IDN Pictures, Gebrakan Optimis di Tengah Badai Pandemi Covid
19
“Apa judul film Indonesia
yang terakhir ditonton?”
Film Dylan? Atau yang lebih
lama lagi Ayat Ayat Cinta? Film peraih box office semua tuh, atau termasuk film
yang berhasil menggaet 1 juta – 5 juta
penonton.
Paling fantastis tentunya
trilogi Dilan, yaitu: Dilan 1990 (2018), Dilan 1991 (2019), dan Milea: Suara
dari Dilan (2020), yang berhasil meraup 15 juta penonton.
Pernah mati suri pada sekitar
tahun 1990 - 2000 an, hingga tak ada gelaran Festival Film Indonesia (FFI), dan
kosongnya posisi film terpuji di Festival Film Bandung (FFB), industri
perfilman bangkit dengan beringas pada tahun 2002 dengan kemunculan film
“Petualan Sherina” dan disusul “Ada Apa Dengan Cinta”.
Sesudah itu, geliatnya tak
terbendung. Tak heran, dengan penuh optimis IDN Pictures menggebrak industri perfilman
Indonesia. Perusahaan ini merupakan hasil akuisisi IDN Media terhadap perusahaan
film independen, Demi Istri Production, dan launching pada 12 Mei 2020.
Walau pandemi Covid 19 belum
menampakkan tanda akan berakhir. Sementara, walau izin tayang film pada
jaringan bioskop berlaku Oktober 2020. (sumber), itupun
hanya diperbolehkan terisi 25 persen dari kapasitas normal.
Namun tanpa kontribusi dan
optimisme banyak pihak, dunia hiburan khususnya perfilman, hanya akan menjadi
pasar bagi karya negara lain. Seperti nasib sinetron Indonesia yang dipukul
telak drama Korea, drama Cina bahkan drama Thailand.
![]() |
sumber: idn pictures |
Data Dibalik Gebrakan IDN Pictures
Badai pasti berlalu, demikian
IDN Pictures mengungkap optimismenya. Mengutip data dari filmindonesia.or.id,
terdapat pertumbuhan signifikan jumlah bioskop, layar dan penonton di sepanjang
tahun 2017-2019:
- Tahun 2017 terdapat penambahan layar sebanyak 25, 45 % dan bioskop 18,14 %
- Tahun 2019, jumlah bioskop bertambah sebanyak 78 bioskop dengan 286 layar dari 5 bioskop berjaringan dan juga bioskop independen. Penambahan terjadi di 43 kota di 19 provinsi. 37 bioskop berada di ibukota provinsi, dan 41 bioskop berada di kota dengan status kota/kabupaten.
Sehingga pada akhir Desember
2019, total terdapat 508 bioskop dengan 2.110 layar
Jumlah penonton juga
mengalami kenaikan signifikan.
Genre film yang beredar masih
didominasi drama, horor, dan komedi atau penggabungan ketiganya. Serta film
superheroes seperti film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot.
Filmindonesia.or.id juga
mencatat sepanjang tahun 2019 diproduksi 11
judul film sekuel, yang berarti lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Serta
29 judul film dengan tema adaptasi (17 berasal dari novel).
Melihat data yang
menggembirakan di atas, tak berlebihan jika peluncuran IDN Pictures terkait
keyakinan bahwa industri film tanah air tidak saja bertahan, namun juga bertumbuh
seiring kerinduan penonton akan hasil karya anak bangsa.
IDN Pictures, Optimis di Tengah Badai Pandemi Covid 19
Tahu
dong Cinta Brontosaurus (2013), Moammar
Emka’s Jakarta Undercover (2017), Yowis Ben (2018 & 2019), dan Terbang
Menembus Langit (2018)?
Film-film tersebut merupakan
karya Demi Istri Production yang
didirikan tahun 2013 oleh sutradara Fajar Nugros dan produser Susanti Dewi .
Telah
lama
berencana melakukan upscale, baru berjodoh setelah bertemu dedengkot IDN Media,
yaitu: Winston Utomo (Founder dan CEO IDN Media) dan William Utomo (Founder dan
COO IDN Media), pada bulan Oktober 2019.
Banyak orang bilang, jodoh
mah jorok. Tapi Santi, nama panggilan Susanti Dewi memperjelas bahwa perjodohan Demi
Istri Production dengan investor lain harus ditentukan oleh visi dan misi yang
sama.
Bak mencari jodoh yang tepat pula,
mereka telah bertemu dengan banyak calon investor. Sayangnya tak satupun
memiliki visi dan misi yang sama.
Sepakat ya? Tanpa kesamaan
visi dan misi maka bak kapal yang mengarungi samudera, nggak akan sampai
tujuan. Crew kapal berantem melulu, meributkan masalah prinsip hingga remeh
temeh.
Pencarian partner bisnis yang
memakan waktu berbuah manis. Demi Istri Production bertemu IDN Media. Saling click, diskusi lancar tanpa hambatan
berarti, merekapun sepakat melahirkan IDN Pictures.
Seperti teman
seperjalanan, yang paham bahwa sangat
dibutuhkan partner yang kreatif, cerdas, suportif dan menyenangkan. Agar bisa
sampai tujuan sesuai target dan sukses. Partner jangan malah membuat rempong
dan menghambat.
Terlebih dalam pembuatan
film. Agar menghasilkan karya box office sekaligus mendulang penghargaan,
dibutuhkan ide cemerlang, penulisan skenario yang mumpuni serta riset pasar.
Semua proses tersebut
melibatkan ratusan kru dan menghabiskan waktu yang lama. Bisa berbulan-bulan
hingga tahunan. Jika visi dan misi tidak sejalan, bakalan ambyar nggak sampai
tujuan.
Nah dengan target penonton
milenial dan gen Z yang haus hiburan, Santi dan Nugros optimis bahwa karya
mereka, film berbasis teknologi, tidak saja diterima pasar juga dapat memberi
inspirasi bagi masyarakat.
Pasca akuisisi, Fajar Nugros dan Susanti Dewi memegang tampuk pimpinan sebagai Head IDN Pictures.
![]() |
sumber: idn pictures |
IDN Pictures, Harapan Baru Perfilman Indonesia
Pernah nonton Matrix dengan
sequelnya yang dibintangi Keanu Reeves? Yang lebih terkini adalah How to Train Your
Dragon , Space Pirate Captain Harlock, Final Fantasy XV, Doraemon
Stand By Me dan lainnya yang merupakan
film-film pengguna teknologi CGI.
CGI atau Computer Generated Imagery
menggunakan grafis komputer 3D dengan efek yang spesial. Dengan menggunakan
CGI, setiap scene digabungkan dengan aktor/aktris yang sedang berperan. Ditambahkan
juga latar belakang sehingga karakter terlihat nyata dan detail.
Penggemar drama Korea mungkin
bisa melihat Memories of the Alhambra dan Hotel Del Luna yang menggunakan
teknologi CGI. Drama Cina, pastinya memakai CGI untuk genre historical, sedangkan
drama modern terlihat pada Love 020.
Baca juga:
Memories of the Alhambra, Ending yang Unpredictable
Hotel Del Luna, Menembus Batas Fantasi Hong Sisters
Produk IDN Pictures paska akuisisi, baik film, serial, dan produk komersial, akan berbasis teknologi. Sesuai target mereka yaitu generasi millennial dan gen Z di Indonesia.
Yups, mereka akrab dengan
gaming, sehingga jenis tontonan demikian akan sangat disukai. Tak heran Nugros juga berjanji bahwa IDN Pictures akan
berperan sebagai wadah bagi para filmmaker dan commercial maker
untuk berkolaborasi, membuat karya-karya yang impactful bagi generasi
sekarang ini.
Walau kini masih mengerjakan
commercial
projects, Nugros berharap tahun depan sudah dapat menghadirkan film
IDN Pictures yang dimaksud dalam penjelasannya.
Serta menunaikan janjinya menyajikan
line-up proyek yang menarik bersama dengan talenta-talenta terbaik Indonesia. Yaitu
produk lintas genre, namun tentu tetap appealing buat generasi millennial dan Z.
Walau belum bisa memperinci proyeknya, namun Nugros optimis karena proyek-proyek dikerjakan memiliki alur cerita yang bagus dan production value yang ciamik.
![]() |
sumber: idn pictures |
IDN Media, Pembaharu Media Multi Platform
Siapa yang nggak kenal IDN
Media atau mungkin kita mengenalnya sebagai idntimes.com yang menyajikan begitu
banyak data bagi pencarinya.
Membidik kaum milenisl dan
gen Z di Indonesia sebagai audiens utamanya, IDN Media mempunyai visi membawa dampak positif bagi masyarakat dan
mendemokratisasikan akses pada informasi yang akurat, seimbang, bermanfaat, dan
positif dalam upaya menjadi suara Millennial dan Gen Z di Indonesia.
Selain IDN Times yang wara wiri di mesin pencari, IDN
Media juga membawahi Popbela.com, Popmama.com, Yummy, GGWP.ID, Duniaku.com, IDN
Creative, IDN Event, dan IDN Creator Network, IDN Pictures, dan IDN Programmatic
OOH.
Nampaknya semua segmen
berhasil dirangkul IDN Media ya? Apakah kelak IDN Media juga akan meluncurkan
IDN TV?
Kita tunggu gebrakan selanjutnya.
Tak sabar menunggu gebrakan dari hasil kolaborasi ini. Semoga pandemi segera berakhir supaya dapat menyaksikan warna baru karya IDN Pictures yang digawangi Nugros dan Santi.
ReplyDeleteSaya belum nonton satupun film serial Dilan, baca bukunya juga belum.
ReplyDeleteSemoga kehadiran IDN pictures, yang mengedepankan teknologi, mampu menghasilkan film-film bermutu, yang nggak cuma menghibur tapi juga memberi pengajaran pada para penontonnya
Keren!! Btw aku baru denger soal CGI. Berharap banget IDN Pictures bisa merealisasikannya di Indonesia ya. Penasaran sama karya Nugros dan IDN Pictures
ReplyDeleteSemoga nanti bakalan lahir film keren dan bermutu di tangan mereka ya..
ReplyDeletewah dengan sinematografi ciamik diharapkan akan melahirkan karya yang apik dari IDN Pictures ya mbak
ReplyDeleteBakalan ciamik sih ini kalau Mas Nugros dan Mba Santi garap film bertkehnologi CGI utk film2 Indonesia ;)
ReplyDeleteWah keren sekali, artinya semakin produktif para sineas karena di support oleh rumah produksi seperti IDN Pictures
ReplyDeletewow ditunggu karya-karyanya ya IDN Pictures
ReplyDeletesemoga bisa menghasilkan karya yang berkualitas dan menginspirasi
supaya dunia perfilman Indonesia makin berjayaaa
IDN itu singkatan dari apa Mbak? Saya kok galfok sama Demi Istri Production. Duh itu beneran ya namanya?
ReplyDeleteSemoga dengan hadirnya IDC Pictures bisa membangkitkan kembali hadirnya film-film nasional di tanah air. Film-film berkualitas yang menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri
DeleteSaya memang sudah tahu lama banget tentang IDN mb maria, udah hits banget memang di mesin pencari ya website ini. Gebrakan apalagi ini mba yang dibuat IDN, mantaplah kalau mendukung perfilman Indonesia untuk lebih maju, saya dukung banget.
ReplyDeleteNama besar mas Nugros sama mbak Santi udah nggak di ragukan lagi kalo urusan garap film deh, udah pasti booming
ReplyDeleteSukses selalu untuk kolaborasi upscaling ini. Semoga film filmnya makin disukai banyak penonton dan pandemi ini segera usai
ReplyDeletewah jadi kangen nonton bisokop ni..
ReplyDeletesemoga akan ada banyak film film kece dari IDN Pictures ya mbak
Beberapa penikmat drakor ada yang tak tertarik dengan Drama Memories of The Alhambra, bahkan yang sudah nonton ada yang berkomentar membosankan. Padahal cerita dan visual drama ini spesial di mataku, karena dunia game bisa begitu nyata dalam kehidupan nyata, berkat efek sempurna dari teknologi CGI. Memang perlu penonton yang berwawasan maju akan teknologi untuk melihat drama tersebut begitu indah.
ReplyDeleteNah, aku berharap sekali semoga IDN Pictures bikin gebrakan membuat film semacam itu lewat teknologi CGI yang dimaksud. Sudah terbukti di Film Matrix kan, menontonnya seolah terbawa ke dunia teknologi serba canggih.
Semoga dengan kerjasama ini dan terbentuknya IDN Pictures bisa menjadi penyemangat perfilman di Indonesia
ReplyDeleteDaku terakhir nonton di bioskop bulan Februari kemarin Ambu, toko barang mantan. Jadi kangen dengan perfilman Indonesia yang semakin keren
ReplyDeletePerfilman Indonesia meskipun seringkali jatuh bangun selama masih ada insan film yang bersemangat mencipta, akan tetap bertahan.
ReplyDeleteWah nama Fajar nugros menjanjikan nih untuk kualitas tayangannya IDN pictures nanti. Jadi penasaran sama karya-karyanya
ReplyDeleteBakal jd gebrakan yang dinanti-nanti nih sukses terus Idn Picture
ReplyDeleteYakin banget kalau film hasil karya IDN Pictures ini bakal keren banget dan layak di tunggu
ReplyDeleteWohoooo akhirnya...tangan dingin mas Fajar Nugros berkolaborasi dengan IDN Media, ini bakalan menghasilkan karya yang benar keren dan ciamik...ditunggu segera film perdana Mas Fajar Nugros bersama IDN Pictures 🙂
ReplyDeleteWohoooo akhirnya...tangan dingin mas Fajar Nugros berkolaborasi dengan IDN Media, ini bakalan menghasilkan karya yang benar keren dan ciamik...ditunggu segera film perdana Mas Fajar Nugros bersama IDN Pictures 🙂
ReplyDeleteBerkali-kali nonton How to Train Your Dragon, aku kok nggak merhatiin ya kalau ini diproduksi oleh IDN? Apa karena suka skip bagian awalnya, ya? Hahaha ...
ReplyDeleteTapi membaca ini jadi sadar loh, ternyata karya besutan IDN itu banyak sekali dan akrab banget di mata dan telinga.
Siap menanti lah pokoknya karya terbaru hasil kolaborasi dua geng yang kemampuannya nggak diragukan lagi ini.
Gak sabar sudah nih nunggu gebrakan baru mereka. Rindu nonton.
ReplyDelete