Walaupun bukan termasuk golongan pemirsa
televisi yang setia, tapi begitu membaca/mendengar merk pelembut dan pewangi
pakaian ini, saya segera membayangkan iklan yang secara ekstrim mengklaim mampu
membuat baju bayi tetap harum selama berhari-hari. Bayipun nyaman karena kain
tetap halus dan lembut… dst …dst. Ah tentu saja pemilihan foto model bayi dan
anak-anak sangat mempengaruhi citra produk tersebut. Sayangnya citra tersebut dalam
webnya produsen produk pelembut pakaian bayi tersebut menayangkan artikel:
Menyusui Ternyata Juga Merugikan, Kenapa Ya?
Merupakan saduran dari nes.scot.uk yang kurang
lebih berisi bahwa seorang ibu tidak usah memaksakan diri untuk memberi ASI
eksklusif dengan pertimbangan:
- Ibu tidak bisa mengatur takaran susu dikonsumsi bayi karena sulit mengetahui bayi kekenyangan atau kekurangan air susu.
- Tidak ada orang yang bisa menggantikan ibu menyusui bayinya terlebih jika ibu tersebut wanita pekerja yang harus kembali bekerja setelah masa cuti habis.
- Terkadang menyusui merupakan proses yang sangat menyakitkan, khususnya jika sang ibu mengalami luka pada bagian puting susu.
- Sang ibu harus mengubah asupan makanan dengan memilih makanan yang berguna bayinya dan berpantang/mengurangi beberapa jenis makanan yang justru disukainya.
Hari berikutnya, web tersebut menayangkan
tulisan yang berisi agar ibu tidak usah memaksakan diri menyusui, toh ada susu
formula.
Kedua artikel tersebut jelas membuat berang
para pendukung gerakan ASI eksklusif. Berbagai kecaman dilontarkan, mulai dari
menyayangkan kontraproduktifnya artikel tersebut, ancaman tidak menggunakan
produk, hingga tweet yang menyatakan bahwa artikel tentang ASI yang salah
tersebut melanggar UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 201.
Saya sendiri ikut mengecam keteledoran
tersebut. Sekitar tahun 1990-an, sebagai bagian masyarakat perkotaan yang
‘dibutakan’ oleh susu formula (sufor), saya mengalami pemaksaan tak langsung
yang dilakukan produsen sufor. Usai proses persalinan, bayi dipisah dari ibunya
dan dicekoki sufor, jika saya mau
menyusui dikatakan bahwa bayi saya sudah kenyang dan tidur. Hingga payudara
terasa sakit dan colustrumpun berhamburan terbuang percuma.
Duh ingin menangis rasanya mengingat pengalaman
pahit tersebut. Sekarang ketika peraturan ditegakkan dan gerakan ASI
dicanangkan, masyarakat mendapat edukasi bahwa mengonsumsi sufor apalagi hingga
berlebihan dapat mengakibatkan obesitas.
Dan obesitas bukan tolok ukur sehat, justru
merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Bahkan Prof.
Jose Rizal Batubara, Sp.A (K), ahli endokrin dari FKUI/RSCM Jakarta menambahkan
bahwa obesitas dapat mempengaruhi fungsi otak dan perkembangan perilaku.
Bayi yang mendapat ASI ekslusif tentu saja
terhindar dari obesitas karena berlangsung proses alami di mana bayi menyusu
saat lapar dan berhenti ketika sudah kenyang dan tertidur. Bayi bukan produk
pabrik yang harus mendapat asupan susu formula dengan komposisi sesuai standar
pabrik.
Oke, sesudah pendapat pertama terpatahkan,
bagaimana dengan kesulitan yang dialami para ibu yang ingin memberikan susu
eksklusif? Mereka bisa bergabung dalam komunitas mama e-ping di
theurbanmama.com. Mama e-ping (exclusively pumping) menjadi sebutan bagi para
mama yang memberikan ASI dengan cara dipompa lalu diberikan melalui media
buatan.
Sedangkan ASInya dinamakan ASIP (ASI peras).
Dalam situs tersebut para mama e-ping berbagi
pengalaman sehingga bisa saling melengkapi. Bahkan tak jarang mereka saling
berbagi ASIP jika salah seorang rekannya sakit hingga tak bisa menyusui.
Seperti dialami seorang ibu, dia terpaksa
minta bantuan ketika payudaranya lecet selama menyusui. Setelah ditelisik
ternyata sang bayi mempunyai kelainan tongue tie (lidah terikat) yaitu kelainan
bentuk frenulum (tali lidah) yang mengakibatkan ibu kesakitan karena sang bayi
tidak bisa latch on. Akibatnya ibu mengalami peradangan payudara sedangkan sang
bayi rewel masih lapar dan berat badan tidak bertambah akibat kesulitan
menghisap ASI. Bisa dibayangkan apabila itu terjadi diluar lingkaran komunitas,
pastilah pasokan ASI dihentikan dan bayi minum sufor.
Terakhir bagaimana tentang ketidak nyamanan ibu
menyusui karena tidak bisa makan makanan kesukaannya. Ealah, kata siapa? Sejak
jaman nenek moyang, ibu menyusui makan makanan yang sama dengan anggota
keluarga lainnya. Bahwa dia harus menambah makanan tertentu agar produksi
ASInya banyak, memang iya. Tapi masa iya sih seorang ibu merasa tersiksa ketika
makan sayur katuk, sayur bayam dan bubur kacang hijau? Apalagi semua dilakukan
untuk buah hatinya, agar bayi sehat (bukan sekedar gemuk) dan tercukupi
nutrisinya.
Dan yang terpenting semua hanya bisa dilakukan
selama 2 tahun pertama sang bayi. Jika waktu itu lewat, lewatlah masa emas
pertumbuhan bayi yang tentunya didamba tumbuh menjadi generasi cerdas dan
berkualitas. Sehingga tak berlebihan kiranya ketika salah satu tweet berisi :
“Yuk ah, cari pelembut pakaian merk lain, …… Yang lebih sayang bayi…..Nah lho 👀👀
Setuju, Mbak. Waktu anak pertama saya masih di bawah 6 bulan, DSA sempat tanya konsumsi anak saya. BB anak saya memang di atas rata-rata. Tapi karena waktu saya bilang masih ASI eksklusif, DSA tidak menyarankan diet. Bayi dengan ASI Eksklusif, tidak obesitas Kecuali kalau sudah dicampur, maka anak saya harus diet karena dikhawatirkan obesitas.
ReplyDeletewah sangat bersyukur mbak Keke bisa nyusuin anaknya secara full
ReplyDeleteAda lho yang cuma sedikit dan tergiur sufor, aduh sedih banget
Apalagi kalo si ibu enggan diberitahu :(