The World City Forest di Kota Bandung
Waduh ternyata sulit juga
menjatuhkan pilihan icon Bandung untuk ditulis dalam #30HariKotakuBercerita, maklum
banyak bangettt. Sebutlah Gedung Sate, Gedung Merdeka, Jalan Braga, hingga
Pasar Baru rasanya semua pantas masuk kategori ikon Bandung. Tapiiii….., harus pilih satu kan? Dan akhirnya
saya pilih Babakan Siliwangi, The World City Forest.
Mengapa Babakan Siliwangi
(disingkat Baksil), si hutan kota yang dipilih? Ya karena:
- Dimiliki warga Kota Bandung dengan penuh perjuangan, bukan warisan gitu lho 😊😊
- Sebagai manusia kita ngga bisa hidup tanpa pohon si penghuni Hutan Baksil,
- Sebentar lagi utusan Indonesia harus menghadiri konferensi PBB mengenai Climate Change di Perancis, dan ternyataaaa…….
- Hutan Baksil indah buangettt. Rugi kalo ke Bandung tapi ngga kesini.
Terletak di jalan Siliwangi,
Baksil menempati lembah seluas 7,1 Ha. Sejak jaman penjajahan Belanda kawasan ini
merupakan sabuk hijau yang dirancang sebagai hutan kota dengan berbagai
fasilitas seperti taman botani yang sekarang di sebut Tamansari dan kebun
binatang.
Disisi lain dari kawasan, para arsitek merancang pemandian, kolam ikan dan taman bunga
yang ke mudian bernama Pemandian
Cihampelas dan kini sudah raib berganti menjadi apartemen. Duh jika ingat
pemandian ini nyesek banget rasanya karena tempat berenangnya luasssss, airnya
dingin asli dari mata air yang keluar dari semacam kendi yang dibawa dewa
Neptunus.
Gambar saat-saat terakhir
pemandian dihancurkan, airnya mengalir terus.
Oke, lanjuttt…., karena
kisah Hutan Kota Baksilpun ngga kurang menyedihkan. Seperti ditulis di awal, duluuuuu
……
sekali pemerintah Kota Bandung merencanakan Babakan Siliwangi sebagai
paru-paru kota sekaligus area kormesialisasi. Karena itu dibangunlah restoran
dan beberapa pusat kesenian yang dinamakan Sanggar Olah Seni (SOS).
Sekitar tahun 2003, restoran
masakan sunda tersebut terbakar dan keberadaannya hendak diganti dengan pusat
perbelanjaan, apartemen dan bangunan
komersil lainnya. Tentu saja para pegiat lingkungan hidup Kota Bandung protes.
Iya dong, begitu banyak bangunan komersil di Kota Bandung, eh ruang terbuka hijau yang
hanya seuprit akan diambil juga.
Keanekaragaman Hayati di Babakan Siliwangi
Terlebih
hutan kota Baksil memiliki begitu banyak keaneka ragaman hayati, tercatat ada
48 jenis pohon, 24 jenis burung seperti Madu Kuning atau Sriganti, Cekakak Jawa, Cekakak Sungai dan Elang Alap Cina.
Sayangnya beberapa mata air disini sudah punah, hanya tersisa satu yang sering digunakan pengunjung nomaden.
![]() |
banyak sekali tupai di Baksil |
Bak oase ditengah hiruk
pikuk kota berpenduduk 2, 6 juta jiwa, Hutan Baksil sebetulnya hanya tersisa 3,
8 Ha yang masih memiliki pohon tegakan dan
berbentuk tapal kuda. Karena di dalam kawasan tersebut sudah
berdiri Sarana Olahraha (Sorga) dan Sasana Budaya Ganesa
(Sabuga) ITB tempat diselenggarakannya konferensi.
Jadi? 3,8 Ha itulah yang
diperjuangkan pegiat lingkungan dan warga kota Bandung agar terbebas dari
bangunan apapun jenisnya. Secara teratur mereka mengunjungi Baksil untuk berkegiatan
seperti menanam pohon, membongkar jalan beraspal dan melepaskan burung serta
tupai.
Puncaknya ketika konferensi
Tunza akan diadakan di Indonesia pada 1 Oktober 2011, kelompok warga yang
selama ini “menduduki” Hutan Baksil tersebut dipimpin Ridwan Kamil ( kala itu belum jadi walikota tentunya)
mengajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk meresmikan Hutan Baksil
sebagai The World City Forest dengan harapan jika sudah menjadi hutan dunia
pastinya tercatat resmi dan tidak bisa diusik ditingkat lokal. Cerdik ya? 😊😊
Nah, untunglah pak Emil (panggilan pak Ridwan Kamil) kini terpilih menjadi Walikota Bandung, sehingga ngga mungkin kan merusak apa yang telah diperjuangkan?
![]() |
Kang Emil dan Acil Bimbo di Hutan Baksil |
Nah, untunglah pak Emil (panggilan pak Ridwan Kamil) kini terpilih menjadi Walikota Bandung, sehingga ngga mungkin kan merusak apa yang telah diperjuangkan?
Nah sesudah melewati lika
liku perjuangan, ada apa sih di di Hutan Kota Baksil? Banyak. Atau lebih
mudahnya bagi mereka yang ingin tahu secara rinci silakan datang ke salah satu
SOS, pemiliknya atau wakilnya akan mengajak berkeliling dan memperlihatkan isi
Hutan Kota.
Di kawasan ini secara periodik
ada upacara keagamaan, bukan untuk menyembah patung yang banyak terdapat disana
tapi untuk mengucapkan terimakasih atas anugerah Illahi. Selesai upacara sih
makanannya bisa dikonsumsi bareng-bareng.
Kemudian ada kegiatan adu
ketangkasan domba yang berlangsung di salah satu area. Rame lho, para peserta
yang mengikuti acara seni ketangkasan adu domba tidak hanya berasal dari Kota
Bandung melainkan juga dari berbagai Kota di Jawa Barat seperti Kuningan,
Majalaya, Garut, Tasik dan daerah-daerah lainnya di Jawa Barat.
Selain menonton
adu ketangkasan, ada pernak pernik yang berkaitan dengan domba dijual
disini, mulai dari gantungan kunci berbentuk kepala domba hingga miniatur dari
domba itu sendiri. Dijamin puas sejak pagi hingga usai acara. Yaiyalah di
tengah kota metropolitan masih ada adu ketangkasan domba ya Cuma ada di Kota
Bandung.
Selain itu
pengunjung bisa juga bersepeda atau berjalan-jalan menembus rimbunnya dedaunan.
Ada banyak buah yang bisa disantap disini. Jika ragu-ragu bisa ditanyakan ke
pemilik SOS sambil sekedar hangout disana karena dengan cerdiknya mereka
menyediakan area untuk melepas lelah sambil menikmati hidangan. Tertarik?
![]() |
upacara keagamaan di Hutan Baksil |
sumber :
BCCF
nisank.wordpress.com
nyeduhteh.blogspot.com
nyeduhteh.blogspot.com
Adu ketangkasan domba ini sampai sekarang masih ada kah mbak?
ReplyDeleteooo Sabuga tuh masuk kawasan ini ya, saya baru tahu. Emang tempatnya di bawah gitu ya, kayak lembah dan banyak pepohonan di sekelilingnya sana. 2008 sih, kalau sekarang nggak tahu lagi gimana kondisi sekitarnya
Saya baru tahu dong Mba, kalau domba bisa di adu beneran, kayak adu domba, hahahaha.
ReplyDeleteHutan kota itu penting banget loh, harus dilindungi.
Terkebig sekarang, banyak investor yang seringnya ga kira-kira menjadikan hutan pohon sebagai hutan gedung :D
Padahal, hutan kota jadi paru-paru kota, dan melindungi masyarakatnya juga :)
Jadi Baksil ini wilayahnya termasuk kebun binatang dan Sabuga juga ya?
ReplyDeleteEmang banyak yg bisa dijadikan icon Bandung kota mah. Secara banyak yg khas dan beda dari yg lain.
Yaaahh, aku lum pernah ke BakSil :(
ReplyDeleteWaktu ke BDG, aku ngelewatin kawasan kayak hutan kota gitu sih. Ga tau ini BakSil apa bukan.
SOale sopirnya sodaraku juga kagak ngeh tempat apaan yg daku maksud :D
Sayang banget pas aku ke bandung 2016 lalu cuma ingin ke transtudio bandung..padahal banyak banget ya mbak tempat wisata di Bandung. Eh iya, pmandiannya kok sayang banget dihancurkan ya mba padahal lumayan banget utk hiburan warga Bandung
ReplyDeleteAduhhh aku asli orang bandung lahir gede dan menua di bandung tapi ga tau baksil dulu punya pemandian segede gaban... 🙈apa-apaan ini malu sekali untung gak dicoret dari disduk jadi warga bandung hahahaha...
ReplyDeleteKalo aku punya kenangan manis sama orang baksil... aghhh manis yg berujung pahit tepatnya... yahhhh😂 emang pait pait pait kalo ma mantan mah.. wkwkwk
Aku dulu bimbel di sumur bandung ngicep ke baksil mah... hehe..
Jadi sekarang Hutan Kota Baksil ini masih ada kan, ambu?
ReplyDeleteSemoga masih ada dan tetap ada selamanya, karena besar manfaatnya bagi suatu kota. Sejatinya setiap kota itu ada paru-parunya, dan itu harus dilindungi, diperjuangkan, dan dijaga.
Hutan kota Baksil yang dimiliki Bandung menjadi salah satu penjaga udara kota Bandung tetap adem sebab masih mempunyai kawasan hijau penghasil oksigen sekaligus penyerap karbon dioksida ya, Ambu. Kerennya, Baksil juga jadi tempat penyelenggaraan budaya, salah satu yg unik tentu saja adu ketangkasan domba.
ReplyDeleteSemoga hutan Baksil terus dilestarikan karena potensinya oke juga nih apalagi ada kegiatan adu ketangkasan domba, bukan mengadu domba ya, heheh
ReplyDeleteTadi sempat nanya ke suami tentang BakSil karena dulu sering lewat kalau mau kuliah. Memang luas banget ya. Burungnya banyak. Kicauannya itu beragam dan selalu terdengar. Wah kebayang menyenangkannya. Masih bisa merasakan hutan di tengah kota. Udarapun pasti sejuk terasa
ReplyDeleteNah tercapai juga cita-citaku, pengen deh di Indonesia ada City Forest yang benar benar dijaga kelestariannya, dijaga kebersihannya. The hidden gem Babakan Siliwangi ini pasti akan menuju ke sana kalau dijaga dan ga sembarangan buang sampah gitu gitu....
ReplyDeleteKayak di KL itu,
KL Forest Eco Park Bukit Nanas atau Taman Eko Rimba Kuala Lumpur. Kita bisa jalan di tengah tengah hutan dengan jembatan gantungnya.
Wah, ternyata Kang emil juga dulu aktifis lingkungan juga ya mbak.
ReplyDeleteGubernur kita ini keren banget.