source: Getty Images |
Bulan Ramadan ngapain aja?
Pastinya harus punya kegiatan bermanfaat ya? Kegiatan yang berhubungan ubudiyah dengan Allah (
Hablumminallah), hubungan muamalah dengan sesama manusia (Hablumminannas) dan
dengan alam (Hablum minal alam). Mumpung setan dirantai dan diborgol, sudah
semestinya memperbanyak amalan.
Khusus untuk blogger, pastinya memperbanyak posting yang
berfaedah. Minimal nggak bikin kesel pembaca blog. Karena seperti
yang dibilang team Blogger Perempuan, di bulan Ramadan pencarian melalui Google meningkat sampai 3x lipat. Asalkan menggunakan
keyword yang tepat, pengguna akan
mendapat input yang bermanfaat, trafik blog pun berpotensi naik.
Sejak tahun lalu, saya berketetapan menambah kegiatan di
bulan puasa dengan 1 day 1 post. Bukan perkara mudah. Saya termasuk orang yang
harus menjalani pemanasan lama agar bisa
menemukan judul, paragraf awal dan kerangka tulisan. Postingpun maunya bagus.
Dipikirin gambar pendukungnya, kemudian bolak balik diedit kata-katanya. Saya
paling benci tulisan penuh typho, bikin kepala pusing. Sehingga paling cepat
dalam 3 hari, saya baru kelar 1 tulisan.
Sangat lelet bukan? Bandingkan dengan blogger lain
yang minimal 1 hari bisa 1 -3 tulisan,
bahkan 5 tulisan. Alamak, saya nggak
sanggup!
Tapi seperti seharusnya hidup, setiap orang harus menjalani
ujian jika ingin naik peringkat. Salah satu ujian yang harus ditempuh seorang
yang ngaku blogger seperti saya adalah membuat tulisan minimal 1 hari 1
tulisan. Jika nggak berhasil menaklukan challenge ini, kapan akan maju untuk
membuat buku? Juga berjuang meningkatkan DA blog yang kemarin terhempas dan enggan bangun
kembali.
Jadi?
Jika tahun lalu saya ikut challenge blog keroyokan
Kompasiana dan berhasil hingga fisnish. Tahun ini saya ikut challenge yang
diadakan komunitas Blogger Perempuan dengan tajuk #30HariKebaikanBPN.
Dari
judulnya udah kelihatan bahwa tujuan ngeblog bareng adalah untuk menyebar kebaikan.
Jadi bukan asal curhat unfaedah.
Dannn ...
Seperti umumnya tantangan, selalu ada asam manisnya. Khusus
manfaat menaklukan challenge akan saya publish di akhir periode. Sedangkan
perih, pahit, asemnya saya tulis sekarang.
Dibanding 10 manfaat (bisa lebih) ngeblog di bulan Ramadan,
saya hanya berhasil menemukan 5 hal mengenai duka. Itupun dengan susah payah.
Berarti banyak asyiknya dong ya?
Emang kok, asyik banget. ^_^
Apa saja kesulitan yang saya temui selama menulis 1 day 1
post?
Ini dia ...
source: lindadoneban.com |
1. Tumpukan kegiatan
Mumpung bulan Ramadan, semua ingin dikerjakan. Kualitas dan
kuantitas doa ingin ditambah, trus pingin nambah kegiatan yang bersifat hablumminannas serta hablum minal alam. Sementara jumlah
waktu tetap, hanya 24 jam.
Nah lho, stres sendiri kan?
Beruntung saya pernah bak bik bek mengurus kebutuhan 4
anak, 1 suami dan 1 mertua. Kaki jadi kepala, kepala jadi kaki, sudah biasa.
Waktu itu saya punya seorang kerabat dekat yang sangat akrab hingga sudah saya anggap sebagai ibu sendiri. Dia memberi nasehat demikian:
“Jangan coba-coba melakukan semuanya dengan berbareng.
Nanti kamu bakal stress. Kerjakan satu-per satu. Ngga kerasa, tau-tau selesai”.
Demikian juga dalam menyelesaikan semua tugas di bulan
Ramadan. Saya kerjakan satu persatu, nggak maksain, seperti bikin kue, ibadah
ekstra Ramadan , ngedraft tulisan, tau-tau selesai.
2. Ngantuk
Ngantuk menjadi tantangan terberat. Ada dua penyebab yang
membuat saya mengantuk dan nggak bisa fokus menulis. Yang pertama karena kurang
tidur, waktu malam digunakan ibadah dan menulis, sementara menggeser waktu tidur ke siang
haripun bukan solusi. Gesekan sendal yang dulu tak terdengar, bisa membuat saya terbangun dan rasa kantuk
hilang.
Yang kedua, nah penyebab kedua ini sungguh ngeselin: usai
makan, saya selalu ngantuk berat. Nggak heran tarawih berjalan cukup alot.
Sebetulnya nggak aneh juga, sebagai pengidap epilepsi, saya
harus minum obat secara teratur. Celakanya jenis obat yang saya minum berjenis
psikotropika yang membuat mata berat.
Alhamdullilah, seiring bertambahnya umur, rasa mengantuk
nggak sehebat sewaktu muda, mungkin sudah imun ya? Tapi tetap mengganggu
kegiatan. Jika sudah mengantuk, ya nggak bisa maksain nulis. Bagai mesin yang
dipaksa bekerja, hasilnya akan berantakan atau mesin bakal error.
Solusinya? Saya tidur kapanpun mengantuk. Nggak lupa pasang
alarm. Pemaksaan otak untuk menulis tidak hanya berdampak pada hasil
tulisan, juga bisa-bisa epilepsi saya
kambuh. Dan itu runyam banget. Kegiatan sehari-hari saya bakal terganggu.
3. Boring
Perasaan jemu terjadi di penghujung waktu. Ketika hari-hari
penghabisan sudah menampakkan ekornya. Duh, rasanya pingin berhenti.
Salah satu yang menyebabkan jemu adalah keyword yang
diberikan team Blogger Perempuan. Sekilas nampak biasa banget, ngga terasa
tantangannya.
Misalnya di hari ke 12, key wordnya: baju tunik. Mudah bukan? Saking mudahnya saya lihat salah
seorang peserta membuat tulisan berjudul “Baju Tunik” tanpa embel-embel lain.
Isinya satu paragraf dengan gambar yang nampaknya diambil dari online shop. Ya
ampun!
Nggak papa sih. Blogger Perempuan nggak akan nyalahin. Tapi
keyword yang diberikan panitia sebetulnya adalah kata yang banyak dicari.
Peserta mempunyai tugas mengembangkan. Jangan sampai pembaca blog kecewa.
Kasihan kan pembaca blog yang nyasar kesitu dan baca isinya yang semua orang
tahu.
Bahkan menurut artikel yang saya baca, tulisan dengan 1
paragraf bisa – bisa dideteksi Google
sebagai spam. Jumlah kata yang sangat disukai Google umumnya 1000 kata atau
lebih. Walau Blogger Perempuan hanya mensyaratkan 300 kata, tapi jika bisa
lebih, bukankah lebih baik?
Jadi harus gimana?
Harus dicari tantangannya agar nggak boring. Bisa ditulis
berdasarkan tradisi, bisa juga cara menjahit tunik, atau digunakan pada event apa, dan
seterusnya.
Sudah lama saya pingin tahu asal muasal tunik. Dan ternyataaaa.... tunik merupakan
pakaian sejak Romawi kuno. Dipakai Julius Caesar dan Cleopatra. Ditiru oleh
banyak bangsa dan kemudian gayanya disesuaikan dengan kultur tiap bangsa yang
mengadopsinya.
Pantesan rohaniwan Katolik berbusana mirip para habib dari
Arab Saudi ya?
Nah lho mau bikin tulisan bermanfaat, eh malah diri sendiri
yang dapat ilmu. ^_^
source: sepositphotos.com |
Ide
Macet
Banyak motivator yang bilang bahwa kata “susah”, sebetulnya
hanya ada dalam pikiran. Ketika seseorang bilang “susah” maka suatu pekerjaan
akan terasa sulit, sebaliknya jika berkata “mudah” , pekerjaanpun akan gampang
aja.
Motivator juga bilang bahwa memulai dengan niat berarti
sudah setengah jalan. Kerasa banget ketika menjalani challenge
#30HariKebaikanBPN.
Di hari ke- 13, Blogger Perempuan ngasih keyword “Gaya
Rambut”. Masyaallah sejak tahunan lalu pakai kerudung, rambut nggak pernah diapa-apain. Dipotong jika dirasa kepanjangan. Udah gitu aja.
Trus mau nulis apa?
Ngga punya ide!
Ngga punya ide!
Eh tapi, saya ingat pernah potong rambut kependekan. Ketika
protes, hairdressernya cuek aja. Rambut udah terlanjur dipotong kan nggak bisa
minta dibalikin ya? :D
Masalahnya anak rambut saya banyak banget. Jika ngga ditata
bagian depannya, anak rambut bakal bermain-main keluar. Bisa seharian bete tuh.
Saya ingat, waktu itu saya menggunakan untaian dan jalinan
rambut agar rambut depan rapi. Nggak cukup bando dan dijepit. Jepit ngga banyak
membantu, tatanan kerudung malah tambah kacau.
Maka sayapun ngubek-ngubek nyari gambar pendukung, agar mudah dalam penulisan. Dan eng --- ing --- eng, inilah gaya rambut yang dimaksud.
Menyiasati
Waktu
Di hari biasa, saya bisa menulis sembarang waktu. Asalkan
ada kopi, cukuplah. Karena buat saya kopi bak dopping penyemangat, menelurkan ide yang
membuat rangkaian kata seolah keluar dari ubun-ubun.
Nah, di bulan Ramadan nggak bisa ngopi di di siang hari
dong. Awalnya tersiksa, akhirnya berstrategi. Di siang hari hanya mencari data,
ibarat mau masak, siang hari saya gunakan untuk membeli bahan kebutuhan masak, menyianginya jika
perlu.
Di malam hari barulah proses memasak, eh maksudnya menulis
di malam hari dengan data yang sudah tersedia, nggak perlu kelamaan browsing;.
Cara menulis ala memasak makanan ini saya tulis dalam
postingan terpisah ya?
Pak Aam bilang, (jangan bosen ya saya berulangkali menyebut
pak Aam sebagai inspirator, karena menurut saya ucapan beliau bener banget)
Secara prinsip, seorang muslim produktif harus
memiliki 5 etos kerja, yaitu kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja
kualitas.
Pastinya ada penjelasan panjang lebar untuk 5S ini.
Namun kurang lebih menggambarkan bahwa selama kita hidup di dunia, jangan
berleha-leha, isi dengan kegiatan bermanfaat. Kegiatan bermanfaat berarti gak boleh ngasal,
harus sesuai dengan anjuran ayat suci Al Quran.
Termasuk mengisi waktu selama Ramadan dengan
memenuhi tantangan Blogger Perempuan.
Haruslah sesuai etos kerja yang disyaratkan, agar kegiatan mendatangkan
manfaat, ngga sekedar peluruh waktu.
Setuju?
Setujuuu~ saya juga kalo sudah ngantuk obatnya ya tidur. Mau dipaksain nulis juga gak akan bisa soalnya kepala udah berat
ReplyDelete