Belajar kok ngeri-ngeri sedap sih?
Maksudnya gini lho. Bayangin deh kita gagal memotret sepiring
pisang . Warnanya bukan kuning keemasan, tapi kuning menyolok. Gambarnyapun pecah,
hingga ngga jelas bentuknya. Ngeri kan ya? Boro-boro nyicipin deh. Berbeda jika berhasil. Pisang goreng nampak menggiurkan, bikin
ngiler. Hasil akhir memotret makanan (food photography) haruslah menampakkan
makanan yang sedap. Membuat siapapun ingin melahap habis.
Bisa memotret dengan baik, sangat penting untuk
blogger. Agar tulisan lebih bermakna, lebih mudah dipahami. Kebetulan pekerjaan
saya mendampingi komunitas pemberdayaan perempuan juga memerlukan ketrampilan
tersebut.
Karena itu beberapa tahun lalu, saya
bergabung dengan komunitas “Kampret”, singkatan dari Kompasianer Hobi Jepret.
Komunitas yang memberi banyak manfaat bagi anggotanya. Setiap minggu ada topik
baru. Anggota dipersilakan mengeksplorasi dan diberi arahan. Sehingga hasil
jepret menjadi lebih lumayan untuk dinikmati.
Sayangnya komunitas ini bubar, #hiks.
Tapi ya sudahlah. Yang bubar jangan ditangisi :D.
Lebih baik cari peluang belajar di setiap kesempatan. Jadi kebayang kan, betapa senengnya ketika seorang rekan blogger berhalangan hadir dan menawarkan posisinya di acara ” Food Styling & Smartphone Photography With
Prime 7” #Breakresistant. Bertempat di
Ngopi Doeloe, jalan Setiabudi 187 Bandung pada 21 Desember 2017.
Menghadirkan food blogger beken, Felicia dan Meidy, acara berlangsung terlambat. Maklum pembicara dan panitia datang langsung dari
Jakarta. Perjalanan Jakarta- Bandung memang sulit diprediksi. Bisa cepat hanya 4
jam. Bisa juga 6-7 jam bahkan sering lebih. Sambil
menunggu, para peserta
memaksimalkan waktu dengan melatih photography. Ada yang berfoto selfie, memotret makanan, minuman.
Hasilnya? Ya ampunnnnn sungguh mengecewakan.
Ngga banget ya?
Karena itu ketika Felicia dan Meidy akhirnya tiba, saya berusaha
memaksimalkan kesempatan yang berharga ini. Kedua pembicara, gadis muda cantik
yang nampak imut. Mereka bercerita, awalnya hanya sekedar memotret makanan dan
mengunggah di Instagram. Ternyata akun mereka, @foodaffair disukai, banyak yang bertanya
dimana makanan bisa diperoleh, bla….bla…. ..Sehingga akhinya mereka memutuskan
untuk professional, total menekuni food blogger . Followersnya kini sangat fantastis: 69.000, keren ya?
![]() |
Atas: Felicia dan Meidy ; Bawah : Dedew Blogger sedang praktek foodphotography |
Apa saja tips photography yang mereka share. Saya coba catat berikut ini:
Cahaya
Ada adagium menarik diantara para food
photographer:”Shoot Your Lunch, Enjoy Your Dinner”. Artinya dianjurkan memotret
pada siang hari saja, jangan lakukan di malam hari.
Tatkala mentari menyinarkan cahayanya,
tangkaplah dengan meletakkan makanan di dekat jendela. Khususnya pada saat emas,
yaitu pada jam 8-10 pagi atau jam 4-5 sore. Cahaya
matahari yang berwarna keemasan akan memberikan kesan hangat dan sedikit
dramatis.
Reflector/cahaya tambahan
Hanya digunakan
jika pencahayaan alami gagal dilakukan. Gunakan reflector untuk memberikan penerangan yang
cukup untuk subjek/makanan.
Matikan camera flash
Flash kamera memberikan efek kurang bagus pada hasil food photography.
Penyebabnya adalah jumlah cahaya yang
berlebihan sehingga makanan nampak terlalu berminyak. Flash kamera juga
akan memberikan gambaran bayangan yang aneh dan tidak menarik.
Food photography akan terlihat baik dengan
pencahayaan yang lembut yaitu dengan sebaik mungkin memanfaatkan jumlah cahaya
alami dilingkungan sekitar pemotretan.
Shoot the fresh food
Pingin nyruput sup yang terlihat masih mengepul? Atau ingin melahap habis setumpuk ice cream? Agar diperoleh hasil potret
demikian, kita harus segera memotret makanan sesaat setelah disajikan.
Jangan ditunda.
Angle
![]() |
sumber: wartasumedang.com |
Ada pesan yang ingin disampaikan hasil
foto Anda? Tentukan gambar makanan yang ingin ditampilkan. Kemudian pilih
anglenya. Bisa eye level atau top angle. Eye level adalah memotret gambar
dengan sejajar dengan mata. Tekstur makanan akan nampak detail, membuat makanan
nampak menggoda. Sedangkan top angle adalah
memotret dari atas.
Jangan gunakan Zoom
Akibat
posisi yang tidak menguntungkan, saya kerap terpaksa menggunakan zoom,
hasilnya ternyata pecah. Sangat jelek.
Penyebabnya ternyata kamera ponsel
yang cenderung memperkecil obyek foto.
Jadi selalu usahakan agar memotret dari jarak yang cukup sehingga keseluruhan
obyek bisa memenuhi frame tanpa harus menggunakan zoom.
Rule of thirds
Salah satu cara cerdas memotret makanan agar nampak menarik adalah dengan rule of thirds.
Area foto dibagi menjadi 9 kotak dengan 2 horizontal dan 2 vertikal, akan ada 4 titik pertemuan garis tersebut. Letakkan obyek utama Objek utama pada salah satu titik. Aturannya, 1/3 bagian dari frame digunakan untuk objek utama dan 2/3-nya digunakan untuk background.
Salah satu cara cerdas memotret makanan agar nampak menarik adalah dengan rule of thirds.
Area foto dibagi menjadi 9 kotak dengan 2 horizontal dan 2 vertikal, akan ada 4 titik pertemuan garis tersebut. Letakkan obyek utama Objek utama pada salah satu titik. Aturannya, 1/3 bagian dari frame digunakan untuk objek utama dan 2/3-nya digunakan untuk background.
Editing
Seorang pakar
photography di Kampret, pernah bilang bahwa editing hanyalah pintu terakhir.
Jangan diandalkan. Yang terpenting adalah konsep foto dan hasilnya.
Demikian juga
Felicia dan Meidy, editing hanya proses akhir untuk membuat potret makanan
lebih hidup atau sebaliknya lebih redup. Mereka menyebutnya dengan istilah colour for mood.
Gunakan aplikasi
filter dengan seksama hingga menemukan satu
hasil yang dapat meningkatkan warna dan suasana hati. Pilihan filter warna yang
lebih hidup akan menambah semangat dan kegembiraan
Filter yang polos dan warna kalem
cenderung menciptakan suasana yang lebih tenang, membuat gambar secara
keseluruhan “lebih lembut.”
Jika tidak ingin menggunakan filter,
cobalah alat penyesuaian untuk individu. Atur kesatuan warna, penyesuaian serta
keseimbangan warna. Penyesuaian ini akan membantu memperbaiki pola warna sehingga
diperoleh hasil foto makanan dengan
tampilan yang diinginkan.
#Breakresistant
![]() |
sumber: selular.id |
Apa sih yang dimaksud dengan #breakresistant, seperti yang tercantum di topik acara kali ini? Rupanya #breakresistant atau tahan banting merupakan kelebihan Polytron Prime 7.
Prime 7 terbukti tahan
terhadap benturan sekalipun dijatuhkan dari ketinggian tertentu dan terlindas
mobil. Ketika launching, Prime 7
dijatuhkan dari ketinggian tujuh meter, atau dari lantai dua mal, setelahnya
smarthpone anti-banting ini tetap bisa menyala. Begitu juga, ketika demo video
yang disuguhkan, Prime 7 berada pada posisi dilindas mobil, Prime 7 juga tetap
menyala.
Keren bukan?
Mengedepankan fitur break
resistant, Polytron Prime 7 menggunakan Nano Molding Technology (NMT) yang
membuat smartphone ini tahan banting. Perpaduan antara IPS Retina Display dan
Gorilla Glass dengan Native Damage Resistant yang dikenal dengan kekuatan
pelindung display yang sudah teruji.
Polytron
Prime 7 untuk food photography
![]() |
sumber: tribunnews.com |
Pastinya ini yang saya tanyakan. Apa hubungannya
Polytron Prime 7 dengan kegiatan memotret makanan? Apakah hasilnya lebih bagus?
Ini jawabannya:
Dengan kamera 13 MP dan resolusi gambar 4160 x 3120
pixel, kualitas gambar yang dihasilkan Polytron Prime 7 sangat optimal.
Cahayapun nampak merata berkat Dual Tone Bright LED Flash yang memberikan hasil
foto lebih terang dan jelas di setiap kondisi.
Polytron Prime 7 dibekali Anti Flare Lens
Construction, yang berguna untuk mengurangi efek flare pada saat memotret dekat
dengan sumber cahaya. Juga memaksimalkan penangkapan cahaya dari lingkungan
sekitar sehingga kualitas gambar lebih optimal.
![]() |
Polytron Prime 7 sebagai lifestyle (sumber: selular.id) |
Wah mupeng banget ya? Secara sejak tahun lalu, saya
ngga punya ponsel. Ketika itu smartphone tercintah jatuh di depan rumah kawan
dan hilang. Padahal hanya sekian menit lho saya menyadari ponsel terjatuh.
Dan sekarang saya bertahan dengan tablet yang
layarnya retak karena sempat mau diambil maling bareng laptop dan tas tangan.
Tablet dia lempar untuk mengalihkan perhatian sehingga layarnya retak. #hiks sedih banget ya?
Polytron Prime 7 harus masuk daftar nih untuk target pembelian
smartphone, karena selain kualitasnya mumpuni, tahan banting, harganya
murah, hanya 2,6 juta rupiah saja.
#sip bener-bener keren.
![]() |
teman-teman langsung praktek food photography, sungguh mengasyikkan |
Ambuu,ini pertama kali saya mampir ke blog Ambu. Keren bahasanya saya sukaaa :*
ReplyDeleteSemoga kita bisa sering2 yaa ikutan workshop tth fotografi biar blognya makin ketje badai :D aamiin.
Waah...kebayang Bun nyamannya punya smartphone yang anti break systemnya oke banget kaya gini...
ReplyDeleteMasih terbayang-bayang cerita Bunda tentang maling yang ambil tas tangan dan melempar tablet kece Bunda...
Semoga diganti dengan yang jauh lebih baik yaa, Bun..
Aammiin.
Bagus sekali tipsnya Ambu. Pastinya bermanfaat banget. Kadang kita ngga memerpahikan aspek aspek detail yang bisa bikin foto yang kita ambil. Makasih sharingnya, Ambu.
ReplyDeletewah asik nih ilmu baru, saya memang lagi pengen belajar foto makanan heheh, makasih bu
ReplyDeleteini tips nya super manfaat banget euy dan salah fokus sama nama komunitasnya hehehehe
ReplyDeleteBaiklah..langkah2nya noted banget Ambu, ntar aku praktekan yaa
ReplyDeletemakasih sharingnyaa..
Wah ini ya acara yg waktu itu tea :) seru juga, Teh. Gak nyesel ya ikut acaranya hehehehe
ReplyDeleteHp saya juga sudah rusak nih, hasil warnanya terkadang jauuuuh dari aslinya
ReplyDeleteSenengnya bisa belajar motret makanan. Saya juga kepengen deh
ReplyDeleteI love the title! Appealing banget: 'Belajar Food Photography yang Ngeri – Ngeri Sedap'
ReplyDeleteIlmu barunya bermanfaat banget. Aku juga masih belajar gimana ambil gambar yg bener biar sedap buat temlen yes :)))
Thank you for sharing ya mbak. Salam kenal dari Nona Hitam Pahit
xoxo
www.nonahitampahit.co
Terimaksih udah berkunjung @Amy, maaf baru jawab tabnya ngehang, ngga vbisa internetan
ReplyDeleteiya, semoga sering2 ada pertemuan ngebahas photography, supaya ngga asal motret :D
wah iya teh Lendy
ReplyDeleteandeaikan punya smartphone #breakresistant pastinya ngga akan pecah dibanting maling
amin, amin YRA
haturnuhun doanya teh Lendy
sami-sami @Zia
ReplyDeleteapalagi food photography mah fatal, kalo foto lain bisa dianggap artistik
foto makanan jadi aneh bhin mengerikan :D
sami-sami teh @Tian
ReplyDeletesama-sama belajar, gagal bikin lagi gitu seterusnya :)
sama-sama @Gita
ReplyDeletelainkali ikutan dong ya kalo ada acara
sambil bawa debay :)
nama komunitas Kampret ya @Ayu?
ReplyDeleteIya, sayang udah bubar. Walau para anggota masih suka bikin acara masing2
kaya sekarang nih bikin tantangan 7 hari BW :)
sami-sami @Nchie
ReplyDeleteaduh sono, tos lami ngga ada acara bloggerBdg ya?
iya teh @Ulu, saya ngegantiin dikau
ReplyDeletebermanfaat pisan, haturnuhun ya :)
hahaha hayuk atuh @Utii kita beli Prime 7
ReplyDeletekita buktikan #breakresistant nya
hayu @Armita
ReplyDeletesemoga lain kali makin banyak yang ngadain acara serupa
Terimakasih Nona Hitam Pahit
ReplyDeleteBeauty blognya keren banget, justru saya pingin belajar
saya bolak balik kesana untuk cari info produk lho :)
Makasih udah sharing ilmunya... Tinggal praktiknya nih...
ReplyDeleteWaaah, ada foto aku, heuheu...
ReplyDeleteEmang belajar food photography ngeri-ngeri sedap. Sedap makanannya, ngeri hasil foto(saya)nya :D
ReplyDeleteAku pengen banget mba bisa belajar food photography... Hanya belum pernah kesampean dapt jelasnya hehehe.
ReplyDelete