![]() |
source: star2.com |
Sering terkesima melihat anak yang sedang tidur? Duh jatuh hati ya? Anak yang sering membuat ibunya menahan emosi karena nggak mau diam, berubah manis bak malaikat dari surga.
Andai tiba-tiba terjadi kebakaran. Sementara anak tersayang baru aja tertidur. Apa yang akan bapak/ibu lakukan? Menunda membangunkan anak, dan mengangkut barang berharga dulu? Atau dengan ”tega”nya membangunkan anak agar segera menyelamatkan diri?
Ilustrasi
di atas diberikan oleh salah satu ustaz di pengajian yang saya ikuti. Melekat
dalam ingatan, menggambarkan betapa sulitnya bertindak tegas ketika mengedukasi
anak. Menunda gara-gara kasihan hanya akan mencelakai anak. Rasa kasihan berarti membiarkan nyawanya
terancam.
Demikian
juga dalam menjalankan perintah agama. Kasihan pada anak sehingga nggak tega
mengajaknya berpuasa berarti membiarkannya terperosok dalam kesulitan. Semakin
dini anak belajar berpuasa, akan semakin mudah menjalani.
Seorang
mualaf dewasa akan lebih sulit memulai ibadah puasa. Bandingkan dengan mereka
yang telah berlatih sejak kecil. Sayangnya, banyak yang nggak sependapat. Salah
satunya disebabkan ketakutan anak tidak
mendapat cukup gizi.
Sewaktu
mengajak anak-anak saya berpuasa, saya juga mengalami problem yang sama.
Khususnya sewaktu sahur. Di saat itu perut anak masih kenyang, mata ngantuk, eh
disuruh makan. Pilihannya hanya ada 2: mereka hanya makan 2-3 suap, atau
membiarkan mereka makan dan baru menyelesaikan sesudah waktu subuh.
Dilematis
banget ya?
Akhirnya,
agar manfaatnya didapat, saya membuat beberapa strategi, yaitu:
![]() |
source: telegraph.co.uk |
Menjelaskan Mengapa Harus Berpuasa
Hanya
meniru apa yang dilakukan orang tua sering tidak bisa menjadi motivasi kuat.
Terlebih anak-anak juga tau, mereka masih kecil, belum wajib, latihan puasa
bisa nanti saja.
Karena
itu anak perlu diajak bicara, mengapa mereka harus mulai berlatih puasa sejak
dini. Anak-anak kita umumnya berkelimpahan makanan. Bulan Ramadan
menjadi saat tepat untuk mengingat bahwa tidak setiap anak seberuntung mareka.
Pupuk
rasa empati mereka dengan berpuasa.
Ajari mereka agar selalu mensyukuri keberlimpahan rezeki dengan mendatangi tempat-tempat tertentu.
![]() |
source; pinterest.com |
Nggak Memaksa Anak Puasa Full Day
Nggak
ada yang suka dipaksa. Demikian juga
anak-anak. Perubahan waktu makan dan waktu tidur membuat mereka “jetlag”. Terlebih
mereka belum wajib berpuasa.
Kunci
belajar sukses adalah sedikit demi sedikit, tapi konsisten. Beberapa anak ada
yang langsung mampu berpuasa full day. Beberapa lainnya harus berlatih, mulai
puasa hingga pukul 11.00 siang. Kemudian semakin lama menjadi pukul 14.00. Dan
akhirnya bisa sukses hingga Magrib.
Anak
kedua dan ketiga saya termasuk sulit makan.
Berbagai menu saya coba masak agar mereka tertarik. Anehnya ketika harus
berpuasa, mereka merasa mudah lapar. Makan hanya dengan lauk telur mata sapi
pun oke. Mereka habiskan dengan tandas.
Betul, rasa lapar ketika berpuasa sering disebabkan
sugesti. Anak-anak nggak selapar itu. Sebagai orang tua, pastinya nggak bisa
melarang anak kelas 1 SD untuk berbuka
hanya karena sugesti. Yang harus
dilakukan adalah mengalihkan perhatiannya.
![]() |
source: star2.com |
Memilih Menu Bareng
Menyusun
menu bareng anak-anak menjadi kegiatan yang menyenangkan. Selain bisa membunuh
waktu, juga bisa menjadi cara agar anak
konsekuen pada pilihannya. Sehingga makanan harus dihabiskan, atau lain kali
tidak melakukan hal yang sama.
Banyak
makanan khas Ramadan muncul, ajak anak- anak memilih secara bijak. Singkirkan
makanan kering seperti keripik dan makanan asin yang membuat anak-anak mudah
haus. Beri penjelasan mengapa makanan
tersebut tidak tepat dikonsumsi pada saat sahur dan buka puasa.
Jika
disantap saat berbuka maka perut akan kenyang semu, akibatnya makanan bergizi
malah nggak sempat dihabiskan. Juga, makanan
kering dan asin umumnya miskin gizi.
Jika
disantap saat sahur, anak-anak akan mudah haus esok harinya. Karena itu
ingatkan agar cukup minum dan menghindari minuman bersoda agar tubuh mereka
terhidrasi dari fajar hingga senja.
Ajak
anak memilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein kompleks, vitamin dan mineral. Karbohidrat kompleks
membantu melepaskan energi secara perlahan selama jam-jam puasa.
Sedangkan protein, vitamin dan mineral menjaga tubuh anak tetap berproses tumbuh kembang walaupun
sedang puasa.
![]() |
Anak-anak Panti Asuhan Muhamadiyah (source: Nchie Hanie) |
Mengisi Aktivitas yang Menyenangkan
Jangankan
anak-anak, orang dewasapun akan boring jika nggak punya kegiatan. Anak-anak
akan merasa waktu berbukanya kok lama banget. Karena itu ada baiknya membuat
daftar kegiatan yang disepakati bersama untuk dilaksanakan selama berpuasa.
Misalnya:
Mengunjungi TPS.
Nggak
hanya anak-anak, banyak orang tua yang tidak paham bahwa sampah yang disingkirkan
dari area tempat tinggalnya, hanya berpindah tempat ke TPS, kemudian barulah
dikirim ke TPA.
Di
TPS dan TPA, banyak anak balita dan anak usia Sekolah Dasar yang harus menemani
orangtuanya mengorek-ngorek sampah untuk mencari sampah yang bisa dijual. Makanan
mereka umumnya miskin gizi karena orang tuanya nggak mampu.
Masa
berpuasa merupakan waktu yang tepat bagi anak-anak kita untuk belajar
berempati. Buatlah makanan padat gizi (bisa juga beli) dalam wadah tertutup, kemudian bersama mereka memberikannya pada anak-anak di seputar TPS.
Mengunjungi Panti Asuhan
Tidak
semua anak-anak yang tinggal di panti asuhan adalah anak yatim. Banyak juga
yang dititipkan oleh orangtuanya yang miskin agar bisa bersekolah dan hidup
layak.
Mereka
yang tinggal di panti asuhan pastinya tidak
seleluasa anak-anak kita yang bisa bebas bermain, bebas makan dan minum
serta keleluasaan lainya.
Karena
jangankan memiliki begitu banyak mainan,
anak-anak panti asuhan harus makan sesuai jatah yang mereka terima dan
hanya bisa disantap pada jam-jam tertentu. Sedangkan anak-anak kita bisa menambah makanan sebanyak mungkin. Juga
bisa makan kapanpun mereka inginkan.
Ke perpustakaan
Ada
2 tujuan ke perpustakaan, yaitu membaca buku disana atau mendonasikan buku –buku
bekas mereka. Ajak anak-anak menyortir koleksi buku mereka, agar lebih berguna,
nggak sekedar jadi santapan rayap di lemari.
Mengajak
mereka ke supermarket untuk memilih makanan kesukaan mereka, bisa menjadi alternatif menyenangkan yang membuat
mereka lupa sedang berpuasa lho.
![]() |
source: Ibrahim Mohtar/The Star |
Award Sesuai Anak
Semua
orang suka hadiah, termasuk anak-anak. Karena itu tanyakan pada mereka,
hadiah yang mereka harapkan jika
berpuasa. Hadiah harus sesuai keinginan dan kebutuhan
anak, agar mereka termotivasi berpuasa.
Puluhan
tahun silam, sewktu masih kelas 1 SD, saya pernah membantu ibu memasak. (Saya
jarang diajak memasak, karena lebih senang naik pohon bareng adik-adik lelaki
saya). :D :D
Seusai
makanan dan ngariung makan siang, ibu mengatakan pada bapak bahwa saya
membantunya memasak. Apa kata bapak? “Pantesan masakannya jadi lebih enak”. Padahal tau sendiri kan, anak SD paling cuma bisa bantu nyuci sayuran atau
potong-potong wortel. Nggak ngaruh pada enak/tidak enaknya masakan. Tapi ya
itulah dahsyatnya “the power of pujian”
. Selalu teringat hingga kini. ^_^
Paska
puasa, ketika anak-anak berkumpul, saling bercerita tentang berpuasa akan
menjadi momen berharga lainnya. Mereka yang berhasil berpuasa akan merasa
senang karena bisa terlibat dalam pembicaraan. Serta biasanya mereka
dapat angpaw dari para sesepuh.
Tanpa
disadari, anak-anak berhasil mengalahkan nafsu makan dan minum. Mereka juga
belajar berempati bahwa banyak anak yang tidak seberuntung mereka di muka bumi
ini. Untuk menuju kesadaran demikian, orang tualah penentunya. Pendamping
mereka. Agama hanyalah jalan hidup, way of life menuju keselamatan akhirat.
Anak sulung saya mulai belajar puasa tahun ini, Alhamdulillah lancar dengan sedikit drama. Puasa baru setengah hari hehe
ReplyDeleteKeren banget tipsnya Ambu. Dan iya banget nih, aku rada gimana nih ngajarin puasa ke anak nomor 3. Aku yang tadinya nganggap bakalan gampang karena dia susah makan, eh ternyata salah. Di bulan puasa, dia bawaannya makan banyak. Jadinya ya, Alhamdulillah deh bisa bertahap puasanya. Belum bisa full. Mau dicoba deh kegiatan mengisi puasa dengan hal-hal yang menyenangkannya.
ReplyDeleteWah bener nih saya belum nerapin point yg menentukan menu bareng anak. Kayaknya seru ya bun. Makasiih yaa 😍
ReplyDeleteBener ambu, untuk ngajak anak belajar puasa memang butuh perjuangan hihihi
ReplyDeleteAnak-anak saya memang mudah diajak berpuasa, tapi menjelang siang dan sore, suka banyak ngeluh :))
Dulu waktu kecil belajar puasa paling seneng kalau dijanjiin dapat hadiah atau dikasih THR banyak, masa-masa yang nggak terlupakan hahaha
ReplyDeleteAlhamdulillah tahun ini Fathan sudah puasa,nggak setiap hari full sampai maghrib ada hari dia merasa nggak kuat dan bocor saat jam 12 atau jam 2 siang, tapi banyaknya sih full
ReplyDeletesetuju jangan memaksakan fullday yah Ambu :) aku juga anak sulung alhamdulilah sudah puasa full sampe magrib yang penting kesiapan anaknya
ReplyDeleteEmang puasa mah masalah mental ya heuheu. Makanya harus dibiasakan teh karena bukan laper & hausnya yg menyiksa. Tapi mental orangnya kuat gak :D
ReplyDeleteYa Allah, Ambu...
ReplyDeleteBegini pentingnya belajar menjadi orangtua yang bijaksana dan paham mengenai kebutuhan jiwa anak yaa...
Aku juga pasti bangga kalau dipuji "Makanannya lebih enak..."
((terharruu))