Sukses Jualan Indomie, Ini Dia Rahasia Warunk Upnormal!





“Warunk Upnormal?”

“Duh, kok ngumpul disitu sih?  Menunya kan cuma Indomie?”

Nah, itu jeritan hati saya, ketika sekitar tahun 2017, team #bebassampahID mengadakan meet up di Warunk Upnormal jalan Dipati Ukur Kota Bandung.

Penyebabnya, walau Indomie menjadi “makanan sejuta umat”, saya ngga termasuk yang sejuta itu.  Badan saya mudah gemuk, jadi jika ada pilihan makanan tinggi serat, saya akan pilih yang menyehatkan.

Lagian jajan kan harusnya mencoba menu yang unik dan belum pernah coba. Lha Indomie mah masak sambil merem juga bisa. ((sombong))

Namun ternyata saya salah. Warunk Upnormal menyediakan banyak menu. Terdiri atas beberapa grup menu, seperti Indomie, Roti Bakar dan Nasi. Masing-masing dengan berbagai variannya. Saya memesan rice bowl yang rasanya cukup oke.


Warunk Upnormal sebagai sarana meet-up rupanya menjadi favorit. Setelah proyek tahun 2017 tersebut, beberapa kali saya mengunjungi Warunk Upnormal. Termasuk dalam acara blogger gathering  pada 5 Januari silam.


Bikin saya penasaran, apa  yang bikin Warunk Upnormal sukses menggiring konsumen ke cafe nya?  Jumlah outletnya pun banyak. 
Awal tahun ini Warung Upnormal resmi membuka outlet ke 115 di Tanjung Sari, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Kawasan pengembangan kampus ITB dan kampus Universitas Pajajaran.

Hebat ya?  Apa sih rahasianya?


1. Indomie, Makanan Sejuta Umat
Tahu nggak berapa jumlah produksi mie instan merk Indomie per tahunnya? 

Tak kurang dari 15 milyar bungkus per tahun! Dan penduduk Indonesia menjadi pengonsumsi mie instan nomor 2 didunia. Hanya kalah oleh Tiongkok.

World Instant Noodles Asosiation (WINA) mencatat jumlah konsumsi mie instant (dari berbagai merk) di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 12, 62 miliar. Posisi teratas ditempati China dengan 38.970 miliar porsi. (sumber)

Karena itu tak heran, para pendiri Warunk Upnormal memilih Indomie sebagai menu utama. Setiap penduduk Indonesia telah mengenal Indomie. Terbiasa menyantap Indomie.

Pemilihan Indomie oleh Warunk Upnormal, juga bisa dijelaskan melalui neuromarketing, berikut:
  • Ketika menemukan informasi baru, otak manusia berkembang dengan cara membuat koneksi baru antar sel-sel otak dengan cara menumbuhkan dendrit-dendritnya.
  • Namun, "Dendrites can not grow in empty" atau "Dendrit tidak bisa tumbuh dari sesuatu yang kosong".
  • Neuron atau sel-sel otak manusia menumbuhkan dendritnya berdasarkan tabungan informasi yang sudah tertanam kuat sebelumnya di hippocampus atau memori jangka panjang otak manusia. 
  • Jika tumpukan informasi di hippocampus yang digunakan sebagai acuan dasar sudah sangat kuat, maka akan memudahkan dendrit untuk menumbuhkan koneksi dengan pengalaman barunya. (sumber)
Manusia, secara harfiah memiliki sifat Risk Averse atau takut mengambil risiko dengan mencoba hal baru. Sehingga pemilihan Indomie sebagai menu utama Warunk Upnormal sangatlah tepat.

Tak perlu lagi mengenalkan pada calon konsumen bahwa Indomie adalah bla ...bla ...bla.

Coba bandingkan dengan resto Korea Food yang telah masuk Indonesia sejak tahun 1980-an, namun baru sekarang diserbu konsumen. Itupun dampak merebaknya drama Korea di tanah air.

Dengan kata lain, memperkenalkan produk baru itu susahnya bukan main. Jadi mengapa ngga memasarkan yang ada? Yang diperlukan kemudian adalah pembeda sesuai selera pasar.


2. Cara Baru Makan Indomie 
Apa sih yang dibutuhkan dan  dicari generasi milenial?

Yes, satu destinasi yang memenuhi kebutuhannya. Hang out. Internet kencang. Nyaman untuk bekerja sendirian maupun bareng team. Ngobrol ngalor ngidul bareng teman.

Sudah? Hanya itu?

Nggak dong. Tambahin nih. Harus instagramable. Harus bersih. Daaannnn ..... menunya jangan bikin kantong bolong dong, please...

Nah, semua kebutuhan tersebut disediakan Warunk Upnormal.  Di setiap outletnya, selalu tersedia:
  • Board games
  • Private Room
  • Menu makanan dan minuman kekinian
  • Akses wifi mudah dan super kencang
  • Banyak colokan untuk mengisi baterai gadget.
  • Rest room dan mushola yang bersih.

Sehingga Warunk Upnormal bisa memberikan kesan pada konsumen bahwa outlet mereka patut diperhitungkan. Resto kekinian, harga terjangkau, fasilitas lengkap, instagramable, nyaman, ruangannya serba luas dan lega. Serta yang paling penting nih: “Bersih!”

Paling malesin ketika mau hang out bareng teman-teman, eh ruangannya kotor. Pelayannya jutek. Daftar food & beverage dalam istilah yang nggak dipahami. Eh harus nanya ke pelayan jutek tadi. Mahal pula.

Bakal batal deh.

Atau jika udah kepalang pesan, nggak bakal balik lagi.

Kapok.

Nah, yang serba nyebelin tersebut nggak ada dalam kamus Warunk Upnormal. Petugasnya serba ramah dan informatif.

Pada kesempatan meet up bareng rekan-rekan blogger 5 Januari kemarin, pesanan seorang teman tak kunjung tiba. Sementara pesanan teman-teman yang lain sudah datang lengkap. Bahkan hampir habis. Protes dong ya?

Tak berapa lama datang roti bakar pesanan. Tapi kok toppingnya muisjes coklat dan keju? Sang kawan hanya memesan topping keju – keju.

Mengetahui ada pesanan crowded, entah di mana dan bagaimana, tak berapa lama pelayan datang membawa roti bakar topping keju-keju.

Sayang, walaupun salah datang, roti bakar muisjes – keju, kadung dimakan dan di acak-acak. Namun cukuplah membuktikan service mereka yang prima. Enggan mengecewakan konsumen.


Nama makanan dan minuman dalam daftar pun serba familier. Malah bikin tersenyum, misalnya:
  • Indomie Jengkol Cakrawala, merupakan masakan Indomie dengan topping jengkol dan sambal cakrawala, yang rasanya pedas gurih.
  • Indomie Nuklir, yang diberi penjelasan: Bukan untuk manusia biasa. Tidak direkomendasikan untuk dipesan.
  • Indomie Sambal Konslet, yang diberi penjelasan:  yang penasaran pingin ngerasain kena konslet, cobain menu yang satu ini.
  • Indomie Saus Telur Asin, yaitu Indomie rebus dengan campuran saus telur asin.
  • Indomie Goreng Mawut Magelangan. Pernah mencoba nasi goreng mawut magelangan kelas PKL? Kurang lebih sama. Yang menjadi pembeda, mie instan menggunakan brand Indomie dengan tambahan rempah khas Warunk Upnormal.

Founder Warunk Upnormal ternyata juga yang mendirikan Nasi Goreng Mafia yang terkenal dengan berbagai varian seperti: Nasi Goreng Yakuza, Nasi Goreng Gangster, Nasi Goreng Triad, serta nama komunitas dunia hitam lainnya.

Tidak saja memiliki nama unik, setiap jenis Nasi Goreng Mafia mendapat bumbu khas Indonesia yang berbeda, seperti kunyit, kluwek, dan bumbu dapur lain yang lazim ditemui dalam masakan khas Indonesia.

Hal ini menjelaskan latar belakang Warunk Upnormal membuat Indomie naik kelas, tapi tetap menggunakan topping nusantara.

Sekaligus mengukuhkan Warunk Upnormal sebagai “cafe di atas normal”, sesuai brandingnya.


3. Terobosan Warunk Upnormal

BM alias bayar masing-masing sudah lama menjadi keniscayaan ketika hang out bareng teman-teman.

Sayang, kerap terjadi crowded dalam jenis pesanan dan ketika membayar.

Crowded pesanan seperti contoh di atas, sang kawan memesan roti bakar keju – keju, namun yang datang topping muisjes – keju. Setelah ditelisik ternyata pesanan tertukar dengan kawan lain yang duduk berseberangan.

Problem lain datang pada waktu membayar. Harus menunggu bill untuk mengetahui tagihan si A, si B dan seterusnya. Tambah ribet lagi ketika paska membayar lupa ditambahkan pembayaran pajak.

Nah di era digital ada cara mudah, cepat, simpel dan meninggalkan cara bayar primitif. :D

Begini caranya:
  • Install aplikasi Warunk Upnormal dari Play Store.
  • Jika sudah, buka aplikasi, isi beberapa kolom mengenai email dan tanggal lahir.
  • Kemudian masuk ke fitur “Pesan Makanan Sekarang”
  • Arahkan ponsel pada QR Code yang terletak di meja untuk proses scanning.  
  • Pilih menu yang diinginkan dan bayar dengan e-wallet. Kemarin saya menggunakan Ovo karena ada cashback 20 %. Lumayan kan?
  • Nah selesai deh. Tinggal nunggu makanan yang nggak mungkin salah kirim.


Bayarnyapun simpel. Nggak pakai riweuh menghitung siapa makan apa dan berapa tagihannya. Bakal tambah pusing jika  semua membawa uang dengan nominal besar. Nggak ada receh. Duh.

Cara membayar pesanan makanan langsung dari meja ini, konon  terinspirasi dari Jepang, dan Warunk Upnormal yang pertama menggunakan.

Andai destinasi kuliner lain mengikuti jejak Warunk Upnormal, makan bareng teman menjadi lebih menyenangkan ya?

Kecuali tentunya ada teman yang mentraktir, membayar semua pesanan.

Hayuk atuh teman-teman, siapa yang mau mentraktir saya di Warunk Upnormal?

#Eh  .... :D  :D



27 comments

  1. Jadi penasaran di mana aja outlet warung upnormal ini berada? Secara pengen banget ngerasain sensasi menu dan cara bayar tang beda dari yang lain

    ReplyDelete
  2. Aku kenal Warung Upnormal dari anakku, katanya itu restonya anak milenial, hihii
    Aku suka pesan nasgor nya, udah dua kali kesana selalu pesan itu

    ReplyDelete
  3. Upnormal memang warung terunik dan tercozy. Tempatnya santai dan nyaman, cocok buat ngerjain tugas kuliah atau kantor.

    ReplyDelete
  4. Langganan nih, soalnya deket rumah juga ada outletnya. Oh ya lumayan rasanya sih, plus harganya murah hehe

    ReplyDelete
  5. Tak jauh dari tempat tinggal saya juga ada warunk upnormal. Keren, ternyata metode pembayaran yang digunakan juga sudah dengan metode QR code, benar2 kekinian dan Indomie juga selera banyak orang. Mantap.

    ReplyDelete
  6. Indomie dangan berbagai variant.
    yang paling ngehits kalau di deket rumah sini adalah AYAM GEPREK.
    Tapi, masak indomie-nya Upnormal ini rebusan airnya dibuang jadi kuahnya bening.
    (Aku teliti pula sampai kesini)

    Jujur kemudahan membayar dengan OVO emang menjadi daya tarik sendiri buat yang cashless ditambah dengan cashback-nya.

    Terakhir kesana pas ada kawan blogger dari Lombok ke Bali, aku ajak ketemuan di sana.

    ReplyDelete
  7. Kemunculannya ini langsung viral :)) sampai cabangnya lumayan banyak nih di kotaku. Eh tapi saya belum coba nih, hayuk siapa yang mau traktir :))

    ReplyDelete
  8. Waah. Ini mahh lengkap bin komplit kak. Langsung oenasaran sama cafe nya. Sayang jauh. Kalo deket udah langsung cuss kesana saking penasarannya .

    ReplyDelete
  9. Saya belum pernah ke Warunk Upnormal, Mbak...padahal sering lewat karena ada banyak di sudut Jakarta. Lha gimana wong rame bangets isinya anak muda hahaha
    Anak sulungku yag pernah sama teman-temannya ke sini
    Tapi keren memang idenya ya, berpikirya out of the box. Konsep usaha sederhana tapi mengena

    ReplyDelete
  10. Bener bgt ambu, indomi itu makanan favorit sejuta umat
    Di sby sudah banyak lho warung upnormal ini..
    Dan emang selalu rame

    ReplyDelete
  11. Ya ampun saya bolak balik nungguin ojol depan warung ini tapi blm pernah sekalipun masuk haha. Kapan2 mau cobain ah :D
    Tapi emang dia sukses ya bahkan cabangnya ada di mana2 gtu bu, penasaran menu indomienya haha

    ReplyDelete
  12. Idenya memang keren sih ini upnormal, bikin indomie sebagai makanan sejuta umat jadi makanan kekinian yang instagramable secara sekarang banyak yang jadi foodie alias suka foto-foto makanan ehehe

    ReplyDelete
  13. Wah, bisa nih, jadi salah satu inspirasi ide bisnis kuliner.
    Di kota saya belum ada. Boleh tuh konsepnya ya

    ReplyDelete
  14. Saya baru dua kali makan di upnormal. Sekali makan indomie ..sekali lg makan menu lain. Rasa makanannya enak. Saya suka. Tapi jujur saya lbh suka makan indomie di rumah aja. Saya lebih doyan indomie original tanpa topping kekinian soalnya hehe

    ReplyDelete
  15. indomie sambal konslet. duh jadi pengen coba. bayangin sambal pedas bikin ngiler. jadi pengen meluncur ke warung upnormal di sini hehehe.

    ReplyDelete
  16. Wah keren analisisnya kak. Indomie ya juga gak begitu mahal. Ada sih warung lain lebih mahal dari sini.

    ReplyDelete
  17. Warunk upnormal memang cocok ya buat nongkrong atau catering berbagai acara selain temannya nyaman wi-fi cepat tentunya banyak menu-menu yang bikin mulut dimanjakan Selain itu dari segi harga sih bersahabat menurutku

    ReplyDelete
  18. Saya pernah beberapa kali ke Warung Upnormal di dua kota. Kesan saya tempatnya asyik, instagramable dan pilihan menunya pun banyak. Rasanya pun enak dan tidak mengecewakan. Harga masih terjangkau

    ReplyDelete
  19. Pertama kali lihat Warunk Upnormal tuh di Makassar. Sempat penasaran, ini tempat kok ramai banget ya. Gak jadi jadi ke sana karena emang seramai itu. Terus kapan hari pas lapar, melintas di sana, saya mintalah ke kakak biar makan di sana aja. Eh si kakak bilangnya, lapar banget apa lapar standar? Soalnya bla bla (diceritakanlah ada menu apa aja di sana), berhubung saya lapar makanan rumah plus gak kuat mau ngantri lagi, batal deh mampirnya.

    ReplyDelete
  20. Kalau kata teman saya, yang dijual Warunk Upnormal itu sebenarnya bukan makanannya, tapi tempatnya :)))))

    ReplyDelete
  21. Heitss banget ini ya, kayaknya di Surabaya ada, tp cuma lewat doang sayanya.. Haha.. Baca review Ambu jadi pengen nyobain..

    ReplyDelete
  22. Warung ini telah dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat lebih mewah dengan menu sejuta umat. Kalo ke kota besar pasti coba datang ke sini.

    Teeobosan baru dan menarik bisa langusng bayar di meja masing-masing. Keren

    ReplyDelete
  23. Ambuuu...
    Salut banget sama tulisan Ambu yang selalu menginspirasi.
    Aku awalnya sungguh gak paham konsep UpNormal ini. Yang aku pahami hanya makan mie terus dianeh-anehin.
    Kan maleezzz yaa...zzzz~

    Eh, baca cerita Ambu, jadi nagih pengin cobain menu lain di Upnormal.
    Harganya ituloo...pas di kantongs mamak kaya aku gini...hehehe~

    ReplyDelete
  24. Di beberapa kota memang Warunk Upnormal ini menjadi primadona yah. Ada banyak pengunjungnya yang suka indomie khas dari warung tersebut. Aku juga suka sih makan indomie disitu meskipun bisa juga buat sendiri di rumah ya kan tapi tetep aja beda gitu. Nama-nama menunya yang buat tertarik pastinya kan dengan nama hits.

    ReplyDelete
  25. Order scan gitu memudahkan, saya suka deh jadi gausah nunggu lama pesanan dan ga ribet pesan, pembayaran pun jadi mudah.

    ReplyDelete
  26. Warunk Upnormal ini semacam burjo yang naik tingkat...jualan indomie denga harga yang jauh lebih mahal ketimbang beli di warung burjo wkkwkw

    ReplyDelete
  27. Waduh, ricebowl nya bikin ngiler deh mbak. Btw, di Jogja kyknya juga ada upnormal. Mungkin cabangnya juga kali ya

    ReplyDelete