Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us

sumber: ibelieve.com   

Usai Lebaran, seorang teman marah-marah dan mencurahkannya dalam status facebook. Apa pasal? Rupanya ketika mudik dia mendapat pertanyaan dari kerabatnya: “Kapan nikahin anak?”
Anaknya yang pertama memang sudah gadis dan sudah bekerja. Sedangkan anak kedua, perempuan juga, masih kuliah. Menurut sang teman, walaupun tubuh anak-anaknya bongsor, tapi usianya belum genap 20 tahun. Jangankan menikah, hidup jauh dari ibunyapun mereka belum siap.
Pertanyaan nyinyir seperti kapan nikahin anak, kapan menikah, kapan punya anak, selalu bermunculan dalam pertemuan keluarga besar. tidak bisa dihindari. Terasa membebani tapi harus diterima dengan legowo.
Memang tidak mudah. Untuk itu cobalah beberapa kiat berikut:
awesome


1.      Anggap sebagai perhatian. Menganggap pertanyaan sebagai ungkapan perhatian mungkin akan membuat terasa lebih nyaman. Karena pertanyaan sering dilontarkan tanpa tedeng aling-aling. Seorang kakak ipar (62 tahun) yang belum menikah, masih sering mendapat pertanyaan kapan menikah. Sang penanya beralasan kasihan pada kakak yang tidak punya pendamping hidup. Mereka tidak mempedulikan kenyataan bahwa  pendamping tidak harus suami dan anak, tapi bisa juga keponakan.


2.      Terima perbedaan. Ikan di laut, asam di gunung merupakan peribahasa yang pas untuk kasus teman di atas. Di pedesaan pernikahan gadis belasan tahun dianggap biasa saja.  Tidak demikian halnya diperkotaan. Wah bakalan dibully: “kecil-kecil jadi manten”.
Demikian juga pandangan bahwa sebuah keluarga haruslah terdiri dari sepasang suami istri dan anak-anaknya. Semua orang berharap memiliki hidup ideal, tapi kelahiran, jodoh dan kematian merupakan rahasia Illahi.


3.      Siapkan template jawaban. Sebelum mendatangi pertemuan akbar yang umumnya dipenuhi pertanyaan klise, siapkan template seperti: “Ya doakan saja” “Terimakasih perhatiannya”. Jawaban-jawaban standar seperti itu  memutus percakapan lebih jauh yang membuat suasana semakin tidak nyaman. Contoh kasus jika dijawab “Iya, ini sedang berusaha”. Bisa dipastikan muncul pertanyaan lanjutan yang membuat perih telinga. Jomblongers mungkin akan mendapat ucapan: “Makanya jangan pilih-pilih”. Sedangkan mereka yang belum punya anak, akan mendapat timpalan jawaban: “Angkat anak aja jeng, supaya timbul rasa sayang ke anak”. Waduh!!



4.      Temukan framing dan ikhlaslah. Butuh pengendapan sebelum memperoleh framing atau sudut pandang yang lain. Seorang teman telah puluhan tahun hidup tanpa anak kandung. Pasangan suami istri ini beralasan sudah cukup sibuk mengisi hari, dan tidak berminat mengangkat anak untuk pancingan. “Angkat anak harus tulus, jangan dijadikan pancingan. Saya sih sudah pasrah, gimana Tuhan aja deh. Diberi anak ya syukuri, ngga ya ngga papa. Toh akhirnya mereka nanti pergi meninggalkan kita berdua”, kata sang kawan dengan wajah penuh senyum.


5.      Jangan mengambil keputusan karena tekanan. Berbeda dengan teman di atas, teman saya lainnya menikah karena sudah bosan didorong menikah oleh orang tuanya. Bahkan adiknya mengancam tidak akan menikah jika si kakak menolak menikah dengan jodoh yang disodorkan orang tua.
Ada yang bilang menikah itu ibarat judi. Jika beruntung bisa tiba di tujuan dengan selamat. Bila tidak, perceraianlah solusinya. Apa yang dialami kawan saya tadi sungguh apes, suaminya ternyata tidak menyukai lawan jenis alias homoseksual. Maka bisa ditebak, sebelum perceraian terjadi dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang cukup parah.



6.      Jangan stres. Tidak hanya dilontarkan di hari Lebaran atau hari besar keagamaan lain, pertanyaan yang sama kerap terdengar di acara resepsi pernikahan/khitanan.  Menghindari event jelas bukan solusi yang bijaksana karena kita manusia social. Harus ada penyeimbang agar tidak timbul stres. Penyeimbang yang menimbulkan kebahagian seperti menekuni hobby atau kegiatan berorganisasi.
Teman saya yang tidak memiliki anak kandung (kasus di atas) menjadi ketua dan anggota beberapa majelis taklim. Bisa dibayangkan sibuknya dia. Hampir setiap hari pergi ke pengajian, sesekali mendatangi rumah yatim piatu dan panti werdha (rumah jompo) untuk memberi santunan atau sekedar bercengkrama dengan penghuninya.

Setiap orang berhak hidup bahagia. Kalimat itu teramat mudah diucapkan tetapi sungguh sulit diwujudkan.  Terlebih jika kebetulan jalan hidup yang tengah dijalani dianggap aneh karena berbeda.
Kultur membuat orang umumnya berpendapat bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih jika seorang perempuan menikah, punya anak dan punya lagi, begitu seterusnya. Tidak membuka ruang pengecualian. Dan ketika seorang perempuan terperangkap disitu, yang harus dia lakukan hanyalah bijak memahami situasi dan cerdas menentukan pilihan.


Hiks saya bersedih, sudah puluhan tahun lebih ngga pernah nonton film di bioskop. Terakhir nonton Harry Potter, entah kedua atau ketiga. Yang pasti saat itu anak-anak masih kecil sehingga harus diceritain jalannya cerita, step by step. Bahkan kalo ngga salah Mabelle atau Bimo gitu masih saya pangku.

Sesudah anak-anak bertambah gede, mereka nonton bareng teman-temannyalah yaaaa….. Dan tinggallah si mamah sendirian.  Nunggu film yang ingin ditonton bisa dibeli DVD nya atau paling apes ya nunggu televisi swasta nayangin film tersebut. #tragissss Uhuks.

Ups oke, curhatnya sampai sini saja. Karena tanpa terduga kesempatan nonton film di bioskop 21-pun datang. Tak tanggung-tanggung, nontonnya bareng pemeran film aka aktor dan aktrisnya yang yak ampyunnnnn…..gara-gara ngga update, satupun ngga saya kenal. Kecuali Lukman Sardi, itupun karena dia anaknya Idris Sardi.  #tepokjidat keterlaluan banget ya? 
Ge Pamungkas dan Pamela Bowie di tayangan perdana Mars Met Venus

Film  Mars Met Venus mengangkat kisah percintaan dua anak manusia yaitu Kevlin (Ge Pamungkas) dan Mira (Pamela Bowie). Bukan kisah yang dramatis seperti Romeo & Juliet, juga ngga menyedihkan seperti Ghostnya Demi Moore dan Patrick Swayze. Tapi justru kesederhanaan plot menjadi kekuatan yang membuat penonton bertahan hingga akhir.

Konsep yang ditawarkan adalah perbedaan antara cewe dan cowo terhadap suatu kisah percintaan. Bedalah pastinya ya. Karena itu ada versi. Mars Met Venus (part cewe) dan yang saya tonton Mars Met Venus (part cowo).

Secara saya adalah perempuan pastinya pingin tahu pandangan cowo tentang suatu hubungan yang diniatkan ke mahligai perkawinan. Dan kisahpun bergulir. Dibuat sesuai era kekinian yaitu rangkaian vlog mengenai awal perjumpaan Kevlin dan Mira. Berlanjut ke acara pedekate hingga setelah 5 tahun pacaran. Yoi 5 tahun, pacaran yang cukup lama. Semua itu dikupas tuntas  Kevlin bersama teman-teman kostnya yang tentu saja cowo semua.
selesai shooting harusnya ngga pake berantem lagi, nyatanya .... :D 

Dan  jalan pikiran mereka khas cowo banget. Hahaha yaiyalah yak kan maunya begitu. Maksudnya tentu saja pas banget penjiwaannya. Misalnya sewaktu Kevlin tersadar belum menanyakan nomor ponsel Mira, dengan segera dia pergi ke rumah Mira tanpa peduli “baju rumah”  yang dikenakan. Kebayangkan? Kaos belel dengan lubang disana-sini, celana kutung dan sandal jepit.

Juga ketika Kevlin galau berat akibat hubungannya dengan Mira sedang error. Bukannya menghibur, teman-temannya yang dibintangi Cameo Project : Martin Anugrah, Bobby Tarigan, Reza Nangin dan Steve Pattinama, malah asyik dengan play station, khas cowo yang ngga mau ribet.

Saya pilih judul Mars Met Venus, kala minyak dan air bertemu dalam mi ayam. Karena minyak dan air ngga mungkin bersatu, tapi keduanya dibutuhkan dalam pembuatan mi ayam yang enak.
Termasuk kisah dua anak manusia berlainan jenis, bagaimanapun juga ngga bisa menyatu secara fisik, tapi secara batin? wow banget dah :)


Lebih dari itu yang bikin greget adalah kostum yang dipakai Mira,  seperti overall jeans dan t-shirt yang tampak kasual, kali lainnya Mira nampak keren dengan  vintage skirt ala eighties. Pemilihan Pamela Bowie sebagai  Mira di film ini membuat  adegan demi adegan menjadi lebih sedap ditonton.

Secara keseluruhan film yang disutradai Hadrah Daeng Ratu ini harus ditonton oleh sepasang kekasih agar mereka paham kenapa sih sering terjadi konslet. Selebihnya terasa kurang in depth khususnya ketika menyangkut pihak keluarga. Juga mengingat hubungan Mira dan Kevlin yang sudah 5 tahun, kok Kevlin cuma bilang: “Mamak saya ngga datang waktu saya wisuda”. 
Rasanya lebih tepat : “Seperti yang kamu tau, mamak saya ngga datang sewaktu saya wisuda”. Selebihnya terasa  meloncat dan terasa dipaksain. 
Ngga percaya? Tonton sendiri deh. J

Mars  Met Venus (Part Cowo)

Genre / Jenis Film: Drama

Sutradara Film: Hadrah Daeng Ratu

Rumah Produksi Film: MNC Pictures

Distributor Film: -

Penulis Naskah skenario / Novel Film: Nataya Bagya

Produser Film: Ferry Ardiyan

MPAA: -

Tanggal Rilis / Tayang Film: 3 Agustus 2017 (Indonesia)
Durasi Film: - menit

nonton bareng #BloggerBdg #30thFFB 


Newer Posts Older Posts Home

Pageviews last month

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
  • Dating in the Kitchen, Saat Paman Jatuh Cinta Pada Keponakan
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!

Featured Post

Roti Susu Kental Manis, Gampang Bikinnya Legit Rasanya

    Saya sedang mengudap roti susu kental manis (SKM), lho. Sambil ngetik tulisan ini, ada secangkir kopi kental dan seloyang roti sisir...

Categories

  • lifestyle 193
  • review 111
  • drama korea 78
  • kuliner 74
  • healthy 53
  • blogging 49
  • review kuliner 37
  • finansial 35
  • budaya 26
  • travelling 19
  • Environment 17
  • beauty 14
  • fiksi 14
  • Zero Waste Lifestyle 13
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (8)
    • ►  January (8)
  • ►  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ▼  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ▼  August (2)
      • Omongan Nyinyir? Tangkal Dengan 6 Cara Bijak Ini
      • Film Mars Met Venus, Tatkala Minyak dan Air Bersat...
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
    “Kau adalah kegagalan” “Aku bahkan tak bisa membuangmu” Pernah melihat atau mendengar seorang ibu berkata begitu kejam dengan ...
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
    “Mbak, beli nasi tutug oncomnya ya?” Begitu sapaan Suzy setiap berpapasan di area Taruna Bakti Bandung, lokasi anak-anak saya dan...
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
    “Bakso Bandung enak semua”, kata Azizah Azizah, tetangga sebelah rumah saya di Cigadung.   Baru pulang dari tugasnya berbu...
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
      “Apa yang bisa membuatmu merasa happy?” Jika saya mendapat pertanyaan tersebut, jawabannya adalah ilmu/wawasan baru. Ilmu/wawasan baru...
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
      Rebecca (Becky) Bloomwood dalam novel Confessions of a Shopaholic yang ditulis Sophie Kinsella, mendapat nasehat dari ayahnya: “Berhemat...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates