sumber: periodvitamin.com |
Duh, sakit mata sungguh
menyiksa ya?
Entah apa yang terjadi,
tiba-tiba mata kanan terasa nyut-nyutan, sakit. Terlebih ketika sujud yang
berarti harus menyejajarkan wajah dengan
lantai, duh berat banget. Air mata terus-terusan keluar dari mata tersebut dan
berakhir dengan bengkak.
Beragam cara saya tempuh
agar bengkak mengempis dan kondisi mata
pulih. Seperti mengompresnya dengan kantong teh, daun jambu yang telah direbus
hingga mengompres dengan air hangat. Eh, ngga ada perubahan jika tidak bisa
dibilang tambah parah. Mata tampak sembap, wajah sebelah kanan bengep mirip petinju abis
kena hook lawannya. Serem pokoknya.
Ke dokter dong .......
Iya, .....iya
tau......saya harus ke dokter agar mata kanan ini diobati dengan semestinya. Sudah
hampir 2 minggu, mata dan wajah wajah tetap bengkak serta sering keluar cairan
serupa nanah.
Rumah saya sebetulnya dekat Puskesmas Garuda lho, namun ngantrinya
itu lho. Malesin banget!
Penyebabnya puskesmas
ini lengkap banget. Kecuali layanan dokter spesialis dan bedah, semua perawatan
standar seperti perawatan gigi dan klinik bersalin ada disini. Ngga heran pengunjungnya berduyun-duyun, mencapai ratusan per hari nya.
Karena itu ada 4 layanan rawat jalan yaitu untuk anak (termasuk layanan
imunisasi bayi), umum (usia 5 tahun- 59 tahun), lansia dan gigi.
Sayangnya yaitu dia, anak sehat yang mau imunisasi bisa bercampur
dengan orang dewasa yang sehat. Karena pasiennya banyak sementara bangunan
sebesar apapun tidak akan cukup menampung jumlah pasien rawat jalan yang kian
bertambah. Lha wong saya aja rasanya keabisan oksigen selama mengantri.
Kebayang deh bayi sehat umur beberapa bulan yang mau
imunisasi, tapi harus ikut mengantri. Ufh serem!
Karena beberapa waktu
lalu seorang teman bercerita, ada bayi
sehat yang tiba-tiba sakit usai upacara aqiqah. Di duga terkena asap rokok,
bayi yang belum sempurna organnya tersebut meninggal tak lama kemudian.
Sementara di puskesmas, jelas
banget ribuan kuman berterbangan disini.
Andaikan ngga harus mengantri
seperti ini.
sumber: qiwii |
Melihat fenomena itu,
sekelompok anak muda Bandung di bawah payung PT Nuesto Teknologi Indonesia membuat
terobosan dengan membuat aplikasi bernama qiwii. Ide mereka berasal dari
penelitian bahwa ternyata banyak sekali waktu produktif kita yang terbuang garta-gara
ngantri.
Rata-rata orang mengantri selama 3 sampai 4 jam, terutama di layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit yang sangat ramai. Jika diakumulasikan jumlah mengantri di Puskesmas di Bandung dengan total pengunjung sebanyak 100 sampai 200 orang per hari, maka total waktu mengantri di lebih dari 70 puskesmas di Bandung sama dengan dua tahun.
Ah itu di Indonesia,
penduduknya kan buanyaaakkkkk banget.
Sama saja. Professor
Richard Larson seorang Professor dari MIT, membuat penelitian dan merilis
hasilnya. Ternyata total waktu rata-rata
lama mengantri seorang manusia selama hidupnya adalah 2 tahun, bahkan bisa
mencapai 5 tahun!
Bayangin 5 tahun bisa
dipake apa aja. Kuliah S1 udah kelar tuh. Bikin usaha ayam geprek bakal dapat
untung berlipat-lipat. Mungkin udah kebeli deh Mitsubishi Pajero yang jadi
idaman. Atau bahkan mungkin Toyota Alpard?
Karena tidak hanya untuk
menndapat fasilitas kesehatan, kita terpaksa
harus mengantri dimana saja. Di tempat makan yang beken, perawatan kecantikan
(salon), bengkel dan lain lain.
Qiwii menjadi solusi
bersama. Merchant kuliner/salon dll dengan pembeli produk/jasa. Penjual produk /jasa akan termudahkan dengan
adanya dashboard yang disediakan qiwii. Tinggal buka, jrennngg.....jrennggg
akan terekap daftar yang reservasi.
Ngga akan salah, karena merchant
dan pelanggan sama-sama punya bukti
reservasi. Praktis pula, reservasi bisa dilakukan sambil meeting atau kegiatan
produktif lain.
Berikut manfaat yang didapat pengguna aplikasi:
1.
Bisa mengantri jarak jauh. Cukup mengunduh
aplikasinya, gunakan dan kitapun bisa mengerjakan kegiatan produktif lainnya
seperti memasak, meeting dengan client, menjemput anak dari sekolah dan masih
banyak lainnya.
2.
Menunggu dimana saja. Ngga harus
berjejalan di dalam ruangan yang sama dengan pasien berbeda penyakit. Atau
seperti contoh Puskesmas Garuda di atas, bayi sehat yang mau imunisasi bisa terhindar dari penyakit menular.
3.
Mendapat pemberitahuan. Pemilik nomor
antrian akan mendapat pemberitahuan jika giliran sudah dekat, yang berarti
harus berangkat menuju lokasi.
4.
Dilayani tepat waktu. Dalam aplikasi qiwii akan nampak nomor antrian sekarang
dan estimasi waktu menunggu.
sumber;. qiwii |
Asyik kan ya?
Saya udah nyobain lho. Pertama-tama
buka Play Store, ketik qiwii di kolom pencarian, akan muncul:
Installnya ngga pake
lama kok, dan bisa dipakai pada saat itu juga. Tampilannya seperti ini: (abaikan tulisan soft launching ya)
Pilih deh yang ingin
dituju, ambil tiketnya kalo cocok dengan estimasi waktu, selesai.
Asyik ya ada aplikasi keren kayak gini, jadi membuat waktu kita lebih efektif ya Ambu :)
ReplyDelete