Pilih
pasangan mapan atau nyaman?
Pertanyaan
ini muncul dalam status media sosial seorang teman. Mereka yang belum menikah
mungkin akan bingung menjawabnya. Sedang yang udah nikah umumnya akan menjawab
pilih yang nyaman. Kelompok lainnya akan jawab pilih yang nyaman dan mapan. :D
:D
Dengan
kata lain nggak ada yang pilih mapan doang. Suer, harta mah bisa dicari.
Apalagi kalo nyarinya barengan. Sedangkan pasangan nyaman susah banget
dapatnya. Diantara 1000 pilihan, belum tentu terdapat
1 sosok yang membuat nyaman. ^_^
Ada contoh kasus untuk pilihan mapan. Beberapa
waktu lalu, saya mengikuti berita di detik.com,
tentang seorang perempuan yang ditinggal mati suami dengan 4 anak usia sekolah.
Tak memiliki kemampuan mencari nafkah, membuat perempuan tersebut manut saja
sewaktu ada pria mapan yang mau menikahi asal hanya 2 anak yang dibawa. Dua
anak lainnya gimana? Si suami baru nggak mau tahu.
Si
perempuan memutuskan hanya membawa anak nomor 2 dan nomor 3. Anak sulung dan
anak bungsu yang masih bayi dititipkannya pada adik perempuannya yang kebetulan
berkebutuhan khusus. Membuat si anak sulung terpaksa keluar dari sekolah dan banting
tulang, kerja serabutan demi mendapatkan
makanan bagi dirinya, adik bungsunya serta sang bibi. Ngenes banget ya?
Alur
kisahnya akan jadi lain jika si perempuan mau bersabar mencari suami yang
nyaman, yang mau menerima dia apa adanya.
One
Spring Night memotret sisi pencarian tersebut. Lee Jeong In, seorang perempuan
yang berprinsip, tiba-tiba mendapati hubungannya dengan Kwon Gi Seok hambar. Tidak
ada percakapan dan perilaku yang dibutuhkan agar relasi romansa perempuan - pria berlangsung
sukses. Kurang lebih, nggak ada lagi greget. Sehingga membuat sahabatnya
melancarkan kritik.
One
Spring Night juga meruntuhkan adagium bahwa pasangan yang cocok bobot, bibit
dan bebetnya akan bahagia. Terbukti Lee Seo In, kakak Jeong In harus bercerai
dengan suaminya, Nam Shi Hoon karena KDRT. Pelaku KDRT emang sulit dideteksi,
mereka terlindung dari kecurigaan karena tampilan yang rapi, sopan dan mulut
manis.
Kisahnya
yang manis dan menyentuh keseharian penonton membuat “One Spring Night”
mendapat rating lumayan tinggi, menandakan animo penonton sangat besar.
Diperankan si lugas Han Ji Min dan si imut Jung Hae In, “One Spring Night”
emang ngegemesin. Pemeran antagonisnya enggak jahat, cuma ngga bisa terima
kekalahan atas pria lain yang dinilainya “nggak level”.
Kondisi
Ji Ho sebagai ayah tunggal, membuat saya bingung. Betulkah masyarakat Korea
Selatan punya anggapan miring mengenai orang tua tunggal? Apa salahnya jadi
orang tua tunggal? Mana ada orang yang pingin jadi orang tua tunggal?
Han
Ji Min sebagai Lee Jung In, seorang pustakawan yang telah menjalin hubungan
selama 4 tahun dengan Kwon Ki Seok. Merasa tak akan berhasil jika meneruskan
hubungan yang mulai hambar dengan Ki Seok, terlebih keluarga Ki Seok tak
menerimanya, Jung In memutuskan untuk berpindah ke lain hati.
Jung
Hae In sebagai Yoo Ji Ho, seorang apoteker yang menjadi ayah tunggal, karena
kekasihnya hamil dan meninggalkan bayi yang dilahirkannya pada orang tua Ji Ho.
Nasib membawa Ji Ho berkenalan dengan Lee Jung In yang masih berstatus kekasih
Kwon Ki Seok.
Kegigihan
cintanya dan sikap manis Ji Ho yang berlawanan dengan Ki Seok yang arogan,
membuat Jung In jatuh hati pada Ji Ho.
Kim
Joon Han sebagai Kwon Ki Seok, seorang bankir yang tampan dan berasal dari
keluarga kaya. Membuat Ki Seok selalu berpikir bahwa semua bisa dimilikinya.
Pemutusan sepihak oleh Jung In membuatnya sakit hati dan tidak bisa menerima.
Terlebih kemudian Jung In malah pacaran dengan Ji Ho yang dianggap rendah oleh
Ki Seok karena memiliki "aib" sebagai orang tua tunggal.
Kasus
Ki Seok dialami oleh banyak orang. Akibat tidak merawat apa yang dimiliki serta
menganggap enteng, membuat dia kehilangan. Akibat tidak merawat dan memupuk
hubungan percintaan dengan Jung In, Ki Seok kehilangan Jung In.
Lim Seong Eon
sebagai Lee Seo In,
anak tertua keluarga Lee yang memiliki karir gemilang sebagai anchor. Sayang
hidup pernikahannya tak segemilang karirnya.
Suaminya
pelaku KDRT membuat Seo In berada di persimpangan. Jika mengajukan perceraian,
namanya akan tercoreng dan karirnya hancur. Meneruskan hidup perkawinan dengan
pelaku KDRT akan membuat hidupnya lebih mengerikan, berujung gangguan jiwa atau
mati.
Sinopsis
Plot oleh Staf AsianWiki ©
Lee
Jung-In (Han Ji-Min), seorang pustakawan, memutuskan untuk memprioritaskan kebahagiaan
dalam hidupnya. Jung In telah lama berpacaran Kwon Ki-Seok (Kim Joon-Han),
pemuda mapan yang menjabat kepala
departemen suatu bank. Ki Seok juga berasal dari keluarga kaya, tampan dan pintar.
Yoo
Ji-Ho (Jung Hae-In), seorang apoteker
dan ayah tunggal. Ketika sedang bertugas di apoteknya, Ji Ho bertemu dengan
Jung In, juga dipertemuan berikutnya yang membuat keduanya saling jatuh cinta.
Review
Sebagai
anak kedua dari 3 bersaudara yang kesemuanya perempuan, hidup Lee Jung In
nampak mulus. Memiliki karir sebagai pustakawan dan pacar mapan yang telah
dikencaninya selama 4 tahun. Hingga Jung In bertemu dengan Yoo Ji Ho dan
menemukan bahwa kisah percintaannya dengan Kwon Ki Seok harus diakhiri. Tak ada
lagi rasa cinta.
Kwon
Ki Seok pastinya ngga bisa menerima keputusan Jung In. Penyebabnya lebih karena
harga diri yang nggak mau menerima. Kok Jung In lebih memilih Ji Ho yang ayah
tunggal sih? Ki Seok merasa levelnya di atas Ji Ho.
Pertarungan
memperebutkan Jung In pun berlangsung alot. Ki Seok menggunakan banyak cara tak
terpuji untuk merebut Jung In kembali. Mulai dari menyebar berita fitnah,
mengirim foto hingga memaksakan pernikahan dengan Jung In.
Tidak
hanya Jung In yang sedang rungsing, kakaknya, seorang anchor ternama juga
sedang mengalami problem rumah tangga. Suami rekomendasi orang tuanya ternyata
pelaku KDRT. Sehingga pernikahan yang nampak gemerlap, anchor terkenal dengan
dokter gigi hanya bayangan publik, didalamnya awet rajet.
Terlebih
Shi Hoon tak henti menambah pinjaman demi melebarkan klinik giginya. Apakah Shi
Hoon mengalami krisis identitas? Bisa jadi. Seorang pelaku KDRT adalah orang
tak bahagia yang kerap mendapat kritikan di masa kecil. Tak mampu menahan
tekanan, dia akan menyalurkan pada orang terdekat. Di keluarga pada istrinya,
di tempat kerja pada anak buahnya.
Drama
“One Spring Night” terasa manis dan bergulir hangat karena penulis skenario
menabrakkan karakter tegas Jung In dengan Ji Ho yang pemalu dan mudah menangis.
Bagaimana Jung In memperlakukan Ji Ho sungguh bikin greget. Juga sikap Jung In
pada Yoo Eun Woo, calon anak tirinya. Bikin penonton tersenyum sekaligus
trenyuh.
Tak
kalah menarik adalah kisah persaudaraan erat Jung In dengan kakak perempuannya,
Lee Seo In dan adik perempuannya, Lee Jae In. Mereka saling mendukung secara
moral. Terlebih ketika mengetahui Seo In mengandung dan menjadi korban KDRT.
Hiks dukungan keluarga memang yang terbaik.
Pesan
moral “One Spring Night” sangat sederhana namun tak semua orang memahami, yaitu
“jangan buru-buru menikah”. Karena ketika melangkah memasuki gerbang
pernikahan, berarti 2 orang melebur menjadi satu, harus saling melengkapi,
harus saling berkorban.
Semua
jalan menuju kebahagiaan tak pernah bisa dilewati jika masing-masing pihak masih hitung untung
rugi. Yang harus didahulukan adalah kepentingan orang yang kita cintai, agar
dia juga melakukan hal yang sama.
Yeah,
hitung-hitungan juga kalo gini ya?
Ah
embuh lah :D :D
Profile
Drama: One Spring Night
(English title) / Spring Night (literal title)
Revised romanization: Bombam
Hangul: ë´„ë°¤
Director: An Pan-Seok
Writer: Kim Eun
Network: MBC
Episodes: 32
Release Date: May 22 - July
11, 2019
Runtime: Wednesday &
Thursdays 21:00 (35 minutes each / 2 episodes per day)
Language: Korean
Country: South Korea
Saya pilih nyaman, karena takdir saya mendapat suami yang belum mapan saat awal menikah dulu 😊
ReplyDeleteHihihihi... mau dibilang itung2an gimana, tapi ga itung2an juga gimana, gitu ya Ambu, hihihi
ReplyDeletepenasaran jadi ingin nonton, kayaknya seru banget ya bu. Tandai ah judulnya.
ReplyDeleteAmbuu...
ReplyDeleteDrama kek gini...fave aku banget.
Ambu keren..bahas dari sisi yang lain. Biasanya, penonton menyoroti dari "perselingkuhan" saat masih memiliki pasangan.
Tapi jadi kebayang yaa, Ambu.
Seberapa lama pun pacarannya, gak akan jaminan itu yang di takdirkan untuk kita.
Balik lagi, nyaman.
Pilih pasangan yang bikin nyaman sih, Teh, kalau saya. Kalau udah nyaman jadi diri sendiri, bisa kerja bareng buat nyari kemapanan, hehe.
ReplyDeleteMenikah itu masalah keduanya punya visi yg sama dlm ngeliat pernikahan itu seperti apa. Klo udah beda, bakal sulit saling paham dan saling nerima sifat pasangannya.
ReplyDeleteloSaya pilih pria mapan, tampan, bikin nyaman, tenang dan tentram
ReplyDeleteAku pilih pasangan yang nyaman, Teh. Mapan mah bonus. Tapi kalau belum mapan, suaminya ya mesti pekerja keras bukan yang santai.
ReplyDeleteTentu saja saya pilih yang mapan sekaligus bikin nyaman, hahaha
ReplyDelete