Jalan Aspal Berbahan Baku Limbah Plastik, Inovasi Balitbang PUPR Hadirkan Solusi


Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik video di atas mengenai inovasi keren ini.  Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah.  Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. 

Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR.  Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bertepatan  dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema “Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang”, acara berlangsung sangat meriah.  Kegiatan dimulai dengan jalan santai dari kantor Puslitbang Sumber Daya Air (Pusair)  dan berakhir di halaman Eduplex Jalan Dago Bandung.
Senam zumba yang merupakan senam aerobik berbasis tarian dengan iringan musik Latin menyambut  peserta jalan santai. Rupanya gerakan dan musik senam zumba mampu menyedot antusiasme pengunjung car free day. Terbukti pesertanya membludak hingga di depan venue lain.
suasana meriah dengan senam zumba di CFD Dago (dok. Maria G Soemitro)


Terlebih seusai acara olah raga dan musik, para peneliti muncul untuk memberi penjelasan mengenai produk Balitbang PUPR. Diantaranya adalah Nur Fizili Kifli, dari Puslitbang Sumber Daya Air, Natalia Tanan dan Tedi Santo Sofyan dari Puslitbang Jalan dan Jembatan, serta narasumber dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman Lya Meilany.
para peneliti BALITBANG PUPR di CFD Dago (dok. Maria G Soemitro)
Dengan konsep obrolan santai, para peneliti memberikanpenjelasan mengenai produk kepada para pengunjung. Sehingga para pengunjung paham dan merasakan manfaat sosialisasi inovasi untuk solusi ini. Lebih asyik lagi karena dibagikan banyak hadiah bagi pengunjung yang bertanya dan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.
Ternyata banyak sekali terobosan yang dilakukan oleh Balitbang PUPR, bahkan pembuatan jalan aspal yang menggunakan limbah plastik tidak hanya di Universitas Udayana Bali sejauh 700 meter. Namun juga di lokasi lain, diantaranya di Bekasi yang membangun jalan nasional sepanjang 600 meter.
Mungkin timbul pertanyaan, bagaimana proses pengolahan limbah plastic dalam pembuatan jalan aspal?  Bukan, bukan dengan memblendernya seperti kita membuat jus buah. Limbah plastik yang telah dicacah menjadi agregat batu kerikil, bahan lain pembuatan jalan, sebelum akhirnya diguyur aspal panas hingga meleleh dan menjadi satu kesatuan yang rigid. Hasilnya adalah jalan aspal yang meningkat stabilitasnya hingga 40 %.
Keunggulan lain dari penggunaan limbah keresek, sebutan limbah kantong plastik, adalah karena limbah keresek murah harganya. Hanya sekitar Rp 150/kilogram.Tak heran, pemulung enggan mengambil limbah ini. Dampaknya persentase limbah keresek yang didaurulang produsen limbah plastik amatlah kecil. Akibat lanjutan,  limbah keresek acap terlihat di lahan-lahan kosong tanpa ada yang mau mengambil. Juga memenuhis aluran air dan bermuara di lautan, hingga akhirnya dimakan biota laut.
Menurut Balitbang PUPR, setiap1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah keresek sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer. Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52  juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.
Tidak hanya teknologi jalan aspal yang menggunakan limbah plastik,  Balitbang PUPR juga telah banyak menghadirkan inovasi lainnya. Antara lain:
 
RISHA (sumber: puskim.pu.go.id)
RISHA, merupakan solusi untuk warga masyarakat yang membutuhkan rumah murah. Konsep yang digunakan knock down sehingga RISHA menjadi rumah sehat yang bisa dibangun dalam 1 hari. Keunggulan lainnya selain cepat, juga ramah lingkungan, tahan gempa dan ringan. 
EGA (dok. radartarakan.com)

Ecotech Garden (EGA), merupakan teknologi tepat guna sebagai alternatif untuk mengolah air selokan yang tercemar oleh grey water dengan memanfaatkan proses biologis dari tanaman hias air. Tanaman hias air yang digunakan adalah Kana air. Melati air, Arrowhead Sagita Japonica, Pontederia Cordata, Cyperus Papyrus. 

ABSAH. Singkatan dari bangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH).  
Bangunan ABSAH merupakan salah satu bangunan konservasi dan sekaligus pendayagunaan air.  Bangunan yang dapat disebut sebagai bangunan penyedia air baku mandiri ini dapat menirukan aliran air yang terdapat di alam, berupa: air  tanah alami, aliran air tanah di sekitar sumur gali atau sumur bor, aliran mata air, proses hidrologi dalam daerah aliran sungai (atap bangunan merupakan daerah tangkapan hujan), proses penyaringan fisik di alam dan proses penambahan mineral di alam, proses fisik, kimia, dan biologi. 
Jadi harusnya kita ngga usah bingung krisis air ya? 
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
Merupakan gagasan inovatif untuk memecahkan masalah di perkotaan dan mengantisipasi masalah urbanisasi. Ada 8 atribut P2KH yaitu: Green Planning & Design, Green waste, Green Open Space, Green Water, Green Transportation, Green Community, Green Building dan Green Energy.
Tentunya masih banyak lagi produk Balitbang PU yang merupakan solusi bagi pembangunan Indonesia. 
Apa  yang telah dihasilkan Balitbang PUPR seiring sejalan dengan tujuan Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Merupakan agenda global Perserikatan Bangsa-Bangsa, SDGs telah diterjemahkan dalam  Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Perpres SDGs), SDGs menjadi agenda strategis usai Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir 2015

dok. planvivo.org

Pembangunan sesuai SDGs adalah pembangunan yang menyeimbangkan 3 dimensi yaitu: lingkungan, sosial danekonomi .Lebih terkenal dengan planet, people and profit, SDGs bertujuan:
1.      Tanpa kemiskinan
2.      Tanpa kelaparan
3.      Kehidupan sehat dan sejahtera
4.      Pendidikan berkualitas
5.      Kesetaraan gender
6.      Air bersih dan sanitasi layak
7.      Energy bersih dan terjangkau
8.      Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9.      Industri, inovasi dan infrastruktur
10. Berkurangnya kesenjangan
11. Kota dan komunitas lanjutan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
13. Penanganan perubahan iklim
14. Ekosistem laut
15. Ekosistem daratan
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh

17. Kemitraan untuk mencapai tujuan

Inovasi jalan aspal yang menggunakan limbah keresek sebagai salah satu bahan baku misalnya, merupakan pemenuhan tujuan nomor (1),  (8), (9), (10), (11), (13), dan  (14) serta (15) karena       ekosistem darat dan ekosistem laut terselamatkan dengan tidak dibiarkannya sampah keresek mencemari darat dan laut. Hal tersebut berdampak positif terhadap potensi kemiskinan akibat sampah yang mengotori lautan.
Jika riset IMF menyebutkan bahwa posisi perekonomian Indonesia tahun 2016 berada di peringkat 8 dengan total produk domestik bruto (GDP) US $ 3028 miliar. Maka Pricewaterhouse Coopers (PwC), salah satu dari empat penyedia jasa auditor besar di dunia, mengatakan bahwa  Indonesia akan berada di peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP US $ 5.424 miliar
Peringkat tersebut akan naik menjadi peringkat 4 di tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP US$10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Siap?
Tentu saja siap dengan begitu banyak support, diantaranya Balitbang PUPR yang selalu menghasilkan inovasi-inovasi untuk hadirkan solusi.



12 comments

  1. Keren2 ya inovasi dr balitbang pupr...

    ReplyDelete
  2. Cuma dihagai 150 perak per kg dan ribet juga membersihkannya, ya. Nah kalau potensial gini buat campuran aspal, harga jualnya ke pengepul bakal naik ga, ya?

    ReplyDelete
  3. Karena mereka harus mencari soluai2 untuk mengatasi problem yang ada, mbak Nathalia.
    Seperti keresek untuk jalan aspal, dulunya kan ngga dihargai. Atau dihargai tapi murah.
    Dengan adanya inovasi ini, limbah keresek ngga lagi dibuang-buang dan menimbulkan masalah.

    ReplyDelete
  4. Harusnya seperti itu mbak Efi

    Karena ada 2 masalah sampah keresek,
    1. Dihargai murah atau malah
    2. ngga dihargai sama sekali. Balitbang PU hanya menemukan di Bandung, berarti di kota lain limbah keresek ngga diambil pengepul dan berakhir selamanya mengotori bumi.
    Semoga dengan inovasi ini sampah keresek yg ada di bumi bisa terselesaikan masalahnya, ya?

    ReplyDelete
  5. Keren memang inovasi dari BALITBANG ini, mudah2an inovasi ini berjalan lancar dan menjadikan Bandung lebih hijau

    ReplyDelete
  6. Keren ya sampah plastiknya ngga numpuk aja di bumi. Apalagi sekarang ini belanja sedikit aja pasti dikantong pakai plastik

    ReplyDelete
  7. Keren semua inovasi PUPR ini. Bravo bapak Menteri Basuki Hadimuljono! :)

    ReplyDelete
  8. iya mbak Tian, dan sebagai penduduk Bandung, hidup kita lebih nyaman ^_^

    ReplyDelete
  9. Iya mbak Tally, walau kalo belanja di superindo harus bayar kantong plastiknya, eh cuek aja. Mungkin karena murah harganya :(

    ReplyDelete
  10. Sangat mbak Armita. Karena ngelihat masalah dulu, trus cari inovasinya

    jadi deh solusi ^_^

    ReplyDelete
  11. Iya mbak Neisia, apalagi kalo semua inovasi udah digunakan

    makin banyak yang terbantu dari krisis air, masalah sampah dll

    ReplyDelete