![]() |
screenshot Erin Brockovich |
“Film apa yang kamu
sukai?”
Waduh, bingung dong
saya. Karena banyak banget. Mulai dari Ratatouille yang ditonton semua umur, hingga Lady Macbeth yang dianjurkan untuk 17 tahun
plus. Berbagai genre filmpun saya lalap habis.
Saya ngga peduli, apakah action,
petualangan, komedi, kejahatan/gangster, drama, historical, horror dan musical.
Saya suka, saya tonton. ^_^
Tapi hanya beberapa yang
saya simpan dalam laptop. Film bertemakan perempuan. Tentunya bukan sembarang
perempuan. Namun, perempuan yang kuat, perempuan yang mau berjuang.
Sleeping With The Enemy (1991)
![]() |
source: amazon.com |
Film berdasarkan novel
yang dikarang Nancy Price ini berkisah
mengenai Laura Burney yang terbelenggu
dalam cinta posesif suaminya, Martin.
Ngga hanya mengekang Laura untuk berhubungan dengan dunia luar.
Martin juga mengurung istrinya di sebuah rumah mewah. Di pinggir pantai. Namun
yang paling menyiksa adalah kekerasaan fisik serta marital seks atau pemaksaan
hubungan seks. Walau dilakukan dalam ikatan suami istri, marital rape termasuk
kategori pemerkosaan.
“Bukan perempuan penakut”,
komentar seorang perempuan tua, ketika akhirnya Laura bisa keluar dari “penjara” suaminya. Dukungan memang sangat dibutuhkan
oleh seorang perempuan yang mengalami kekerasan seperti Laura.
Beruntung Laura belum memiliki anak. Finansial cukup. Bagaimana jika tidak? Tak heran banyak perempuan yang bernasib seperti Laura, mengambil langkah tak terduga.
Bunuh diri setelah membunuh anak-anaknya, misalnya.
Pemeran Laura, Julia
Roberts, keren bangettt. Aktris idolaku. Walau film ini dibuat tahun 1991,
Julia ngga tampak jadul. Bahkan sebutan “my princes” yang diucapkan Martin,
kerasa pas banget. Cantiknya kebangetan! ^_^
Erin Brockovich (2000)
![]() |
source: amazon.com |
Masih diperankan Julia
Roberts, nasib Erin bertolak belakang dengan Laura Burney. Erin, mantan ratu
kecantikan lokal yang menikah dini dan berkehendak bebas. Tercermin dari
pilihan bajunya yang tak segan menonjolkan buah dada.
Nasib membawanya pada
kasus pencemaran kromium heksavalen yang
dilakukan sebuah perusahaan besar. Sangat menarik mengikuti perjuangan Erin
dalam mencari keadilan bagi ratusan penduduk yang terkena cemaran. Sementara
dia sendiri hanya janda miskin beranak tiga.
Kepiawaian Julia Roberts
membawakan kisah nyata Erin Brockovich membuatnya beberapa kali diganjar
penghargaan. Sebutlah Academy Award, Golden Globe dan beberapa award lainnya.
Marlina: The Murderer in Four Acts (2017)
(Marlina si Pembunuh
dalam Empat Babak)
![]() |
source; variety.com |
Jika Hollywood punya
Julia Roberts, Indonesia memiliki Marsha Timothy. Aktris cantik dengan deretan penghargaan. Bermain total sebagai Marlina, tak
ada keraguan, Marsha adalah Marlina,
perempuan Sumba yang ditinggal mati suaminya. Penuh guratan wajah yang
menandakan betapa kerasnya hidup.
Naas, sekawanan perampok
datang, tidak hanya membawa seluruh
harta Marlina, berupa ayam, sapi dan kambing. Juga kehormatan.
Bagaimana Marlina mencari keadilan, serta apa yang diperolehnya, merupakan point film ini.
Apa yang dialami
Marlina, juga berpeluang terjadi pada setiap perempuan. Keputusan akhir ada
pada si perempuan. Apakah pasrah, mencari keadilan yang berliku atau justru
melawan.
Gone With The Wind (1939)
![]() |
source: housebeautiful.com |
Berdasarkan buku
berjudul sama yang ditulisMargaret Munnerlyn Mitchell, Gone With the Wind berkisah tentang Scarlett O’Hara, perempuan muda yang manja dan
melakukan banyak hal tak terduka.
Namun ketika perang
menghancurkan rumah dan ladangnya, Scarlet
bertransformasi menjadi kepala rumah tangga yang tangguh. Ikut bertani ,
hingga telapak tangannya hancur. Dan menjelma
menjadi perempuan penuh gaya, ketika harus bernegosiasi. Tak ada bahan untuk
gaun? Tirai jendelapun jadilah.
Perempuan kuat Scarlett
O Hara, tidak hanya melindungi keluarganya, juga merawat istri dari lelaki yang
dicintainya sejak masih remaja labil. Mampukah kamu?
Walau film lawas, perjuangan
Scarlett tetaplah relevan dengan masa
kini. Bahkan di era milenial. Setiap perempuan bisa menjadi leader, tanpa ragu.
Karena keraguan merupakan pelecehan gender, yang tanpa sadar, sering dilakukan
perempuan itu sendiri.
Memoirs of a Geisha (2005)
![]() |
source: sabrinomiso.com |
Berlawanan dengan
Scarlett, Chiyo, calon Geisha dalam Memoirs of a Geisha menjalani hidup sesuai
arus. Selain dipercaya berwatak air, Chiyo berlaku seperti seharusnya perempuan timur. Namun dalam posisinya, dia
adalah sosok yang diandalkan.
Setiap profesi memiliki
perannya tersendiri dalam masyarakat. Seorang geisha bukanlah pelacur, dia sosok
penghibur dalam budaya Jepang. Posisinya
tidak remeh, seorang geisha merupakan
seniman yang wajib pandai berdiplomasi.
Disitulah Chiyo yang
berubah nama menjadi Nitta Sayuri harus mampu menempatkan diri. Nampak
menjemukan. Namun jika kamu mau bertahan hidup, kemampuan adaptasi harus
dimiliki.
Kemampuan membentengi diri yang dilakukan Sayuri, sama sulitnya
dengan aksi frontal Scarlett.
Jaman boleh berubah,
teknologi berkembang, namun tuntutan hidup tetap sama. Apakah akan memilih
mengikuti aliran air atau membangun sendiri embung-embung air. Muaranya tetap
sama, untuk keberlanjutan hidup perempuan
itu sendiri.
Baca juga: Tiada Sehelai daun Gugur Tanpa Seizin Allah
nah yang Marlina aku penasaran ambu karena sempat liat cuplikannya juga keren emang Marsha, film lainnya aku ga tau hahaha jadi penasaran deh pengen lihat semua
ReplyDeleteAda yang belum saya tonton nih, makasih ya ambu
ReplyDeleteSaya syka banget sama mbak Erin... tangguh, cantik, judes juga.. hihi
ReplyDeleteSuka Gone with the wind
ReplyDeleteYang pernah saya tonton baru no 5 aja dan itu pun nontonnya sendirian di bioskop hehe
ReplyDeleteAku cuma nonton yang Geisha doang. Yang 4 lagi belum. Kayanya yang Marsha Timothi lumayan ringan ya, Teh?
ReplyDeleteIni mah cewek2 tangguh semua ambu
ReplyDeleteUdah nonton semua. Film Julia yg Monalisa Smile juga bagus bangetngetnget :) btw kakak saya suka bgt Julia Roberts & suka bgt film erin brokovich. Lalu dia ngasi nama anak perempuannya Erin.
ReplyDeleteWah,saya pengagum Julia Roberts juga, tapi belum pernah nonton dua filmnya yang ini. Memoar of Geisha ,saya baca novelnya. Geisha yang harus senantiasa memendam setiap perasaannya mengingatkan saya pada perempuan Jawa.
ReplyDeleteCuman pernah nonton memoirs of geisha, eh lupa nonton apa baca buku yah hehehe
ReplyDeletePenasaran sama Marlina si Pembunuh empat babak..
ReplyDeleteSaya kudet klo soal film..hehe..ini kyknya blm semua deh..lg nyari film keluarga yg bagus nih mumpung liburan anak2..
ReplyDelete