Lagu Ariel Noah Mengingatkan untuk Menepi dan Bersyukur
Menepilah sejenak kekasihku
Berikan ruang untuk rindu
Sehingga reda deru ragumu
Kan kupeluk hatimu (Ariel Noah “Kupeluk Hatimu”)
Lagu
“Andaikan Kau Datang Kembali” karangan Tonny Koeswoyo, anggota Koes Plus
sebetulnya berkisah tentang manusia yang kembali ke Sang Khalik. Sayang,
rupanya penggemar lebih menyukai tentang kisah sepasang manusia yang sedang
dilanda asmara. Sehingga sang pengarang lagu harus menyerah pada pasar.
Demikian juga saya melihat lagunya Ariel
Noah “Kupeluk Hatimu”, pas banget menggambarkan
hubungan
manusia dengan Sang Pencipta. Betapa indahnya dipeluk Sang Pencipta, untuk berhenti
sejenak dari kesibukan tak tentu arah.
Manusia
lebur dengan rutinitas dan ketergesa-gesaan, hingga melupakan esensi beragama. Salat hanya sekedar gugur kewajiban. Membayar zakat, infak dan sedekah,
hanya sekedar agar tidak berdosa. Termasuk melaksanakan puasa yang disamakan
ustaz dengan puasanya ular saat berganti kulit. Sekedar menahan lapar, namun
tak mendapat berkahnya.
Yang dimaksud manusia tentunya saya.Lagu Ariel Noah Mengingatkan untuk Menepi dan Bersyukur
Saat memasuki bulan Ramadan 1441 H, pandemi Covid 19 belum berakhir. Dan itu berarti sejumlah pembatasan. Tidak ada kegiatan munggahan. Tidak bisa tadarusan. Tidak bisa ikut buka puasa bersama. Tidak bisa ngabuburit sambil belanja takjil.
Jika terpaksa bepergianpun harus menggunakan masker, sehingga percuma aja pakai bedak dan lipstick. Harus melakukan physical distancing dan berulang kali cuci tangan agar terhindar dari virus corona.
Menepilah sejenak kekasihku
Berikan ruang untuk rindu
Sehingga reda deru ragumu
Dan kaupeluk hatiku
Hiks, seolah Allah
menyuruh berhenti sejenak dan meresapi lagi esensi puasa. Menghilangkan rasa hampa dan bersyukur
karena telah mendapat anugerah sebesar ini.
Baca juga: TiadaSehelai Daun Gugur Tanpa Seizin Allah
![]() |
source: freepik.com |
Bersyukur Harus Berpuasa
Pernah menginginkan
sesuatu yang harganya begitu mahal? Saya
pernah terbengong-bengong sewaktu Apple merilis MacBook Pro 24 Karat Gold seharga Rp 394M.
Gimana rasanya ya? Apa nggak takut dicuri?
Tapi saya yakin satu
hal. Sesudah beberapa lama, si pemilik akan kehilangan greget, akan cuek, nggak
merasakan keistimewaan barang miliknya.
Demikian pula ibadah
puasa. Begitu banyak kegiatan membuat denyar kenikmatan itu hilang. Larut dalam kegiatan serba sibuk bareng teman-teman. Jadwal bulan puasa selalu penuh
dengan alasan.
Seperti diketahui, hampir
semua agama di dunia menyantumkan perihal berpuasa, namun hanya agama Islam
yang menetapkan peraturan dengan tegas dan jelas.
Contohnya dalam agama
Katolik yang sebelumnya saya anut. Ada anjuran berpuasa sebelum Hari Raya Paskah.
Gimana caranya? Ya, terserah. Atur sendiri. Boleh berpuasa dengan tidak makan
seharian. Kapan waktunya berbuka? Ya, silakan tentukan sesuai kemampuan.
Bisa juga berpuasa dengan cara berpantang. Selama sebulan tidak
mengonsumsi daging. Atau di hari-hari tertentu berpuasa dengan tidak merokok.
Perbandingan ini pastinya tidak bermaksud menjelekkan agama saya
sebelumnya, ya? Hanya untuk memperjelas betapa bersyukurnya saya, setelah menjadi bagian umat Islam diwajibkan berpuasa.
Sehingga memperoleh kenikmatan:
- Bisa merasakan lapar yang sesungguhnya. rasa yang hanya dialami oleh mereka yang kelaparan. Bersyukur bisa makan sewaktu berbuka, sedangkan mereka? Entah kapan menemukan makanan.
- Bersyukur dianugerahi bulan penuh berkah. Bulan diturunkannya Alquran. Waktu dikabulkannya doa-doa. Waktu setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar.
Seperti
orang yang menginginkan MacBook Pro 24 Karat Gold, dulu saya cemburu pada umat
Islam yang mendapat anugerah bulan suci, Ramadan. Bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan.
Bersyukur Berkesempatan Memaknai Lagi Ramadan
Kembalilah ke masa itu
Ketika pertama bertemu
Di mana cinta hentikan waktu
Dan kaupeluk hatiku
Kegiatan yang padat
membuat saya kerap melupakan sahur. Pulang dari acara Bukber sudah malam,
dilanjut menulis untuk blog, karena saya
mengikuti challenge one day one post. Pada tahun 2018 di Kompasiana, tahun 2019 dan 2020 di
Blogger Perempuan.
Usai menulis, waktu
telah menjelang dini hari, terlalu mengantuk untuk sahur. Jadi hanya bangun
untuk salat subuh. Itupun disebabkan alarm ponsel yang berbunyi tanpa henti.
Beruntung Quraish
Shihab dalam acara “Shihab dan Shihab” melalui Narasi.TV memberi penjelasan
mengenai sahur. Menurut ulama yang low profile ini (padahal mantan menteri
agama lho, dan punya ilmu segunung), ada hadis nabi:
“Makanan sahur merupakan makanan yang berkah maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya seteguk air, sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR Ahmad)
Selanjutnya Quraish
Shihab menjelaskan:
- Sahur membiasakan diri melawan rutinitas.
- Sahur mengajak umat Islam merenung sewaktu mengucapkan niat berpuasa, karena pengucapan niat merupakan instropeksi agar bisa meningkatkan derajat berpuasa.
- Sahur memberi waktu umat Islam untuk mengisi waktu diantara Imsak dan salat Subuh dengan mengaji dan salat sebelum fajar
- Sahur menjadi pembeda antara puasa kita dengan puasa lain. Seperti penjelasan saya di atas, agama lain juga mengenal puasa, namun tidak ada kewajiban makan di tengah malam.
Jadi
kebayang kan? Baru mengupas tentang sahur, sudah banyak keberkahan. belum lagi
kebiasaan-kebiasaan lain seperti menyiapkan takjil untuk masjid.
“Bersahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR Bukhari Muslim).
![]() |
sumber: freepik.com |
Bersyukur Memaknai Tadarusan
Salah
satu rasa syukur yang saya rasakan selama Ramadan 1441 H adalah mendapat pemahaman baru mengenai tadarusan.
Awal
masuk Islam, saya sendirian mempelajari ibadah yang diwajibkan, tanpa guru.
hanya berbekal sebuah buku yang saya beli dari pinggir jalan. Dulu, sulit
sekali mencari buku keagamaan di toko buku Gramedia. Baru marak sesudah Mizan
masuk pasar.
Nggak
heran setahun kemudian, saya baru tahu banyak gerakan salat yang salah.
Sehingga kegiatan keagamaanpun tak saya pahami. Beruntung perkumpulan arisan yang saya ikuti
di sekolah anak-anak, bertransformasi menjadi komunitas mengaji/pengajian.
Teman-teman pengajianlah yang berperan menambah wawasan keislaman saya. Mereka
mengajak saya mengikuti tafsir, tahsin dan kegiatan-kegiatan keagamaan, salah
satunya tadarusan. Nggak hanya satu yang mengajak, tapi banyak.
Tadarusan
ini bikin saya bingung, “Ikutan di grup tadarusan saya yuk, saya udah 3 x
khatam lho”. Ha? Bulan Ramadan belum berakhir kok dia udah 3 x khatam Alquran
sih?
Karena
rumahnya cukup dekat, sayapun mengikuti kegiatan tadarusan di rumahnya.
Ternyata caranya begini, dari jumlah peserta tadarusan sekitar 20 orang dibagi
atas 6 grup, ganjil gak papa, untuk mengantisipasi yang berhalangan datang. Nah
setiap grup membaca 5 juz. Misalnya grup 1 membaca juz 1 – 5, grup 2 membaca
juz 6 – 10 dan seterusnya. Bacanya bareng dan cepet.
Pantesan
bisa berkali-kali khatam, ya?
Quraish
Shihab, dalam tayangan “Shihab dan Shihab” yang dipandu Najwa Shihab
menjelaskan bahwa cara tadarus Alquran yang baik dan benar adalah harus bersama
orang yang paham ilmu membaca Alquran. Sehingga tidak hanya bacaan yang
diperbaiki, juga dikaji sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan.
Jika
ngebut begitu boro-boro mengamalkan, mungkin juga tidak paham ayat yang
dibacanya, ya? Terlebih saya yang bacanya masih terbata-bata. Disana cuma bisa
melongo. #sedihdeh.
Tadarusan
juga harus bersama dengan orang yang paham membaca Al Quran dan lebih tinggi
ilmunya. Karena menurut, sejarah, Nabi Muhammad SAW melakukan tadarus Alquran
bersama Malaikat Jibril AS. Malaikat Jibril AS memimpin Nabi Muhammad membaca
Alquran.
Esensi
membaca Alquran emang bukan seperti anak SD yang membaca buku “Ini Budi” “Ini
ibu Budi”, nggak paham artinya, hanya baca dan hafal. Seperti yang dipaparkan
Quraish Shihab, para sahabat nabi belajar Alquran lima ayat dalam sehari. Kalau
sudah memahaminya langsung diamalkan dalam kehidupan.
"Jika mengikuti cara sahabat nabi, sebaiknya
ditarget, misalnya membacanya Alquran satu juz satu hari. Memahami artinya,
maksudnya, tafsirnya lima ayat satu hari.”
Baca
juga: Perempuan Jangan Cengeng, Your Life is Your choice
![]() |
source: freepik.com |
Puasa Meneladani Sifat Allah
Dalam
tayangan lain, Quraish Shihab menjelaskan bahwa walaupun manusia punya banyak
kebutuhan yang berkaitan dengan tubuh/ faali, namun manusia bisa mengikuti
sifat Allah, seperti: jujur, amanah, cerdas dan seterusnya
Karena
dengan sifat-sifat tersebut manusia membangun peradaban, yang berkaitan dengan
keindahan, kebaikan dan kebenaran.
“Semoga Ramadan tahun ini
akan menjadi Ramadan terindah”ucap Ustaz Aam Amirudin di awal bulan Ramadan.
Menepinya kita dari
rutinitas, dari ketergesa-gesaan, dari kesibukan tak tentu arah dan menggantinya
dengan rasa syukur serta pemaknaan kembali ibadah puasa, semoga membuat puasa
kita mendapat berkahNya.
Aamiin yaa robbal
‘aalamiin
Lagu lagu Noah memang selalu easy listening. Teringat masa kecil dulu selalu tadarusan di musholla. Sekarang berdua aja sama suami.
ReplyDeleteBelum pernah dengar lagunya Ambu, hehe. Pasar di Indonesia memang lebih suka lagu percintaan antar manusia ya. Padahal makna cinta pada Sang Pencipta lebih dalam dan kekal.
ReplyDeleteBerkah ramadan itu selain kita berinadah lebih giat, ada kualitas kebersamaan bersama keluarga. Apalagi saat pandemi corona ini, mau ga mau, suka ga suka, kita mesti taat peraturan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan bersama. Ramadan kali ini begitu istimewa karena bisa salat berjamaah dg anak2 dan suami di rumah. Hanya kepada Allah kita memonon doa dan meminta maaf atas segala dosa2.
ReplyDeleteSemoga Ramadhan ini dapat kita maknai dengan benar dan mendapat hikmah untuk ke depannya. Meraih rahmat dan ampunan Allah Ta'ala serta menjadi umat yang semakkn taat. Aamiin
ReplyDeleteAmbu, aku jadi berpikir, kalau ada banyak orang yang memaknai sebuah lagu yang sebenarnya adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan menjadi hubungan antara manusia dengan lawan jenisnya, apakah mungkin hubungan manusia dengan Tuhan itu masihlah jauh?
ReplyDeleteSambil introspeksi diri nih saya.
Welcome to Islam ya, Ambu. Kalau saya sejak kecil muslim. Tapi memang kedua orangtua saya nggak sholat atau mengaji. Jadi nggak ngajarin anak-anaknya juga, hihihi ...
Membaca ini membuat berpikir lebih dalam lagi tentang makna puasa dan memperdalam agama islam. Masih banyak di diri saya yang harus dibenahi hehe..
ReplyDeleteTerima kasih banyaak sharingnyaa ambu, salam kenal sebelumnyaa 🙏🏻 reminder banget ramadhan tahun ini agar lebih banyak bersyukur, meskipun ditengah pandemic covid masih banyak sekali nikmat yg diberikan oleh Allah pada kita. Nikmat iman dan islam yg semoga selalu terjaga. Aamiin. .
ReplyDeleteRindu sekali menikmati momen ramadhan seperti tahun" sebelumnya, tp semoga bisa tetap memaksimalkan ibadah ramadhan tahun ini meski dari rumah saja. Aamiin :) sehat sehat selalu ya ambuu 😊
Alhmdulillah semoga kita selalu tak lupa bersyukur ya.. Apalagi di bulan puasa yang begitu banyak berkah, rahmat, dan ampunan... Semoga ibadahnya lancar ya...
ReplyDelete