sumber: infokomputer-gridID |
Siapapun ingin berbelanja dengan aman. Tak rela rasanya
jika uang yang dikumpulkan dengan susah payah, rupiah demi rupiah, akhirnya
raib akibat kurang berhati-hati ketika berbelanja di online shop. Ketakutan saya bukan tanpa dasar, menurut survey
Kapersky Lab dan B2B International, 26 % konsumen Indonesia menjadi korban
penipuan online.
Agar terhindar penipuan, saya biasanya belanja pada
kerabat atau teman blogger yang mempromosikan barang jualannya via facebook dan
twitter. Berbelanja sambil ngobrol ngalor
ngidul dan minta diskon, sungguh merupakan keasyikan tersendiri
Hingga akhirnya saya harus berbelanja pada e-commerce sesungguhnya.
September silam, setelah berhari-hari rewel dan menyebabkan aliran listrik konslet,
akhirnya charger laptop meninggalkan saya untuk selamanya. Enggan bekerja sama
lagi.
Bisa dibayangkan betapa merananya blogger tanpa laptop.
Sedih sekali.
Sebelum si charger memutuskan hubungan kerja, sebetulnya
saya sudah berburu penggantinya ke pusat penjualan elektronik terlengkap di
Bandung. Sayang, harganya tidak ada yang sesuai dengan isi dompet. Akhirnya
malah pulang dengan perut kekenyangan. Maklum area penjualan asesoris laptop
berdekatan dengan foodcourt yang menguarkan harum kuliner menggoda iman.
Alamak.
REKENING BERSAMA
Dengan bantuan Google, saya menemukan charger Sony Vaio
19,5 V 4,7 A dengan potongan harga
hampir 50 %. Wah saya sungguh beruntung.
transaksinyapun bakal aman. Karena penjual bekerja sama dengan e-commerce yang memberi layanan rekening
bersama. E-commerce sebagai pihak ketiga akan menahan uang
pembayaran hingga barang saya terima dan
menggaransi 100 % uang kembali jika barang tak sesuai pesanan.
Ada beberapa jenis pembayaran yang ditawarkan selain
kartu kredit, yaitu transfer via ATM atau membayar melalui ritel seperti
Indomart dan Alfamart. Wah boleh dicoba, beberapa rekan dan kerabat saya sangat
anti bank, mereka enggan terkena riba, sehingga jangankan kartu kredit,
rekening bankpun mereka tidak punya.
Nah setelah centang Alfamart, saya segera kesana karena
waktu yang diberikan hanya 1 x 12 jam. Takut terlena dan lupa,
Sedihnya Alfamart terdekat sedang bermasalah akses
internetnya sehingga saya harus berjalan cukup jauh menuju Alfamart lainnya.
Tercatat pukul 10.38 transaksi pembayaran
sukses dilakukan, ditambah Rp 2.500 biaya jasa (fee) yang diterapkan Alfamart,
saya jajan biscuit Rp 5.000 untuk upah jalan kaki. Ya, begitulah ….. ^-^
Ternyata semua terekam. Tanggal faktur dibuat. Tanggal terjadi pembayaran. Tanggal penjual mengepak barang dan tanggal barang dikirim dengan estimasi hari.
Semua sesuai, pada hari dan tanggal saya menerima barang, disusul email dari
e-commerce yang meminta konfirmasi dan feedback atas layanan mereka.
PERANAN DOMPET
Kemudahan berbelanja seperti ini malah menakutkan saya.
Lha iya, akibat kemudahan pembayaran bisa-bisa tergelincir berbelanja diluar
kontrol. Promosi diskonnya yang bersliweran berpotensi melemahkan iman hingga
ditakutkan dompet jebol, kosong sebelum waktunya.
Sebelumnya saya menyiasati agar semua hari adalah tanggal
muda, dengan menggunakan beberapa dompet. Dompet-dompet lama yang sobek atau
ritsletingnya difungsikan sesuai pos pengeluaran. Misalnya dompet merah berisi uang untuk membayar tagihan listrik,
air, dan telepon. Dompet kuning berisi uang arisan, uang cicilan, uang iuran.
Begitu seterusnya. Sehingga tertutup
kemungkinan tidak bisa bayar rekening
listrik karena kehabisan uang.
Penerapan pembagian pos melalui beberapa dompet jadul ini
membuat penggunanya hidup hemat karena pengeluaran sesuai anggaran. Juga aman,
uang yang dibawa keluar rumah secukupnya saja, sesuai barang yang akan dibeli
dan tagihan yang harus dibayar.
Sayang, seiring kemudahan via ATM dan layanan autodebit,
kebiasaan membagi uang sesuai pos anggaran ini terpaksa saya tinggalkan. Akibatnya
penerimaan berbagai sumber bercampur dengan beragam pengeluaran.
Tidak demikian halnya dengan kerabat yang setia anti
bank. Mereka tetap setia menggunakan sistem dompet, apalagi semakin banyak
tempat berperan melayani pembayaran berbagai tagihan.
Peranan dompet sebagai pengatur keuangan inilah yang kini
diambil alih UANGKU. Penggunanya cukup menyimpan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk
membayar listrik, ponsel, dan tagihan lainnya termasuk transfer uang arisan.
Sangat menyenangkan, praktis, efisien dan hemat,
penggunanya tidak harus keluar rumah yang berpotensi pemborosan karena berakhir
jajan. Jumlah pengeluaran untuk jajan nampaknya kecil tapi jika dijumlah maka
jangan heran jika jumlahnya seharga barang elektronik yang diidamkan atau
produk fashion yang diimpi-impikan.
UANGKU
UANGKU adalah suatu
aplikasi dompet virtual yang diterbitkan
PT Smartfren Telecon Tbk (Smartfren) . UANGKU memberikan layanan uang
elektronik berbasis mobile dan telah mendapat izin Bank Indonesia.
Cukup berbekal smartphone , aplikasi UANGKU bisa diunduh
dan diinstal dari Google Play Store (Android)
atau Apple App Store ( IOS) kemudian melakukan aktivasi. Ada 2 tipe
layanan yaitu tipe basic dengan batas nominal saldo sebesar Rp 1 juta dan tipe
premium yang berbatas nominal hingga Rp 10 juta sesuai ketentuan Bank
Indonesia.
Jika sudah menyimpan sejumlah uang dalam rekening UANGKU,
fasilitas apa saja yang bisa digunakan?
Shopping Payment Request, yaitu memberikan nomor
handphone untuk membayar sejumlah barang, penjual akan mengirimkan pesanan dan
menerima pembayaran sesudah pembeli menerima barang.
Pembayaran tagihan listrik, air dan membeli pulsa isi
ulang.
Mengirim dan menarik uang.
Melakukan pembayaran di merchant-merchant offline hanya
dengan meng-scan QR code di struk pembayaran
Apakah UANGKU aman?
Akun UANGKU terlindungi dengan 6 digit PIN rahasia yang
dibuat pengguna. Sehingga apabila ponsel hilang, UANGKU tidak bisa diakses
tanpa menggunakan PIN rahasia tersebut. Tapi pemilik akun tetap dapat mengakses
dengan menggunakan smartphone lain.
Aman digunakan, membantu hidup hemat, UANGKU juga
memiliki kelebihan lain, yaitu membantu mengurangi jejak ekologis. Yang
dimaksud jejak ekologis adalah banyaknya
sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas.
Sebetulnya ini berhubungan dengan hidup hemat, atau
hati-hati dalam membelanjakan uang. Seseorang yang
berperilaku hemat otomastis tidak
akan memboroskan sumber daya alam.
Contoh termudah, sewaktu berbelanja di mall, mata
yang lapar membeli hamburger. Mengapa mata yang lapar? Karena perut baru
saja diisi semangkuk mi bakso, sehingga tak heran perut kekenyangan mengakibatkan separuh hamburgerpun masuk tong sampah. Kita lupa bahwa untuk memproduksi setangkup
hamburger dibutuhkan sumber daya alam yaitu air sebanyak 2400 liter. Jadi ketika membuang setengahnya
berarti 1200 liter air terbuang sia-sia sementara banyak penduduk di belahan
dunia sana harus berjalan jauh hanya untuk mendapat seember air. Tidak adil
bukan?
Penggunaan UANGKU tidak hanya membuat hidup menjadi mudah, dan praktis tapi juga berfungsi
sebagai pengontrol keuangan agar hemat dan tentunya berujung pada pengurangan
jejak ekologis. Tak harus terjebak macet
berjam-jam hanya untuk berbelanja, terlebih di cuaca yang tak menentu terkadang
panas menyengat, beberapa minggu kemudian hujan turun terus menerus. Pemilik
mobile wallet UANGKU bisa menggunakan waktunya yang berharga untuk kegiatan
produktif lain.
No comments