kalsium, 10 mg (400 IU) vitamin D, 50 mg vitamin C, 2 mg vitamin B6, 300 mg folat dan 2 mg vitamin B12
5. Jangan Percaya Mitos “USG Sebabkan Radiasi”
Hingga kini mitos USG menimbulkan radiasi, dipercayai oleh sejumlah ibu hamil lho.
Mereka ini pastinya gak paham bahwa walau hasil pemeriksaan berbentuk foto, mirip hasil pemeriksaan rontgen. Namun USG berbeda dengan metode rontgen yang menggunakan sinar X dan menghasilkan radiasi.
USG menggunakan metode suara dengan frekuensi 20.000 Hertz. Paparan gelombang suara ultrasonik ini tidak membahayakan janin maupun kesehatan ibunya.
USG sangat dibutuhkan untuk memantau perkembangan janin dan mencegah terjadinya gangguan selama kehamilan. Sehingga stunting bisa dicegah, pertumbuhan janin bisa dikontrol.
Sederhana, tapi dibikin ribet, demikian kurang lebih yang dialami ibu hamil, ya?
Asalkan tidak diganggu mitos, serta dibantu untuk mengonsumsi makanan seimbang dan melakukan gaya hidup sehat, seorang ibu hamil sangat bisa melahirkan anak yang sehat.
Namun, mungkin sudah menjadi kebiasaan, gak rame kalau gak dibuat ribet. 😀😀
Baca juga:
Anak Rewel? Deteksi Penyebabnya dengan Allergy Tummy Checker
Optimalisasi Gizi, Kunci Sukses Tumbuh Kembang Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
Informasinya sangat bermanfaat untuk saya yang belum hamil setelah menikah. Jadi makin semangat menyiapkan program hamil. Terus auto cari tahu rumput fatimah kdong, karena baru dengar juga. Thanks sharingnya kak.
ReplyDeleteSangat lengkap banget informasinya. Benar nutrisi bukan jumlah makanan yang penting. Sangat bagus program untuk hamil yang sehat ini.
ReplyDeleteIssue tentang stunting ini penting banget buat diketahui oleh semua calon ibu dan calon orang tua. Makasih infonya, Kak.
ReplyDeleteSetiap orang yang jadi orangtua (direncanakan atau tidak) harus banyak belajar ya karena harus banyak persiapan dan tidak mudah. Dari hamil saja harus paham bagaimana mencegah stunting :)
ReplyDeletetinggi juga angka stunting di Indonesia ya dan polanya kayak lingkaran, berulang hingga cucu dan keturunan selanjutnya... makin semangat mempersiapkan gizi untuk anak, terimakasih kak😊
ReplyDeleteBeruntung waktu hamil tidak mendengar tentang Rumput Fatimah. Efek Stunting itu ternyata cukup berbahaya ya, apalagi akan menurun le anak dan cucu. Terima kasih info nya Kak😊
ReplyDeleteSering banget denger mitos soal ibu hamil makan untuk doa orang. Padahal memang bukan kuantitasnya yang dilihat tapi tentang kecukupan gizinya ya Ambu.
ReplyDeleteBaca ini jadi ingat jaman hamil anak pertama, di larang ini itu sama ibu (ibu sendiri maupun mertua). Untung tinggal jauh dari mereka. Jadi larangannya di iya in aja, tapi ya tetap di langgar hehehe....
ReplyDeleteEh saya baru tahu soal rumput fatimah ini, penasaran bentuknya kayak apa
Ini sih baru informasi yang bermanfaat dan jauh dari hoax karena disampaikan langsung oleh expert dibidang nya, mesti aku share nih ke teman teman yg kadang masih percaya mitos, makasih infonya ya bu
ReplyDeleteWah tipsnya bermanfaat Mbak, cocok buat aku yg nantinya bakal menikah dan punya anak. Secara issue2 terkait Stunting ini penting skali diketahui, karena bnyak issue2 Stunting ini di medsos...
ReplyDeleteAmbu oh ambu ciyusan kah tentang ini, "Dalam RUU KIA tersebut tecantum cuti melahirkan selama 6 bulan bagi ibu pekerja, dan 40 hari cuti bagi suami."? Aku auto tanya ke suami iya gak ya🤣
ReplyDeleteKehamilan itu gak bole disepelein deh karena menyangkut generasi penerus. Aku suka heran sama orang yg sering hamil (anaknya banyak) jadi ga diperhatiin kondisi gizi anak2nya mulai dari hamil sampe besar.
ReplyDeletePokoknya jangan pakai rumput fatima deh. Seram akibatnya. Jaga kondisi anak dengan gizi baik agar gak stunting
ReplyDelete"Jangan mencampur adukkan PERTUMBUHAN ANAK dengan PERKEMBANGANNYA. Karena pertumbuhan menyangkut KUANTITAS ANAK sedangkan perkembangan meliputi KUALITAS ANAK". Setuju banget dengan kalimat-kalimat ini. Saya waktu awal hamil anak pertama juga diajarkan dokter kandungan saya untuk memahami ini. Jadi jangan asal melihat anak gemuk udah pasti berkualitas. Keduanya harus seimbang dan terawasi dengan baik. Terutama di masa-masa emas tumbuh kembang mereka.
ReplyDeleteKebanyakan masyarakat kita masih sangat percaya khasiat tanaman herbal untuk kesehatan bahkan kehamilan. Saya juga termasuk "korban" pemahaman ini kak. Sakit cukup parah tapi gak berobat ke dokter melainkan terus berobat tradisional. Akhirnya memang harus operasi ya operasi. Begitu pula dengan ibu hamil. Apalagi ibu hamil, gak bisa sembarangan mengkonsumsi obat terlebih herbal seperti rumput Fatimah. Udah banyak kejadian emang. Edukasi masyarakat soal ini harus digencarkan yaa. Bukan mengkerdilkan manfaat tanaman herbal. ada kok manfaatnya tapi untuk kondisi kesehatan tertentu. Anyway, saya juga pernah ngalamin anak saya di diagnosa stunting oleh bidan lokal. Alasannya karena BB dibawah rata rata. Tapi saya agak menolak diagnosa stunting dari sang bidan, karena anak saya makannya lahap, gak rewel, aktif dan ceria. Jadi saya berasumsi anak saya BB dibawah rata rata ya karena emang badannya kecil aja, mungkin pencernaannya gak bisa mencerna banyak makanan. Mungkin juga karena selama masa kehamilan saya dua kali masuk rumah sakit karena pernah kena DBD dan hampir melahirkan prematur. Naah setuju nih dengan artikel kakak, menjaga kehamilan sangat penting. Bukan hanya untuk tumbuh kembang anak nanti nya tapi juga kesehatan ibu.
ReplyDeletePenanganan ibu hamil dengan nutrisi bagus akan memberikan pemenuhan gizi dengan baik dan menghindari stunting
ReplyDeleteIya bener aku pernah denger mitos ini, kalau lagi hamil itu harus makan banyak karena kita memberi makan 2 orang untuk ibu dan calon anak. Padalah yang seharusnya itu menu kandungan gizi yang harus banyak bukan porsi makan diperbanyak 2 piring
ReplyDeleteYa Allah ngerinya efek rumput fatimah. Itulah ya ambu, jangan sembarang mengkonsumsi obat atau tanaman obat tanpa konsultasi dulu ke ahlinya. Sama seperti aku berbagi informasi di blogku tentang tanaman obat yang dikonsumsi suamiku buat batu empedu, selalu aku tulis jangan sembarang pakai obat suamiku walau penyakitnya sama, karena kondisi tiap orang berbeda. Biasanya resepnya ga aku bagikan full biar ga dicobain sembarangan. Takut efek samping yg membahayakan.
ReplyDeleteEfek stunting juga bahaya ya ambu
Sebagai calon orangtua ini insight yang powerful untuk daku, Ambu, agar nanti saat memasuki fasenya bisa lebih siap, karena pengaruhnya besar ya
ReplyDeleteIya, saya juga denger ada yang malah janinnya meninggal usai minum rumput fatimah. Kehamilan itu memang harus dijaga, asupan nutrisi harus baik, jangan stress, olahraga. Di antara sebagian perempuan ada yang susah Hamil karena berbagai hal, makanya dianjurkan promil. Klinik Kehamilan Sehat ini cukup rekomended ya
ReplyDeleteulasannya sangat lengkap sekali. Permasalah stunting ini memang sedang marak dibahas karena sudah banyak yang mengalaminya. semoga semua anak-anak Indonesia kedepannya bisa selalu sehat dan memiliki masa depan cerah. thankyou
ReplyDeleteAmbuu..jadi pengetahuan banget.
ReplyDeleteKarena aku juga seperti Ambu, pernah konsumsi rumput Fathima demi lahiran lancara. Dan qodarulloh bayinya tetap kudu di drip biar cepet lahir dan tetep kudu vakum.
Jalani kehidupan sehat sebelum hamil dan saat hamil gak boleh mager, ini udah yang paling oke yaa, Ambu.
Dan konsultasi ke dokter kalau ada apa-apa, agar tidak percaya dengan segala mitos yang sama sekali gak relevan.
saat hami emang dijaga banget kesehatan ibu ya jangan sampai nutrisi janin kurang. Sejak hamil anak pertama, suamiku perhatian banget. Dari enggak suka makan sayuran dibujuk dan akhirnya bisa makan sayuran.
ReplyDeletetetang informasi kehamilan sehat ini saya rasa harus disebarluaskan untuk masyarakat, khususnya calon ibu karena ini penting sekali untuk menciptakan generasi emas bangsa. dan sekali lagi para suami harus ikut andil dalam kehamilan sampai proses melahirkan. salam sehat semuanya
ReplyDeleteSemoga dengan semakin banyaknya edukasi terkait kehamilan sehat gini, bisa mengurangi tingginya angka stunting di banyak daerah. Ingat banget, NTB pun termasuk daerah dengan angka prevalensi yang tinggi.
ReplyDeleteSuka banget bisa belajar tentang pregnancy sejak dini. Meski skrng belum menikah tapi suatu saat informasi ini pasti akan saya perlukan. Izin bookmark yaa kak
ReplyDeleteStunting memang perlu diwaspadai oleh para ibu2 yang sedang hamil. Jadi asupan nutrisi penting bagi si kecil memang harus terpenuhi agar anak yang lahir nanti semuanya sehat secara fisik dll.
ReplyDeleteTernyata BuMil juga harus memperhatikan kondisi stunting ya sejak bayi masih berada dalam kandungan*
ReplyDeleteYess, support system penting banget bagi ibu-ibu hamil, karena ibu hamil wajib sehat dan bahagia dengan terkontrol kehamilannya.
ReplyDeleteAnyway dukungan keluarga sangat penting saat kehamilan terjadi, terutama suami agar ibu hamil bisa melahirkan bayinya dengan sehat dan bahagia.
Edukasi,mencari informasi dengan nara sumber terpercaya yang tepat dan beragam cara bisa dilakukan di era modern sekarang ini. Iya benar,yuk rajin menggali informasi terkait kehamilan. Makasih infonya
ReplyDelete