Angkotna Ditarik, Mangggg ........






Angkotna Ditarik, Mangggg ........

 Yups, angkotlah moda transportasi yang merajai Kota Bandung semenjak tahun 1990-an hingga tahun 2015.  Penyebabnya jalan-jalan  di Bandung umumnya pendek  dan sempit sehingga sulit sekali dilalui bus. 
 
Sekitar tahun 1980, hanya ada satu armada bus yang  melayani rute Bandung Timur (Cicaheum) – ke Bandung Barat ( Cibeureum) . Sekarang sekitar ada 4 rute, berlaku deret tambah, sedangkan untuk angkot berlaku deret kali. 

Demikian pula angkot. Tahun 1980-an sekitar 5 rute angkot, tahun 1990-an duh ada puluhan rute.  Sering bingung membedakannya karena warnanya mirip dan kerap bertemu dilintasan yang sama.
 
Karena itu ngga berlebihan jika seharusnya moda transportasi ini mendapat  perhatian lebih dari pemerintah Kota Bandung, terutama setelah seluruh pelosok Indonesia mendapat gempuran sepeda motor. Kepemilikan roda dua ini semudah membeli pisang goreng.  Asalkan punya uang untuk membayar uang muka, maka siapapun dapat memilikinya.

Saya mempunyai kisah menyedihkan dengan kendaraan roda dua yang bak pembalap Valentino Rossi melalui jalan Surapati dan menabrak saya. Tepatnya sekitar Pusdai Kota Bandung, saat sedang menyeberang jalan. 
 
Lihat arah kanan oh aman, ada angkot dari jarak cukup sehingga ketika saya memberi tanda bahwa akan menyeberang,  pak supirnya paham. Kemudian saya melihat ke kiri, ada angkot juga,  oh oke saya beri tanda karena jaraknya cukup aman. 
 
Nah pas sudah di pertengan jalan rupanya ada si Valentino abal-abal  menyalip angkot  di arah kiri saya yang kebetulan sedang melihat kanan lagi. Maklum serba hati-hati ngga hanya lihat kedepan, tapi lihat kiri kanan bak memiliki spion. 

Sssyyyyytttttt……., braaakkk sayapun terjatuh, di tengah jalan Surapati, si Valentino Rossi nyebelin itu jalan terus ,  ngga mau berhenti,  kabur bersama seorang  pembonceng daaaannnn ……. sebelah high heels saya dibawanya. 
 
Mungkin begitu kerasnya tabrakan sehingga high heels terlempar dan nyangkut di tubuh pembonceng.. Wuaduh kumaha ieu, kain celana panjang di area lutut sobek karena mencium aspal nan keras. Berdarah sudah pasti. Marah juga iya, kesakitan ngga usah ditanya. 
 
Eh tiba-tiba si Valentino Rossi  abal-abal balik lagi, kirain  mau minta maaf kek, apa kek. Ngga taunya hanya ngembaliin  high heels  saya dan ngacir kabur lagi. Sungguh tak termaafkan  !!! 😠😠😠

Sedih?  Iyalah, karena itu ingatan tentang tabrakan tersebut menancap erat enggan pergi. 😢😢😢

Sekelumit  Kisah Angkot Day

Sekarang kita kembali ke ……. angkot. Saya ingat di jaman kejayaannya,  angkot bisa berisi 14 penumpang , sesuai ‘maunya’  supir angkot yaitu 2 didepan, kanan 7 , kiri 5. Untuk itu kursi sebelah kiri  dimodifikasi tempat duduknya  dengan cara diberi sambungan yang bisa dilipat.  Eniwei baswei sungguh kreatif  para supir angkot ini.😊😊😊

Sayang kreativitas itu tidak berguna dengan semakin sepinya penumpang. Boro-boro 14 penumpang, ada 3 – 5 penumpangpun pak sopir angkot udah girang bukan kepalang, karena biasanya hanya 1 atau dua bahkan sering kosong. Bener-bener turut menangis sedih.😢😢
 
Sebetulnya ada gerakan kembali ke angkot yang dirancang komunitas  Riset  Indie yaitu Angkot Day. Tujuannnya bukan sekedar untuk mengurangi crowded jalanan tapi juga untuk mengurangi emisi Kota Bandung. 
 
Kota Bandung kan terletak di cekungan, jadi kebayang kan polutan dari asap kendaraan ngulibek di dalam cekungan  ngga tau harus keluar lewat mana. 
Sekitar tahun 2013, awal pak Ridwan kamil menjabat walikota Bandung, pastinya rekan-rekan akrab dengan foto ini:
 


Ya, foto nan keren ini dijepret pada acara Angkot Day tersebut. Warga Bandung diimbau untuk kembali naik angkot selama seminggu.Sayang seperti kebiasaan keramaian insidental, Angkot Day ya hanya rame waktu itu, sesudahnya senyap. Bahkan tahun-tahun berikutnya. 

Angkot dan Regulasi Tempat Sampah

 Sempat saya melihat angkot dengan cat warna-warni pada waktu peresmian Taman Kandaga Puspa tahun 2014.  Waktu itu saya bertanya ke para supir angkot, rencana ke depan angkot-angkot nan cantik tersebut. Para supir angkot geleng kepala, “Mungkin untuk  yang mau wisata angkot, neng”. Lha baru mungkin, dan bener aja, tahun-tahun berlalu tak nampak kegiatan apapun bersama angkot.
 
 Hinggaaaaa,………. Suatu kali masuk pesan pribadi di akun facebook, begini isinya:

Assalamu'alaikum.. Ibu sy mau tanya apakah ibu pernah posting peraturan walikota Bandung (Bpk.Ridwan Kamil) utk memiliki tempat sampah di mobil ? Hr ini sy di razia di halaman balaikota Bandung, pilihannya bayar di tempat 250 rb ato ikut sidang di pengadilan negeri Bandung. Katanya peraturan sdh di sosialisasikan sejak lama utk hal ini namun sy agak kesulitan menerima informasi tsb, pertama krn sy tdk menggunakan medsos twitter(sy gaptek) . Di tv barangkali ada iklan layanan masyarakat terkait hal ini, barangkali ibu bisa membantu sya? Secara ibu aktif mengamati perkembangan kota Bandung. Perlu ibu ketahui setiap hari utk keperluan pribadi sy mengunjungi balaikota bandung dan parkir di halaman yg masuk dr jl. ACEH. sy tdk melihat spanduk ato edaran yg terkait hal ini. Jadi secara sekonyong konyong sy di razia dan kena pilihan denda ato sidang ttg hal ini sungguh membuat sy bingung dan kecewa.. Terima kasih Bu Atas bantuannya. Wassalam..

Lha , bingung pan saya?  Seingat saya hanya  rumah tangga yang wajib menyediakan tempat sampah di halamannya, kendaraan roda 4 mah ngga. Sehingga saya membela dengan menyarankan mengikuti persidangan. Ternyata apes,  sang teman tetap harus membayar Rp 250.000 sesuai Perda K3 (Kebersihan, Keamanan, Keindahan). 
 
Penasaran kan isi perda K3? Ini dia, tidak hanya berlaku untuk kendaraan pribadi tapi juga angkot.  Terlebih sopir angkot dan penumpangnya didakwa sering buang sampah sembarangan  ke jalan raya jadi wajib menyediakan tempat sampah. 
 

Hebatnya para sopir angkot ini menurut lho. Awalnya mungkin disebabkan malas jika harus membayar sanksi,  ngga sebandinglah  dengan harga keranjang sampah. Tapi kemudian pengadaan keranjang sampah ini disiapkan oleh organisasi mereka.
 
Sip deh, bahkan sesudah tilang menilang keranjang sampah sepi kembali, para sopir angkot tetap membawa keranjang sampah, bahkan ada yang membawa keranjang pakaian kotor sebagai kotak sampah yang sering hilang ketika mencuci angkot.

Ridwan Kamil razia kotak sampah di angkot


Keren ya? Sopir angkot mah gitu orangnya, penumpang sepi tetap narik. Ga ada razia,  tetap bawa keranjang sampah.  Semoga pak Ridwan Kamil mau memperhatikan mereka, dengan kebijakan baru dalam hal transportasi masal. 
 
Karena sesuai pernyataan pak Mubyar Purwasasmita , Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda ( DPKLTS),  bahwa pada tahun 2010 penduduk Kota Bandung hanya menikmati udara bersih selama 55 hari aja dalam setahun (365 hari) , maka kini  berkurang menjadi hanya 32 hari pertahun.  
 
Sedih pisan ya? Duh deudeuh  teuing Kota Bandung. 
 
Pekerjaan rumah besar nan berat untuk pak Ridwan Kamil dan SKPDnya tentu.
-------
 
Update 10 Maret 2021
Walau layanan transportasi online semudah menyentuh jari ke smartphone, saya tetap lebih suka menggunakan jasa angkot, karena terlindungi dari hujan dan terik matahari. 

Juga memenuhi syarat 3 M selama pandemi Covid 19 😊😊😊

Sumber:
Gambar
- Angkot Bandung
- Ridwan Kamil  

7 comments

  1. Alhamdulillah pernah merasakan naik anhkot di Kota Bandung, turun STKS dago depan. Bersih di dalam angkot.

    ReplyDelete
  2. Aku dulu angkoters dengan segala suka dukanya, Ambu. Tapi makin ke sini, jujur aja aku makin ngeri. Pengamen yang seperti rampok, sopir angkot ugal-ugalan, asap rokok, penumpang angkot yg egois, dsb. Bener-bener PR besar supaya naik angkot kembali aman dan nyaman.

    ReplyDelete
  3. Ya ampun ambu pernah ditabrak valentino rosi abal-abal rupanya, perih banget itu pasti, hati dan badan, semuanya. Wajar lama susah hilang dari ingatan.
    Jadi ingat dulu tahun 90an di Jakarta saya masih ngerasain naik angkot, bahkan metromini, supirnya begajulan, salip sana sini, belum turun angkot udah digass aja, hadeuh. Tapi memang ada banyak yang tertib dan mau nurut peraturan, kita pun jadi senang naik angkot. Kalau sekarang udah sepi beneran ya, sejak ada ojek dan taksi online, karena bisa jemput dan antar sampai depan pagar. Kalau naik angkot seringnya mesti jalan dulu beberapa ratus meter atau lebih, sampai ketemu rute yang mereka lalui. Moga aja keberadaan angkot bisa lestari, tapi dengan maksimal fungsi dan layanan.

    ReplyDelete
  4. Saya dulu seringnya naik yang ijo aja, cicaheum-ledeng.Paling sebel kalau pakai acara ngetem. Kalau sekarang angkot ngetem, bisa di sambi mainan smartphone. Dulu hp nya cuma bisa buat telpon sama sms aja.

    Wah di bandung ada perda wajib ada tempet sampah di kendaraan roda 4, termasuk angkot. Bagus juga peraturannya ini, "memaksa" untuk tak membuang sampah sembarangan

    ReplyDelete
  5. Ya Allah mbak, jadi ingat saya terakhir pakai angkot tahun 2016 kali ya. Saat itu ojek online mulai marak dan rasanya lebih cepet sampai kantor. Suka kasihan sama sopir angkot karena pendapatannya menurun

    ReplyDelete
  6. saya sejak smp sampai kuliah emang kemana mana naik angkot mbak
    pas kerja di jakarta juga naiknya angkot dan metromini
    tapi pas pulang ke sby dan menikah, tinggal di perumahan daerah pinggir kota, g ada akses angkot
    sedih
    cuma bisa pakai ojol dan kendaraan pribadi saja
    tapi angkot disini blm ada tempat sampahnya, dan jumlahnya terus berkurang karena banyak yg milih pakai motor

    ReplyDelete
  7. Mbaak.. seriusan.. aku kok malah ngakak pas di bagian high heels. Ya ampun ini sebenarnya menyedihkan.. tapi kok aku malah ketawa 😀😀

    ReplyDelete