Melalui buku, aku bermimpi
Menjadi puteri, bertemu
pangeran berkuda putih
Melalui buku, aku menyelam
ke dalam samudera
Berkawan ikan duyung,
bernyanyi bersama
Melalui buku, aku melintasi
benua
Bertemu hobbit, bercengkrama
dan berdansa
Melalui buku, De Laras
berkisah
Tentang bintang kejora,
tempe, daun jati dan tenun Sumba
Dan
siang 30 November 2019, saya menjejakkan kaki di pelataran perpustakaan nasional ITB, Jalan Ganesa Bandung.
Memenuhi janji menghadiri launching buku De Laras berjudul “Aku dan Alam
Semesta”. Buku yang mengundang tanya dan harap, akankah memenuhi relung dahaga
akan buku bergambar yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengedukasi?
Ketika
anak-anak saya masih kecil, sulit sekali menemukan buku bergambar, yang berisi
ilmu pengetahuan. Beberapa buku bergambar bertopik biologi, fisika dan kimia
merupakan terjemahan buku impor. Kurang disukai anak-anak, karena kurang cair.
Tidak sesuai kultur mereka sehari-hari.
Kedatangan
Mizan dengan gambar dan tulisan besar, menjadi semacam oase. Sayang, baru
seputar agama Islam yang menjadi pengantar bacaan anak-anak mengenai doa-doa
pendek. Sebab buku ilmu pengetahuan harus ditulis oleh mereka yang memiliki
keterkaitan pendidikan atau pekerjaan. Dan De Laras yang meniti karir di Balai
Teknologi Polimer, pastinya sosok yang sesuai.
Tentang De
Laras
Bernama
lengkap Diajeng Laraswati Hanindyani, De Laras tidak hanya pernah menyabet
penghargaan “Srikandi Blogger 2013”, juga menerbitkan banyak buku sendiri maupun
antologi.
Padahal
kesibukannya segambreng. Sebagai perempuan berkarir sekaligus ibu rumah tangga,
De Laras harus pandai mengatur waktu agar minat menulisnya tersalurkan.
“Saya
disiplin menulis setiap pukul 22.00 malam”, katanya, “Ada ide ataupun tidak,
saya buka komputer dan mulai menulis. Biasanya ketika melakukan kegiatan
tertentu, saya mendapat ide”.
Wah,
kebiasaan perempuan banget ya? Sedang menyapu, eh tiba-tiba muncul judul atau
ide maupun paragraf awal. Akhirnya menyapu setengah jalan, masakan tak kunjung
matang dan rumah batal di pel.
Namun
yang harus digaris bawahi adalah konsistensi. De Laras bergabung dengan
komunitas menulis yang punya target menerbitkan buku. Tak heran, De Laras
tercantum pada banyak buku antologi.
Tentang
Perkawanan Dengan Tanti Amalia
Tak ada yang kebetulan.
Sesuai ayat suci Al Quran “Tiada sehelai daun yang gugur melainkan Dia
mengetahuiNya”, perkawanan De Laras dengan Tanti Amelia berawal dari pelatihan
doodle, berakhir dengan kerja sama yang keterusan. ^_^
Ada 41 gambar perwujudan isi
buku “Aku dan Alam Semesta” , merupakan hasil karya Tanti Amelia, seorang
blogger multitalented. Telah berkenalan lama, saya nggak menyangka sosok ini
piawai menggoreskan alat gambarnya.
Uniknya, Tanti lebih merasa
nyaman menggambar di atas kertas dibanding beragam aplikasi yang tersedia di komputer. Karya konvensional Tanti
Amelia seolah menyatu dalam ide dan karya tulisan De Laras.
“Tiba-tiba, saya diminta
menggambar tempe, daun jati dan lain sebagainya” kata Tanti Amelia.
“Berdasarkan goresan Tanti,
terwujud satu cerita”, kata De Laras menimpali.
Begitulah pertemanan, tak
ada yang menebak, tak ada yang mengira. Termasuk ratusan gambar Tanti Amelia,
ternyata yang terpilih diluar perkiraan. Bukan gambar yang telah dibuat jauh
hari dan sesempurna mungkin.
Hasilnya? Sebuah buku
berlatar biru yang seolah menggapai, untuk dibuka dan dinikmati isinya.
Tentang Buku Aku dan Alam
Semesta
Terdapat
10 cerita dalam buku setebal 161 halaman, yaitu:
- Venus, Kejoraku
- Aku, Sang Pemburu Koin dari Huta
- Bahari, Anak Suku Laut yang Pemberani
- Jarak Bintang dari Kaki Gunung Bromo
- Mira, Penenun Muda dari Sumba
- Otto Mengkudu
- Ronggur, Sang Calon Nahkoda
- Teh Pagi dan Pelangi
- Eyang Jati Tempe
- Harumnya Secangkir Kopi Aki
Dari
judulnya, calon pembaca bisa menebak, betapa mengasyikkan isinya. Pembaca diajak
masuk pada dunia anak yang serba ingin tahu dan harus dipuaskan. Dengan cara
mudah. Agar melekat pada ingatan, dan membantu mereka memahami banyak fenomena
dunia.
Saya
ingat, kesukaan saya akan buku membuat saya menjadi satu-satunya anak di kelas
yang mengetahui mata uang Rusia. Ingatan yang membanggakan.
Sedangkan
kesukaan akan alam membuat De Laras menulis “Aku Dan Alam Semesta”. Sejak masa kanak-kanak, De Laras memiliki kebiasaan mengamati
detik-detik terbit dan tenggelamnya matahari, yang berubah warna dalam sekejap
sampai dengan munculnya kelap kelip bintang di malam hari, hingga akhirnya De
Laras tertidur di bangku taman.
Berpadu
dengan kisah rekaan anak-anak Indonesia yang tersebar di banyak pulau, yang memiliki
alam semesta menakjubkan, De Laras memadukannya dalam buku “Aku dan Alam
Semesta. Karena percaya, dunia anak tak terbatas hanya pada rumah dan sekolah.
Yang mereka alami dan lalui setiap hari adalah bagian dari kehidupan. Anak-anak
makan dari hasil kerja petani di ladang.
Mereka
dan kita semua tinggal di rumah, yang dibangun dari kayu pohon, yang ditanam
hutan. Mereka menulis di kertas dari bubuk kayu pohon, lalu mengapa mereka mencemari
lingkungan dengan sampah.
Walau
belum merangkum semua keajaiban Nusantara dan meluruskan apa yang sudah
dipahami dengan ilmu pengetahuan. De Laras berharap, bukunya bisa menginspirasi pembacanya untuk
mewujudkan kelestarian bumi dan alam, sebagai
tanggung jawab kemanusiaan. Sedini mungkin.
Karena
itu, setelah “Aku dan Alam Semesta” yang
berisi tentang planet Venus, bunga telang, jati, kopi dan sampah plastik, De
Laras berjanji akan menerbitkan buku serupa lainnya.
Yang
menarik, kuis yang diberikan pada bedah buku kali ini juga mengenai alam
semesta. Tentang planet yang mengorbit. Yang ada namun kerap dilupakan. Tak
pelak hanya segelintir peserta yang menjawab.
Tentang
Secangkir Kopi
Ditemani
secangkir kopi, dan camilan Dunkin Donuts, peserta diingatkan akan keajaiban
niat tulus. Semua bergerak membantu mewujudkan De Laras mewujudkan buku yang
bermanfaat bagi anak bangsa.
Mulai
dari anggota Kumpulan Emak Blogger, komunitas Blogger tempat De Laras dan Tanti
Amelia berlabuh. Juga para pakar astronomi yang diwakilkan Profesor Bambang
Hidayat. ITB Press sebagai penerbit. Serta pihak sponsor, yaitu Faber Castle,
Red Doorz, Dunkin Donuts, Tiara Book Store, Harris Hotel Bandung, serta media MQTV
Bandung dan Harian Pikiran Rakyat.
Seolah
menyampai pesan, jangan takut berbuat kebaikan. Perbanyak ikhtiar, karena pasti
akan ada jalan. Akan muncul dukungan.
Tertarik
membeli buku “Aku dan Alam Semesta”?
Bisa
diperoleh dengan harga Rp. 150.000 untuk
berwarna dan harga Rp. 50.000 untuk hitam putih lewat Tiara Books Store serta
ITB Press.
Berikut
linknya:
Instagram
Tiara Bookstore WA
0816100679
Instagram
ITB Press
Alamat : Perpustakaan Pusat
Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
Telepon:
(022) 2504257
terima kasih sekali bu Maria, aduh luar biasa sekali review nya, padahal kita belum sempat bincang-bincang banyak ya? atau sudah banyak diceritakan sama mbak @Tanti tentang behind the scene nya acara Peluncuran Buku ini? Alhamdulillah semua berjalan baik dan lancar. Bahagia bisa bertemu dengan bu Maria. Apakah voucher door prize sudah diterima?
ReplyDeleteterima kasih sekali bu Maria, aduh luar biasa sekali review nya, padahal kita belum sempat bincang-bincang banyak ya? atau sudah banyak diceritakan sama mbak @Tanti tentang behind the scene nya acara Peluncuran Buku ini? Alhamdulillah semua berjalan baik dan lancar. Bahagia bisa bertemu dengan bu Maria. Apakah voucher door prize sudah diterima?
ReplyDeleteMasya Allaaah bu Mariaaaa
ReplyDeleteampun deh, aku pertama tidak mengenali dirimu, padahal kit pernah ke Yogya bareng yaaa! Makin muda sekarang hihihihii *dikeplak dan aku menggendut
luar biasa sekali reviewnya, menyentuh hati banget dan nyata serta runut. Love youuuu
Inspiring. Banyak hal positif yang bisa kita ambil. Ada kesempatan nanti saya cari bukunya hehe
ReplyDeleteWah, salut banget sama para penulis hebat ini. Bisa menuangkan ide pada pukul 22.00 WIB itu wow sekali lho. IYa sih foto atau gambar di buku tuh menungjang tulisannya, apalagi buat anak2 kecil. Jadi pengingat secara visual ya jadi lekas paham. Senangnya bisa ikutan acara peluncuran bukunya. Selamat! TFS ya.
ReplyDeleteSaya baru tahu Mak Laras launching buku kolaborasi nya dengan Mak Tanti. Terakhir ketemu Mak Tanti waktu acara jahit di Braga.
ReplyDeleteSemoga bukunya laris manis ...
Bu Maria kalo nge-review "pakai hati" bangeettt
ReplyDeleteIndahh sekali baca diksi dan eksplanasi di artikel ini.
Jadi mupeng buat beli!
Wahhhh keren deh...
ReplyDeleteSaya termasuk pengagum Mbak Tanti Amalia dsri dulu. Suka doodles dia.
Dan semenjak punya anak kecil srg banget hunting buku cerita bergambar.
Semoga kita semua bisa melestarikan bumi dan alam untuk kelangsungan hidup generasi, seperti pesan penulis.
ReplyDeleteBaca tulisan mbak selalu enak..
ReplyDeleteReview ini bagus bgt, ceritanya runtut dan menyentuh..
Jadi pgn punya bukunya untuk menambah koleksi perpus rumah kami
Baru baca judul-judul cerita di dalamnya aja aku udah jatuh hati. Ini bakal seru banget kalau dibacakan ke anak-anak. Aku suka banget membacakan cerita. Apalagi sambil memainkan intonasi, ekspresi dan ada gerakan apa gitu.
ReplyDeleteMenarik banget ya masa kecil Mbak De Laras yang suka memerhatikan matahari terbit sampai tenggelamnya. Dulu aku cuek bebek soal itu, hihihi ...
Benar kata Mbak Diajeng dan Mbak Tanti, review-nya keren. Bukunya pastinya keren, ditulis dan digambar oleh dua teman blogger. Keduanya ini, terutama Mbak Tanti beberapa kali berinteraksi di dunia maya. Kalo Mbak Tanti, akhir-akhir ini sering sama-sama di grup-grup WA.
ReplyDeleteSayang sekali belum berkesemparan hadir di acara keren tersebut. Mendongeng paling anakku suka. Mereka berimajinasi lewat cerira yg kita baca. Nice artikel ambu...
ReplyDeleteAcaranya keren dan penulisnya pun kece ya mbak. Aku jga lgi suka cernak karena ingin jdi teman baca Julio yang bikin Julio cinta buku.
ReplyDeleteSebagai blogger pendatang baru saya belum begitu hapal dengan nama-nama blogger lain. Baca review ini jadi langsung kagum dengan mbak-mbak blogger keren yang sudah banyak menghabiskan karya mengingat kegiatan menulis adalah kegiatan yang tak bisa dikatakan mudah. Harus menyempatkan waktu, berpikir, juga skill menulis yang tak main-main. Salut dan ingin bisa seperti mba De Laras.
ReplyDeleteSetuju sekali kalau banyak yang bilang reviewnya keren. Saya sampai jatuh hati denga judul-judul yang disebutkan. Semoga saja ada rejeki nanti.
ReplyDeleteWanita2 yg menginspirasi 🤗 buku2nya pun pastinya bagus2 dan menambah pengetahuan anak dengan cara yg menyenangkan..
ReplyDeleteSemoga kita semua bisa melestarikan bumi dan alam untuk kelangsungan hidup generasi, sukses selaku ya buat para penulis
ReplyDeleteKeamrin nyari buku ini di Gramedia gak nemu bun. Mungkin harus beli online kyknya. Penasaran sama jalan cerita bukunya juga ilusrraisnya yang kyknya apik itu :D
ReplyDeleteMenarik banget bukunya.. Menambah ilmu banget buat anak2.. etapi ortu juga asik2 aja nih klo baca buku ini juga
ReplyDeletedianesuryaman dot com
Salut aku sama penulisnya mbak, inspiratif sekali bukunya.
ReplyDeleteJadi pengen beli buat anak saya
Menulis setiap pukul 22.00, wah salut jih dengan konsistensinya. Kalau saya menulis masih nggak ada waktu tetapnya. Btw buku bacaan yang bagus nih untuk anak2. Dengan buku tang full gambar kayak gini mereka bisa dengan mudah ya mengenal alam dan semesta.
ReplyDeleteKeren banget! Inilah penulis sebenarnya. Disiplin menulis hingga menelurkan karya yang makin bagus tiap waktu. Menarik resensinya mbak, jadi pengen punya bukunya.
ReplyDeleteSebuah karya yang luar biasa y,,, anak tidak hanya belajar mengenal alam di sekitarnya tapi juga belajar untuk lebih memelihara lingkungan
ReplyDeleteBuku yang keren. Bisa dijadikan sarana belajar mengenal dan melestarika alam untuk anak-anak kita yaa :)
ReplyDeleteBagus nih buat dibaca anak2, gambarnya menarik dan wawasannya pun luas, anak bakalan ga akan jenuh membacanya.
ReplyDeleteReviewnya keren, jadi penasaran sama bukunya
ReplyDeleteTerima kasih untuk teman-teman yang sudah memberi komentar dalam review keren di atas. Jika masih berminat, bisa menghubungi saya ya, di FB : Diadjeng Laraswati H
ReplyDelete