Jadi insinyur….. guru………… dokter………. pelaut ……presiden……………
Mungkin itulah sebagian jawaban anak-anak
ketika ditanya mengenai cita-cita. Lucunya cita-cita mereka sering berubah-ubah. Hari ini berkata ingin
menjadi guru, beberapa bulan yang lalu sebagai
dokter, esoknya mungkin berubah menjadi tulang las. Biasanya terinspirasi
pekerjaan orang tua atau orang sekelilingnya. Dan sebagai orang tua tentunya
kita berharap pendidikan mereka lebih tinggi dbanding ayah
ibunya.
Tapi
yakinkah kita akan mampu membiayai mereka? Karena sebagai manusia, kita memiliki
keterbatasan dan berbagai kendala penyebab cita-cita anak gugur di tengah jalan
seperti meninggal, sakit kronis,
kecelakaan dan cacat tetap.
Atau
bisa juga kita berumur panjang. Sayang ketika waktunya tiba, dana tidak
tersedia, sehingga terpaksa menjual
semua harta benda. Kemudian? Ya , tunggu saja anak selesai kuliah dan berpenghasilan,
karena merekalah yang “harus” gantian memberi nafkah pada orang tua.
Kisah
anak yang diharapkan menjadi ATM orangtuanya merupakan salah satu ilustrasi
dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Axa Mandiri tanggal 29 September 2015 silam dengan tema :”Rencanakan Pendidikan Anak
Sejak Dini”. Acara yang dipandu Nurulloh
(Editor Kompasiana)
menghadirkan Tejasari Asad (Perencana Keuangan dan
Direktur Tatadana Consulting) dan Tisye Diah Retnojati (Chief of In Branch
Channel AXA Mandiri).
Dalam
bedah tema rencana pendidikan anak sejak dini, Tejasari Asad
memaparkan besaran inflasi yang harus diperhitungkan saat merencanakan pendidikan anak.
Ilustrasi yang mudah diingat yaitu jika pada tahun 1998 kita bisa
berbelanja satu troli penuh, pada tahun 2013 dengan sejumlah uang yang sama
kita hanya bisa membeli beberapa jenis barang. Troli hanya terisi
sepersepuluhnya. Menunjukkan nilai tukar uang semakin lama semakin kecil. Tentu
saja, tahun 1998 satu bungkus nasi rames cukup dibayar dengan Rp 1.000,
sedangkan tahun 2015? Wow kita harus mengeluarkan uang Rp 15.000 – Rp 20.000.
Bagaimana
dengan biaya pendidikan? Ternyata inflasi pendidikan cukup tinggi yaitu 10 – 20
%. Agar optimal dalam menyiapkan rencana pendidikan, Axa Mandiri menyediakan ilustrasi yang sangat
membantu. Pertama buka situs axa.mandiri.co.id kemudian klik simulator pendidikan, isi dengan lengkap.
Kebetulan anak saya sudah kuliah semua tapi belum menikah. Jadi saya berandai-andai, jika anak saya berumur 30 tahun dan memiliki 2 anak.
Kebetulan anak saya sudah kuliah semua tapi belum menikah. Jadi saya berandai-andai, jika anak saya berumur 30 tahun dan memiliki 2 anak.
Nama
anak pertama bernama Firdha dan bercita-cita menjadi dokter, ini dia perincian biaya
pendidikannya:
Ilustrasi yang kedua adalah anak kedua , Wicak yang bercita-cita menjadi pilot. Berikut rinciannya:
Wow,
lumayan besar ya? Karena perhitungan sejak mulai lahir dan mencakup inflasi dan semua biaya yang
harus disiapkan orang tua agar buah hatinya bisa meraih sukses. Dengan adanya
simulator pendidikan kita bisa menganggarkan dana pendidikan anak dengan cermat
dan berusaha memenuhinya. Tanpa kalkulasi cermat, mungkin uang ‘kaget’ seperti
bonus tahunan atau uang warisan akan habis untuk belanja konsumstif. Sayang
bukan? Menyesal kemudian tidak berguna.
Jika
merunut penjelasan ibu Teja dan hasil simulator, jelaslah menyiapkan rencana pendidikan, tidak dianjurkan sekedar menabung,
tapi harus berinvestasi agar jumlah dana yang tersimpan
dapat mengalahkan inflasi dan memperoleh keuntungan.
Kemana
kita harus berinvestasi? Pemilihan investasi,
baik dalam bentuk saham, unit link, reksadana, obligasi, property, emas atau
deposito harus sesuai dengan profil risiko. Termasuk profil risiko manakah
kita, konservatif, moderat atau
agresif? Setiap pilihan ada risikonya, semakin tinggi return maka risikonya akan semakin besar.
Karena itu pilihlah produk keuangan yang sesuai dengan profil risiko dan mudah
untuk dijalankan agar pelaksanaannya tidak mempersulit kita.
Ada
2 jenis bekal untuk buah hati agar sukses
meraih cita-cita yaitu Asuransi Mandiri
Sejahtera Cerdas, dan Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas Syariah. Pemilihannya tergantung kita karena yang terpenting adalah
memastikan agar dana pendidikan anak tercapai pada waktunya. Pemilihan asuransi
yang tepat akan memproteksi dana pendidikan anak.
Ingin
tahu keunggulan asuransi pendidikan yang dipersembahkan Axa Mandiri? Ini
dia:
- Fleksibel menentukan premi dan uang pertanggungan, sesuai dengan kebutuhan.
- Investasi maksimal dengan loyalty bonus yang akan diberikan pada akhir tahun ke-5 dan selanjutnya setiap tahun pada Ulang Tahun Polis, sehingga membantu mempercepat pengembangan dana.
- Pilihan program. Asuransi tambahan (rider) sesuai dengan kebutuhan perlindungan anda.
- Beragam pilihan jenis dana investasi yang sesuai dengan profil risiko.
Pernah
mendengar bahwa banyak orang enggan ikut berasuransi karena takut uangnya
“hilang” ?? Nah, Axa Mandiri merupakan Bancaassurance nomor 1
di Indonesia atau kemitraannya dengan bank terpercaya dalam mengelola dana
untuk berbagai tujuan seperti menabung, proteksi , investasi dan rencana keuangan. Sehingga jangan kuatir , dana yang tersimpan
tidak saja aman untuk proteksi
pendidikan, juga akan berkembang sesuai
investasi yang dipilih.
Manfaat-manfaat
berikut ini akan diterima pemegang polis:
Jika tertanggung
meninggal dunia, maka akan menerima:
Santunan
100 % uang pertanggungan
Nilai
investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan
Total
Nilai Premi (Seluruh premi yang telah dibayarkan, ditambah dengan seluruh premi
yang seharusnya dibayarkan sampai akhir masa asuransi).
**
khusus Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas
Syariah. Santunan 200 % uang pertanggungan (meninggal dunia pada saat
melakukan Ibadah haji/Umrah)
Jika tertanggung
mengalami cacat tetap total
(manfaat pembebasan premi) :
Santunan
100 % uang pertanggungan
Polis
asuransi tetap aktif karena pembebasan pembayarn premi berlaku. Premi yang
dibebaskan adalah premi dasar ditambah top up investasi nasabah ( jika ada)
Jika tertanggung
meninggal dunia setelah diagnose cacat tetap total.
Santunan
100 % uang pertanggungan
Nilai
investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan.
Jika tertanggung
tetap hidup sampai akhir masa asuransi
Nilai
investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan.
Betapa
banyak manfaat diperoleh jika kita menyiapkan asuransi pendidikan sedini mungkin. Harus menunggu apalagi? Semakin menunda maka manfaat yang
diperoleh semakin kecil. Jumlah dana yang harus dianggarkan untuk biaya
pendidikan semakin besar. Jadi daripada uang habis untuk hangout dan membeli barang konsumtif, mengapa tidak kita
investasikan untuk bekal pendidikan sang buah hati? Agar bekal dana pendidikan menjamin sang buah
meraih cita-cita dan kita tidak usah
hidup merana seperti oom Anton.
Keterangan:
Uang
pertanggungan:
Sejumlah
uang yang tercantum dalam polis yang merupakan nilai kontrak yang disepakati
yang harus dibayar Penanggung jika
terjadi risiko terhadap Tertanggung.
Premi:
Sejumlah
uang yang ditetapkan oleh Penanggung yang dipergunakan untuk mendapatkan
manfaat pertanggungan.
No comments
Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat