5 Manfaat Podcast Dalam
Meningkatkan Public Speaking
Suaranya empuk. Renyah.
Intonasinya jelas, mengucap kata demi kata. Sehingga pendengar paham akan
materi yang disampaikan.
Sayang, suara tersebut bukan milik
saya, melainkan suara mbak Alaika Abdullah. Dia sedang menunjukkan hasil
podcast yang baru dibuat. Hiks bikin kepingin.😐😐
Bukan pertama kali saya diajak
membuat podcast. Sekitar tahun 2012, seorang teman membuat podcast berisi
dongeng untuk anak-anak. Kami, dari team Forum Hijau Bandung diajak turut
serta, agar anak-anak peduli lingkungan hidup sejak dini.
Sayang, saya punya kendala pada
suara. Paska berulangkali mengalami kekambuhan epilepsi, gigi depan saya
tanggal. Saya terpaksa menggunakan gigi palsu. Akibatnya intonasi suara saya
nggak jelas. Mirip orang kumur-kumur.😢😢
Menyedihkan ya?
Padahal pingin banget membuat
podcast. Khususnya saat sedang di lapangan. Daripada menulis panjang-panjang, kemudian
baru ditulis, kan lebih mudah membuat laporan pandangan mata, ya? Catatan hanya
pengantar atau ringkasan, selebihnya laporan audio, foto dan video.
Maraknya aplikasi di playstore membuat
keinginan membuat podcast muncul. Prosesnya nggak seribet yang dilakukan teman
saya dulu. Cukup merekam, mengedit jika diperlukan, menambah musik untuk latar
belakang, memasang cover, jadi deh.
Eits maaf, ngobrol panjang lebar
tentang podcast, sudah tau belum sebetulnya apa sih podcast? Jika belum, Anda
tak sendiri kawan, saya juga baru searching mengenai podcast sebelum
mulai membuatnya.
Podcast, Siniar yang Sedang Booming
Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, tercantum podcast adalah siniar.
Podcast/siniar adalah siaran
(berita, musik, dan sebagainya) yang dibuat dalam format digital (baik audio
maupun video) yang diunduh melalui internet.
Berbeda dengan radio, podcast
merupakan audio non-streaming. Umumnya digunakan masyarakat untuk mendengarkan berita, ilmu
pengetahuan, dan sharing ilmu pengetahuan yang bersifat dapat diulang.
Kini, podcast tidak hanya bisa
dinikmati melalui aplikasi Apple Podcast. Juga ada aplikasi Spotify, Pocket
Cast, Overcast, dan Google Play Music yang bisa digunakan untuk mendengarkan
suatu seri podcast. Sifat podcast yang harus diunduh dulu, memungkinkan
aplikasi pemutar musik biasa bisa digunakan untuk mendengar siaran podcast.
Dikutip dari New York Magazine, ada
beberapa jenis podcast, seperti perbincangan politik, olahraga, komedi, hingga
serial podcast yang menyajikan materi fiksi secara berkelanjutan.
Mirip YouTube ya? Berhasil
menggeser kedigdayaan televisi swasta hingga pemilik kerajaan hiburan tanah
air, Hary Tanoesoedibjo mencak-mencak. Pengguna YouTube juga bisa
menikmati bermacam tontonan yang dulu hanya disajikan televisi nasional.
5 Manfaat Podcast Dalam Meningkatkan Kemampuan Public Speaking
Ikut terpesona dengan orasi Barrack
Obama dalam kunjungannya ke Indonesia pada Juni 2017 silam? Obama mengatakan
kalimat “unity in diversity”, yang sontak mendadak jadi trending topic.
Padahal itu kan kalimat yang biasa
banget. Sudah ada sejak zaman revolusi. Berkat public speaking yang dimiliki Obama,
kalimat “unity in diversity” mampu menggetarkan pendengarnya.
Public speaking merupakan "pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak".
Kemampuan
public speaking bisa dilatih. Walau hasil akhirnya mungkin nggak sekelas Obama,
namun pasti akan banyak manfaatnya.
Salah
satu cara melatih public speaking adalah dengan menggunakan podcast sebagai tools.
Paling
tidak ada 5 manfaat podcast dalam meningkatkan public speaking:
Podcast Meningkatkan Kemampuan berbicara
Pernah memperhatikan youtuber yang
channelnya berkisah tentang misteri?
Ada yang intonasinya jelas
sehingga penonton paham isi materi yang dibawakan. Youtuber lain bicara dengan
terburu-buru, seolah ingin cepat-cepat selesai.
Berbeda dengan youtuber yang bisa
menyertakan teks dan gambar, seorang podcaster harus mengandalkan suaranya.
Intonasinya harus tepat, tidak boleh salah melafalkan istilah asing. Salah ucap
akibatnya bisa fatal. Bisa-bisa pendengar tertawa terbahak-bahak saat poscaster
membawakan konten serius. Atau malah menangis untuk konten lucu. Konyol kan?
Sebab itu seorang podcaster mau
nggak mau harus berlatih agar materinya dipahami pendengar. Hasil akhirnya,
gaya berbicara akan disukai. Perbendaharaan kata juga lebih banyak dan
variatif.
Podcast Membantu Untuk Berlatih fokus
Sulit rasanya membuat podcast
sambil multitasking. Mindfulness harus dilakukan agar hasil podcast sesuai
dengan yang diinginkan.
Sering membuat podcast berarti
berlatih meningkatkan fokus dan konsentrasi, karena ada serangkaian tugas yang
dikerjakan, mulai mencari materi, mengedit dan menyusun materi, berlatih
membaca hingga mulai “action” di depan microphone.
Selesai? Belum. Isi podcast harus
diedit atau bahkan harus diulang. Dilanjutkan mencari musik untuk latar
belakang, cover podcast dan seterusnya.
Podcast Membantu Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Sharing
podcast, atau mengunggahnya di aplikasi Anchor untuk dibagikan, berarti telah
bicara di depan umum/di depan umum.
Kepercayaan diri akan tumbuh saat
satu persatu followers bermunculan. Mereka menyukai podcast Anda, membicarakan
dan membagikannya. Ini tentu kemampuan yang bukan main-main yang berpotensi
mendongkrak ke jenjang lebih tinggi.
Bukan tak mungkin kelak menjadi
narasumber yang berarti harus berbicara di depan orang secara riil. Saat waktu
itu datang, kemungkinan demam panggung telah disiasati dan dikurangi, kepercayaan diri sudah tumbuh, kemampuan
berbicara juga telah terasah.
Podcast Membantu Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah
kemampuan otak untuk mencari cara untuk memecahkan atau mengatasi permasalahan
dengan cepat dan tepat.
Terbiasa menyajikan konten menarik
membuat seseorang mampu memilih kata-kata dan cara menyampaikan dengan tepat.
Hal ini merangsang otak untuk berlatih berpikir kritis.
Podcast Membantu meningkatkan Kemampuan Untuk Memimpin
Sering membuat podcast berarti
kerap membuat konten yang menarik dan dipercaya. Konten Anda akan menjadi
rujukan. Dampak positifnya, Anda dipercaya memiliki kemampuan lebih
dibandingkan orang lain.
Kemampuan lebih itu berupa
kemampuan mempengaruhi orang lain, yang dibutuhkan untuk menjadi seorang
pemimpin. Karena seorang pemimpin memiliki tugas mendelegasikan tugas, memberikan
instruksi, serta membuat anak buahnya percaya kepadanya.
Cara Membuat Podcast dengan Aplikasi Anchor
Paling tidak ada 5 aplikasi gratis
yang dapat digunakan untuk membuat podcat. Dan aplikasi Spreaker konon bersaing
ketat dengan Anchor. Namun banyak yang merekomendasikan Anchor karena aplikasi
besutan Michael Mignano dan Nir Zicherman ini telah diakuisisi oleh Spotify
pada 2019.
Tak heran Anchor memiliki fitur
pendukung seperti impor pesan suara, impor musik dari Spotify dan obrolan grup.
Fitur yang dimiliki Anchor cukup
lengkap, selain bisa membuat rekaman podcast di situsnya (anchor.fm) secara
langsung. Juga memungkinkan pengguna untuk
mengedit audio, mengaturnya menjadi episode podcast, menerbitkan podcast
ke platform mendengarkan, dan memonetisasi konten dengan mengumpulkan
kontribusi pendengar atau menambahkan iklan ke dalam episode.
Format audio-only membuat podcast
jadi alternatif konten yang ideal saat sedang mengerjakan aktivitas lain
seperti memasak atau mengemudi. Terlebih setelah Anchor all out membuat versi
3.0 seperti yang kini bisa dinikmati.
Jadi, gimana kalau langsung aja
yuk bikin podcast:
- Siapkan konten. Untuk permulaan saya menyiapkan flash fiction yang hanya beberapa baris dan kata, agar nggak ribet saat harus mengulang.
- Mulai mengunduh Anchor di Google Play Store. Sesudah itu silakan mendaftar, saya sih lewat akun facebook agar cepat dan mudah.
- Langsung deh buat rekaman suara. Sayang, saya gagal di sini. Suara saya terdengar sayup-sayup sampai. Terlebih ketika saya menambahkan musik latar, yang terdengar jelas cuma musiknya.
- Apa boleh buat, akhirnya saya merekam menggunakan fitur recorder dari smartphone saya, sesudah itu dikirim ke aplikasi Anchor untuk diberi musik latar dan cover foto.
Tidak puas pastinya. Terlebih
hasil rekaman jelek banget. Suara saya jelek, harusnya aplikasi Anchor bisa
mengoreksi agar lebih empuk gitu ya? :D :D
Tadi saya mencoba masuk lagi ke
aplikasi Anchor dan disambut Google Podcast yang berbaik hati memberi penawaran
untuk membagikan podcast yang telah saya buat.
Diterima gak ya?
Aku juga tau podcast dari Mbak Alaika. Seru memang bikinnya. Apalagi pake Anchor tuh simple banget editnya. Pengen bikin episode baru lagi ah. 😆
ReplyDeleteAku udah pernah bikin podcast, Ambu.
ReplyDeleteTapiii entahlahhh blum nemj chemistry-nya *halaaah
Mungkin mau coba lagi dahh kalo ada inspirasi temA
Aku juga mau banget belajar podcast soalnya gak semua orang bisa menguasai diri Dan kuat mental dalam berbicara di depan orang banyak. Salut
ReplyDeleteBanyak sekali ya manfaat podcast itu, Tian maju mundur nih ingin cobain bikin podcast, hehe.
ReplyDeleteSaya juga baru diajak untuk buat podcast nih, mbak. Tapi, saya masih maju mundur juga. Soalnya belum mampu mengatur waktu lagi untuk mengembangkan podcastnya ke depannya.
ReplyDeleteTulisan ini saya simpan dulu, setidaknya menjadi motivasi saya untuk percaya diri buat podcast dulu, hehehe. Terima kasih, mbak
Udah lama bikin akun podcast, pas dulu diracuni Mba Inna, tapi belom ada isi kontennya sama sekali, angkat bendera putih duluan, saking waktunya belum ada hehehe.
ReplyDeleteMasih fokus ngeblog aja dulu, sambil ngurus rumah dan anak-anak.
Semoga nanti kalau anak-anak udah mandiri, saya bisa explore lebih banyak lagi.
Memang bener sih ya, jadi kayak public speaking tuh :)
Aku tuh kalau denger Mbak Alaika di podcast juga beberapa podcaster favoritku lainnya jadi mupeng bener ikut bikin. Tapi asli mereka ini renyah suaranya dan daging kontennya. Dan kebetulan aku tipe pendengar, lebih suka denger radio, musik, gitu daripada nonton. Karena kalau dengar bisa sambil ngerjain yang lain.
ReplyDeleteKalau Mba Maria merasa kayak kumur-kumur suaranya, kalau aku kurang pede karena medhok bener logat Jawanya hahah. Bukannya ga bangga dengan kemedhokanku ya. Tapi merantau ke luar "Jawa" sudah 26 tahun lidahku ga banyak berubah...tetep logat Jowo ngomongnya
wah coba kemaren ya ... aku baca tulisan ini, karena baru saja bikin podcast tantangan dari teras negeriku. thank you tulisannya aku simpen ya
ReplyDeletesejujurnya aku tahu podcast juga dari mba Alaika dan mba Sara. Emang kayaknya lebih asik ngepodcast sih, hehe. Tapi aku juga masalah suara mba, suaraku cempreng, duh :D Ternyata manfaatnya banyak banget ya. Khususnya buat yang PD ngomong. Hmm, jadi pengen ngikutin caranya nih. Ayo segera bikin, melebarkan sayap gak cuma ngeblog aja. Beradaptasi dengan kebaruan.
ReplyDeleteWajar bila podcast membantu kita berpikir kritis, karena dalam waktu beberapa menit harus bisa berbicara jelas, dan padat untuk satu materi yang diangkat
ReplyDeleteWah, seru nih kayaknya. Pengen nyobain ah. Mungkin bisa juga ya untuk story telling. Menceritakan cerpen yg saya buat
ReplyDeleteIya, sekarang lagi musim buat podcast...
ReplyDeleteEmang benar ya mbak, ini bs jadi sarana latihan public speaking