A Pledge to God, Saat Seorang Anak Lahir untuk Dijadikan Tumbal

     
drama Korea


A Pledge to God, Saat Seorang Anak Lahir untuk Dijadikan Tumbal


“Mengapa seorang anak harus lahir di dunia?”

Pertanyaan tersebut muncul paska menonon drama Korea “A Pledge to God”, drama besutan tahun 2018-2019, yang selalu sukses bikin saya mellow, sekaligus bertanya dalam hati, ya buat apa seorang anak harus lahir?

Kita kesampingkan dulu alasan-alasan klise, seperti atas nama cinta. Bukankah sejak zaman baheula kelahiran seorang anak, khususnya anak laki-laki menjadi lambang keberhasilan? Apes nasibnya jika terlahir sebagai anak raja. Dia akan berpisah dengan ibu kandung untuk mendapat ASI dari inang susu.

Drama Korea “A Pledge to God” juga mempertanyakan makna kelahiran seorang anak, tapi dari sisi kemanusiaan. Demi menyelamatkan nyawa anak mereka yang mengidap leukemia,  Seo Ji Young  dan Kim Jae Wook sepakat menghadirkan bayi, yang akan mendonorkan darah tali pusatnya.

Mungkin tak masalah jika Seo Ji Young  dan Kim Jae Wook masih suami istri. Tapi mereka telah bercerai, masing-masing juga sudah menikah lagi. Selanjutnya sang bayi bisa dirawat oleh siapapun, bahkan oleh nenek dan kakeknya. Tapi sesederhana itukah esensi kelahiran seorang bayi?

Hasil googling dengan pertanyaan di atas, menemukkan artikel di kompas.com tentang makna kelahiran bayi yang mengutip buku “Soulburger: The Taste of Pure Inspiration”, karya Anthony Mohammed Robbins, sebagai berikut:

Suatu hari di surga, ada seorang bayi yang siap dilahirkan ke dunia. Dia merasa gamang, dan bertanya kepada Tuhan. “Tuhan, aku masih kecil dan begitu lemah, mengapa aku harus lahir ke dunia? Siapakah yang akan melindungiku nantinya?’’ tanya si bayi.
Tuhan pun menjawab, “Dari sekian banyak malaikat-Ku, telah Kupilihkan satu untukmu. Dia akan merawat dan menjagamu.’’
Si bayi berkata lagi, “Tapi di surga ini, aku bisa bebas bernyanyi dan tersenyum sepanjang hari dan aku sangat bahagia jika boleh berada di sini selamanya.”
Tuhan kembali berkata, “Dia akan menyanyikan lagu untukmu setiap saat dan dia akan membuatmu selalu tersenyum. Kau akan merasakan cinta dan kasih sayang sepanjang hari dan itu pasti membuatmu bahagia.”
Namun, si bayi bertanya lagi, “Bagaimana aku mengerti bahasa mereka, sedangkan aku tidak pernah tahu bahasa apa yang mereka pakai?”
Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu itu akan membisikkan kata-kata paling indah di telingamu dan akan mendampingimu sepanjang hari. Dengan kasihnya, dia akan mengajarimu berbicara dalam bahasa manusia.”
Si bayi lagi-lagi bertanya, “Bagaimana kalau aku ingin berbicara dengan-Mu?” Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan dia akan mengajarimu cara berbicara kepada-Ku, yaitu berdoa.’’
Si bayi kembali menyidik, “Tapi, kudengar di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungiku?”
Tuhan pun menjawab, “Tenang, malaikatku akan terus melindungimu meski harus mempertaruhkan nyawanya. Bahkan, dia akan melupakan kepentingan pribadinya demi menyelamatkanmu.’’
Sesaat, keheningan surga menerpa, tetapi suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. “Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan siapa nama malaikatku itu.”
Tuhan menjawab, “Namanya tidak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan Ibu.” 

Baca juga:

Moment At Eighteen, Korban Ambisi Orang Tua 

Oh My Baby, Pilih Anak Atau Suami?    

  

Han Chae-Young


Han Chae-Young  sebagai Seo Ji Young

Kebahagiaan Seo Ji Young  yang sedang menanti kelahiran anak pertama, mendadak hancur berantakan. Teman sekolahnya, perempuan yang selalu didukungnya, tiba-tiba mengaku sedang berbadan dua, hasil perselingkuhan dengan Kim Jae Wook, suami Seo Ji Young. 

Merasa dikhianati, Seo Ji Young mengusir suaminya dan melarang bertemu dengan buah hati mereka. Larangan yang harus ditarik kembali, karena 6 tahun kemudian Seo Ji Young harus mendatangi Kim Jae Wook, yang telah menjadi mantan suami dan telah menikahi Woo Na Kyung, si pelakor. Seo Ji Young  pun sudah menikah dengan Song Min Ho.

Anak laki-laki mereka, Song Hyun Wo menderita leukemia. Seo Ji Young  dan Kim Jae Wook harus bahu membahu agar anak mereka lolos dari jerat kematian. Semakin pelik ketika tidak ada donor sumsum tulang belakang  yang cocok. Pilihan yang paling memungkinkan adalah menghadirkan adik bagi anak mereka. Pilihan yang pelik karena berkaitan dengan moral dan hati nurani.

Kemalangan Seo Ji Young  dan Kim Jae Wook, menjadi keberuntungan bagi Woo Na Kyung. Dia mandul. Kehadiran seorang anak akan memperkuat kedudukannya dalam keluarga Kim Jae Wook yang kaya raya.

    

Bae Soo-Bin


Bae Soo-Bin sebagai Kim Jae Wook

Anak laki-laki keluarga konglomerat pemilik Cheonji Construction. Kim Jae Wook terpaksa menceraikan Seo Ji Young, perempuan yang dicintai dan sedang mengandung anaknya. 

Kemudian menikahi Woo Na Kyung, perempuan yang menjeratnya dalam perselingkuhan dan terpaksa dinikahi sesudah menyeret mertua Kim Jae Wook ke balik terali besi dengan tuduhan palsu.

Dunianya runtuh. Hidupnya terasa hambar. Hingga 6 tahun kemudian. Seo Ji Young mendatanginya. Anak mereka, Hyun Wo mengidap leukemia. Solusinya cuma 2, mendapatkan donor sumsum tulang belakang, atau memiliki anak lagi untuk mendapatkan darah tali pusatnya.

 

Wang Suk-Hyun


Wang Suk-Hyun sebagai Song Hyun Wo

Anak pertama Seo Ji Young dan Kim Jae Wook yang menderita leukemia.
Ketika 10 tahun kemudian penyakitnya kambuh, Song Hyun Wo berusaha keras menyembunyikannya, karena takut adiknya, Kim Joon Seo harus berkorban lagi untuk dirinya.

 

Nam Ki-Won


Nam Ki Won sebagai Kim Joon Seo

Anak kedua Seo Ji Young dan Kim Jae Wook. Kim Joon Seo lahir agar dapat memberikan darah tali pusat untuk kakaknya, Song Hyun Wo.

Sepuluh tahun kemudian. Kim Joon Seo kembali menjadi penolong kakaknya dengan mendonorkan sumsum tulang belakang. Harusnya bisa dicegah karena mereka berdua hanya memiliki kecocokan 50 %.

 

drama Korea


Sinopsis Drama Korea A Pledge to God

Kim Joon Seo bukan dilahirkan atas dasar cinta, bahkan bukan dibuahi dengan cara biasa. Dia hadir di dunia melalui proses inseminasi agar bisa menyelamatkan kakak kandungnya, Song Hyun Wo dari ancaman kematian.

Song Hyun Wo (6 tahun) divonis leukemia. Nyawanya hanya bisa diselamatkan melalui  donor sumsum tulang belakang atau darah tali pusat adik kandungnya. Pilihan kedua diambil ketika tidak ada donor sumsum tulang belakang yang cocok.

Pilihan yang tidak mudah, karena ibu dan ayah mereka telah bercerai dan masing-masing telah menikah lagi. Terlebih istri baru ayah mereka menuntut bayi yang lahir harus menjadi anaknya.

Istri ayah kandung mereka yang bernama Woo Na Kyung, mandul. Agar tak didepak ayah mertuanya yang kaya raya, Woo Na Kyung nekad berpura-pura hamil dan melahirkan Kim Joon Seo. Adanya bayi Kim Joon Seo  juga akan mengamankan posisi Woo Na Kyung sebagai salah satu direktur Cheonji Construction.

Sepuluh tahun berlalu, Kim Joon Seo hidup bahagia dengan Woo Na Kyung yang disangka ibu kandungnya, serta keluarga konglomerat  Kim Sang-Chun

Suatu hari, saat latihan berenang, , Kim Joon Seo berkenalan dengan seorang anak remaja yang baik hati,  Song Hyun Wo namanya.  Kim Joon Seo tak tahu,  Song Hyun Wo adalah kakak kandung yang pernah ditolongnya. Alasan Kim Joon Seo dilahirkan 10 tahun silam.

Mereka langsung akrab. Malah beberapa waktu kemudian,  Song Hyun Wo menginap di rumah Kim Joon Seo selama beberapa hari. Saat itulah Song Hyun Wo bahwa Kim Joon Seo adalah adik kandung yang pernah berkorban untuknya. Dan siap mendonorkan sumsum tulang belakang nya sewaktu penyakit Song Hyun Wo kambuh.

Bantuan yang sebetulnya bisa dihindari karena ada donor sumsum tulang belakang yang cocok 100 %, sementara dengan adiknya Song Hyun Wo hanya mempunyai kecocokan 50 %. 

Sayang ketamakan  Woo Na Kyung membuat Kim Joon Seo tetap menjadi pendonor bagi kakaknya. Karena dengan demikian Woo Na Kyung akan mendapat imbalan saham dan kedudukan di dewan direksi Cheonji Construction. Ketamakan yang harus dibayar mahal. Akibat tidak cocok 100 %, Song Hyun Wo nyaris kehilangan penglihatannya.

 

drama Korea

Review Drama Korea A Pledge to God

Drama Korea emang jagonya mengubek-ubek jiwa. Bikin penonton nangis sesenggukan sesudah emosinya diangkat ke puncak gunung, kemudian dibanting ke jurang terdalam. Nyesek banget.

Dulu, awal membius penonton Indonesia, sineas Korea Selatan berjaya dengan kisah dramatis sepasang kekasih yang harus berpisah karena kematian. Kini, mereka hadir dengan kisah drama yang lebih kompleks. Anak yang menjadi korban ambisi orang tuanya. Anak yang menjadi korban bullying. Anak yang menjadi korban KDRT. Serta anak yang mengidap penyakit, yang bertarung dengan ancaman kematian seperti drama Korea ”A Pledge to God”.

Ada yang khas dari drama Korea ”A Pledge to God”, yaitu  keberanian sang ibu melepas anaknya. Sudah biasa seorang ibu kandung keukeuh sureukeuh  mempertahankan anak kandung dalam pelukannya. Kodrat alami itu sih. Karena cinta tumbuh seiring munculnya janin dalam tubuhnya, janin yang berbagi nafas, darah dan kehidupan.

Kisah seorang ibu di era Nabi Sulaeman menunjukkan ketegaran tersebut. Ketika dua orang ibu memperebutkan seorang bayi, Nabi Sulaeman mengambil sang bayi, hendak membelahnya menjadi 2 bagian. Tak tega, ibu asli mengalah agar bayinya tetap hidup. Tidak demikiaan dengan ibu palsu, dia setuju keputusan Nabi Sulaeman.  Memudahkan Nabi Sulaeman mengambil keputusan, sebab mana ada seorang ibu yang tega membiarkan tubuh anaknya dibelah dua.

Drama Korea ”A Pledge to God” menampilkan sudut tersebut dengan brilian. Ketika Seo Ji Young harus mengalah memberikan anak kandungnya, Seo Ji Young meninggalkan karir di dunia televisi dan bersembunyi di kota kecil. Tetapi Woo Na Kyung menolak saat suami dan mertuanya menginstruksikan hanya menjadi ibu Kim Joon Seo. Bahkan dengan demi kekuasaan dia tega membiarkan Kim Joon Seo sebagai pendonor sumsum tulang belakang, walau kecocokannya hanya 50 %.

Itulah yang menjadi penyebab, sewaktu seorang ibu yang akan melahirkan dihadapkan pada pilihan: Dia selamat namun bayinya mati atau bayinya lahir selamat tapi dia mati. Maka sang ibu akan memilih dia yang mati. Karena dia merasa percuma tetap hidup, hatinya akan mati bersama kematian anak yang dikandungnya.

Baca juga:

Beautiful World, Pelakunya Bukan Sang Anak  

The Wind Blows, Janji Suci Perkawinan


Profile

Drama: A Pledge To God  (sumber: asianwiki.com)
Revised romanization: Singwaui Yaksok
Hangul: 신과의 약속
Director: Yoon Jae-Moon
Writer: Hong Young-Hee
Network: MBC
Episodes: 48
Release Date: November 24, 2018 - February 16, 2019
Runtime: Saturday 21:00-23:00 (30 min episodes / 4 per day)
Language: Korean
Country: South Korea


14 comments

  1. Drama Korea ide cerita suka di luar dugaan kota ya. Gak kaya tontonan di Indonesia, ujungnya suka mudah ditebak. Hehehe...
    Kalau adiknya hanya cocok lima puluh persen, jadi penasaran yang cocok seratus persen bisa jadi donor itu siapa ya?

    ReplyDelete
  2. Ide cerita drakor selalu di luar dugaan, membaca sinopsisnya saja saya sudah membayangkan jauh kalau saja hal tersebut benar2 terjadi dunia nyata. Sangat rumit sekali, ingin melahirkan anak untuk di tumbalkan dalam arti untuk menyelamatkan nyawa saudaranya, tapi kondisi orang tuanya sdah bercerai dan masing2 sudah menikah. Semoga drakor ini menghibur, dan jangan sampai istri saya tahu, kalau sampai tahu bisa berabe jadi lupa waktu nanti nonton drakor terus. Hehehehw

    ReplyDelete
  3. Daebaakk banget pokoke sineas drakor
    kok ya adaaa aja idenya, dan kreativitas tanpa batas utk bisa menggedor2 hati pemirsa
    ya ampun, aku baca review Ambu aja udah berasa mellow. apalagi nonton beneran, bisa habis segepok tisu!

    ReplyDelete
  4. Cuplikan kata2 dari kompas itu menusuk hati banget bacanya, apalagi yang dibahas sosok ibu. Duh, emas permatapun gak bisa saya bayar atas kebaikan-kebaikan ibu selama ini.

    Btw, kasihan juga ya Song Hyun Wo menderita kanker darah (leukimia), saya jadi penasaran apakah ibu (Seo Ji Young) atau ayahnya ya yang membawa gen leukimia?

    ReplyDelete
  5. Bahasan antara pengorbanan ibu dan anak, selalu menarik disimak, dan siapin tisu atau lap² mata pakai tangan hehe.

    Btw daku pikir itu Dirly, ternyata Bae Soo Bin, soalnya angle di foto mirip haha

    ReplyDelete
  6. Ah, selalu mengharukan drama Korea yang mengangkat cerita seperti ini. Walau ada beberapa film yang kasusnya sama kayak Drama Korea yang ini, di mana si adik harus berkorban untuk menyelamatkan kakaknya yang mengidap Leukemia, tapi pasti alur ceritanya tidak sama. Pasti kalau aku menonton yang ini nggak cukup tisu Mba karena nggak bisa nahan air mata.

    ReplyDelete
  7. Kalimat terakhir pernah kualami sendiri. Bayi pertamaku lahir lalu meninggal. Aku sempat depresi karena merasa, kenapa enggak aku aja, kenapa dia, kalau dia enggak ada hatiku sudah mati rasanya...duh, seorang ibu itu bener ya ke anak segalanya
    Kebayang, A Pledge to God yang mengaduk-aduk perasaan pasti nontonnya sambil sesenggukan

    ReplyDelete
  8. Referensi tontonan ini, penasaran dgn yg cocok sebagai pendonor 100% itu dan alasan kenapa bukan dia aja. Tapi sepertinya mata bakalan bengkak karena ikutan mewek ngikutin jalan ceritanya. Mbaca review a pledge to god dr Ambu aja udah melow.

    ReplyDelete
  9. Perjalanan sebuah drama kehidupan yang mengesankan seoranh ibu, dan anak dalam pilihan yang sulit namun harus dilakukan. Kehidupan yang memang harus memiliki tujuan, fenomenal cerita.

    ReplyDelete
  10. Tema yang tidak biasa. Tapi aneh juga. Seharusnya, sepengetahuan saya, sumsum tulang belakang cocok 100% dengan ibu kandung. Kemungkinan besarnya itu. Tapi entahlah, mungkin ada hal lain diluar pemahaman saya.

    Ngilu sebenarnya jika ini benar-benar terjadi di dunia nyata ya Mbak. Apakah kuat seorang ibu yang sengaja mengorbankan anak demi anak lainnya?

    ReplyDelete
  11. Aku terbawa banget sama review yang disampaikan Ambu.
    Dan jujur jadi pingin nonton,
    Tema kekeluargaan dan perjuangan cukup kuat. Aku beberapa kali nonton drama tentang anak yg terkena leukimia tapi tentu punya pengemasan yg berbeda

    ReplyDelete
  12. duh mana kuat aku nonton drama ini
    mewek-mewek pasti
    soalnya mbayangin kalau aku ada di posisi tokoh utama

    ReplyDelete
  13. kalau ada pelakor pelakornya gini bikin kesel ya
    tapi secara keseluruhan kok baguss, jadi pengen nonton
    apalagi kalau semua demi anak, jangankan di drama, di real life aja kalau udah ngomongin anak semuanya rasanya pengen dikesampingkan

    ReplyDelete