Bagi penjelajah rasa,
udah ngga aneh dong ya dengan European Cuisine, Chinnese Food dan berbagai
masakan yang berasal dari luar Asia Tenggara? Bagaimana dengan Arab Cuisine? Yang
mampu menggoyang lidah tentunya. Tanpa terkaget-kaget dengan masakan yang kaya
rempah dan bumbu.
The Food Opera
jawabannya. Cafe yang berlokasi di Jalan Gandapura nomor 27
ini menyajikan menu Arab Cuisine yang
telah dimodifikasi sehingga menghasilkan rangkaian menu yang endeuusss....mantap.
Rasanya lebih light, bukan mixed spicy dengan campuran minyak samin yang berat.
Memasuki area The Food
Opera pengunjung akan disuguhi suasana
romantis ala Timur Tengah. Kubah-kubah
yang tinggi menyapa hangat para pengunjung. Dinding-dinding bergambar, membuat
saya merasa sedang menyantap hidangan di ruangan harem para raja dari
Timut Tengah. Banyak ruangan yang
bisa dipilih, apakah untuk bukber? Atau
keluarga besar yang sedang mengadakan pesta?
Menunya beragam, mereka
yang ngga bisa makan kalo ngga ketemu nasi akan terpuaskan dengan menu nasi
yang direkomendasikan yaitu: nasi biryani, nasi kebuli dan nasi mandhi.
Ketiganya dengan 2 pilihan beras, apakah beras lokal Indonesia atau beras
Basmati. Beras Basmati merupakan beras yang berasal dari India dan Paskistan
ini bulirannya langsing panjang. Tidak terlalu pulen namun aromanya sangat harum.
Nasi Biryani
Biryani atau briyani
berasal dari bahasa Persia 'berya(n)'
yang artinya 'digoreng' atau 'dipanggang. Nasi Biryani dimasak dengan berbagai
bumbu-bumbu dan rempah-rempah seperti ghee, pala, bunga pala, jintan, merica,
cengkih, kapulaga, kayu manis, daun salam, ketumbar, daun mint, jahe, bawang
bombay dan bawang putih.
Untuk menikmati nasi
biryani ada 3 dish pilihan yaitu ayam
bakar, sapi bakar atau kambing bakar.
Saya memilih kambing bakar karena lebih cocok ya untuk Arab cuisine?
Dan rasanyaaaa......wuih
laziz saudara-saudara. Ngga eneg karena mixed herb dan spicy. Bahkan mampu menggoyang lidah dan nagih.
Nasi Kebuli
Saya juga menyicip
nasi yang rasanya gurih dan harum ini. Eh maaf ngga secicip tapi 2 sampai 5 sendok cicip deh, rasanya maknyus
sih. Yang ternyata didapat dari hasil
menanak beras dengan kaldu daging, susu kambing yang dimasak bersama minyak
samin. Nasi ditanak bersama bahan-bahan tersebut hingga aroma wanginya yang
khas menguar.
Rempah yang biasa
digunakan adalah bawang putih, bawang merah, cengkeh, jintan, ketumbar, pala,
lada hitam dan kayu manis. Tapi tenang, seperti yang saya sebut tadi, rasanya
nagih banget.
Nasi Mandhi
Saya nyicipin nasi
Mandhi karena penasaran, belum pernah nyobain. Dan ternyata enakkk....widih
gembul banget ya saya? Nasi Mandhi
merupakan menu menu asli Timur Tengah
khususnya Yaman. Konon dibumbui dengan
16 jenis rempah seperti cengkeh, kapulaga, dan bunga saffron. Bunga saffron
yang langka dan terkenal mahal memberi
warna kuning kecokelatan dan aroma khas pada nasi Mandhi
Harga nasi Biryani, Nasi
Kebuli dan nasi Mandhi dengan beras reguler/beras lokal Indonesia dipatok Rp
31.000/porsi Jika memilih beras Basmati harganya menjadi Rp 65.500/porsi.
Selain 3 macam nasi di
atas, saya juga mencoba Maroko Lamb yang terhidang dalam hot plate. Rasanya?
Juara! Karena ternyata tagline The Food
Opera adalah “Spesialis Kambing Bakar Arab” lho. Mengapa?
Ini penjelasan pemilik
resto The Food Opera, Tina Wahyudi:
“Karena The Food Opera memiliki andalan menu kambing bakar yang diolah dengan menggunakan kambing muda, dibakar dengan arang kayu, menggunakan aneka rempah asli Timur Tengah dan diolah juru masak kami yang memang telah lama bekerja dan tinggal di Timur Tengah. Di outlet The Food Opera kami yang pertama di kota Pakanbaru, menu ini merupakan menu favorit dan sering kali soldout sebelum outlet tutup pada malam harinya. Sehingga cukup sering kami mendapat keluhan dari tamu yang tidak kebagian menu kambing bakar tersebut”
Wow pantesan rasa Maroko
Lambnya nendang banget. Lapisan demi
lapisan daging kambing bakar serasa
meleleh di lidah. Banyak bagian lamb/kambing bakar yang bisa dipilih disini.
Sebelum memulai main
course, ada 4 pilihan salad yaitu salad Indonesia (acar), salad Turki, salad
Khodro dan salad Maghribi yang harganya sama Rp 25.000/porsi.
Salad Magribi/ Moroccan
Salad
Merupakan campuran
sayuran segar, yaitu: potongan tomat,
bawang bombay, timun berbentuk kotak-kotak kecil dicampur dengan olive oil dan
lemon juice.
Salad Khadra
Merupakan campuran
sayuran segar, salad oil dan lemon juice.
Salad Turki
Merupakan campuran
sayuran yang rasanya segar, ditambah
irisan bawang bombay, salad oil dan lemon juice.
Beveragesnyapun saya
suka bangeuudd. Banyak pilihan disini, mulai dari yang standar seperti iced
green tea, flavour tea hingga minuman yang mampu menggoyang lidah yaitu yoghurt
beragam rasa, frappe, fresh juice dan
mocktail. Nah saya memilih Kimo Ino yang
rasanya manis asem seger karena terdiri dari potongan buah naga, potongan kiwi
dan sirup. Harganya Rp 49.500/porsi.
Sebetulnya menu asli
Arab Cuisine bukanlah nasi seperti yang saya sudah ulas di atas, tapi sejenis
roti yang disebut khobus. Karena itulah sering diceritakan bahwa Nabi Muhamad
SAW menyantap makanan dengan 3 jari. Selain khobus, ada shawarma yang
mirip kebab dengan pilihan isian sapi
atau ayam.
Sedangkan khobus
mendapat sentuhan kreativitas chef The Food Opera, ada Khobus Shak Suka, Khobus
isi ayam cincang, Khobus isi sapi cincang atau Khobus isi chocomaltin. Semua
sedap, semua nagih.
Wow banget ya? Jadi
tunggu apalagi? Yuk kulineran Arab Cuisine yang maknyus banget ini. Jangan lupa
waktu buka The Food Opera Bandung selama bulan Ramadan hanya dari pukul 15.00 –
22.00 WIB. Sesudah bulan Ramadan akan kembali ke waktu normal yaitu mulai pukul
10.00 hingga pukul 22.00 WIB.
Aku sukaaaaakkk masakan Arab, Mbaaa
ReplyDeleteDi Sby juga ada beberapa warung/resto Arab gini, dan aku demen bgt ama bumbunya yang "berani"
Kalo ke BDG, daku mau coba ahahhh
Ambu aku jadi laper nihhhh 😆 pengen makan nasi biryani. Kalau di Bekasi aku blm tau nih yg jual dimana, biasa aku makan nasi biryani di lu** market di Cakung - Jakarta Timur. Semoga ajh The Food Opera buka juga di Bekasi.
ReplyDeleteWoww, saya penasaran saladnya.. kalau nasi biryani or kebuli pernah, cuma made in lokal hehe
ReplyDeleteSemua menunya menggoda. Pantas aja icip-cipnya jadi kebablasan ya mbak.
ReplyDeleteNasi biryani dan kebuli sudah sering dengar, kalau nasi Mandhi baru kali ini saya baca. Jadi ketiganya enak semua ya. Saya belum pernah makan salah satu dari ketiga nasi ini
Andai dekat... aku mau ke sana, Mbak. Pengen mencoba nasi biryami dan saladnya. SUdah lama dengar tentang keduanya. Juga pengen makan roti maryam yang versi asli Arab. DI sini sudah ada, tapi rasanya Jawa. Pengen yng asli. Penasaran.
ReplyDeleteAduh Food Opera, bikin kangen kepengen ke sana lagi. Enak-enak makanannya. Pengen Kebuli dan Briyani lagi. :D
ReplyDeletesaya batu ngeh kalau nasi kebuli dan biryani itu memang beda. saya kira cm beda nama namun masakannya sama. tapi saat makan biryani, loo kok rasanya tak seperti masakan mama mertua. ternyata macam olahan nasinya banyak ya
ReplyDeleteNasi biryani itu femes banget ya mba.. Tp diriku belum pernah coba.. Duh pengen deh.. Kalau nasi kebuli kayaknya udah. Tp kupikir itu masakan Indonesia, baru tahu kalau termasuk masakan Timur Tengah
ReplyDelete